Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bye, World
MENU
About Us  

30 November 2346
Pulau Sebesi, Selat Sunda.

Maxime berteriak, berharap mendapat jawaban dari enam orang di depannya yang tertunduk lesu dengan borgol yang setia mengikat tangan mereka di belakang tubuh masing-masing di ruang pertama kali mereka datang itu, "Sekali lagi kutanya, di mana Neo?! Apa dia kabur? Jawab aku!"

Gurat kemarahan terukir jelas di wajah Maxime, dia berbalik dengan cepat, menuju ruangannya yang tidak jauh dari sana. Tidak lama, dia kembali dengan sebuah cambuk yang siap dilayangkan apabila enam remaja di depannya itu masih tidak membuka mulut, "Cepat katakan! Ini rencana kalian, bukan? Dia akan kabur duluan dengan kemampuannya mengalirkan listrik itu?! Jawab aku! Jangan diam saja! Dasar! Seharusnya, aku tidak menyetujui usul Luz menaruh banyak bahan konduktor di ruangan Neo. Sekarang, dia kabur! Ah, memang aku harus sepenuhnya mempercayai dokumen itu."

"A-apa? Sir Luz yang meminta bahan konduktor itu diletakkan di ruangan Neo?" Ver bersuara pelan, membuat Maxime menjawab dengan ketus, "Ya! Memang Luz, dia bilang tidak akan ada apa-apa yang terjadi! Aku tidak tahu mengapa bisa menurutinya saat itu. Lihatlah sekarang, semua bahan konduktor itu hilang, Neo benar-benar kabur dengan memanfaatkan itu, bukan?! Jawab aku!"

"Ti-tidak. Itu artinya ... Sir Luz." Geram Ver setelahnya, membuat yang lainnya menoleh ke arahnya, termasuk Maxime yang langsung menimpali perkataan Ver, "Apa? Apa-apaan geramanmu itu?"

Namun, mulut Ver terkunci rapat setelahnya, membuat Maxime tidak segan-segan melayangkan cambukan pertamanya kepada lelaki berambut pirang itu, membuatnya berteriak keras karena lecut cambuk Maxime yang begitu menyakitkan, sehingga Ver menyerah untuk tetap diam setelah cambukan ke-lima mengenai tubuhnya, "Neo tidak kabur. Neo ... dibawa oleh Sir Luz."

Sesaat, tubuh Maxime menegang, tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tetapi itu tidak bertahan lama, pada detik selanjutnya, dia malah kembali mencambuk Ver tanpa ampun. Membuat lelaki berambut pirang itu tidak berdaya.

***

"Kau tidak apa, Ver? Butuh obat? Banyak obat di ruanganku, mereka tahu jika itu adalah racun bagiku." Mel berkata sesaat setelah naik ke ruangan Ver dari lantai bawah, mengejutkan lelaki yang meringkuk tidak berdaya di atas kasur itu, yang sekarang terpatah-patah menjawab pertanyaan dari Mel, "Bo-leh-kah? Ini sa-kit."

"Tentu saja boleh, sebentar, aku akan kembali lagi. Aku akan mengambilnya dulu."  Setelahnya, gadis berambut hitam sebahu itu pergi, kembali menuju ruangannya, tetapi tidak lama dia kembali dengan banyak obat di tangannya. Dia langsung mengambil posisi di dekat Ver, dan mulai membuka satu persatu obat yang dikiranya berguna sambil berdecak, "Ya ampun, cambukan Sir Maxime sangat banyak bekasnya. Kenapa kau tidak mengeluh sedari tadi? Ruangan kita kan sebelahan, aku bisa membantumu kapan pun."

"Ma-af. Aku ti-dak ing-in me-re-pot-kan ka-lian." Ver terbata, sambil berusaha tersenyum kepada Mel yang sedang mengobatinya perlahan dengan sarung tangan yang entah dia dapat dari mana karena banyaknya luka yang ia dapat dari Maxime. "Mel, bi-sa-kah kau men-des-krip-si-kan lu-ka ya-ng ku-da-pat? Ke-na-pa ra-sa-nya sa-kit se-kali?"

"Maaf, Ver. Aku tidak bisa. Lukamu terlalu banyak, aku tidak tahu harus bagaimana mendeskripsikannya." Mel berkata dengan sedih, sesungguhnya, bukan itu alasannya, luka yang diterima Ver sangat banyak dan berdarah, membuat kaus yang dipakai lelaki itu memiliki bercak darahnya sendiri. "Ya. Ti-dak a-pa, Mel. Te-ri-ma ka-sih."

"Sama-sama. Namun, bisakah kau berhenti berbicara dulu? Jangan membebani dirimu lebih dari ini lagi, Ver. Kau tahu lukamu sangat sakit, tetapi kau tidak memberitahuku, kau juga berusaha agar tidak terlihat lemah di depanku sekarang, bukan? Ayolah, Ver. Kita sudah lama bersama, runtuhkan egomu. Kau tidak sekuat itu, Ver." Mel berkata pelan, hampir menangis, masih sambil mengobati luka Ver yang terbilang menyeramkan. "Ma-af."

"Ada yang datang!" Teriakan Vil membuat Mel dengan cepat membereskan obat-obatan di ruangan Ver dan pergi, kembali ke ruangannya. Tidak lama setelah itu, Foss dan juga Xi segera terlalap emosi, mereka tanpa ampun menghancurkan salah satu sisi kaca ruangan mereka, walaupun ada bagian tubuh mereka yang berdarah, membuat lelaki yang baru saja datang itu mengukir senyum mengerikan di wajahnya, "Wah, rupanya kalian masih bisa memecahkan kacanya, padahal itu kaca yang terkuat, lho. Ah, dan juga sebenarnya aku ingin memberi kalian pertunjukan yang indah, dengan kalian yang terkunci di dalam ruangan masing-masing."

"Sir, kata-kan, di ma-na Neo?" Ver mendadak telah berada di luar, dengan sekuat tenaganya dia berjalan menuju ruangan Xi yang berada di sebelahnya dan langsung keluar dari lubang yang dibuat oleh perempuan berambut jingga muda itu, tetapi pertanyaan tidak dijawab, malahan lelaki itu balik bertanya, "Wah, lukamu banyak sekali, Ver. Luka dari cambukan Maxime? Ah, cambukkannya memang yang paling menyakitkan."

"Ver! Hei, bukankah, sudah kubilang, jangan berusaha terlihat kuat! Pergi, kembali ke ruanganmu!" Mel berteriak marah pada Ver, membuat lelaki setengah bule itu hanya menyengir, lalu menjawab lelaki di depannya, "Sir Luz, ja-ngan me-nga-lih-kan pem-bi-ca-raan."

"Ah, baiklah, kalian ingin tahu di mana Neo, bukan? Maka, lihat lah ini." Luz berkata sambil mengangkat pusilli yang menampilkan sebuah video, video di ruangan gelap, tetapi masih dapat terlihat apa yang berada di dalamnya. Seorang perempuan dengan keadaan tidak berdaya, jauh lebih parah dari Ver dengan semua cambukan yang ia dapat.

Perempuan itu penuh dengan luka yang menganga, terjahit amburadul, kepala yang menunduk dan ke-dua tangan yang diikat ke atas oleh tali yang berasal dari atap ruangan, serta ke-dua kaki yang diikat menjadi satu dengan kuat, terlihat dari kerapatan talinya. Ya, perempuan itu Neo, terbukti dari rambut merah muda dengan beberapa helai pirang perempuan itu yang acak-acakan.

"A-apa yang kau lakukan terhadap Neo, Sir?" Foss bertanya dengan marah, yang dijawab Luz dengan santai, membuat Zo'r lain menegang, "Hanya bermain pisau-pisauan dan jahit-jahitan."

 

[Cerita ini juga tersedia di Wattpad @FelitaS3]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • felitas3

    @aisalsa09 yes, reinkarnasi. Btw makasii

    Comment on chapter 00| Epilog
  • aisalsa09

    Ini mereka di kmpus reinkarnasi gitu?
    Wkwk, fantasinya matapp uiii

    Comment on chapter 00| Epilog
Similar Tags
Forlorn
836      510     3     
Short Story
Ever wonder how life would be for the only living man on Earth?
FIGURE 09
1697      668     3     
Fantasy
FIGURE.. sebuah organisasi yang memberikan jasa agen mata-mata atau pembersihan dunia daripara sampah yang terus memakan uang rakyat. bahkan beberapa raja dan presiden tersohor memiliki nomor bisnis mereka. seseorang yang sudah menjadi incaran para agen Figure, pasti akan berakhir pada kematian atau penjara seumur hidup, itu pun masih ringan karena biasanya sang pemakai jasa menginginkan mereka h...
Pertualangan Titin dan Opa
3498      1339     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Shinta
6519      1873     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
My Soul
170      131     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
BlueBerry Froze
3436      1071     1     
Romance
Hari-hari kulalui hanya dengan menemaninya agar ia bisa bersatu dengan cintanya. Satu-satunya manusia yang paling baik dan peka, dan paling senang membolak-balikkan hatiku. Tapi merupakan manusia paling bodoh karena dia gatau siapa kecengan aku? Aku harus apa? . . . . Tapi semua berubah seketika, saat Madam Eleval memberiku sebotol minuman.
Ballistical World
9941      1949     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Nyanyian Laut Biru
2228      821     9     
Fantasy
Sulit dipercaya, dongeng masa kecil dan mitos dimasyarakat semua menjadi kenyataan dihadapannya. Lonato ingin mengingkarinya tapi ia jelas melihatnya. Ya… mahluk itu, mahluk laut yang terlihat berbeda wujudnya, tidak sama dengan yang ia dengar selama ini. Mahluk yang hampir membunuh harapannya untuk hidup namun hanya ia satu-satunya yang bisa menyelamatkan mahluk penghuni laut. Pertentangan ...
Mana of love
234      166     1     
Fantasy
Sinopsis Didalam sebuah dimensi ilusi yang tersembunyi dan tidak diketahui, seorang gadis tanpa sengaja terjebak didalam sebuah permainan yang sudah diatur sejak lama. Dia harus menggantikan peran seorang anak bangsawan muda yang dikenal bodoh yang tidak bisa menguasai teknik adu pedang yang dianggap bidang unggul oleh keluarganya. Namun, alur hidup ternyata jauh lebih kompleks dari ya...
The Maiden from Doomsday
10679      2385     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...