Read More >>"> NIKAH MUDA (CHAPTER 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - NIKAH MUDA
MENU
About Us  

Akupun yang sudah siap langsung turun menuju ke koko yang sudah di garasi sedang mengeluarkan motor sport hitamnya itu lagi. 

"udah siap? "

"udah ko, ayo berangkat sekarang" koko tidak menjawab tapi langsung naik ke motor sportnya itu dan akupun menyusul untuk naik ke motornya. 

"emang kita mau cari makan dimana ko? "

"gue juga belum kepikiran mau makan dimana, jadi kita jalan-jalan aja dulu"

"tapi jangan ngebut-ngebut ya ko, udah malem dingin lagi"

"iyh, tenang aja"

Sudah hampir satu jam kita keliling-keliling tapi belum juga ketemu ada tenda makan, 

"gimana nih ko, kita udah hampir satu jam-an kita cuma keliling-keliling aja gak nemu-nemu"

"yaudah, kita mampir minimarket aja, nanti lo yang masakin ya"

"iya, yaudah kita mampir aja beli mie instan sama sayur, telor dan nugget nanti gurme yang masakin deh"

"ok klo apa yang mau dibeli itu terserah lo aja gimana ngaturnya, kita cari disini aja ya" aku hanya mengangguk saja untuk menjawab koko.

Setelah memarkirkan motornya kami masuk ke minimarket itu dan langsung mengambil keranjang belanjaan dan langsung menuju rak-rak belanjaan dan langsung mengambil sayuran segar, mie instan, telor, dan nugget beku, selesai berbelanja kami langsung menuju ke kasir untuk membayar belanjaan kami. 

"sudah mbak, mas ini saja" kata kasir laki-laki itu yang melihat belanjaan kami yang tak terlalu banyak, hanya 3 ikat sawi hijau, 5 mie instan, ½ kg telor, dan 1 bungkus nugget beku. 

"iya, cepetan ya mas"

"oh iya mbak, sudah malam kok masih belanja aja"

"ya, bahan makanan dirumah abis, cepetan deh mas" kata koko dengan nada dingin dan juteknya itu karna geram atas kelakuan kasir itu yang terus memandang tubuhku daritadi. 

"totalnya Rp 87.000 mas"

"ini cepat ambil" kata koko sambil memberikan satu lembar uang seratus ribuan.

"kembaliannya Rp 13.000 mas"

"udah gak usah buat lo aja"

"terima kasih sudah berkunjung" ucap kasir itu yang hanya dijawab deheman saja oleh koko. 

Sesampainya diparkiran

"idih jijik banget gue liat muka tuh kasir, genit bener gak bisa liat ada yang bening sedikit udah langsung di godain" kata koko sambik menaiki motornya dan disusul oleh aku yang juga menaiki motor. 

"iya juga ya ko, sebenarnya sih aku juga jijik tapi kita kan gak boleh kayak koko tadi, gak sopan"

"yaudah sih, emang orang kyak gitu pantes buat digituin tah"

"iya deh ko, makasih ya karna udah lindungin aku dari orang-orang kayak gitu"

"pasti dek, gue bakal terus lindungin lo kok karna itu udah tugas gue sebagai koko lo" perbincangan kami pun selesai. 

Sekitar setengah jam-an kami sudah sampai di depan rumah kami, aku langsung turun dari motor dan membuka pintu rumah ku, sedangkan kokoku pergi ke garasi untuk menaruh motornya. Setelah masuk, aku langsung membawa belanjaan tadi ke dapur dan langsung mengolahnya menjadi makanan, saat di dapur aku tak sengaja melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 02 : 52 dini hari. Koko yang sudah masuk ke dapur untuk menyusulpun kaget setelah melihat jam dinding itu. 

"wah, ko ternyata udah mau jam 3 pagi"

"iya gak terasa banget, kita begadang dong ini"

"yaudahlah ko, santai aja besok masih minggu"

"bukan besok, tapi sekarang udah minggu"

"hehehe, iya juga ya" kataku sambil menggaruk leherku yang tak gatal sembari memotong sawi.

"yaudah cepet masaknya gue udah laper nih"

"iya iya sabar dong bos", "ko, bisa tolongin buat goreng nuggetnya gak?"

"bisa kok, mana sini gue gorengin nuggetnya" aku tak menjawab tapi langsung menunjuk kantong kresek belanjaan tadi. 

"oh iya ko, "

"APA?? "

"belum juga selesai gue klo ngomong udah dijawab aja, lo mau berapa bungkus mie instan sama telornya"

"mie nya 2, telornya 2 juga sama sayurnya banyakin dan jangan lupa pedesin"

"siap deh", aku langsung mengambil 2 bungkus mie instan dan 2 telor ayam, dan langsung memasukkannya ke dalam panci masak, menuang bumbu ke mangkok dan menambahkan 1½ sendok cabe giling yang udah siap pake di kulkas, setelah mie hampir setengah matang aku menambahkan banyak sayuran kedalam panci dan tinggal menunggunya untuk matang. Setelah punya koko jadi baru aku masak punya aku, ya hampir sama kayak koko gitu cuma cabenya aja yang sedikit, karna aku gak begitu suka pedes, klo gak lagi pingin sih aku makannya sedikit aja takut mules. Nah hidangannya semua udah mateng ada mie instan spesial karya aku dan satu mangkok penuh nugget ayam yang digoreng koko tadi, sebelum makan aku ambil jus jeruk dikulkas dan juga susu dan ambil 2 gelas kosong. Setelah semua siap aku langsung membawanya ke ruang keluarga karna setelah tadi koko selesai goreng nugget dia lebih milih buat nonton TV dulu sambil nunggu gue selesai. 

"hmm, baunya enak banget"

"iyalah, gue gitu loh" kataku menyombongkan diri.

"dih pede bener lo, inikan cuma mie instan jadi walaupun lo gak jago masak juga ini bakal tetep enak"

"yaudah sih ko, ayo makan aja"

Sebelum aku sempat menyendokkan mie ku ke mulut ada yang memencet bel rumah terlebih dulu. 

"siapa ko, malem-malem kok bertamu ke rumah bahkan ini udah dini hari"

"udah lo disini aja, biar gue yang bukain pintu, tolong lo ambilin tongkat baseball besi gue"

"iya ko, tunggu aku ambilin dulu" , "ini ko" kataku sambil memberikan tongkat baseball besi ke tangan koko. Dan kokopun langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu sambil berjaga-jaga. 

Kokopun bersiap untuk membuka pintu sambil mengayunkan tongkat baseballnya itu, dan ternyata siapa yang datang? Dia adalah sahabat koko, kak Aufar Rizky Ramadhan. Mereka sudah bersahabat sejak kuliah kak aufar juga sering main ke rumah, ya sekedar tiduran, main game bareng atau makan bareng sama keluarga aku. 

"lo far, ngagetin aja lo, jam berapa ini, bukan waktu yang tepat buat bertamu tau"

"hehehe, sorry gue gangguin malem lo, tapi gue takut sendirian dirumah, makanya gue kesini aja" katanya sambil nyengir-nyengir gak jelas banget. 

"ya ampun kak aufar, bikin kaget aja, jam segini bertamu" kataku mulai kelyar dari balik meja dapur. 

"eh sorry ya ra, soalnya gue takut banget dirumah sendiri gabut pula gak ada temen", "lo mah enak bro punya adek cantik macam dara gini"

"yee, suruh siapa jadi anak tunggal"

"ya gak tau, eh ini lo gak ada niat buat tawarin masuk apa"

"eh iya nih koko, kak aufar silahkan masuk"

"makasih ya cantik"

"dih modus bener idup lo far"

" biarin lah, kira-kira aja bisa dapetin adek lu"

"mimpi aja lo" kata koko sambil menjitak kepala kak aufar

"wah ada yang lagi makan-makan nih, bagi dong gue juga laper nih"

"yaudah nih kak aufar makan aja punya aku, biar aku buat lagi aja" 

"eh jangan-jangan dek, biar si aufar makan ama gue aja, tunggu gue ambilin nasi dulu biar kita kenyang ya far"

"iya, gih sana berangkat ambil nasinya"

"dih nyuruh lo, gue usir juga lo"

"udah deh ko, biar aku yang ambilin nasi sama gelas kosong buat kak aufar jadi kalian disini aja"

Kitapun makan bersama, sampai aku sangat kekenyangan, setelah selesai makan aku langsung membawa nampan dan alat bekas makan kita barusan, tapi tanganku langsung dicekal sama koko. 

"udah, lo tadikan udah masakin kita buat cuci piring biar gue sama aufar aja"

"eh gausah ko"

"gue tau lo itu capek jadi sebaiknya lo ganti baju lo dan pakai piyama lo dan turun lagi kita begadang marathon liat film ok", "ayo far bantuin gue cuci piring dulu sebentar"

"iya mana sini gue bantuin" kata kak aufar sambil beranhak dari sofa ruang keluarga. 

"yaudah aku tinggal dulu ya, aku ganti baju dulu dan nanti aku juga bakal siapin piyama buat kalian berdua juga"

"OK" jawab mereka berdua. 

Akupun naik ke kamarku untuk mengganti bajuku dengan piyama tidur berlengan pendek dan bercelana panjang dengan motif kotak-kotak hitam putih. 
Setelah selesai aku langsung masuk ke kamar koko yang ada di samping kamarku dan mengambilkan 2 piyama tidur, satu buat koko yang berwarna maroon dan satu berwarna biru dongker buat kak aufar. Saat aku turun mereka sudah selesai mencuci piring dan sedang ngemilin nugget goreng sambil menonoton TV bersama. 

"hai, ini piyama satu buat koko yang warna maroon dan satu buat kak aufar tmyang warna biru dongker, sekarang kalian ganti baju sana, oh iyh baju kotornya ditaruh di laundry basket ya"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • rara_el_hasan

    Asyik ceritanya.. cuma tanda bacanya ya sayong diperhatikan. biar mkin asyik lagi nanti bacanya

    Comment on chapter CHAPTER 1
Similar Tags
My Silence
646      435     2     
Inspirational
Seseorang pergi bukan hanya karena kalah ataupun bersalah, tapi karena dia tahu bahwa sudah tidak ada hal berharga yang harus dipertahankan disana.”
Behind The Scene
1116      450     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
Pahitnya Beda Faith
412      289     1     
Short Story
Aku belum pernah jatuh cinta. Lalu, aku berdo\'a. Kemudian do\'aku dijawab. Namun, kami beda keyakinan. Apa yang harus aku lakukan?
Hear Me
460      328     0     
Short Story
Kata orang, menjadi anak tunggal dan hidup berkecukupan itu membahagiakan. Terlebih kedua orangtua sangat perhatian, kebahagiaan itu pasti akan terasa berkali lipat. Dan aku yang hidup dengan latar belakang seperti itu seharusnya merasa bahagia bukan?
Gagal Menikah
4013      1323     4     
Fan Fiction
Cerita ini hanya fiktif dan karanganku semata. Apabila terdapat kesamaan nama, karakter dan kejadian, semua itu hanya kebetulan belaka. Gagal Menikah. Dari judulnya udah ketahuan kan ya?! Hehehe, cerita ini mengkisahkan tentang seorang gadis yang selalu gagal menikah. Tentang seorang gadis yang telah mencoba beberapa kali, namun masih tetap gagal. Sudut pandang yang aku pakai dalam cerita ini ...
Thantophobia
1104      632     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
Baniis
598      361     1     
Short Story
Baniis memiliki misi sebelum kepergian nya... salah satunya yaitu menggangu ayah nya yang sudah 8 meninggalkan nya di rumah nenek nya. (Maaf jika ada kesamaan nama atau pun tempat)
Detik Kesunyian
371      271     3     
Short Story
Tuhan memiliki beribu cara untuk menyadarkan kita. Entah itu dengan cara halus, kasar, bahkan menampar. Tapi peringatan itu yang terbaik, daripada Tuhan mengingatkanmu dengan cara penyesalan.
DUA PULUH MENIT TERAKHIR
363      258     0     
Short Story
Setiap waktu sangat berarti. Selagi ada, jangan terlambat untuk mengatakan yang sesungguhnya. Karena kita tak tahu kapan waktu akan merenggutnya.
NADA DAN NYAWA
12361      2444     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...