MASA MASA SULITKU
Kalau takdir berkehendak lain,apa yang bisa kita rasakan selain hati kita terpukul dan pikiran kita terbebani.Itulah satu hal yang membuat kita tak mampu melakukan apapun,tak tahu apa yang akan diungkapkan dan hal ini bisa menjadi suatu alasan untuk membuat suatu keputusan yang berdampak negatif,sama seperti yang aku alami di Nahanson ketika baru-baru masuk,
Sebelum aku ada di sekolah ini,aku hanya berharap untuk tetap bahagia seperti di masa SMPku dulu,menjadi orang yang cerdas dan ceria.Cukup itu saja.Namun jauh dari impian,yang ada hanyalah rintangan yang tidak bisa diabaikan tapi harus dijalani.
WAJAH KAMPUNGAN
Di kelasku,ada seorang cowok yang berbadan besar dan gendut.Dia selalu saja mengusiliku,namanya adalah Poly.Dia memiliki perangai yang kasar dan tak sopan,kadang dia memaki orang tak tak bersalah dan sering juga ia membully teman sekelasnya.Hal itulah yang membuatku muak untuk bicara dengannya.Setiap hari dia selalu bilang kalau wajahku,wajah kampungan.
“Woi..wajah kampung..”,teriaknya di belakangku.Dalam beberapa hari,aku masih sanggup untuk mengendalikan emosiku tapi karena dia selalu memanggilku dengan sebutan itu,aku tak sanggup lagi menahan emosiku yang sedang berapi-api.Aku langsung berteriak di belakangnya dia
“Hei..br*ngsek,gak bisa ya mulut kau itu diam..?.dasar gendut…”,kataku dengan amarahku yang masih membara.Namun,Poly bukannya mengerti dia malah tertawa melihatku.Dia bilang ama aku dengan sikap sombongnya ”Ternyata kau bisa juga marah….”.Hingga akhirnya,aku tak ingin bicara apapun dengan dia tapi tetap saja di ngomong amaku,entah itu nanya lauk,nanya PR.Mungkin saja dia tak sadar dengan mendengar kata-katanya orang lain akan merasa tersakiti.
TUGAS AGAMA DARI MAM YS I
Pada hari kamis,tepatnya jam Mam YS,yaitu pelajaran agama.
“Dengar…di buku ini sudah ada soal yang mam tandai.Saya berharap tugas ini akan selesai minggu depan.Kupercayakan buku ini dipegang ama Mayolanda.”,kata Mam YS sambil meletakkan buku itu di atas mejaku.
“Minggu depan…,semua harus siap tanpa kecuali,aku tak mau tahu bagaimana cara kalian untuk mengerjakannya,entah pas istirahat kalian catat terserah…mengerti?”,Mam YS menambahkan kata-katanya.
“Ya mam”,jawab kami serempak.Sebenarnya,aku ingin mencatat soal itu di papan tulis ketika jam istirahat tapi apa boleh buat,anak laki-laki di kelasku,semuanya pada nakal.Mereka berhamburan entah kemana.Tak ada satupu yang tersisa di kelasku.
Keesokan harinya,Mam YS memanggilku ke kelas X TKJ II dimana waktu ia mengajar hari itu.
“Ada apa ya mam”,Aku bertanya
“Mana buku agamanya mam?”
“Ehh..tiggal mam”,kataku menjawab Mam YS sambil mengerutkan keningku di depan ank-anak X TKJ II.
“Tinggal di mana?”
“Di rumah…”
“Jemput sekarang..cepat”,kata Mam YS sedikit memaksaku.
“Mam..”,aku sedikit merengek
“Emangnya siapa nyuruh untuk kamu tinggalin di rumah”.
Setelah sekian lama,aku pun meminta Friska untuk menemaniku menjemput buku Mam YS itu.Di rumah,aku mengambil hanphone dan segera mengambil gambar dari soal tersebut karena belum ada yang kukerjai sedikitpun.Setelah itu,aku dan Friska balik lagi ke sekolah dan mengikuti pelajaran seperti biasanya.Malam hari,aku segera mencatat soal-soal itu di buku catatanku.
Di hari kedua setelah Mam YS kasih soal,Renta (teman se mejaku) bertanya padaku untuk meminta soal yang Mam YS kasih.
“Mayolanda..dah kau tulis soal dari Mam YS?”
“Udah…”,kataku sambil menuli-nulis.
“Kapan…”
“Semalam...”
“Pinjamlah bukumu…biar kucatat nanti di asrama”
“Nah..sekalian ya..kamu kasih ama anak asrama semua”.Aku mengulurkan buku ku di atas mejanya.
“Ya”.
Hampir satu minggu,tak ada yang bertanya tentang soal itu selain Shella dan Renta.Teman yang lain? pada lupa dan berpura-pura tak ingin.Aku pernah bertanya ama mereka”Bagaimana soal ini?” tapi tak ada yang peduli,yah..aku lebih baik diamin saja…orang aku dijadikan kek radio yang rusak-rusak…
Pada hari H,seminggu setelah soal diberi,tepatnya pelajaran agama.Pagi itu,teman-teman dalam kelas itu seluruhnya menggertakku kecuali Renta dan beberapa anak lainnya.
“Mayolanda..”kata Elsardo,si laki-laki onar
“Ya”,kataku menjawab dia dengan pulpen yang masih menari di atas bukuku.
“Kalau Mam YS nanti bertanya mengapa kalian tak siap PR,kau harus bertanggung jawab”
“Kenapa aku harus bertangung jawab?”
“Kau kan tak kasih soal itu ama kami”,kata Julham memotong pembicaraanku dengan Elsardo.
“Iya...Mayolanda harus maulah bertanggung jawab..”,kata cewek lainnya
“Ya..ya..aku mau”,kataku menjawab mereka dengan nada kesal.”Tunggu aja nanti siapa yang akan Mam YS marahi,aku atau kalian” pikirku dalam hati.
Tit..tit..suara detik terakhir,Mam YS masuk ke kelasku.Semua siswa di kelasku gemetaran.
“Buku kebaktian dan buku renungan malam dikumpul kedepan…!”,kata Mam YS.Kami pun mengumpulkan apa yang dia perintahkan.
“Yang tidak ada maju”,kata Mam YS menambahkan.Mereka yang tidak membawa atau tidak mengerjai buku kebaktian sama buku renungan malam dihukum.Mereka dicubit dan diomeli.
Ini saatnya untuk memulai pembelajaran.Mam YS pun menanyakan soal yang ia kasih minggu lalu.
“Minggu lalu..,ada mam kasih soal untuk dikerjai.Benarkan?”
“Ya mam”,jawab kami serempak dengan nada agak kecil
“Siapa yang belum siap?”,kata Mam YS.Hampir seluruh siswa di kelasku yang angkat tangan.Mam YS mulai kesal.Ini artinya pertarungan akan dimulai.
“Turunkan tangannya,kenapa sebagian tak siap? yang lain bisa kog siap…”
“Gak ada dikasih ama Mayolanda mam..”,kata Shella
“Hah”,pikirku dalam hati.
“Yang lain,apa alasannya..?”,tanya Mam YS
“Sama mam..gak ada dicatat ama Yolanda”,kata Pentakosta,si ketua kelas
“Ya…mam”kata beberapa anak lain..
Aku tak sanggup mengatakan apapun.Mereka juga ada benarnya kalau aku tak mencatatnya di papan tulis seperti yang Mam YS dulu sarankan.Aku menunduk.Jauh sebelum pelajaran Mam YS masuk,aku dah siapkan diri untuk dimarahi.
“Emangnya soal itu penting untuk siapa? mengapa harus dia yang kasih ama kalian.Kenapa kalian gak minta ama dia? tak mungkin gak dia kasih…”,kata Mam YS.Mereka pu akhirnya diam.
“Mayolanda..ada nggak orang ini minta amamu”,kata Mam YS bertanya amaku
“Gak mam...”
“Jadi..?”,kata Mam YS bertanya ama orang-orang itu.
“Kenapa gak kamu catat di papan tulis…?”,kata Mam YS menambahkan
“Hari Itu,semuanya pada berhamburan mam..”,kataku dengan mengungkapkan yang sebenarnya.
Akhirnya,Mam YS memarahi mereka.Waktu itu aku berpikir,mungkin ada saja mereka yang sebut namaku hanya untuk menjebakku,kebetulan ada seorang cewek yang paling membuatku kesal,jelas-jelas dia adalah anak asrama tapi toh dia menuduh aku.Kadang dia memandangku dengan mata yang agak risih entahlah apa dia benci dari kepribadianku.s
TUGAS AGAMA DARI MAM YS II
Layaknya ombak yang datang silih berganti, demikian masalah yang datang menerpa hidup kita. Kita nggak bisa memilih masalah apa yang datang ke dalam hidup kita, mau masalah besarkah atau justru sebaliknya.aku pernah mendegar kata-kata ini “semua bunga indah di dunia ini,mekar karena dapat goncangan.ketika bergoncang batangnya lurus.setiap bunga di dunia ini mekar,karena terkena hujan,ketika hujan bunga pun mekar dengan hangat.adakah hidup yang tidak pernh ada masalahnya?”.Itulah hidup selalu diselimuti banyak masalah.Sekian banyak masalah,kita akan mulai dewasa sedikit demi sedikit.Kita mulai diajarkan cara memecahkan masalah-masalah di dunia ini dengan mandiri,tanpa bersandar ama orang lain seperti yang kita rasakan waktu berada di depan orang tua.Bagi setiap remaja masalah bukanlah hal yang kadang terjadi tapi masalah adalah sesuatu serangn yang hampir tiap detik datang menghadang.
Pada hari kamis,Mam YS membentuk kami dalam enam kelompok.Setiap kelompok terdiri dari empat orang.Mam YS memberi kami tugas kelompok dalam bentuk kliping. Tugasnya adalah untuk membuat suatu rencana kunjungan yang melibatkan rasa kesosialan dan kepedulian terhadap sesama,misalnya ke panti asuhan,panti jompo,pengungsian,mengajar orang lain,dl. Waktu untuk mengerjainya dikasih waktu seminggu.Kelompokku dan dua kelompok lain pergi ke Salib Kasih Tarutung.Di sana,kami melakukan beberapa kegiatan,seperti:jalan-jalan,berdoa,foto-foto dan sekaligus mengerjakan PR.
Pada hari Kamis yang telah ditentukan.Hari itu adalah hari pengumpulan tugas kelompok tapi yang mengumpulkan hanya kelompokku yang itupun hanya kerja kerasku sendiri.Hari itu,Mam YS hanya marah dan memberikan pengampunan kepada kelompok lain dengan satu syarat minggu depan klipingnya harus sudah ada di tangan Mam YS.
Pada hari yang ditunggu Mam YS, yaitu hari kamis depannya.PRnya belum siap juga dikerjakan.Yang ngerjai hanya ada satu kelompok lain,itu adalah kelompok Renta.Namun,rencana kunjungan kami sama,yaitu ke Salib Kasih.Mam YS mengembalikan kerja kelompokku dan kerja kelompok Renta.Mam YS meminta untuk mengulangi tugas elompok itu dengan menyusun rencana yang lain.Hari itu Mam YS benar-benar marah,Mam YS hampir mengeluarkan mereka dari kelas tapi karena mereka memohon,maka mereka tetap di kelas mengikuti pelajaran seperti biasa.Namun,Mam YS tak menganggap mereka ada di sana tapi julham memasang wajah yang muram.akhirnya,mam ys bertanya
“Kenapa Julham..tak suka?”
“Ya mam”
“Kalau nggak suka,kenapa tak dikerjai?”
“Mam ampunilah kami sekali ini…minggu depan pasti kami kerjai”
“Hah?”,kata Mam YS.Akhirnya,Mam YS mengampuni mereka tapi kerja kelompoknya akan dikumpul minggu depan.
Pada minggu depannya juga,Mam YS akhirnya hilang kesabaran dia meninggalkan kelas tanpa mengajar meskipun begitu ia tetap peduli.Dia memanggiku dari kantor guru dan memberikankku buku paket miliknya untuk aku catat di papan tulis.Sebelum ia memberi buku tersebut,Mam YS telah melipat dan menandai kalimat-kalimat yang akan kami tulis di catatan kami.Waktu itu juga,pentakosta dan bebebrapa murid lainnya ribut dan main-main.Dia tak menulis satu kalimat pun melainkan main gitar.Aku sangat tak suka,apalagi aku tak dihargai pas di depan menulis. Sanking emosinya,aku tak sanggup menahan emosi yang bergejolah di dadakku,Aku pun melangkah keluar kelas.Aku melihat Mam YS di balik jendela di kantor guru ketika dia berbalik dia menatapku seolah-olah menanyakan apa yang terjadi.”Mam ada yang gak nulis...”,kataku mengeluh ama Mam YS dengan cara berteriak sedikit…setelah sekian lama,Mam YS pun keluar dari kantor guru dan mendatangi kami di kelas.
“Dasar tak tahu diri .jelas-jelas sudah tau yang dihukum,tahu-tahunya main-main gitar.Sadarlah nak…perjalannamu masih panjang.Jangan sampai menyesal di kemudian hari.Untuk apa kalian datang ke sekolah kalau guru kalian harus meninggalkan kelasmu.Juga,ingatlah orangtua yang kau tinggal di rumahmu ngapain? kerjakah?.Bukannya kalian lihat Mayolanda nulis di depan?,seharusnya kamu menulis juga apalagi kamu Pentakosta..! udah tahu yang oon.Seharusnya kalian diam dan merenungkan kesahalan mu. Ini..? Siapa yang main gitar?”
“Pentakosta mam”,jawab beberapa anak-anak di kelasku.
“Sekarang juga, Pentakosta keluar dari kelas!!. Berdiri!! Pentakosta di luar sampai les agama selesai”.Pentakosta pun keluar dari kelas dengan wajah yang biasa-biasa bahkan dia keluar dengan senyuman,tapi aku tak tahu senyuman apa itu..apakah senyuman luka?.Intinya hari itu,Mam YS sangat marah,kami hnaya bisa menundukkan kepala dan menyadari apa yang kami perbuat.Mam YS meminta supaya PR kelompok itu dikumpul hari Jumat sebelum jam tujuh tepat.Hanya itu syarat yang Mam YS kasih supaya kami biasa belajar bersama Mam YS kembali seperti semula.
Keesokan harinya, yaitu hari Jumat ,saya bangkit dari tidur pagi-pagi sekali.Aku segera melakukan aktivitasku hari itu karena kebetulan Friska,tinggal dirumah kakakku.Dia belum mengumpulkan PRnya dan dia akan mengumpulkan tugasnya hari itu.Kami pun berangkat ke sekolah lebih awal daripada keberangkatan hari-hari sebelumnya.Di sekolah,di dalam kelas.Kami telah mendapat Rian,Sahbani dan dua anak lainnya.Mereka juga pagi-pagi datang ke sekolah untuk mengumpulkan PRnya.
“Rian…kerja kelompokmu dah kalian selesaikan?”,kataku pada Rian yang sedang makan.
“Sudahlah…jadi?”,jawab Rian dengan angkuhnya.
“Kebetulan kami mau nganter tugas kelompok juga nih..”,kata Friska
“Bawalah tugas kelompokku ini sekalian”,kata Rian dengan sedikit merayu.
“Aku juga”,kata sahbani.
Akhirnya kami pun membawa hasil kerja kelompok mereka.Aku dan Friska segera pergi ke kantor guru sebelum jam tujuh.
‘Fris..mam meja Mam YS?”,kataku kebingungan melihat dua meja di depanku.
“Inilah…masa meja Mam YS kau gak tahu?”,kata Friska dengan PDnya.Kami pun meletakkannya di meja itu.Tapi ternyata,meja itu bukan meja Mam YS melainkan meja miss CWS.Miss CWS adalah guru Desain Grafis kami sewaktu di kelas X TKJ I.
Pada jam istirahat,beberapa laki-laki memarahi aku,diantaranya adalah Sahbani dan Rian.Mereka bilang kalau aku sengaja meletakkan hasil kerja kelompoknya pada meja yang salah supaya mereka dikeluarkan dari kelas.Padahal aku tak pernah bermaksud seperti itu melainkan aku hanya membantu dengan setulus hatiku.Lagian juga bukan hanya aku yang mengantar tugas itu ke kantor aku kan bersama Friska…
Pada hari Kamis,Mam YS memasuki kelas kami dengan langkah yang tegap dan sidikit rileks dibandingkan minggu yang lalu.Dia menanyakan dimana hasil kerja kelompok yang belum dikumpulkan.
“Mananya hasil kerja kelompok mu itu?”,kata Mam YS.Dia sepertinya mengetahui sesuatu tapi ia menyembunyikannya.
“Tapi dah dikumpul mam”,kata Sahbani dengan percaya dirinya.
“Siapa yang ngumpul..?”
“Tapi Mayolanda mam”,kata Rian
“Tidak ada kog di mejaku..”
“Mam emang betul loh..hari itu,sebelum jam tujuh,Mayolanda sudah meletakkannya di meja mam”,kata ana-anak lain.
“Udah mam bilang tidak ada”,kata Mam YS menaikkan nada suaranya.
“Mayolandalah..”,kata anak-anak lainnya.Aku hanya melihat ke depan.Aku menatap Mam YS dengan percaya diri tanpa rasa takut sedikit pun.
“Kenapa ini salah Mayolanda...? mana tau si Mayolanda suka kalau kalian tak ikut belajar..”,kata Mam YS sedikit membelaku.
“Gak..lah mam..”,jawabku.Mam YS menatapku seolah-olah dia percaya padaku.
“Saya tahu kalian mengerjakannya,..tapi Mayolanda meletakkan di meja yang salah.Dia meletakkannya di meja Miss CWS”.Mam YS bercerita panjang lebar,akhirnya seluruh siswa dalam ruanganku mengerti.Namun,Mam YS belum bisa memutuskan untuk mengajar kami karena itu adalah perjanjian,sebelum kerja kelompok di selesaikan maka kami tak akan belajar dari Mam YS tapi hari itu,dia tak keluar dari kelas,dia hanya meminta kami untuk belajar sendiri.
“Mayolanda..tanggung jawablah..”
“Ini gara-gara Mayolanda...”
Kata-kata itu terdengar menyakitkan di telinga dan di hatiku,untunglah Mam YS selalu membelaku meskipun mereka bersikeras untuk menyebut-nyebut namaku.Ya…emang itu salahku tapi kan yang ngantar bukan hanya aku.Kenapa mereka selalu dibilang kalau aku sengaja melakukannya...!
Hampir seluruh guru mengetahui insiden ini,termasuk Mam RH.Pada jam bahasa Inggris yaitu les Mam RH,wali kelasku.Dia menanyakan bagaimana bisa Mam YS tak mengajar di kelasku.Anak-anak dari kelasku pun selalu menyalahkanku.Kalau hal ini bisa terjadi gara-gara aku.Mam RH akhirnya memanggilku ke depan.Aku dimarahi olehnya.Dia bukan seperti Mam YS.Mam YS yang selama ini selalu membelaku tiba-tiba saja Mam RH memarahi aku.Mam RH bilang setidaknya,aku melapor pada Mam YS secepatnya ketika hasil kerja kelompok ku kumpul hari itu.Hal seperti ini tidak mungkin terjadi tapi apa nasi telah menjadi bubur.Keadaan tak bisa diubah lagi.
Hari berganti hari,akhirnya Mam YS menyuruh hasil kerja kelompok diulangi lagi,karena banyak kesalahan ngetik dan yang lainnya.Hasil kerja dari kelompok Santi pun,sudah diberikan pada Mam YS setelah mereka dapat dari Miss CWS.Akhirnya,semua tugas kelompok terkumpul.Kelasku kembali membaik tapi seberapa kami sering membuat yang terbaik,selau saja yang menodai.mungkin itulah tempat dimana kami harus memupuk kebersamaan dan memrperbaiki sikap,sekolah…
*****