Loading...
Logo TinLit
Read Story - Goddess of War: Inilah kekuatan cinta yang sesungguhnya!
MENU
About Us  

Berbeda dengan sebelumnya, bola merah yang terlapisi api kegelapan yang beberapa saat lalu di ciptakan oleh gadis Iblis berambut pirang disana sudah semakin membesar. Kurang lebih ukurannya menyamai bola kasti atau mungkin lebih besar dari itu.

Trekk!

Ia meremasnya sekuat tenaga sampai menimbulkan suara menyerupai retakan kaca. Begitu selesai dengan meremasnya, tangannya pun terluka mengeluarkan darah, lalu darah yang keluar itu melumuri bola merah dalam genggamannya. Mulai bercahaya merah.

“Kau yakin?”

Melirik ke samping kiri. Seorang gadis berambut perak panjang dengan tubuh tingginya yang sekitar 164cm berada di sebelahnya, memakai setelan ksatria perempuan pada zaman pertengahan yang keseluruhannya mengenakan pakaian jenis dress pendek tapi di tambahi dengan beberapa bongkahan logam kecil, bentuk dari logam tersebut di sesuaikan di setiap anggota tubuhnya. Gadis itu yang ia sebut sebagai teman sedang memerhatikan dirinya yang tengah mempertahankan energi sihir. Mata biru serta kedua alis yang agak sedikit mengerut itu mengekspresikan keraguan temannya. “Apanya?” Telihat jelas setelah ia menatap tajam wajahnya.

“Y-yaa, kau tahu, memberi pelajaran pada mereka yang hanya seorang Dewi tingkat 1… Kurasa tidak keren.” Mengalihkan kontak mata dari tatapan yang menusuk.

Ia merasa ada sesuatu yang aneh, bahkan hatinya sendiri berusaha memperingatinya… Entahlah, maksudnya apa ia tidak tahu. Untuk sesaat saja, kecil kemungkinan ia telah menyadarinya, tapi belum pasti itu adalah benar. Rasa curiga mulai melekat di pikirannya. “Tidak keren? Memangnya aku peduli.”

“Ha-harus peduli, dong! Ini penting untuk menjaga image kita di mata Iblis lain, ya kan.”

Tingkat kecurigaannya bertambah tinggi, begitu pula dengan tatapannya yang juga semakin tajam dan dingin saat perhatiannya terus tertuju pada sikap temannya. “Jangan bilang kau…”

“A-aku bukannya mau melindungi mereka, ini benar aku tidak bohong. Aku hanya khawatir tentang image kita nanti. Cuma itu saja, kok. Tolong percayalah.”

“Ashera. Dari tadi kau terus membual mengatakan image padaku. Apa kau sungguh ingin berpihak pada mereka agar bisa menghianati kami?” Semua bawahannya langsung terkejut mendengarnya mengatakan itu. Lalu, sebagian besar tatapan mata tertuju Ashera dengan rasa curiga seperti dirinya.

“Cukup Raura! Jangan menuduhnya seperti itu!” Datang seseorang dari belakang yang perlahan melangkah maju mendekatinya, berhenti tepat di sebelah sembari mendapati bahu kirinya. Lirikan mata yang menusuk di alihkan ke arah orang itu yang sedang menghela napas. “Sifatmu yang sekarang sudah berubah, ya? Padahal setahun yang lalu kau itu imut-imut menggemaskan dan tidak begini… Yahh, aku tidak memperdulikannya juga sih. Tapi, yang barusan kau katakan pada Ashera sudah keterlaluan.” Mengangkat tangan kanan dari bahu kiri.

Tatapan tajam dan dingin yang ia ekspresikan beberapa saat lalu seketika terhapuskan, dan kemudian di gantikan oleh rasa penyesalan. Sebelum orang itu datang mengingatkan betapa keterlaluannya kata yang ia ucapkan, sebenarnya ia sudah menyadari itu tapi… ada sesuatu yang tersembunyi di kegelapan dalam hatinya menghasutnya untuk melakukan hal itu.

“Aku tahu… Ashera. Maaf sudah menuduh yang tidak-tidak padamu,” ucapnya dari lubuk hati yang paling dalam.

“Te-tentu saja aku memaafkanmu. Aku sama sekali tidak memikirkannya, kok. Hahaha…”

“Tapi, aku tetap akan menggunakan Skill ini pada mereka.” Suara tawa aneh Ashera tiba-tiba menghilang begitu saja saat mendengar ucapan Raura.

Dari segala paksaan yang sengaja di lakukan sejak awal. Ashera mencoba menahannya, menahannya, dan menahannya agar tidak memperlihatkan kekesalannya di depan teman-teman yang lain. Untuk satu tujuan… mengubah sistem yang di buat Raura di grup ini serta cara berpikirnya, yang seakan mirip menyerupai sebuah pedang bermata dua. Baik di awal dan buruk di akhir. Tetapi, cara baik-baik yang telah di lakukannya ternyata membuahkan hasil sia-sia, sangat menjengkelkan, bahkan saking menjengkelkannya ia tak ragu lagi untuk menunjukkan kekesalannya.

“Dasar keras kepala. Apa kau tidak memikirkan yang akan terjadi nanti, hah?! Jawab aku Raura!” Tidak ada jawaban. Tangannya bergerak cepat menggapai pundak, namun gadis yang berdiri di sebelah Raura menahan tangannya sebelum dapat menyentuhnya seraya menggelengkan kepala. Karena itu Ashera langsung membuang muka darinya, lalu berkata, “Kau baru saja menanamkan benih kebencian. Silahkan nikmati sendiri hasil buahnya. Aku pergi, selamat tinggal!” Menarik paksa tangannya dari gadis itu.

Seorang gadis berambut ponytail hitam dengan dua tanduk kecilnya yang terlihat menonjol di kepala datang mendekati, tapi Ashera lebih dulu menyadari maksud gadis itu dan ia pun segera berjalan menghindari kedatangannya. Belum sempat ia bergerak jauh, gadis berambut ponytail sudah tiba di hadapannya dengan dua tangan yang menghadang jalan kiri dan kanan. “Ashera tunggu!” Langkah Ashera terhentikan. Wajah sedihnya tak terelakkan saat ingin berusaha menyembunyikan itu dari salah satu temannya. “Kau ingin keluar dari sini, kan? Kumohon urungkan niatmu…”

“Aku tidak bisa, maaf. Keinginanku menjadi lebih kuat bukan dari menindas yang lemah, tapi datang dari usaha yang keras setelah berjuang di antara hidup dan mati. Selama ini, perkataan Luunia waktu itu membuatku berpikir setiap saat… ‘Apakah ini yang kau inginkan?’ Dan inilah jawabanku. Aku keluar… dari grup ini.” Meninggalkan senyuman ramah padanya yang baru saja di kejutkan mengenai perkataan akhir Ashera, dan kemudian pergi melewati sisi samping temannya yang telah membuka jalan untuk melangkah maju. Serangkaian sihir mulai di ucapkan Ashera…

[Kunyatakan ini adalah kekalahanku! Hiraku… Geto!]

Sebuah portal yang di ciptakan Ashera membuka celah ruang dan waktu. Mengambil langkah memasukinya dan menghilang bersama portal tersebut.

‘Ashera, aku juga ingin minta maaf padamu. Aku masih belum bisa mengikutimu saat ini.’

Kepergian Ashera dari pertemuran yang baru berlangsung beberapa menit membuat atmosfer kembali memanas. Mereka yang bingung dengan keadaan ini hanya dapat menunggu perintah dari sang ketua.

Seorang gadis yang tengah berdiri di samping Raura juga mulai ikut bergerak, dengan membalikkan badan lalu melangkah pergi ke posisi belakang. “Jadi ini pilihanmu. Baiklah. Perkembangan ini cukup menarik bagi seseorang yang lemah.”

“Riley, apa kau juga?” tanya gadis berambut ponytail, yang melihatnya dengan rasa tidak biasa.

Gadis yang di panggil Riley tak menghentikan jalannya. Niatnya memang begitu, mau mengabaikan pertanyaan merepotkan dan tidak penting menurutnya. Tapi apa boleh buat, ia tetap harus menjawabnya. “Tentu saja tidak. Aku cuma mau pindah posisi. Dan, tolong gantikan posisiku di bagian sana, ya.”

“Aku mengerti.”

Setelah semua orang terlewati dan posisinya benar-benar seorang diri berada di paling belakang, Riley dengan tenangnya memperlihatkan senyuman misterius.

Tingkat luapan energi bola merah yang berada di genggaman Raura semakin bergejolak kuat, bahkan karena tingkatan itu tangannya harus merasakan sakit seperti terbakar.

‘Ini lebih menyakitkan dari yang kubayangkan!’ pikir Raura yang menahan derita itu seorang diri tanpa sepengetahuan bawahannya.

Lebih mengeratkannya sekuat tenaga sambil di arahkan perlahan ke mereka, kelima Dewi naïf, yang ketakutan melihat sihir ini akan di tembakkan. Sewaktu cahaya merah mengeluarkan sinar yang lebih terang di banding sebelumnya, tanda bahwa persiapannya telah selesai, akhirnya Raura dapat membuka genggamannya. “Kubakar kalian sampai jadi abu!” Menembakkan bola merah itu. Awalnya memang cuma satu yang terlihat melayang di udara, namun tak lama bola merah itu membelah diri dan menjadikannya lima bagian dengan ukuran yang sama. “Matilah!”

 

#Note.

Anggap aja ini adalah 'Ekstra Part' yang menampilkan sudut pandang antagonis. Yahh, sebenarnya juga Author cuma iseng buat ini, karna masih belum selesai juga part 2 yg aslinya (Benar-benar panjang banget + strategi dan pertarungan keren). Padahal tinggal sedikit lagi sih.

Maaf ya agak lama updatenya, Reader-san~

"Shiawasena dokusho, soshite egao o wasurenaide kudasai nee~" Artinya : Happy reading, and don't forget to smile~😊

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • rissha28

    Jika kalian (pembaca) penasaran ingin melihat wujud karakter dalam cerita ini, silahkan mampi di akun wattpad saya yang bernama...

    @Rissha28
    Atau kalo gak ketemu juga, bisa kalian ketik judul cerita ini, maka akan keluar pencariannya. Sekian dan terima kasih...

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
THE HISTORY OF PIPERALES
2112      824     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Pemeran Utama Dzul
396      265     4     
Short Story
Siapa pemeran utama dalam kisahmu? Bagiku dia adalah "Dzul" -Dayu-
Surat Dari Masa Lalu
1552      779     8     
Fantasy
Terresa menemukan dirinya terbangun di kehidupan masa lalu. Setelah membaca surat yang dikirim oleh seseorang bernama Beverla Tuwiguna Darma. Dirinya memang menginginkan kembali ke masa lalu agar dia bisa memperbaiki takdirnya, namun bukan sampai ke kehidupan zaman kuno seperti yang terjadi saat ini. Dia harus menemukan kunci agar dia bisa kembali ke zamannya sendiri. Petualangan Terresa akan dim...
ANSWER
708      435     6     
Short Story
Ketika rasa itu tak lagi ada....
Kenangan
663      419     1     
Short Story
Nice dreaming
After Feeling
5997      1929     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
Cinta dibalik Kebohongan
809      556     2     
Short Story
Ketika waktu itu akan datang, saat itu kita akan tau bahwa perpisahan terjadi karena adanya sebuah pertemuan. Masa lalu bagian dari kita ,awal dari sebuah kisah, awal sebuah impian. Kisahku dan dirinya dimulai karena takdir ataukah kebohongan? Semua bermula di hari itu.
Once Upon A Time: Peach
1146      668     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Dessert
1058      556     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Kala Saka Menyapa
12269      2896     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...