Di dalam sebuah restoran fried chicken yang terkenal dimana merupakan tempat pertemuan pertama Antoni, Saika, editor, dan manager, di sinilah mereka sedang duduk berhadapan seperti dahulu kala. Bedanya, Saika sekarang duduk di samping Antoni sedangkan editor dan manager duduk bersampingan. Mereka sedang menyantap makanan mereka yang sudah tersedia di atas meja.
“Gila, gak terasa ya udah sebulan dari sejak itu !” Ucap Pak Editor.
“Siapa sangka, kan kalau Antoni anakmu itu adalah Sir Edward dan sekarang jadi pacar anak angkat gua ini.” Balas manager masih sambil meminum minumannya itu.
Antoni dan Saika hanya bisa tersenyum saja. Ini pertama kalinya mereka mengajak kedua orang ini untuk makan bareng bersama sejak mereka berpacaran resmi.
“Mending kalian makan dulu, deh ayam goreng dan kentangnya. Nanti kita bicara lagi !” Usul Antoni menghentikan topik pembicaaan yang ia kira sebentar lagi akan mengarah ke tempat berbahaya.
“Apa, sih ! Ini penting, loh ! Harus segera dibicarakan,” Bantah Pak Editor yang kemudian meneruskan perkataannya,”Jadi, anak-anak kita aja udah pacaran, nih ! Kapan kita ?”. Ia bertanya pada manager yang tampak langsung mengepal minumannya keras sehingga gelasnya menjadi rusak dan sobek.
“Sampai tujuh keturunanpun, gua gak bakal mau ama lu !”
“Sampai lu lihat monyet makan wortel ?” Tanya Pak Editor cepat.
“Ya ! Sama aja !” Ucap manager cepat.
Saika dan Antoni hanya bisa tertawa saja melihat tingkah kedua orangtua angkat mereka ini. Mereka memang sudah kepikiran untuk menjodohkan Pak Editor dan manager tapi tampaknya itu semua akan sia-sia.
“Waduh udah jam segini ! Kami permisi dulu, ya ! Mau pulang beres-beres terus mau pergi lagi.” Ucap Antoni sambil melihat jam tangannya.
“Bilang aja kalian mau malam mingguan ! Dasar anak satu ini !” Ucap Pak Editor cepat.
“Hahaha...Ketahuan, ya ?” Balas Antoni.
“Sebelum itu...” Ucap Pak Editor yang langsung melihat ke arah manager memberikan kode. Mereka lalu mengatakan ini secara bersamaan,”Selamat, ya ! Semoga tetap lancar.”.
Antoni dan Saika tampak sedikit kaget. Namun, mereka langsung menjawab bareng,”Ya ! Terima kasih !” kemudian pergi dari restoran itu.
Setelah mereka sudah tidak tampak lagi dari pandangan, manager Saika kemudian mengeluarkan ponselnya dan berkata,”Kalau dilihat dari waktunya, ini adalah jam yang harusnya gua berada di rumah.”.
“Oh ! Lu mau gua anterin balik ? Mau sekarang ?” Tanya Pak Editor begitu mendengar ucapan manager.
Manager hanya bisa melihat Pak Editor dengan memberikan tampang datarnya. Ia lalu berkata,”Lu masih gak berubah, ya ! Masih sama kayak dulu !”.
“Hahaha...Gua tidak akan berubah sampai kapanpun ! Umur boleh ada tapi jiwa gua masih muda !” Balasnya sambil menepuk dadanya beberapa kali.
“Bukan itu ! Yang gua maksud itu, kalau saja lu masih seperti dulu dan rasa itu masih ada di dirilu, mungkin...”
“Masih, kok ! Gua masih sama kayak dulu ! Memangnya mungkin kenapa ?”
Manager hanya tersenyum saja. Ia tidak menanggapi pertanyaan dari Pak Editor tersebut dan langsung berdiri. Ia kemudian brkata,”Lu mau nganterin gua balik, kan ? Lumayan, supir gratis.”.
Pak Editor hanya bisa memasang wajah datarnya. Ia tidak mengerti sedikitpun apa yang dipikirkan oleh wanita satu ini. Namun, ia tetap menurutinya dan mengantarnya pulang tanpa bertanya sedikitpun.
J
Antoni sedang berada di dalam rumahnya. Ia berlari-lari ke sana kemari karena harus mempersiapkan dirinya dengan cepat agar dapat tepat waktu. Hari ini, rencananya ia akan pergi malam mingguan dengan Saika untuk memperingati 1 bulan ia jadian dengannya.
“Kak ! Pelan-pelan ! Nanti kepleset baru tau rasa !” Ucap Sayaka memperingati kakaknya yang masih berlari-lari memakai pakaiannya.
“Oke ! Kakak akan hati-haaaa...” Tepat setelah Antoni mengatakan itu, terdengar suara yang kencang sekali dari kamar mandi. GBRUAKK...Seperti itu bunyinya yang membuat Sayaka langsung berlari menuju arah datangnya suara. Alangkah kagetnya ia ketika mendapatkan kakaknya Antoni telah pingsan di lantai setelah kepleset sabun. Dengan panik, ia langsung menelpon Saika untuk mencari bantuan.
J
“Aduh duh duh...Kenapa gua agak pusing, ya ? Terus, dimana ini ?” Ucap Antoni ketika ia siuman setelah kepleset sabun.
“Ah, kamu udah sadar ?” Balas Saika yang sedang duduk di sampingnya menunggunya daritadi untuk siuman.
Mereka sekarang sedang berada di rumah sakit terdekat akibat kecerobohan Antoni itu. Setelah Sayaka menelpon Saika, Saika langsung dengan cepat datang bersama ambulans dan membawa Antoni ke rumah sakit untuk diberikan perawatan khsusus.
“Oh...Saika. Saika...Hah ? Bukannya hari ini kita mau malam mingguan, ya ?”
“Iyap ! Ini sekarang lagi malam mingguan...DI RUANGAN IGD !” Ucap Saika sambil menekankan ruangan IGD tersebut. Mungkin, ia sedikit kesal karena harus menghabiskan hari spesialnya ini di tempat ini.
Antoni langsung merasa bersalah begitu mendengar kalimat itu. Ia sudah mengingat kembali apa yang sudah terjadi padanya hari ini dan mengapa ia tertidur di ruangan IGD ini. Ia lalu mengatakan satu kata magis yang dapat mengubah segalanya ,”Maaf.”.
Bisa dilihat dari efek kata-kata tersebut dimana Saika yang tadinya kesal tampak sedikit melumer. Ia lalu membalas,”Ya...Setidaknya kita masih malam mingguan, lah !”.
Mereka lalu terdiam sejenak sehabis Saika mengatakan itu. Antoni masih berpikir kata-kata apa yang ia harus ucapkan setelah ini agar pacarnya ini tidak marah berkepanjangan padanya. Ia lalu melihat Saika dengan teliti dan berkata,”Kamu cantik ! Itu baju yang mau kamu pakai ?”.
Mendengar itu, Saika tambah melumer saja. Ia hanya bisa mengangguk pelan tanpa mengucapkan sepatah katapun. Antoni memang pintar dalam menaklukan cewek yang sedang marah.
“Tapi aku benar-benar minta maaf. Padahal, kamu sudah menunggu hari ini tiba, ya ! Sekali seumur hidup pula.”
“Ya, sekali seumur hidup kalau aku gak mutusin kau sekarang !”
Mereka hanya terdiam saja sehabis itu. Suasana inu benar-benar canggung. Walaupun sekarang mereka sedang berada di ruangan IGD yang sedang ramai-ramainya, tetapi yang mereka rasakan hanyalah ketenangan saja.
“Sudahlah ! Tak usah dipikirkan lagi. Kamu istirahat saja biar cepet sembuh dan...Bisa ngajak aku jalan lagi.”
“Apa ? Aku gak denger kata-kata yang terakhir, deh ! Bisa tolong diulang ?”
“GAK !”
Mereka kemudian tertawa saja setelah itu. Antoni lalu membuka suaranya,”Happy anniv, ya !”.
“Ya ! Happy anniv juga !” Balasnya sambil menampilkan senyum terlebarnya.
-FIN-
Tetsuya? Jadi inget tatsuya fujiwara. Nice story, pmilihan katanya jga menarik. Kunjungi jga storyku ya..
Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal