Read More >>"> May be Later (Bingkai 9 : Janji itu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

Jam sudah menunjukkan pukul 22.50, sudah cukup malam namun mata Gify masih betah menatap langit-langit kamarnya. Satu jam yang lalu Rion mengantarnya pulang lalu pemuda itu berlalu pulang tidak mampir, karena besok pemuda itu sudah memulai projek barunya otomatis mulai besok Rion akan sibuk lagi.

Begini ya rasanya punya pacar superstar, mau pergi bareng ga bisa setiap saat, mau makan bareng harus diam-diam, mau punya waktu berdua ga bisa seenaknya. Semua harus tertutup, semua harus dirahasiakan kehidupannya bukan lagi miliknya.

Mata Gify beralih pada rak buku yang membentang sepanjang tembok di samping pintu kamarnya. Dengan perlahan gadis itu bangkit dari kasurnya yang nyaman lalu melangkah menuju rak itu. Tangannya terulur pada sebuah album foto biru bercorak hati, lalu membawa album foto itu ke kasurnya.

Gify mulai membuka lembar pertama, album foto itu berisi foto-foto dirinya dan sang kekasih. Sebernarnya untuk foto masa sekolah mereka tak begitu banyak. Tapi beda cerita saat mereka mulai beranjak kuliah, Rion yang mulai punya hobi baru fotografi, sering sekali menjadikan Gify layaknya kartu memori untuk menyimpan berbagai bidikannya, jadilah Gify banyak mengoleksi foto bidikan pemuda itu. Selain itu Gify memang memiliki hobi mengoleksi foto-foto ntah untuk dipajang atau sekadar disimpan, pasangan yang cocok, yang satu hobi memfoto yang satu hobi mengoleksi foto. Tapi belakangan ini semenjak Rion memilih menekuni dunia keartisan dan cuti kuliah, Rion juga cuti dalam dunia fotografi, tentu saja karena kesibukannya, bahkan waktu untuk keluarga dan orang terdekatnya sudah tak banyak jadi terpaksa hobi barunya itu juga sudah tak ditekuni lagi.

Kini Gify sudah sampai di suatu foto, keduanya tampak berada di sebuah restoran cepat saji. Gify mengenakan kemeja putih dibaluti sweater biru dan Rion mengenakan kemeja jins biru, Rion tampak tertawa merangkul Gify  yang sedang tersenyum melirik pemuda itu. Kalau Gify tidak salah ingat sepertinya itu adaah kali terakhir dirinya bisa bebas bersama Rion di muka umum, bahkan ada satu janji Rion yang waktu itu belum di penuhi, karena kesibukannya. Tapi Rion sempat mengantarnya pulang dengan angkutan umum sperti kebiasaan mereka saat ngedate, dan itu terakhir kalinya.

***

“Aku yakin Papa kamu bakal ngomelin kamu,” Rion tampak tersenyum melihat Gify yang seakan menatapnya mengancam.

“Jangan bilang Papa makanya,” Rion tahu gadis dihadapannya sangat menyukai ayam goreng tepung yang menjadi menu andalan restoran cepat saji yang kini mereka pilih untuk menghabiskan waktu usai kuliah.

“Tapi kan Papa kamu bener makanan ini ga baik lho kalau sering-sering di makan,”

“Aku ga sering-sering kok,  seminggu sekali juga ga nyampe kok,”

“Pinter,” tangan Rion terulur mengacak puncak kepala Gify, Rion memang memiliki kebiasaan itu sejak mereka resmi pacaran. Sebelumnya ia bahkan akan sangat canggung untuk sekadar menggenggam tangan. Tapi walau pun sudah mendapatkan status sebagai pacar Rion tidak pernah melebihi batas, ia menjadikan Gify pacarnya untuk dijaga bukan untuk disakiti.

“Kuliah kamu lancar?” Rion tampak mulai memakan ayam miliknya.

“Ya kaya biasa lah, datang dengerin kuliah, kuis, main bareng Revia,” lagi-lagi pemuda itu tersenyum. Percayalah hidup gadis ini tak semotonon itu kok, hanya saja gadis itu punya kebiasaan yang mirip dengannya, yaitu jarang bercerita. Bedanya kalau Rion karena sifatnya yang pendiam dan cenderung introvert sedang Gify karena sifatnya yang kelewat cuek. Tapi mereka akan mengutarakannya bila waktunya tepat dan tepat pula untuk di sampaikan.

“Ri, kemarin aku ke toko buku langganan aku, terus aku liat koleksi foto baru gitu, fotonya destinasi wisata di Thailand,”

“Oh ya ga beli?” biasanya Gify memang membeli foto bidikan pemandangan atau destinasi wisata untuk dikoleksinya.

“Ga cukup duitnya waktu itu, udah kepake untuk beli novel, baliknya aja nebeng Via,” gadis itu mengerucutkan bibirnya, seolah sayang sekali telah melewatkan kesempatannya.

“Nanti kita liburan ke Thailand ya, kita hunting foto di sana,”

“Serius? Kamu mau motoin buat aku?” mata gadis itu seketika berbinar, dibanding membeli foto, membidik sendiri jauh lebih keren kan?

“Iya nanti ya kita cari waktu, oh iya aku mau minta pendapat kamu,” pemuda itu tampak mengulum bibir seperti ragu-ragu.

“Tentang apa?”

“Menurut kamu aku ikut ini gak?” Rion menunjukkan sebuah pamphlet tentang sebuah audisi, setahu Gify itu adalah audisi pencarian bakat menyanyi terbesar di Indonesia, kebanyakan finalisnya pasti menjadi artis terkenal,  penyanyi favorit Gify juga pemenang acara itu beberapa tahun lalu.

“Kamu mau ikut The Superstar?” pemuda itu mengangguk pelan, Gify sendiri bingung apa sebenarnya alasan pemuda itu tiba-tiba mau ikut acara seperti itu, padahal Rion kan pemalu dan kurang suka jadi pusat perhatian, sedangkan acara itu pasti disiarkan di stasiun televisi swasta otomatis Rion akan jadi pusat perhatian, bukan hanya pusat perhatian penonton studio tapi satu Indonesia.

“Tapi kamu tahu kan risikonya? Audisi ini gak sama dengan perlombaan yang sering kamu ikutin, ini perlombaan yang besar, sekali  maju bakal sulit untuk mundur,”

“Aku cuman pingin ngembangin potensi diri aku, dan kamu tahu sendiri aku suka dengan bidang ini.” Gify mengangguk mengerti.

“Hidup kamu kan pilihan kamu, aku cuman bisa mendukung kamu,” setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya sih meman, demi kemajuan Rion juga kan?

“Terima kasih Fy, aku beruntung punya orang yang bisa memahami aku,”

“Setelah kamu memutuskan untuk ikut acara itu kemungkinan hidup kamu ga akan sama lagi, tapi aku harap itu ga menjadi alasan apa yang sudah berjalan selama ini jadi berubah,” Rion menangkup salah satu jemari Gify merasakan kegelisahan gadis dihadapannya.

“Ga akan ada yang berubah Fy,” mungkin saat ini mudah untuk mengatakan semua akan sama dan baik-baik saja, tapi siapa yang tahu masa depan, bahkan siapa yang tahu apakah Rion akan mewujudkan atau bahkan ingat dengan salah satu janjinya yang baru diucapkannya beberapa waktu lalu.

***

Pagi sekali, saat matahari sepertinya belum mencapai ¾, seorang pemuda dengan kaca mata hitam dan kaus abu-abu dibaluti jaket parasut coklat tampak khusyuk dengan tablet di genggamannya, ia sedang menunggu penerbangan ke tempat syuting mereka yang delay. Beberapa orang yang lain juga tengah sibuk berbincang satu sama lain. Sedang gadis disebelah pemuda itu tampak bosan dan perlu teman bicara tapi, obrolan orang-orang di sekelilingnya tak bisa ia ikuti, ia tak terlalu hobi membicarakan balapan motor internasional yang ditayangkan tadi malam.

“Lo ngerti Ri yang dibicarain mereka?” Gadis itu berbisik ke arah Rion. Rion yang menyadari bahwa Naira, gadis di sampingnya sedang mengajaknya bicara, demi kesopanan pemuda itu menutup tabletnya  menegakan tubuhnya dan sedikit menghadap gadis itu lalu terkekeh pelan, gadis itu tampak sekali sedang bosan.

“Satu-satunya olahraga yang gue kuasain dan gue suka cuman sepak bola,” sahut pemuda itu kalem, cukup lama berkecimpung di dunia keartisan membuat Rion yang cenderung tertutup dan pendiam jadi belajar sedikit terbuka dan ramah, terang saja sikap dan attitude-nya sangat disoroti.

“Ah masa lo ga bisa basket, bulu tangkis, catur mungkin?”  gadis itu masih penasaran rupanya.

“Ya cuman bisa aja tapi ga mahir dan ga suka,”

“Ada ya yang kaya gitu,” Rion terkekeh melihat ekspresi bingung gadis itu, gadis yang ekspresif.

“Kalo lo?”

“Kalo gue?” gadis itu bertanya sambil menunjuk dirinya.

“Gue sukanya lari,” Rion jadi teringat penjelasan Gify tentang olah raga satu ini.

“Bagus juga olahraga yang ringan dan free, tapi banyak manfaat,” pemuda itu menjelaskan sesuai yang pernah didengarnya dari kekasihnya dulu.

“Maksud gue lari dari kenyataan,” sontak keduanya pun tertawa, selain ramah ternyata Naira memang sangat menyenangkan tidak salah bila ia punya banyak sekali fans, tidak salah setiap kru yang pernah  bekerja sama dengannya pasti tak akan keberatan untuk bekerja sama kembali. Dan tanpa mereka sadari menunggu pesawat delay selama dua jam ternyata tak terasa begitu lama.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
Cowok Cantik
11724      1784     2     
Romance
Apa yang akan kau lakukan jika kau: seorang laki-laki, dianugerahi wajah yang sangat cantik dan memiliki seorang ibu dari kalangan fujoshi? Apa kau akan pasrah saja ketika ditanya pacarmu laki-laki atau perempuan? Kuingatkan, jangan meniruku! Ini adalah kisahku dua tahun lalu. Ketika seorang laki-laki mengaku cinta padaku, dan menyebarkannya ke siswa lain dengan memuat surat cintanya di Mading...
Search My Couple
498      271     5     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.
Switched A Live
2937      1168     3     
Fantasy
Kehidupanku ini tidak di inginkan oleh dunia. Lalu kenapa aku harus lahir dan hidup di dunia ini? apa alasannya hingga aku yang hidup ini menjalani kehidupan yang tidak ada satu orang pun membenarkan jika aku hidup. Malam itu, dimana aku mendapatkan kekerasan fisik dari ayah kandungku dan juga mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan dari ibu tiriku. Belum lagi seluruh makhluk di dunia ini m...
Forestee
436      307     4     
Fantasy
Ini adalah pertemuan tentang kupu-kupu tersesat dan serigala yang mencari ketenangan. Keduanya menemukan kekuatan terpendam yang sama berbahaya bagi kaum mereka.
Ingatan
7344      1790     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Move On
215      179     0     
Romance
"Buat aku jatuh cinta padamu, dan lupain dia" Ucap Reina menantang yang di balas oleh seringai senang oleh Eza. "Oke, kalau kamu udah terperangkap. Kamu harus jadi milikku" Sebuah awal cerita tentang Reina yang ingin melupakan kisah masa lalu nya serta Eza yang dari dulu berjuang mendapat hati dari pujaannya itu.
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
7945      2545     4     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
Princess Harzel
14885      2183     12     
Romance
Revandira Papinka, lelaki sarkastis campuran Indonesia-Inggris memutuskan untuk pergi dari rumah karena terlampau membenci Ibunya, yang baginya adalah biang masalah. Di kehidupan barunya, ia menemukan Princess Harzel, gadis manis dan periang, yang telah membuat hatinya berdebar untuk pertama kali. Teror demi teror murahan yang menimpa gadis itu membuat intensitas kedekatan mereka semakin bertamba...
BACALAH, yang TERSIRAT
8434      1720     4     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Today, I Come Back!
3379      1096     3     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...