Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Awal Desember, UTS baru saja selesai, namun pelajaran masih berlanjut sampai dua minggu kedepan untuk kemudian mereka diliburkan sebulan penuh. Para mahasiswa bersuka cita menyambut musim liburan di depan mata. Beberapa dari mereka bahkan sudah pulang sehingga suasana kampus sedikit lebih lengang. Walau bagaimanapun, perpustakaan tetap buka sehingga untuk Anne liburan tidak ada bedanya dengan hari biasa.

"Hi, Anne." Bas datang pagi hari ini dengan bungkusan di tangannya, hanya selisih beberapa menit dari kedatangan Anne. Bas memperhatikan selotip yang membentuk posisi Alice ketika meninggal di sudut kanan sudah di copotkan dan di cat ulang sehingga tidak ada yang boleh mengingat kejadian itu. Diambilnya tumpukan buku diatas tangan Anne dan membantu Anne meletakkan kembali ke posisi sebenarnya. Ini semacam rutinitas Bas setiap Anne menjaga shift pagi.

"Pagi sekali Bas." Anne tersenyum diatas kemeja flanel kotak-kotaknya, hari ini berwarna hijau daun. Bas tidak pernah mempermasalahkan pakaian Anne, menurutnya, cukup dia saja yang sadar akan kecantikan dan kualitas Anne. Paling tidak sampai perempuan ini lulus kuliah. Bas khawatir akan ada banyak lelaki yang mendekati Anne jika dia berpakaian layaknya perempuan lain.

Bas menerangkan bahwa jam 10.00 nanti akan ada kerja kelompok lagi di lab Teknik Mesin untuk perbaikan tugas UTS. Ada sedikit kesalahan pada mesin yang dibuat kemarin, Dosennya sudah memberi instruksi bagian mana yang harus di bongkar pasang kemudian dikumpulkan lagi untuk penilaian akhir.

"Kujemput pulang nanti ya Anne." Bas menepuk tangannya untuk menghilangkan debu.

"Shift-ku hari ini panjang Bas. Leyla libur hari ini, jadi dia akan mengambil shift-ku besok, supaya adil." Anne berjalan ke counter.

"Kemarilah, kau belum makan kan? Kubawakan nasi uduk." Bas menggelar makanannya dan membuka jendela disampingnya agar makanan itu tidak meninggalkan bau pada ruangan.

"Bas, kau baik sekaliiii..." Anne langsung menghampiri tempat duduk Bas, perutnya tiba-tiba berbunyi minta diisi. Bas tergelak.

"Tidak apa-apa Anne, aku juga belum tau apakah bongkar pasangnya itu akan mudah atau tidak. Dan apakah kelompokku on-time karena yang sebelumnya beberapa kali aku harus menunggu mereka." Bas bercerita disela kunyahannya, Anne hanya bergumam mengerti.

Bas mengambil bungkus keduanya, ia lapar. "Kau mau tambah?"

Anne terkekeh, "mungkin aku harus makan sebanyakmu ya biar tinggi. Itu ibumu yang masak?"

Bas berhenti menyendok dan menatap Anne datar. "Ibuku entah dimana. Begitu pula ayahku." Kemudian ia melanjutkan makannya.

"Kau anak Sutanto Lingga kan? Aku baru membaca-baca artikel mengenai ayahmu kemarin. Hebat ya dia. Dan ibumu cantik sekali Bas." Anne dapat melihat darimana Bas mendapatkan ketampanannya.

"Yah, mereka hebat di bisnis, tapi tidak pernah ada untuk keluarga." Bas selesai makan. Di remasnya bungkus coklat itu dan dimasukkan bersama sampah lainnya dalam kantong plastik tadi.

"Kau mau cerita?"

Bas tersenyum lemah, lesung pipitnya hanya muncul sebentar dan hilang. "Tidak banyak yang bisa kuceritakan mengenai mereka Anne. Ayah Ibuku masing-masing punya selingkuhan dan itu membuat mereka tidak pernah dirumah sejak aku SD. Kakakku tidak pernah mempermasalahkan itu, tetapi bagiku itu masalah."

Bas ingat di SD ia sering mencari gara-gara--baku hantam dengan murid lain, mencontek, tidak mengerjakan tugas dan lainnya--hanya demi agar orang tuanya dipanggil. Tetapi mereka tidak pernah datang. Lyn--yang masih SD juga waktu itu--harus mewakili orang tua mereka. Bas frustasi.

Anne tidak dapat membayangkan tumbuh tanpa orang tuanya. Ayah Anne keras, terkadang mereka dipukul bertiga tanpa pilih kasih. Ibunya yang sangat sayang pada mereka menyeimbangi kerasnya sifat ayah, dan memberi pengertian pada Anne dan kakak-kakaknya alasan ayahnya memukul mereka. Tetapi ia bersyukur sekarang, melihat dua orang kakak lelakinya tumbuh menjadi lelaki yang tangguh, termasuk Anne.

Bas merasakan genggaman tangan Anne, kemudian ia mengejap-ngejap dan tersenyum. "Jangan khawatir Anne, aku berhasil tumbuh besar dan ganteng kan?" Lesung pipi Bas menghibur Anne.

Beberapa orang mulai berdatangan. Bas berdiri sambil membawa bungkusan tadi. "Kujemput ya nanti."

Shift Anne hampir berakhir di jam 19.00. Penantian yang lama, sejak jam 18.00 perpus sudah sepi dan Anne berpikir untuk menutup lebih cepat dan menunggu Bas dibawah. Setengah jam lalu Bas baru menelpon, mengabari lagi akan menjemput Anne.

Pintu membuka dan dosen fotografi DKV itu masuk, Anne lupa namanya. "Malam pak. Perpus sudah mau tutup lho... ada yang bapak cari?"

Dosen itu tersenyum manis, matanya berkilat-kilat melihat Anne. "Anne, kau jenius! Lihat ini hasil foto kemarin."

Anne menjadi antusias mendengarkan mengenai hasil foto yang belum dipublikasikan. Ia penasaran. Dosen itu berjalan melewatinya menuju meja diujung ruangan sebelum rak buku, kemudian menggelar foto-foto seukuran A4. Anne mengikutinya.

"Berdiri disini Anne supaya kau bisa melihat dengan jelas." Anne ditarik ke bagian sudut dekat jendela sementara dosen itu berada di sebelahnya menutupi akses keluarnya. Anne sedikit curiga, namun orang ini adalah dosen, seharusnya dia orang yang bisa dipercaya bukan? "Duduklah"

Foto-foto berukuran A4 itu indah sekali, Anne terkesima dengan dirinya sendiri. Baju brokat putih itu melekat erat di tubuhnya seperti kulit. Walaupun aslinya tinggi Anne hanya 157 cm, foto itu membuatnya seperti lebih tinggi dari aslinya dengan memperlihatkan kakinya yang jenjang. Dan Bas... Bas harus melihatnya, ia sangat tampan dan dewasa.

"Pak, bagus banget foto-foto ini. Kapan akan dipajang?"

Pak Dosen itu menyeringai kearah Anne sambil kedua tangannya memegang tangan Anne, ia berkata, "belum dipublikasikan. Kau mau memilikinya?"

Anne merasa aneh tangannya di pegang orang yang tidak dikenalnya. Anne mengangguk perlahan.

"Beri aku ciuman."

Mata Anne membesar, ia meronta melepaskan tangannya namun pegangan dosen itu--yang berubah menjadi cengkraman yang menyakitkan--pada tangannya sulit dilepaskan. Anne meringis. "Lepaskan! Lepaskan!"

Anne di dorong menempel pada dinding dibelakangnya sementar dosen itu menggeser duduknya di kursi panjang perpus. Tubuh Dosen itu menghimpit Anne dan wajahnya mendekat kepada wajah Anne, Anne bisa mencium bau rokok yang menyengat pada nafasnya. Kakinya meronta-ronta tanpa hasil.

Anne berteriak, "tolong! Tolong!" Ketika wajah itu mendekat, bibirnya mencoba mengecup bibir Anne. Anne mencoba menghindar dan bibir dosen itu mengenai pipinya. Rasa jijik merayapi Anne.

"Kau bisa berteriak Anne, tetapi aku sudah mengecek dan kampus sudah bersih dari mahasiswa. Tinggal kita berdua." Dosen berbisik di telinga Anne. Anne mulai terisak, Bas dimana kau?

"Kau cantik sekali Anne, aku sudah menduganya ketika wajahmu muncul di youtube pertama kali. Kecantikan seorang perawan. Kau membuatku bergairah ketika sesi foto itu berlangsung." Dikecupnya lagi pipi Anne ketika Anne tidak berpaling. "Kemarikan wajahmu, biar aku juga bisa merasakanmu seperti lelaki-lelaki itu.... Sebastian dan Liam."

Mendengar nama Bas disebut Anne menengok, ia marah dan sekuat tenaga mendorong dosen itu, dan mendorong lagi hingga dosen itu terjengkang kebelakang, dan Anne melarikan diri.

Lift dan tangga darurat hanya satu-satunya akses menuju perpustakaan. Anne berlari  kencang ke arah lift. Dibetulkannya letak kacamatanya sambil memencet tombol lift yang lama. Ia menekan lagi dan lagi. Dosen itu terlihat bangkit dari lantai dan mulai berlari gontai menyusul Anne. Jari Anne menekan lebih cepat lagi tombol lift, dan dia putus asa.

Ia berteriak ke bawah, "sebastian! Sebastian tolong aku!!!" Dosen itu sudah akan mencapai pintu keluar dan Anne buru-buru menbuka pintu tangga darurat disebelah lift dan mulai berlari lagi. Tiba-tiba sepasang tangan yang kasar mendorongnya. Anne jatuh menggeliding ke bordes pertama tangga darurat. "Sebastian!" Pekiknya lemah. Air matanya jatuh di lapisan semen yang langsung menyerapnya.

Anne mencoba bangun namun tangannya gemetar dan ia tidak mampu menopang tubuhnya untuk bangun. Kaki kirinya terasa sakit sekali, apakah kakinya patah? Pikirnya panik.

Pintu darurat menutup sendiri dan dosen itu turun perlahan-lahan sambil menyeringai. "Kau lebih memilih disini ya? Padahal di perpus lebih dingin. Mungkin kau pemalu, tapi bagiku dimana saja tidak masalah." Kemudian dia tertawa. Tawanya menggema diruangan itu.

Anne tidak kuasa menahan air matanya, dia menangis sejadi-jadinya. Dia sudah kalah. Dengan tulang yang seperti patah ini ia tidak bisa kabur kemana-mana. Dosen itu mendekat, memegang tangannya lagi seperti tadi dan Anne meronta lagi namun tekanan pada tangannya yang sakit membuat Anne berteriak. "Teriaklah, kau hanya membuatku makin bergairah Anne."

Kalau dosen ini akan memperkosanya, ia berharap untuk diperkosa sampai mati. Atau dosen ini boleh membunuhnya setelah dia menikmati tubuhnya, tidak ada gunanya dia hidup dengan malu seperti itu. Ayah dan Ibunya juga akan sangat sedih dan Anne tidak mau melihat kekecewaan dimata mereka seumur hidupnya. Dengan satu teriakan lagi Anne meneriakkan nama lelaki yang selalu hadir di pikirannya, "SEBASTIAN!!!!"

Lalu satu pukulan di kepalanya membuat semuanya menjadi gelap.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Forbidden Love
10013      2136     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
276      225     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
déessertarian
6215      1910     4     
Romance
(SEDANG DIREVISI) Tidak semua kue itu rasanya manis. Ada beberapa yang memiliki rasa masam. Sama seperti kehidupan remaja. Tidak selamanya menjadi masa paling indah seperti yang disenandungkan banyak orang. Di mana masalah terbesar hanya berkisar antara ujian matematika atau jerawat besar yang muncul di dahi. Sama seperti kebanyakan orang dewasa, remaja juga mengalami dilema. Ada galau di ant...
Pilihan Terbaik
4931      1490     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Infatuated
868      569     0     
Romance
Bagi Ritsuka, cinta pertamanya adalah Hajime Shirokami. Bagi Hajime, jatuh cinta adalah fase yang mati-matian dia hindari. Karena cinta adalah pintu pertama menuju kedewasaan. "Salah ya, kalau aku mau semuanya tetap sama?"
Love Escape
10432      1984     3     
Romance
Konflik seorang wanita berstatus janda dengan keluarga dan masa lalunya. Masih adakah harapan untuk ia mengejar mimpi dan masa depannya?
For Cello
3122      1057     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Ingatan
9052      2116     2     
Romance
Kisah ini dimulai dari seorang gadis perempuan yang menemui takdirnya. Ia kecelakaan sebelum sempat bertemu seseorang. Hidupnya terombang-ambing diantara dua waktu. Jiwanya mencari sedang raganya terbujur kaku. Hingga suatu hari elektrokardiogram itu berbunyi sangat nyaring bentuknya sudah menjadi garis yang lurus. Beralih dari cerita tersebut, di masa depan seorang laki-laki berseragam SMA menj...
Love vs Ego
9336      2059     1     
Fan Fiction
WATTPAD PUBLISHED STORY(MsJung0414) Choi Minho merupakan seorang pangeran vampire yang membuat keresahan didalam keluarganya dan klan vampire karena keganasannya. Untuk mengatasi keganasannya ini, keluarganya pun menyuruh Minho untuk mendekati seorang gadis pemilik kekuatan supranatural yang bisa mengembalikan Minho menjadi normal dan membawa keuntungan besar untuk bangsa vampire. Berha...
Belum Tuntas
5070      1732     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...