Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Setelah Bas dipanggil oleh Dekan mengenai kasus kematian Alice, Dru--yang mahasiswa Teknik Informatika--segera bertindak cepat berdasarkan informasi yang didapatkan dari Anne. Ia pulang dan mengutak-atik laptopnya mencoba masuk ke system pengamanan CCTV sekolah yang tidak ada lagi memorinya. Setelah berhasil membajaknya dan merekam aktivitas sekolah di laptopnya ia beralih mengutak-atik kode akses perpus untuk melihat aktivitas keluar masuk orang seminggu sebelumnya.

Dru menemukan di hari kejadian itu, Leyla belum selesai memasukkan kode kunci sehingga pintu tidak terkunci sama sekali dan Alice dapat masuk ke perpus dengan mudah. Daftar aktivitas itu menunjukkan Alice kembali lagi ke perpus untuk melakukan aksinya pada jam 22.30. Kemudian tidak ada lagi orang keluar masuk hingga jam 04.00 dimana petugas kebersihan datang.

Menurut Anne, teman-teman yang bersama Alice bukanlah orang baik-baik dan jika ini masalah narkoba, maka kasus seperti ini selalu melibatkan lebih dari satu orang. Setelah Dru masuk ke system pengamanan sekolah, ia memperhatikan rekaman hasil bajakannya dan setiap malam ia melihat pergerakan beberapa orang tertangkap dalam rekaman CCTV namun identitas orang-orang itu sulit diungkapkan karena posisi CCTV depan perpus yang kurang strategis, belum lagi pencahayaan di depan perpus yang kurang terang.

Dru meng-update Bas dan Liam mengenai temuannya dan Liam berinisiatif untuk memasang jebakan. Mereka membutuhkan Anne sebagai umpan, sementara mereka bersembunyi di dalam counter. Anne tau mereka disana ketika ia menyalakan komputer untuk mencari buku itu, oleh karenanya Anne tidak khawatir.

Bas sempat marah setelahnya kepada dua temannya karena tidak melibatkannya dalam aksinya, dan menjadikan Anne sebagai umpan. Mereka sebenarnya sudah menelpon Bas, namun tidak ada respon darinya, Bas mengakui HP-nya dalam moda diam karena ia sedang makan malam bersama Anne. Dru boleh dibilang cukup lega Bas ada disamping Anne, mereka memang lebih beruntung jika bertiga ketimbang sendiri-sendiri.

Liam buru-buru mencetak foto dari Canonnya dan mengirimkannya ke kepolisian yang menangani kematian Alice. Dru menambahkan bukti pemberat berupa rekaman CCTV mengenai pengakuan tersangka atas perbuatannya. Wajah pengedar yang masih berstatus mahasiswa jurusan Teknik Elektro itu terekam jelas dan langsung masuk dalam DPO--Daftar Pencarian Orang. Selang dua hari, ia ditangkap dan kasusnya sedang diproses ke pengadilan.

Sekali lagi Bas dan Anne menjadi selebriti di kampus Universitas Mutiara Nusantara. Fotonya menghiasi halaman surat kabar dimana-mana. Di foto, Bas terlihat gagah dengan kaos bergaris abu putih sedang memeluk Anne yang tampak mungil dalam baju flanel kotak-kotak beige dan--berjarak tiga kaki--sosok si pengedar sedang menangkap shabu yang terlarang. Caught in action!

Foto dari surat kabar itu sudah Bas bingkai dan gantung di kamarnya. Ia juga membuatkan satu bingkai lagi dan memberikannya ke Anne. Anne senang sekali menerimanya, dia langsung mengirimkan bingkai itu beserta surat kabar yang asli ke orang tuanya di Makassar agar mereka tidak khawatir lagi. Orang tua Anne mulai bertanya-tanya mengenai Bas, dan tidak mudah bagi Anne untuk menceritakan hubungannya dengan Bas.

Bas sedang duduk bersama Dru di kantin biru selang seminggu kemudian. Bas masih terkagum-kagum dengan fotonya yang beredar di surat kabar seluruh Indonesia. Ia bertanya-tanya apakah Ayah dan Ibunya tau anaknya setenar ini sekarang? Kemudian pikiran muram merasuk, kalaupun tau mereka tidak peduli.

Bas melihat Liam dan Anne dari jauh, berjalan ke arah lobby utama bersama. Mereka menertawakan sesuatu, dan Bas sedikit jengkel melihat mereka berdua. "Dru, apa mungkin Liam suka dengan Anne ya?"

Dru yang sedang bermain Mobile Legend menengok, "hah? Sepertinya sih tidak ya." Kemudian kepala Dru menunduk lagi. "Anne terlalu kalem, mereka seperti dua orang yang sama."

Ah~ benar juga kata Dru. Dan dua orang yang sama tidak akan saling menyukai. Kuharap.
 

 

Perpus sudah dibuka dan lebih ramai orang berkunjung kesana entah karena minggu depan UTS dimulai atau untuk berfoto selfie dengan latar belakang rak buku yang sedang nge-trend di kalangan kampus, seperti foto Anne dan Sebastian yang terpajang dimana-mana.

Untuk UTS materi gambar, Anne sudah mengumpulkannya. Tinggal ulangan teori, yang menurut Anne terlalu mudah untuknya. Liam mengajak Anne ke Fakultas Desain Komunikasi dan Visual (DKV) untuk mendiskusikan suatu proposal. Karena ketenaran genk Sebastian dan Anne sekarang, DKV meminta beberapa dari murid Desain Interior (DI) termasuk Anne untuk berpartisipasi sebagai model untuk kelas fotografi. Liam sudah bersedia menjadi salah satu modelnya. Dan dia mendaftarkan beberapa adik kelasnya--termasuk Anne--yang sudah selesai mengumpulkan tugas agar tidak mengganggu pelajaran mereka.

"Ah kak Liam, aku bukan model material. Seharusnya kau juga mengajak Liam dan Dru untuk menjadi model."

"Kau saja yang kurang percaya diri Anne. Kau itu cantik sekali, walaupun dalam baju tidurmu yang kelonggaran kemarin." Liam menyeringai lebar mengingat baju yang samar-samar menunjukkan lekuk tubuh Anne yang membuat mata mereka terpaku.

"Maaf kak Liam, apakah memungkinkan mengajak teman-teman kak Liam juga seperti yang Anne usulkan tadi?" Mata anak-anak DKV itu langsung berkaca-kaca memohon kepada Liam.

Hmm... agak sulit untuk mengajak Dru, tetapi lebih sulit lagi mengajak Bas. "Anne, kau yang usulkan. Kau yang bicara ke Bas dan Dru. Mereka bisa lebih keras kepala dari sapi dan aku malas jika harus bertengkar dengan mereka."

Sore itu...
"Tidak! Tidak! Tidak!" Respon Bas. Mereka berempat duduk di pojok favorite di kantin biru. Liam membelikan roti panggang dan kopi seduh untuk kudapan sore.

"Ah~ Bas kau itu seperti anak kecil saja. Kak Dru yang ahli komputer saja lebih percaya diri menjadi model daripadamu." Ejek Anne sambil mendengus dan bersidekap. Dru yang sekarang asik bermain COC tersenyum-senyum. Sementara Liam mengamati Bas dan Anne, penasaran apakah Anne bisa mencocokkan besi ke hidung Bas.

"Rayu aku." Bas menyeringai sambil merebahkan kepalanya diatas lengannya di meja depan Anne. Kepalanya membelakangi teman-temannya.

Matahari sore yang sinarnya menembus fiber biru diatas kepala mereka membuat campuran warna jingga dan biru yang aneh di wajah Anne, dan Bas menyukainya. Dunianya seakan berputar mengitari Anne. Dru benar, ia jatuh cinta dan ia belum pernah merasakan ini sebelumnya.

"Apa?!" Anne butuh waktu untuk merespon kata-kata Bas ketika wajah Bas berada diatas meja didepannya menatapnya dengan senyum di matanya. Anne menggigit bibirnya agar tidak terlena dengan tatapan Bas.

"Rayu aku, mungkin aku akan mempertimbangkan mengikuti apapun yang kau minta." Dibawah meja, tangan Bas meraih tangan Anne dan membelainya dengan lembut.

"Bas! Kau itu seperti anak kecil saja." Anne berpikir alih-alih Bas minta dirayu, Anne merasa Bas lah yang sedang merayunya. "Baiklah, kalau kau bersedia jadi model, aku akan mempertimbangkan."

"Kau mau jadi pacarku?" Bas berbisik di telinga Anne dan belai nafasnya mengirimkan getaran yang menggelitik hatinya.

"Mungkin." Anne tertawa, ia tidak percaya lelaki ini tidak pernah menyerah sampai dia berhasil.

"Baiklah, deal! Apapun yang kau mau Anne." Liam dan Dru menatap curiga ke perjanjian yang dibisikkan Bas ke Anne.

Mereka makan malam bersama di kantin biru, makanan seadanya yang jauh dari standar Bas dan teman-temannya--nasi soto ayam. Bas membayar dan kemudian mengantar Anne pulang.

Didepan lobby Bas menghentikan Anne, ia tidak ingin Anne cepat masuk kedalam, ia ingin berlama-lama dengan Anne walaupun nyamuk menggigiti lehernya.

"Apakah kasus Alice mengganggumu? Kalau ada yang ingin kau bicarakan, tanyakan saja Anne. Aku tidak mau ada hal yang menggantung diantara kita." Bas bersandar pada dinding dibelakangnya dan menarik tangan Anne mendekat, menempatkan Anne diantara kakinya.

Anne berpikir lama dan sedikit ragu untuk menanyakannya pada Bas. "Pengakuan pacar Alice kemarin sebenarnya cukup mengguncangku. Faktanya bahwa aku mirip banget dengan Alice..." Anne tidak bisa melanjutkannya, ia hanya menghembuskan nafas dengan berat.

Sepulangnya mereka setelah pengedar itu tertangkap basah didepan kamera Liam, Anne tidak bisa tidur. Gambaran mengenai sosok Alice mirip sekali dengannya. Pacar Alice sepertinya ingin menyadarkan Anne bahwa Bas bukan orang yang baik, dia akan mematahkan hati terutama anak-anak kutu buku seperti Anne dan Alice. Anne takut dia hanya akan menjadi Alice ke dua.

"Seperti dugaanku," Bas tersenyum lemah. Ketika pacar Alice membeberkan apa yang terjadi pada Alice yang menyebabkan perubahan sifat Alice, Bas khawatir Anne akan berpikir Bas hanya main-main dengannya.

"Anne, aku ingin kau tau... bukan aku yang mengejar-ngejar Alice. Bukan aku yang mau menjadikan Alice pacar. Alice yang mengejarku dan menawarkan diri menjadi pacarku. Kesalahanku adalah aku tidak menolaknya." Bas tertunduk, aliran memori akan perlakuannya pada Alice membanjiri otaknya.

Alice ingin Bas mencarinya, merayunya dan bercanda dengannya seperti sebelum mereka berpacaran namun itu tidak terjadi karena Bas yang selalu dikelilingi wanita membuat Alice cemburu dan menarik diri. Sampai satu hari, Alice dengan pakaian sangat minim dan dandanan yang menor mengikutinya ke Hensin dimana dia sedang hang out dengan Liam dan Dru. Cara berpakaian dan dandanannya itu bukan Alice sama sekali, Sebastian naik pitam. Liam dan Dru, mereka saksi pertengkaran Bas dan Alice malam itu. Bas berpikir apakah mungkin itu sebabnya Liam sangat protektif terhadap Anne, bukan karena Liam menyukai Anne, tetapi Liam dan Dru takut Anne terluka seperti Alice. Bas merasa terenyuh mengetahui teman-temannya sangat peduli pada Anne.

Ia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, "Walaupun mungkin kau mendengar cerita bahwa kalian orang yang mirip, bahwa aku sama-sama tertarik dengan kalian, bahwa aku membawa kalian ke restoran yang sama... Anne, aku ingin kau tau, aku tidak pernah menyamakanmu dengan Alice. Kalian sama sekali orang yang berbeda." Bas menarik Alice kedalam pelukannya, ia bahkan sudah merindukan Anne sebelum ia memulangkannya ke asrama.

Bas merasakan Anne mengejap-ngejapkan matanya. "Kau menangis?" Tanya Bas diatas kepala Anne. Sulit sekali mendapatkan perempuan ini pikir Bas, biasanya hanya dengan lesung pipitnya beberapa perempuan jatuh dipelukannya, ia hanya harus memilih salah satunya.

"Tidak." Anne menarik diri dari pelukan Bas yang hangat, "Selamat malam Bas." Anne tersenyum dan menjangkau Bas, mencium pipinya sebelum masuk ke dalam lobby asramanya.

Bas melihat Anne masuk ke pintu manual lobby asrama dan merasa senang yang luar biasa. Ia tersenyum dan tertawa sendiri, matanya sedikit berkaca-kaca. Ketika ia melihat kebawah--pada Channel abu-abu tuanya--dua titik air mata Anne tertinggal disana.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Cinta Tak Terduga
5301      1675     8     
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
He Used to be a Crown Prince
3204      1098     3     
Romance
Pacar Sera bernama Han Soo, bintang instagram terkenal berdarah campuran Indonesia-Korea. Han Soo hidupnya sederhana. Setidaknya itulah yang Sera kira hingga Xuan muncul di kehidupan mereka. Xuan membenci Han Soo karena posisinya sebagai penerus tunggal kerajaan konglomerat tergeser berkat ditemukannya Han Soo.
The Black Envelope
2878      1030     2     
Mystery
Berawal dari kecelakaan sepuluh tahun silam. Menyeret sembilan orang yang saling berkaitan untuk membayarkan apa yang mereka perbuatan. Nyawa, dendam, air mata, pengorbanan dan kekecewaan harus mereka bayar lunas.
Secret’s
4287      1369     6     
Romance
Aku sangat senang ketika naskah drama yang aku buat telah memenangkan lomba di sekolah. Dan naskah itu telah ditunjuk sebagai naskah yang akan digunakan pada acara kelulusan tahun ini, di depan wali murid dan anak-anak lainnya. Aku sering menulis diary pribadi, cerpen dan novel yang bersambung lalu memamerkannya di blog pribadiku. Anehnya, tulisan-tulisan yang aku kembangkan setelah itu justru...
Too Sassy For You
1558      703     4     
Fantasy
Sebuah kejadian di pub membuat Nabila ditarik ke masa depan dan terlibat skandal sengan artis yang sedang berada pada puncak kariernya. Sebenarnya apa alasan yang membuat Adilla ditarik ke masa depan? Apakah semua ini berhubungan dengan kematian ayahnya?
Sampai Nanti
501      279     1     
Short Story
Ada dua alasan insan dipertemukan, membersamai atau hanya memberikan materi
Popo Radio
11210      2180     20     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
A Slice of Love
296      249     2     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.
Melawan Takdir
1812      884     5     
Horror
Bukan hanya sebagai mahkota pelengkap penampilan, memiliki rambut panjang yang indah adalah impian setiap orang terutama kaum wanita. Hal itulah yang mendorong Bimo menjadi seorang psikopat yang terobsesi untuk mengoleksi rambut-rambut tersebut. Setelah Laras lulus sekolah, ayahnya mendapat tugas dari atasannya untuk mengawasi kantor barunya yang ada di luar kota. Dan sebagai orang baru di lin...
Confusing Letter
970      535     1     
Romance
Confusing Letter