Read More >>"> In Love With the Librarian (04. Perpustakaan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Sejak pertemuan itu Sebastian mencari tau lebih jauh mengenai Anne dan hanya menemukan catatan tak bercela mengenai gadis itu. Anak beasiswa dari Makassar, IPK tinggi, seorang pustakawati. Apa ada ya orang hidup sebersih itu? Dia pasti seorang Saint. Ini membuatnya makin penasaran. Tya sudah di putuskan kemarin, masih ada empat perempuan lagi yang masih berstatus pacar Sebastian.

Pagi itu pertama kalinya Sebastian melangkahkan kaki ke perpustakaan Fakultas Teknik setelah tiga tahun kuliah di universitas itu. Bayangan akan interior kuno dengan gorden berdebu dan rak-rak kayu yang berisi buku-buku tua bau apak membuatnya bergidik. Hey, jangan salahkan dia, namun perpustakaan memiliki gambaran bukan tempat yang asik dan menarik untuk anak-anak seaktif dia.

Begitu kakinya memasuki pintu kaca otomatis, ia disambut dengan keberadaan counter administrasi untuk pengurusan peminjaman dan pengembalian buku yang berdesain futuristik. Counter di depannya berbentuk oval dan mengkilat bak kapal alien dengan permukaannya yang dilapisi stainless steel.

Terletak di lantai delapan di ujung bangunan, perpustakaan itu terlihat terang dan sangat nyaman. Langit-langitnya tinggi dengan jendela besar yang dapat dibuka berada di sisi kiri kanan mempersilahkan sinar matahari dan udara segar masuk dengan leluasa. Tidak ada bau apak sama sekali, malah sirkulasi udara disana sejuk dengan hanya menyalakan satu atau dua AC dari delapan AC yang terpasang. Vertical blind berwarna taupe muda tergantung sepanjang jendela.

Lantainya berlapis vinyl berwarna medium beige dengan bercak-bercak warna cerah yang berfungsi untuk meredam suara serasi dengan dinding yang sepertiga bagian bawahnya di cat sewarna dengan warna lantai vinyl sementara sisanya sampai ke langit-langit di cat warna putih. Rak-rak buku terbuat dari metal coating berdesain ramping berwarna cokelat tua yang memiliki lubang-lubang sehingga berkesan ringan dan transparan, berjejer rapih setinggi 2,2 meter di bagian belakang perpustakaan.

Meja panjang dan kursi tanpa partisi di bariskan diantara counter dan rak buku seperti tulang ikan. Di belakang counter terdapat beberapa layar komputer untuk menunjang pencarian data via internet bagi mahasiswa untuk kepentingan mata pelajaran perkuliahan.

Pemandangan ini membuat Sebastian terkesima. Kenapa tidak dari dulu ia mencoba kemari, ia tidak akan susah-susah memikirkan tempat untuk kabur dari mata pelajaran perkuliahan yang membosankan untuk tidur siang. Sebastian melirik jam tangannya, jam 08.15. Masih dua jam lagi untuk mata kuliah pertamanya. Ia heran belum ada orang disana.

Sesosok perempuan mungil keluar dari antara rak buku dengan sekitar 30 buku literatur bertumpuk diatas tangannya sampai menutupi wajahnya. Dia berjalan terhuyung-huyung. Sebastian tersenyum jahil.

"Oops!" Bas menambahkan satu buku besar lagi dan buku-buku di gendongan Anne roboh bersamanya, jatuh di kaki Sebastian. Anne buru-buru bangkit.

"Kau! Mau apa kemari?" Anne menghardiknya sambil berkacak pinggang. Wajahnya cemberut melihat buku-buku yang berserakan di lantai. Sebastian memperhatikan pakaian Anne yang sepertinya dibeli lusinan dengan perbedaan hanya di warna saja. Hari ini jeans gombrong dan kemeja flanel kotak-kotak berwarna beige. Sewarna lantai vinyl, pikir Bas geli.

"Mau kubantu bereskan?"

"Kurasa itu memang kewajibanmu setelah apa yang kau perbuat tadi. Kau membuatnya kacau." Anne mendengus dan lelaki itu tertawa ringan sambil membungkuk mengangkat buku yang berserakan itu satu persatu. Anne membantunya.

"Dimana kau mau aku letakkan ini semua?"

"Hah! Kau pikir ini diletakkan di satu tempat? Kau salah. Ikut aku." Sekaligus saja Anne memanfaatkan lelaki ini. Dia tinggi dan mampu menjangkau rak teratas, tidak seperti dirinya yang harus menggunakan bangku panjat untuk menjangkau ketinggian rak. Sambil berjalan, Anne menunjuk buku mana diletakkan dimana. Menyenangkan sekali mendapat bantuan seperti ini.

"Nah sudah selesai. Apakah selalu seperti ini setiap pagi? Pasti melelahkan ya." Sebastian menepuk-nepukkan kedua tangannya membersihkan debu dari tangannya dan berjalan ke salah satu tempat duduk terdekat.

"Biasanya lebih banyak, ini jumlah paling sedikit buku yang tidak pada tempatnya. Shift sore juga sama, mereka harus memilah buku-buku yang tidak pada tempatnya kemudian merapihkannya. Jadi petugas pagi tidak terlalu kewalahan mengatur buku-buku itu." Anne mengikutinya. Ia memperhatikan punggung Bas yang lebar dibalut kaos polo putih bergerak ke kiri ke kanan. Untuk orang setinggi Bas, ia punya proporsi tubuh yang bagus sekali untuk menjadi seorang model majalah.

"Bukankah seharusnya menjaga perpustakaan itu dua orang?" Sebastian duduk di satu meja dekat jendela yang terbuka dan mempersilahkan Anne duduk disampingnya. Namun Anne berputar dan memilih duduk di seberang Bas.

"Tidak perlu kurasa. Perpustakaan kampus teknik tidak seramai perpustakaan ekonomi atau kedokteran. Menurut pengurus perpustakaan karena jurusan teknik lebih berkonsentrasi kepada praktek ketimbang teori. Jadi anak-anak yang kemari pun sebagian besar dari teknik arsitektur dan sedikit dari jurusan teknik lainnya."

"Kenapa kau mau melakukan ini?"

"Hmm... kenapa kau ingin tau? Maksudku... ini bukan urusanmu. Kau orang kaya kan?" Anne menatapnya sambil bertopang dagu.

Alis Sebastian terangkat dengan pertanyaan terus terang dari seorang gadis yang baru dikenalnya. "Darimana kau tau? Kau ada masalah dengan itu?"

Anne mengerucutkan mulutnya kesatu sisi wajahnya, menimbang apakah ia harus mengatakannya atau tidak. "Beberapa hari lalu ketika kau dan pacarmu menggangguku di lobby, kau ingat?" Bas mengangguk. "Nah, waktu aku kembali ke kelas, mereka semua menanyakan mengenaimu. Kau cukup tenar kau tau?"

Cukup? Aku SANGAT tenar gadis kecil.

"Yah, pokoknya anak-anak di kelas mulai bercerita mengenaimu. Misalnya mengenai mobilmu mustang merah yang kau parkir di parkiran sepeda dengan semena-mena."

"Hey, kau lihat sendiri sepeda yang diparkir begitu sedikit, aku mengefisienkan lahan parkir, kau tau?" Sebastian membantah.

Anne memutar bola matanya tak percaya dengan alasan Bas yang tidak masuk akal itu. "Tetap saja itu salah. Kau tidak ditegur karena ibumu salah satu penyandang dana terbesar di universitas ini."

"Kau sudah melakukan riset tentangku ya?" Bas bersidekap dan tertawa, suara tawanya merdu sekali. Ada sedikit rasa bangga pada dirinya bahwa walaupun kelihatannya cuek gadis kecil ini ternyata juga penasaran dengannya. Ia tersanjung.

"Bah! Untuk apa? Kupingku tidak tuli. Oya, mereka sudah memperingatkanku... Jadi pergilah Bas. Perpustakaan bukan tempat untuk orang sepopuler kapten basket sepertimu."

"Mereka itu siapa? Apa yang mereka peringatkan padamu?" Mata Sebastian menyipit, ia belum pernah diusir oleh siapapun, dimanapun.

"Semua orang mengatakan kau dan genk-mu memanfaatkan orang-orang sepertiku--anak-anak kutu buku--untuk menyelesaikan tugasmu. Kemudian yang perempuan kau campakkan dan yang lelaki kau tekan sampai frustasi." Anne ingin bercerita lebih banyak lagi, namun beberapa mahasiswa mulai masuk ke perpustakaan, Anne bangkit berdiri dan meninggalkan Bas begitu saja.

Sebastian terdiam, ia terkejut mendengar keterangan dari Anne, apakah ia sesadis itu? Seingatnya genk-nya hanya terdiri dari Andrew dan Liam. Andrew dan Liam berbeda jurusan--Liam di FSRD dan Andrew di Teknik Informatika--jadi sepertinya tidak mungkin jika mereka melakukan itu.

Apakah ada orang yang menggunakan namanya untuk menindas orang lain?

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
Once Upon A Time: Peach
946      569     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...
Angkara
936      560     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
AMORE KARAOKE
17406      2748     7     
Romance
Dengan sangat berat hati, Devon harus mendirikan kembali usaha karaoke warisan kakeknya bersama cewek barbar itu. Menatap cewek itu saja sangat menyakitkan, bagaimana bila berdekatan selayaknya partner kerja? Dengan sangat terpaksa, Mora rela membuka usaha dengan cowok itu. Menatapnya mata sipit saja sangat mengerikan seolah ingin menerkamnya hidup-hidup, bagaimana dia bisa bertahan mempunyai ...
CATCH MY HEART
2547      955     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
You Are The Reason
2080      837     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
The Red Eyes
21563      3009     4     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Adelaide - He Will Back Soon
1373      723     0     
Romance
Kisah tentang kesalah pahaman yang mengitari tiga insan manusia.
BANADIS 2
9874      1734     6     
Fantasy
Banadis, sebuah kerajaan imajiner yang berdiri pada abad pertengahan di Nusantara. Kerajaan Banadis begitu melegenda, merupakan pusat perdagangan yang maju, Dengan kemampuan militer yang tiada tandingannya. Orang - orang Banadis hidup sejahtera, aman dan penuh rasa cinta. Sungguh kerajaan Banadis menjadi sebuah kerajaan yang sangat ideal pada masa itu, Hingga ketidakberuntungan dialami kerajaan ...
Selfless Love
4213      1214     2     
Romance
Ajeng menyukai Aland secara diam-diam, meski dia terkenal sebagai sekretaris galak tapi nyatanya bibirnya kaku ketika bicara dengan Aland.
A Story
256      205     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?