Read More >>"> In Love With the Librarian (03. Pertemuan Pertama) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - In Love With the Librarian
MENU
About Us  

Awal bulan Oktober yang cerah, paving blok di halaman kampus masih lembab dari hujan yang turun kemarin malam. Hari ini bukan hanya langit yang tampak lebih biru, namun tanaman tampak lebih hijau, warna bunga yang kontras menyemarakkan suasana kampus.

Kelas menggambar perspektif merupakan pelajaran pertama hari itu dan untuk dua jam kedepan mereka akan belajar menggambar perspektif tumbuhan. Dosennya--drs. Eka dan Liam--sebagai asisten dosen, masuk ke ruangan dan mengumumkan bahwa karena cuaca yang cerah, anak-anak semester tiga desain interior diminta turun ke halaman untuk menggambar sketsa perspektif tanaman yang ada di lingkungan sekolah berdasaarkan sudut pandang masing-masing.

Sesampainya di bawah, Liam mengulang kembali instruksi dari dosennya dan mengingatkan bahwa mahasiswanya boleh menggambar dimana saja di lingkungan sekolah dan harus kembali ke kelas dan mengumpulkan gambar sketsanya dalam waktu satu jam kedepan. Maka berlarianlah mahasiswa itu ke segala arah di kampus. Ada yang ke taman belakang dekat lapangan basket. Ada yang berkelompok di dekat lobby utama dekat air mancur. Ada yang di taman samping dekat kantin biru karena disana memiliki tempat duduk dan meja.

Anne memilih posisi dekat lobby utama. Ia duduk di lantai marmer putih berurat abu-abu bersama sekelompok teman sekelasnya, menghadap ke taman didepan mereka dimana terdapat air mancur yang dikelilingi tumbuhan yang bunganya kecil berwarna-warni, entah apa nama bunga itu. Berjarak dua meter dari air mancur itu, dikiri kanan terdapat pohon palem tinggi. Ia mulai menggambar.

Dari sudut matanya, Anne menangkap kedatangan sekelompok orang--seorang lelaki dan tiga perempuan dari fakultas lain dan duduk berseberangan dengan mereka. Menilik dari usianya, mereka harusnya adalah senior. Salah satu dari mereka membawa gitar. Mahasiswa macam apa yang membawa gitar ke kampus? Jurusan apa dia? Anne gusar, bagaimana ia bisa berkonsentrasi dengan gambarnya jika mereka berisik seperti itu.

Ditengah kebisingan yang ditimbulkan anak-anak senior itu dan derap lalu lalang orang keluar masuk lobby utama, Anne akhirnya bisa berkonsentrasi penuh dan ia masih berkonsentrasi dengan gambarnya tanpa menyadari satu persatu teman kelas Anne pergi dan meninggalkan Anne sendirian. 

"Kau tidak pergi?" Anne terlonjak mendengar suara seorang lelaki di kupingnya. Suaranya lembut dan merdu, nafas lelaki itu membelai daun telinganya yang tidak tertutup rambut yang berkuncir kuda. Anne menengok dengan jengkel. Susah payah ia berkonsentrasi sekarang lelaki ini malah membuyarkan konsentrasinya. Tiga orang perempuan di sudut seberang Anne melihat Anne sambil cekikikan dan menghembuskan rokoknya.

Anne mempelajari wajah lelaki yang sedang mengambil posisi duduk disebelahnya. Ah~ Anne ingat dia si wajah tampan yang mentertawakannya kemarin! Anne semakin jengkel, "siapa suruh kau duduk disini? Pergi sana, aku harus menggambar." Anne membetulkan letak kacamatanya dan mulai menggambar lagi.

Lelaki itu tidak pergi, alih-alih ia mengatur nada dan mulai memainkan gitarnya. Dengan suara merdunya, ia bernyanyi lagu '2002'. Anne menggeram. Musik berhenti. "Kau tidak suka? Kau mau lagu apa?"

"Aku perlu sendiri. Jangan ganggu aku dan jangan berisik." Anne melirik kesal ke lelaki itu, kemudian ke perempuan diseberangnya. Tawa cekikikan itu meledak lagi. Aneh, padahal tidak ada yang lucu, pikir Anne. "Bagaimana jika kau bermain untuk mereka, perempuan-perempuan itu sepertinya perlu dihibur."

Ketiga perempuan di sudut itu mulai merasa jengkel dengan kata-kata Anne dan bangun berdiri mendekatinya, "apa katamu? Wanita penghibur?" Salah seorang dari mereka dengan rambut pirang panjang dan tindik di cuping hidungnya berjongkok di depan Anne. "Rasakan ini."

Kuku tajam itu menjangkau ke kertas gambar Anne untuk merobeknya, namun sebuah tangan yang kekar menangkapnya duluan. "Tya, kalau kau begitu terus sebaiknya kita putus." Kata lelaki di sebelah Anne.

Anne terkejut, lelaki disebelahnya melindungi karyanya dari cakar iblis pacarnya. Perempuan itu mendengus keras dan mengacungkan jari tengahnya ke Anne. Anne membalas tatapannya dengan berani.

Lelaki itu tersenyum manis seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Lesung pipitnya terbentuk dibawah bayangan janggutnya. Anne memperhatikan tidak ada tindik, tidak ada tato; lelaki ini bersih sekali, tidak seperti pacarnya. "Nah, sampai mana kita tadi?"

"Sampai jumpa lagi." Anne bangun dari duduknya dan berjalan pergi. Lelaki itu mengikutinya dibelakang dengan gitar disampirkan ke punggungnya.

"Anne, kemana saja kau? Sudah selesai?" Liam berlari kecil menghampirinya dari jauh. Anne melirik ke jam tangannya yang usang dengan kulit jam yang mulai retak-retak. Ah~ ia terlambat 15 menit gara-gara meladeni perempuan tadi, dan lelaki ini. "Bas! Kau menggodanya ya? Sampai dia terlambat mengumpulkan tugas. Keterlaluan kau. Kalau mau menggoda, sebaiknya kau ke Fakultas Ekonomi atau yang lainnya lah, jangan ganggu anak-anakku."

Suara terkekeh dari belakang membuat Anne menengok dan terheran mereka mengenal satu dan lainnya. "Justru aku melindungi dia Liam, kalau tidak... tidak akan ada apa-apa untuk dikumpulkan. Tapi mahasiswimu ini galak ya, berbeda dengan yang lain." Lelaki itu terkekeh lagi bersama Liam. Anne tidak suka melihat mereka dekat, Liam dan lelaki itu seperti dewa dan iblis. Iblis yang sama tampannya dengan dewa. Hentikan itu!

"Anne-Marie, kukenalkan sahabatku Sebastian Lingga. Bas, ini Anne, mahasiswi beasiswaku yang berbakat." Sebastian tersenyum lagi memamerkan lesung pipitnya sambil menjulurkan tangannya, Anne dengan ragu-ragu menyambutnya. Tangan lelaki itu besar dan hangat, gurat-gurat tangannya terasa menggelitik di telapak tangan Anne.

"Sekarang kau jangan ganggu dia ya. Kau boleh ganggu yang lain, tapi Anne adalah anak emasku." Liam memperingatkan.

"Anne, jangan terlalu serius ya. Kau sangat menggemaskan jika serius begitu." Sebastian tertawa, lalu tatapannya beralih ke Liam, "sungguh, aku tidak tahan tidak mengganggunya Liam. Sesekali ajak dia ke permainan kita Liam, biar dia bisa santai sedikit."

Cuih! Dasar playboy! Anne melihat ketiga perempuan tadi gusar karena Bas belum kembali ke mereka. "Aku sibuk." Jawab Anne ketus. "Kak, aku balik kelas dulu ya." Anne meninggalkan kedua lelaki itu berbicara dan berlari ke kelas.

"Anakmu itu hampir di cakar pacarku tadi." Sebastian menyeringai dan menggelengkan kepalanya. "Kau benar, Anne itu unik. Rata-rata perempuan akan grogi jika didekatku, tapi dia tidak. Dia tidak takut apapun."

"Kau itu Bas, kau bisa mendapatkan pacar, siapapun. Tapi kau malah pacaran dengan kucing. Cari pacar yang benar lah. Jangan sia-siakan waktumu dengan perempuan itu." Liam menengok ke kumpulan perempuan yang mulai menghampiri mereka. "Aku pergi dulu. Aku tidak mau jadi korban selanjutnya." Liam meninju kepalan tangan Bas yang sudah siap menyambutnya. Dan mereka berpisah.

Sore itu Sebastian memutuskan hubungannya dengan Tya. Selama ini semua orang selalu menurut padanya, hidup menjadi tidak menarik. Sekarang, ada yang menarik untuk di taklukkan, batinnya. Sebastian masuk ke Mustang merah miliknya yang mengkilat dan melesat meninggalkan kampus menuju sangkar emasnya.

Tags: Twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • YUYU

    @deborahana hugs... terima kasih Deb

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
  • siboratukangtulis

    Lanjutttt!

    Comment on chapter 21. Semester Baru Bersama Anne
Similar Tags
#SedikitCemasBanyakRindunya
3034      1102     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
3672      1511     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
14999      1829     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
I Always Be Your Side Forever
5702      1536     3     
Romance
Lulu Yulia adalah seorang artis yang sedang naik daun,tanpa sengaja bertemu dengan seorang cowok keturunan Korea-Indonesia bernama Park Woojin yang bekerja di kafe,mereka saling jatuh cinta,tanpa memperdulikan status dan pekerjaan yang berbeda,sampai suatu hari Park Woojin mengalami kecelakaan dan koma. Bagaimana kisah cinta mereka berdua selanjutnya.
Aku Lupa
619      427     3     
Short Story
Suatu malam yang tak ingin aku ulangi lagi.
PENTAS
1039      623     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
a Little Braver
239      193     0     
Romance
Ketika takdir yang datang di setiap kehidupan membawanya pada kejutan-kejutan tak terduga dari Sang Maha Penentu, Audi tidak pernah mengerti kenapa Dia memberikannya kehidupan penuh tanya seperti ini?
Pillars of Heaven
2732      866     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
Mutiara -BOOK 1 OF MUTIARA TRILOGY [PUBLISHING]
12928      2577     7     
Science Fiction
Have you ever imagined living in the future where your countries have been sunk under water? In the year 2518, humanity has almost been wiped off the face of the Earth. Indonesia sent 10 ships when the first "apocalypse" hit in the year 2150. As for today, only 3 ships representing the New Kingdom of Indonesia remain sailing the ocean.
Forgetting You
3673      1283     4     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.