Maison de rêve.
Jika lo menganggap itu adalah sebuah rumah luas dengan gaya eksentrik dari luar negeri, lo salah. Maison de rêve hanyalah sebuah bangunan kecil, dengan tujuh kamar dan kamar mandi, satu ruang tengah, serta sebuah dapur kecil yang selalu heboh di setiap paginya.
Maison de rêve hanyalah sebuah bangunan biru yang terletak di sudut jalan, yang saling berbelakangan dengan kampus mereka. Bangunan itu milik Babeh Rahmat, lelaki berumur setengah abad yang setiap pagi selalu mengantar beberapa makanan untuk anak-anak di sana.
Nama maison de rêve, muncul ketika Sena sedang tidak ada kerjaan dan mencoret-coret papan triplek bekas tugas Bang Julian, kemudian dengan senyuman nyengirnya heboh berlari-lari ke dalam kosan mereka, "Bagus gak, Yan?"
Brian mengerjapkan matanya dan mengangguk-angguk, "Iya-iya." Padahal dia gak melihat apa-apa karena masih mengantuk.
"Bagus gak, Bang Yoga?"
"Apaan sih itu? Ma' Ison? Siapa? Pacar lo?"
"Bukan anjir, Bang."
"Bagus gak, Den?"
"Hmm, lumayan. Tapi, itu kurang nyeni, mau gue bikinin?"
"Gak usah, makasih."
"Bang Jul, ini bagus, gak?"
"EH ITU LO PAKE TRIPLEK SIAPA? ITU MAU GUE PAKE LAGI TIGA PULUH SENTIMETER."
"Iya, Bang, elah."
"Jhordan, bagus kagak?"
"Hah? Apaan sih gak jelas."
"Yeeu, gue keluarin ya dari sini."
"Dek Cakka, ini bagus, gak?"
"Hmmm, bagus, Bang," jawabnya terpaksa.
"Nah, bagus, kan?"
Walaupun pada awalnya mengalami penolakan, keenam teman Sena akhirnya manggut-manggut setuju dengan pemasangan triplek itu di depan pintu.
Rumah mimpi.
Tulisan itu dipasang hanya agar mereka ingat, bahwa di sini, di Kota Bandung, mereka sedang berjuang untuk meraih mimpi mereka. Entah itu menjadi seorang insinyur, menjadi seorang composer, atau menjadi bapak rumah tangga yang baik, gak ada yang salah dengan yang namanya mimpi.
Yang salah adalah ketika lo merasa mimpi lo terlalu tinggi, dan lo enggan berjuang.
Jika lo masuk ke dalam sana, lo akan menemukan orang-orang yang datang dengan penuh impian.
No limit gon touch the sky, katanya.
They invite you to fight with them, dare you?
Mari kita masuk;
1. Bhismasena Hanandhika Wijaya, 21 tahun, Fakultas Teknik Geologi
Instagram : bhismasena
Bhismasena senang dipanggil Sena, karena katanya, kalau lo manggil dia Bhisma, nanti dikira mantan personil SM*SH dan dia gak mau, takut teringat masa lalu yang loncat-loncat setiap nonton SM*SH tampil.
Sena adalah mahasiswa tingkat dua, yang sudah dua tahun juga tinggal di maison de rêve. Walaupun Sena anak teknik, Sena sangat menyukai musik. Setiap malam, jika tugasnya sudah selesai, dia akan termenung di kamarnya dan mencoret-coret bagian belakang bukunya untuk membuat lagu.
Sekarang, sudah lebih dari lima puluh lagu dia tulis. Dan dia akan menyanyikannya malam-malam dengan Julian dan Brian --lebih tepatnya sih teriak-teriak. Sampai Jhordan yang sedang tidur akan misuh-misuh dan lebih memilih tidur di teras kosan, atau pergi ke rumah Babeh Rahmat dan memaksanya untuk tidur di dalam kamar anaknya yang sedang merantau.
Memang seenaknya si Jhordan ini.
Sena adalah anak yang ambisius, karena ia mempunyai banyak mimpi yang ingin ia capai di masa mudanya. Menjadi anak teknik yang membanggakan, menjadi seorang composer, menjadi seorang penulis lagu, dan masih banyak lagi.
Tidur adalah kemewahan bagi Sena. Karena, jurusannya yang memiliki banyak tugas sekaligus kedudukannya yang cukup tinggi sebagai Komandan Terpimpin, mengharuskan Sena untuk tidak tidur semalaman, atau tidur hanya dalam beberapa jam.
Tapi Sena tidak pernah mengeluh, karena katanya, "Gue punya mereka."
Dan di maison de rêve ini, Sena sudah otomatis menjadi ketua dari anak-anak, walaupun ada Julian dan Yoga yang lebih tua darinya. Alasannya, karena Sena adalah orang yang disiplin dan mampu mengatur mereka.
2. Brian Dharmasatya Atmojo, 21 tahun, Fakultas Ilmu Komunikasi
Instagram : briandharmasatya
Brian adalah salah satu dari tiga orang penghuni pertama maison de rêve. Ketika Julian mengajaknya untuk mencari kosan, dia nurut-nurut saja. Dan karena sudah kelelahan, akhirnya dia setuju-setuju saja ketika Julian memilih kosan Babeh Rahmat untuk menjadi tempat tinggalnya selama kuliah.
Tapi ternyata, kosan Babeh Rahmat adalah kosan terbaik. Karena, di sini juga Brian menemukan keluarga.
Karena keluarga Brian yang asli sangat jauh.
Jauh di mata namun dekat di hati katanya.
Keluarga Brian tinggal di Aceh, yang biaya pesawatnya lebih mahal dari pada ke Singapura. Maka dari itu, Brian jarang pulang dan akan ikut mudik bersama Julian, bahkan sudah dianggap anak oleh keluarga Julian.
Brian anak Ilkom, ya cocok sih dengan kepribadiannya yang easy going dan cerewet. Brian adalah orang yang paling jahil dan gak jarang kena timpuk seluruh member kosan.
"WOY SENDAL GUE KEMANA ELAH."
"Hehehe." (nyengir di sudut kamar)
Tiga bulan kemudian, sandalnya baru ketemu, dan ternyata ada di kamar Babeh Rahmat. Keterlaluan memang si Brian ini.
Tapi, Brian tidak pernah mau menjahili Jhordan. Masa iya mau membangunkan singa yang lagi tidur?
Brian mempunyai banyak mimpi, salah satunya adalah ingin membelikan rumah yang besar untuk keluarganya di Aceh sana. Untuk memenuhinya, Brian harus bekerja keras dan kuliah dengan benar.
"Gue pasti bisa," ujarnya sambil bermain mobile legends.
3. Julian Pramadipta, 23 tahun, Fakultas Ilmu Budaya
Instagram : julianpramadipta
Julian adalah abang bagi maison de rêve, karena memang sesepuh di sana (paling tua maksudnya), tapi..... ya cukup tinggi lah, ya. Mahasiswa tingkat tiga, jurusan sastra Inggris.
Namanya yang bagus tidak lagi terdengar di maison de rêve, karena anak-anak akan memanggilnya, "BANG IJUUULLL!"
Dan Yoga yang seumuran dengannya hanya memanggilnya, "HEH PANJUL! Ayo berangkat!"
Dan Julian yang asli Sunda ini hanya akan tersenyum dan mengelus dadanya, "Ah, teu nanaon." (gak apa-apa)
Rumahnya sebenernya dekat, tetapi memilih untuk tinggal di kosan karena biar fokus belajar katanya. Julian adalah salah satu dari tiga anak yang pertama kali menghuni maison de rêve. Kerjaannya adalah bernyanyi di kamar mandi sampai habis satu album.
Dan akhirnya Jhordan berteriak, "BANG IJUL! GUE KULIAH JAM TUJUH! SEKARANG UDAH JAM SEMBILAN."
Dan Julian buru-buru keluar sambil nyengir.
"Udah, Bang, mandinya?"
"Belum," jawabnya. "Kan tadi nyanyi."
"AH ELAH!"
Julian jago banyak bahasa. Mulai dari bahasa Inggris, Mandarin, Prancis, Jerman, Jepang, dan bahasa yang paling membanggakan, Bahasa Sunda. Maka dari itu, ia adalah mahasiswa yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan eksternal dan menjadi perwakilan fakultasnya dalam berbagai kegiatan.
Sangat membanggakan memang.
Mimpinya adalah menjadi kebanggan bagi orang tuanya yang menginginkan dia masuk teknik. Julian ingin membuktikan bahwa dengan kemampuannya di berbagai bahasa, dia juga bisa sukses dan membanggakan orang tuanya.
4. Jhordan Ali Diazmara, 21 tahun, Fakultas Teknik Geologi
Instagram: jhordanali
Jhordan, paling galak dan rese kayak anak PMS. Tapi, dibalik itu, Jhordan adalah anak yang sangat baik dan perhatian pada teman-temannya di kampus, terutama di maison de rêve. Hal ini lah yang menyebabkan banyak cewek yang baper.
Suaranya berat dan serak. Kalau bernyanyi, Jhordan akan dikelilingi cewek-cewek kampusnya. Dan jika sudah begitu, ia akan sangat senang.
Salah satu kesenangannya adalah bercermin. Di mana pun dia berhenti, ia akan bercermin dan merapikan rambutnya termasuk....
"Heh, lo! Sini-sini!" Jhordan memanggil salah satu juniornya di kampus.
"Kenapa, Bang?"
"Diem lo di situ." Lalu dengan gerakan super cepatnya, dia akan merapikan rambut sambil berkaca di mata sang junior.
Centil juga si Jhordan ini.
Walaupun dia galak dan ditakuti, Jhordan adalah salah satu orang yang mudah baper. Dia mudah menangis jika ada sesuatu yang menyentuh hatinya, bahkan ketika dia melihat Spongebob dan Patrick musuhan pun, dia menangis.
Hubungan Jhordan dan kedua orang tuanya tidak begitu baik, itu lah mengapa, Jhordan yang rumahnya sebenarnya cukup dekat dengan kampus memilih tinggal di kosan. Dan dia menemukan keluarga di maison de rêve.
Mimpi Jhordan yang masih ia ragukan untuk terwujud adalah berbaikan dengan ayahnya.
That's it.
5. Yoga Alfian Rafiandi, 22 tahun, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Instagram: yogarafiandi
Yoga, manusia yang tertawanya menghebohkan satu kosan. Walaupun begitu, Yoga adalah anak yang paling bijak dan senang menasihati adik-adiknya.
Menjadi mahasiswa tingkat tiga di Hubungan Internasional, membuatnya sangat sibuk. Dia sering diperintahkan untuk berpidato dan memberikan pendapatnya di berbagai forum. Prestasinya? Beuh, jangan ditanya. Sudah ikut MUN berkali-kali dan menjadi best speaker.
Salah satu kebiasaan Yoga yang menjengkelkan adalah memakai lip balm.
Bukan, bukan itu yang menjengkelkannya.
Tetapi, jika lip balmnya sudah habis, dia akan berteriak-teriak dan menyuruh adiknya untuk membelikannya di indomaret. Katanya, bibirnya sangat kering jika tidak memakai lip balm, dan dia akan tampil percaya diri di depan orang-orang ketika memakai lip balm.
Ah, bilang saja di depan gebetannya.
Yoga dan adiknya adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Kalau Cakka pulang terlalu malam, Yoga akan berdiri di depan pintu kosan sambil melotot ke adiknya, dan adiknya akan bilang, "Tadi habis bersihin lab, Bang, hehehe."
Terus aja bersihin lab sampe kinclong.
Mimpi Yoga adalah ingin menjadi duta besar di Jerman. Tapi, dia tidak ingin berpisah jauh dari adiknya. Makannya dia memohon-mohon pada adiknya, "Dek, tar S2 di Jerman aja, ya."
"Enggak mau, aku mau S2 di Jepang!"
"Jerman!"
"Jepang!"
"Jerman!"
Gitu aja terus sampai kelima penghuni kos lainnya pusing. Dan yang berhasil memberhentikannya adalah...
"Berisik woy, lagi ngapalin batu nih!" Jhordan membanting pintu dengan keras.
6. Dennis Ardhi Wiratmadja, 21 tahun, Fakultas Psikologi
Instagram : dennisardhi
Dennis, mahasiswa tingkat dua di psikologi yang bisa mengurung diri di kamarnya lebih dari empat jam untuk membaca buku.
Dennis jarang tertawa.
Bahkan ketika Brian bertanya, "Sapi apa yang nempel di dinding?"
"Ah gak mutu. Bayi dua bulan aja tau jawabannya sapiderman," jawab Yoga dengan pedenya.
"Salah!" Brian nyengir. "Jeng. Jeng. Jeng. Jawabannya adalah..... stiker sapi."
"WAHAHAHA ANJIR!" Sena yang sedang di kamar sampai keluar dan tertawa terpingkal-pingkal.
Tapi Dennis hanya tersenyum dan tertawa kecil karena menghargai, "Hahaha."
Ya sudah.
Dennis adalah anak yang paling alim di antara semua penghuni maison de rêve, setiap maghrib dia akan sudah siap dengan sarungnya dan berkata, "Yuk abang-abang, teman-teman, kita shalat Magrib berjamaah."
Ada yang ikut, ada yang enggak.
Tapi, giliran mereka yang dari masjid bawa makanan, semua orang akan langsung menyerobot.
Dasar manusia-manusia dzhalim.
Dennis diam-diam sangat pintar memainkan alat musik. Salah satu mimpinya selain menjadi psikolog yang hebat, Dennis ingin bisa ikut konser dunia yang ditonton oleh banyak orang. Maka dari itu, terkadang Dennis diam di kamar Sena hanya untuk mendengarkan dia bernyanyi setelah membuat lagu, kemudian Dennis akan mencocokkan kuncinya dengan keyboard kesayangannya.
7. Cakka Alfian Rafiandi, 20 tahun, Fakultas Kedokteran
Instagram : cakkarafiandi
Cakka ini adiknya Yoga, dan baru beberapa bulan yang lalu masuk ke maison de rêve. Adik yang baik dan manis karena nurut kalau Yoga meminta dia membeli lip balm mau sejauh apa pun lip balm itu berada.
Sering dikerjai oleh Sena dan Brian, tapi dia senyum-senyum aja.
Diam-diam, sangat banyak kakak tingkat yang menyukai Cakka dan meminta foto pada dia. Udah ganteng, anak kedokteran, siapa yang gak mau?
Cakka sering bersitegang dengan Yoga soal kuliah S2-nya, dia ingin sekali kuliah di Jepang, tetapi dalam hati tidak mau jauh dari kakaknya.
Walaupun paling muda, Cakka ini cukup tinggi dan bahkan mengalahkan Bang Ijul yang sudah ubanan. Kerjaannya setiap malam adalah mengurung diri di kamar dan membaca buku yang tebalnya sama dengan spring bed di kamarnya.
Lalu, jika ada ujian, Cakka akan keluar dari kamarnya, "Abang-abang, ada yang mau jadi pasien Cakka?"
Sontak semua orang di sana langsung berdiri dan, "Abang mau ke masjid! Dadah!!!"
Padahal biasanya mereka malas-malasan.
Satu-satunya yang mau jadi pasien hanyalah Jhordan, karena dia tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya. "Ya udah, sini-sini sama abang!"
Dan Cakka akan senyum-senyum dan menanyai Jhordan banyak pertanyaan sampai dia hapal.
Mimpi Cakka adalah bisa bersama dengan kakaknya sampai kapan pun. Dan Cakka ingin sekali menjadi peneliti yang menghasilkan beratus jurnal!
Welcome to maison de rêve! Jika lo punya mimpi, mari kejar bersama mereka!