Cek…cek…cek! Ada orang disana?
Eheem… jadi, Gimana seluruh chapter yang sudah saya ceritakan tadi?
Itu lumayan bagus untuk memulai seluruh cerita mengenai hidup saya, bukan?
Seekor kucing berbulu putih bersih dan harum duduk didepan saya, diatas kursi putih dengan semua ruangan dan setiap mata kita memandang hanya terlihat warna putih (mungkin lagi tren wallpaper ruangan warna putih spotlight).
Dia hanya bergumam “Heemmm…”.
“Kau hanya duduk diam dan hanya bergumam saja? Apa semua yang kuceritakan jelek? Tidak menarik? Tidak punya kesempatan di “Review” atau di Like?” saya protes kepada Si Kucing Putih tersebut.
“Kau ingin aku jujur? Atau jawaban untuk membuatmu terhibur? Kau tahu, disaat aku bilang kita perlu berkenalan satu sama lain, Dan kau harus menceritakan mengenai kehidupanmu, seharusnya kau menceritakan sesuatu hal yang lebih berbobot”. KUCING ITU BISA BICARAAA!
Yap, memang kucing itu bisa bicara. Itu dikarenakan kita berada di dimensi yang berbeda. Inilah sebenarnya yang terjadi. Aku sebenarnya sedang dalam keadaan “Koma” di Rumah Sakit. Mungkin terdengar seperti Sinetron, Tapi inilah STORY OF ME.
Ruangan Putih yang aku tempati sekarang dan Si Kucing yang ada dihadapanku adalah dimensi lain bagi para jiwa yang tidak bisa pergi ke akhirat dan tidak bisa kembali ke dunia. Mungkin lebih enak didengar bila saya bilang seperti “Ruang Tunggu Akhirat”.
Saya mengalami koma sekitar sehari yang lalu, dimulai dari kecelakaan yang terjadi disaat saya pergi menuju tempat interview. Ini terjadi di Bulan Oktober 2018.
“Aku sudah perkenalkan diriku sebisa dan sebaik yang kulakukan. Bukankah sekarang giliranku bertanya ini apa? Kenapa aku tidak bisa ke surga atau neraka (JANGAN SAMPAI!!)” Aku mulai berontak dan ingin penjelasan lebih jelas dari Si Kucing, lebih dari kesimpulanku yang ku bilang ini adalah “Ruang Tunggu Akhirat”.
“Entah kenapa aku berpikir kalau bocah satu ini akan membuat perjalanan ini begitu gila” Si Kucing berkata dalam hati dengan melihat mata saya. Tatapan seperti orang putus asa.
“Kita berada di dimensi saku” Ucap si Kucing.
“Dimensi apa? Saku?” Saya masih bingung.
“Dompet?” jawaban spontan.
Tit…tit…tit…tit…Si kucing tiba-tiba mengeluarkan sebuah tablet seperti I-Pad dan menelpon seseorang (Gilaaa!!! Di Akhirat ada I-Pad?). “Hallooo…apa peserta 120693 bisa diganti? Dia ternyata Bodoh, sangat sulit untuk membawa peserta dengan kebodohan sepertinya, terima kasih” Kucing itu sangat “menyebalkan!!!”. Dia menutup panggilan keluarnya dan mulai menaruh tabletnya.
Seketika saya langsung berpikir “Bagaimana seekor kucing bisa memegang tablet yang luar biasa besarnya dengan tangan satu yang super duper imut dan kecil?” ASTAGAAA!!! Mungkinkah ditangannya ada lem Power Glue? Atau apa ini dunia kartun ? OH-MY-GOD, saya harus mencari Bugs Bunny disiniii!!! Keluarkan saya dari dunia yang gilaaa ini!!!
“Hallo, untuk tuan 120693, status terbaru adalah tidak bisa dibatalkan untuk perjalanannya. Silahkan untuk bersabar dengannya. Bila anda merasa tidak kuat dengan semua tingkah lakunya, silahkan lambaikan tangan ke kamera yang ada. Maka kami akan datang untuk menjemput peserta untuk dihukum ke penjara sementara, Terima kasih. Salam peace!” ucap operator yang menelpon kembali Si Kucing.
APAAAA!!! Seketika muka berubah masam.
“Kau pasti sudah dengar yang dikatakan operator bukan ?” Si Kucing berkata dengan tegas.
Dalam hati “Ya iyalah dengar! Itu tablet pakai Loud Speaker”.
“Hem…” ucap ku.
“Kalau begitu kita mulai tour nya. Aku akan menjelaskan dunia apa ini? Kenapa kau disini? Dan bisakah kau kembali ke dunia atau benar-benar mati dan harus pergi ke akhirat? Semuanya akan ku jelaskan, bahkan aturan main didalam tour ini” kucing itu menjelaskan dengan kosa kata yang mengagumkan, serta menggerakan kedua kaki depannya (Itu memang kaki kucing, kalau ada yang bilang tangan kucing berarti dia “GILA!”), dan itu semua sangatlah “LUCUUU”.
Rasaya ingin usap-usap kepalanya, terus cubit-cubit pipinya (berkhayal).
“Apa yang kau lakukan?” Si Kucing Marah.
APAAAA?!?!?!?! Tiba-tiba secara tidak sadar, saya sudah berada di dekat Si Kucing. Tangan sedang mengelus bulunya, usap-usap kepalanya, terus cubit-cubit pipinya” Syok seketika.
“MAAF! Saya Khilaf!” Saya mundur dengan seluruh malu di sekujur tubuh.
Si Kucing terlihat tidak senang. Dia mulai melotot, menggeram, lalu mencakar-cakar lantai dan seperti berkata “STAY AWAY FROM ME!”.
UPS, itu Cuma becanda.
“Aku adalah sosok yang akan menemani seseorang, khususnya manusia yang mendapatkan kesempatan perjalanan gratis menuju langit pertama hinga ke enam. Serta perjalanan melihat setiap masa lalu dihidupnya.”
“Hal itu bertujuan agar dia akhirnya bisa memilih apa yang terbaik untuk hidupnya selanjutnya. Yaitu disaat dia kembali ke tubuhnya dan mulai melanjutkan hidupnya lagi.”
“Kau bisa sebut itu sebagai kesempatan kedua”
Setelah mendengar pernyataan dari Si Kucing, seketika saya syok.
“berada di dimensi ini tidaklah memiliki batas waktu. Bila kau sudah selesaikan urusanmu didunia ini, maka kau bisa kembali ke duniamu lagi. Tapi bila kau tidak bisa selesaikan apapun yang sudah kami berikan, kau terpaksa harus mengulang semua lagi hingga batas waktu yang tak terbatas.” Kucing itu menjadi sangat menakutkan setelah mulai membicarakan mengenai dunia ini. Terasa ada hawa hitam menyelubungi Si Kucing.
Seakan ingin bilang “I AM THE DARK LOOORD!!!”.
“PANGGIL AKU LORD CAT DEMORT!!!” hahahaha….
“Jadi kau adalah malaikat? Atau hewan surga? Atau penunggu ruang putih?” simpul saya setelah mendengar penjelasan darinya.
“aku adalah malaikat. Kenapa bentuk tubuh ini adalah kucing, karena kau sangat menyukai kucing. Kami akan berubah bentuk sesuai dengan kesukaan seseorang yang kami dampingI diperjalanan ini” Ucap Si Kucing.
“Jadi bila ada seseorang, atau aku menyukai Megan Fox dengan bikini, kau akan berubah jadi dia?” berharap terlalu tinggi.
“Haaaaaa…..!!! lalu bila ada manusia yang ingin aku jadi Miyabi, terus aku berubah jadinya? Begitukah?” Kucing itu mulai gusar.
“Mungkin?” Jawab spontan.
“Disaat kau jadi Miyabi, kau bisa nyanyi “Manja…manja…manja…aku pengen dimanja…. pengen berduaan…dengan dirimu saja…(sambil mendesah hangat)” Asik-asik Joss!!! Dalam hatiku.
DUARRRR!!!! AAAARRRRGGGHHHH!!!! (sampai 10x secara beruntun)
Petir menyambar berulang-ulang kali dan menghanguskan tubuh indah ini.
“Paham?” Si Kucing meniup kaki kanan depannya yang baru saja mengeluarkan sedikit kejutan petir (APAAA!!! Sedikit dari hongkong! Badan saya berubah jadi Konro Bakar Lada Hitam).
“Ada beberapa tugas yang harus aku lakukan, dan kau juga harus lakukan. Akan kita rinci semuanya. Namun yang pertama, aku harus mengajakmu untuk berpetualang dan melihat beberapa kilasan dari masa lalumu” Si Kucing tiba-tiba menjentikan jarinya (Gimana cara kucing jentikan jarinya? Dia Doraemon-kah yang tangan bulatnya tiba-tiba disituasi tertentu punya jari).
Setelah Si Kucing menjentikan jari rahasianya yang baru tumbuh, ada sebuah layar putih super besar. Kira-kira 10.000 inch (kalau TV Flat paling cuma sampai beberapa Inch, bahkan lebih besar dari layar bioskop).
WAW!!! Saya terkesima dengan layar super besar ini.
Bukan hanya itu, seketika dibelakang saya, Si Kucing sudah duduk dengan santai di Sofa putih Super Empuk. Didepan Sofa juga sudah ada meja berwarna putih dengan dua Pop Corn ukuran Cup Jumbo.
“Kemari” si Kucing mengajak saya duduk dengan beliau (PFFFFTTTT!!! BE-LI-AU? Dari kapan Gue menghormati Si Kucing? Kapan!)
Saya pun duduk disampingnya. Lalu dia meminta saya menggunakan kacamata.
“Pakai Kacamata yang ada diatas meja, itu bisa membuat effect gambarnya lebih hidup” ucapnya dengan santai, dimana Cup Pop Corn ukuran jumbo sudah ada disampingnya. Sesekali dia memakannya.
Tidak mau kalah, saya langsung pakai kacamata hitamnya. Lalu mengambil Pop Corn yang ada dimeja, lalu ditaruh dipangkuan. Kaki dinaikkan kemeja dan bersandar santai di Sofa super empuk.
Si Kucing lalu menekan tombol play di remote control (EN-TAH-LAH!!! Tiba-tiba ada kacamata! Sekarang ada remote control? Hidup di sini terlihat begitu mudah! Untuk pertama kalinya saya ingin dilahirkan sebagai Kucing).
Jeng…jeng….jeeeeng, pembukaan dengan intro dari Twenty Fox Century.
Lagi asik dan menikmati setipa pembukaan yang sedang berjalan. Tiba-tiba,
1997 Album Foto : Foto Telanjang di tempat tidur sambil senyum ke kamera.
PRUUUUUFFFFFTTTT…..!!! seluruh Pop Corn Dimulut keluar seketika tanpa beraturan.
“WHAAATT!!! Kenapa ada foto Mermaid Man buka baju?
Caption : Foto sudah “LULUS SENSOR”
Kurang ajarnya, itu Kucing menyetop videonya dibagian foto tersebut. Sambil bilang “Okelah, Lumayan” sambil memakan pop corn dan mem-Play kembali videonya.
Apa coba maksudnya dia berkata “Okelah, Lumayan!!!”, itu menyakiti aku tahu.
AKU KOTOOORRR MAMA!!!
HUffffttt Haaaaaa!!!….mencoba menghela napas dan menenangkan diri.
Attention : Tahun 1993 saya lahir, jadi ditahun 1997 usia saya baru 4 tahun. Jadi tolong untuk tidak berpikiran kotor mengenai bayangan foto tersebut di aslinya. Karena semua itu adalah AIB!!!
Video dilanjutkan, kilasan mengenai gambar-gambar masa kecil, membuat saya mengenang masa lalu yang sangat indah. Sesekali saya coba menahan emosi untuk menangis. Bukan karena fotonya, tapi karena Backsound-nya.
Si Kucing Kurap ini pakai BackSound dari lagu “The Day You Went Away” itu lagu tentang cewek yang ditinggal sama cowoknya, dan dia terus ingat sama itu hari dimana dia ditinggal cowoknya. DARI MANA BERHUBUNGAN SAMA FOTO SAYAAAA!!! BANG****T!!!! (Dua huruf disensor)
Video terus berlanjut, hingga ada momen video disaat saya kecebur selokan setelah baru mandi (waktunya jam 4 sore). Disitu Si Kucing meng-Zoom videonya sangat dekat. Dan memutar videonya dengan effect slow motion.
AAAARRRGGHHHH!!!! Teriak saya dengan terbatah-batah Karena effect slow motion dan PLUNG! Nyebur ke dalam selokan cetek.
WUAHAHAAAHAHAHA!!!! Si Kucing ketawa hebat, hingga perutnya mengalami gempa sampai 50 Skala Ritcher.
Dan saya hanya bisa,
MENANGISI KEBODOHAN DI MASA MUDA YANG BEGITU KOTOR!!!
AKU KOTOR LAGI MAMAAAA!!!
Dan tahukah anda semua, seharusnya 10 menit setelahnya, kami seluruh keluarga besar mau pergi ke acara pernikahan keluarga jauh. Jadi, saya mandi disore itu hanya untuk say “Hai” kepada para teman saya yaitu para kecoa dan keluarga, serta para cacing-cacing yang ada disana.
Saya naik dari selokan, namun sebelum saya naik ke daratan lagi, saya mengintip keadaan sekitar. Tempat selokan itu ada disamping jalan besar perkampungan. Dan tinggi selokan itu sekitar 1 meter dari dasarnya, bagi anak berumur 5 tahun seperti saya waktu itu, selokan itu lumayan besar dan cukup tempat untuk meyembunyikan rasa malu saya yang begitu hina.
Saya berjalan pulang yang kebetulan waktu itu saya berada di rumah kakek. Jadi ketemuan semua keluarga untuk acara kondangan itu dirumah kakek. Saya jalan masuk gang kecil, menyusuri gang dengan pakaian penuh dengan teman-teman saya yang berbau harum nan nikmat. Muka sudah penuh dengan kotoran, sampai jiwa saya terasa kotor.
Sampai didepan rumah kakek, didepan rumah banyak sepupu seumuran yang sudah berkumpul. Didepan juga ada bapak saya.
“Kamu kenapa? Kotor semua pakaiannya?” Bapak saya bilang sambil tertawa kecil.
“Kecebur comberan depan” Padat dan jelas.
WUAAAAHAHAHAHAHAHAHAHA!!! ASTAGAAA!!! ADA-ADA AJA ANAK LU!
Seluruh orang didepan rumah tertawa dengan riang bahagia. Sedang,
Saya menderita disini wooooy…..
Disaat itu saya langsung mandi kedalam dan minta pasir sekarung, sambil berkata
SAYA NAJIIIIIS!!!
Selanjutnya akan diteruskan di “Ruang Tunggu akhirat 2”
To Be Continued!
Sehr gut
Comment on chapter Chapter 1 : Pro & Log