Setelah melalui perang yang sangat epic di Jobfair, saya akhirnya bisa bersantai dan melepas kerinduan saya dengan kasur tercinta. Saya sampai ke rumah dari Jobfair jam 16.00 WIB. Hal yang saya lakukan setelah ganti baju dan bersih-bersih badan adalah lompat ke tempat tidur, charger handphone, dan buka aplikasi game. Kenapa saya harus melakukan hal itu?
Pertama, ada sebuah perasaan was-was, gelisah, dan takut bilamana usaha yang sudah saya lakukan di jobfair sia-sia. Jadi, butuh hiburan.
Kedua, rasa lelah yang luar biasa, mencoba untuk lari kesana-kesini disaat jobfair membutuhkan stamina yang tidak sedikit. Dan menurut saya, bila kita bolak-balik dari satu tempat perusahaan ke yang lain berjalan kaki biasa saja, sudah bisa membakar lemak dalam tubuh seperti mengitari GBK Senayan 5-10 Kali (Capek banget pokoknya).
Ketiga, Game adalah satu-satunya hal yang instan untuk melepas stress jangka pendek, tapi kalau kalah berkali-kali digame itu beda persoalan.
Game ini sangat terkenal saat di PC, Namun sekarang dibuat versi Mobile Android-nya. Entah harus sebut nama atau apa, jadi saya hanya kasih tahu singkatannya saja. Game itu adalah PUB… (Maaf! satu huruf dibelakang disensor karena sponsor). Pertama kali saya main game ini, dan mungkin hanya digame ini, saya merasa membunuh itu adalah hal yang memuaskan (maksudnya didalam Game, kalau di kehidupan nyata artinya “UDAH GILAA! YA LU!”, Yap begitulah).
Saya biasa main di dalam regional Asia. Jadi bila yang belum tahu game macam apa ini, saya akan berikan sedikit penjelasan singkat mengenai game ini. Game ini adalah “Game” (titik).
Ups, Maaf!
Oke, jadi Game ini menganut kepercayaan dan bergenre battle royale. Game ini dimainkan oleh 100 orang, yang akan dikumpulkan disatu pulau sebesar pulau Bali sepertinya atau mungkin lebih. Dan mereka harus saling membunuh satu sama lain dengan berbagai senjata yang bisa ditemukan dipulau tersebut. Entah itu senapan atau pistol, golok, linggis, parit, atau bahkan panci, Dan hingga tersisa satu orang yang selamat dan menjadi penghuni terakhir pulau tersebut. Jadi inilah yang dinamakan Hunger Games rasa Perang dunia.
Kehebatan lainnya selain saling membunuh di game ini adalah kita bisa melatih emosi untuk tidak cepat marah, atau sebaliknya. Melatih seberapa kejam kita marah, Dengan bagaimana cara kita membunuh musuh kita. Ha-ha-ha-ha (ketawa jahat).
Note : Biasanya saya membunuh mereka dengan brutal, menembakan peluru 5 mm dengan senapan M416 ditambah scope 6x = “Game Over” atau cara terbaru adalah membiarkan mereka sekarat hingga darah habis dan kita menari dengan riang gembira disampingnya.
Sebenarnya banyak sekali teknik untuk membunuh musuh di game ini. Bahkan bunuh diri. Saya pernah karena tergesah-gesah dikejar oleh “Lingkaran Biru Imut mematikan” dan loncat dari ketinggian. Disaat saya loncat, saya seperti mendengar ada yang bernyanyi “ I Believe I can Fly, I Believe I Can Touch The Sky” BRUKKK!!!! AARRGGHHH!!!
MATI!
Dan itu adalah satu-satunya cara mati yang tidak terhormat.
Saya bermain di regional Asia dan memilih untuk bermain secara Squad, sebelumnya bagi yang belum tahu, Di game ini kita bisa memilih regional kita seperti Asia, North America, South America, Europe, atau KRJP (Khusus Jepang dan Korea). Dan kita bisa memilih untuk bermain tipe apa. Ada yang tipe solo, duo, dan squad.
Yang tidak saya mengerti dari pembagian regional di game ini adalah kenapa regional Jepang dan Korea dibedakan dari regional Asia. Mereka itu termasuk Asia juga. Kenapa harus beda?, Apa ada yang spesial di regional KRJP inikah? Atau bila kita main di regional KRJP, karakter berubah bentuk dan senjatanya pun berbeda?
Karena saya pernah main di regional KRJP ini, dan disaat saya minum Energy Drink, tiba-tiba rambut saya berubah jadi kuning keeemasan. Dan saya diselimuti dengan aura penuh kekuatan. Dan pas saya lihat dicermin, saya berubah jadi “Super Saiya!!!”.
Yang paling parah lagi adalah disaat saya harus berhadapan satu lawan satu dengan musuh yang cuma pegang golok. Saya menggunakan Senapan M416, lalu tiba-tiba dia berteriak “BANKAI!” sekejap golok itu berubah jadi pedang super besar, dan dia berubah jadi shinigami kayak di anime BLEACH.
Tidak mau kalah dengannya, saya mengeluarkan granat, lalu melemparnya dan tiba-tiba keluarlah PIKACHU!, Lalu terjadilah pertempuran antara Shinigami dengan Pikachu.
WHAAATTT!!!
Atau mungkin karena regional Asia terlalu brutal?, jadi para pemain Jepang dan Korea meminta untuk dibuatkan regional sendiri. Saya mengerti kenapa regional Asia brutal. Tapi itulah point dari game ini. BRUTAL!!!
Apa mungkin diregional KRJP, ketika pemain Korea saling berhadapan satu sama lain, terjadi sebuah drama?
“Maaf ini adalah hal yang harus kulakukan padamu” kata pemain korea 1 (menangis dengan harunya menodongkan pistol).
“Oppa! Cinca!” kata pemain korea 2 (terus menatap dan menangis dengan dalamnya)
Lalu tiba-tiba disaat dua pemain korea ini saling bertatap muka, salah satu pemain jepang datang dengan … … … DUAARRR!!!
Terlihat dibelakang kedua pemain korea ini, Ada Kyuubi ekor Sembilan baru menghancurkan satu squad di kampung sebelah. Lalu si Kyuubi mulai mengambil ancang-ancang untuk menembakan Bijuu Dama lagi!!!
Lalu tanpa berpikir panjang kedua pemain korea ini hanya saling berpelukan sambil berkata,
“Sarangheyo” Dan hilang-lah keberadaan mereka yang menyedihkan itu.
Balik lagi di Squad saya. Saya menekan tombol “Ready” dan game pun dimulai. Beberapa detik kemudian saya sudah ditransfer ke tempat titik kumpul. Disana terlihat berbagai macam bentuk pemain dengan karakter yang digunakan. Mulai dari ada yang telanjang hanya menggunakan celana dalam, lalu ada yang pakai kostum jagung (Apa faedahnya kita pakai kostum jagung? Coba pikir!), ada cowok yang pakai rok beserta tangtop, pokoknya segala bentuk karakter ada disini. Terakhir saya main, saya lihat Valak pakai baju seragam dan pakai Rok pendek sepaha. WHAATTT!!!
Jeda kita menunggu dititik kumpul sekitar 100 detik, disana saya akhirnya menemukan squad saya. Ternyata saya satu squad dengan orang Iran atau Irak, entahlah saya tidak tahu karena benderanya agak sama. Yang pasti mereka bertiga dan saya sendiri. Jadi bayangkan disaat mereka saling “voice chat” dan saya cuma jadi pendengar sejati.
Oh sebelumnya saya memilih peta Erangel. Di game ini sebenarnya ada tiga peta yaitu Erangel, Miramar & Sanhok. Erangel lebih terlihat seperti pemukiman di Eropa, lalu Miramar memiliki setting di daerah gurun, dan Sanhok memiliki tema perkampungan di Asia. Dan satu lagi yang harus saya beritahu adalah “Regional Asia adalah Regional Neraka No 1 di Game ini, Dan daerah yang paling seram di peta Erangel adalah POCHINKI”. Begitu banyak pemain yang menjauhi daerah terlarang itu atau mencoba untuk memutari daerah itu. Kenapa? Karena mungkin daerah tersebut adalah spot paling sering terjadi peristiwa berdarah digame ini. Terakhir saya lihat ada anak kecil main sepeda terus berdarah disekujur tubuhnya di Pochinki (saya tidak tahu kenapa tuh anak bisa begitu, Gak Lah!!!).
100 detik berlalu dan beralih ke pesawat untuk terjun. Ketiga teman squad saya ini mulai mencari tempat mendarat, mereka saling “follow’ dan saya pun mem-follow salah satu dari mereka.lalu kami saling main Follow-follow-an. Setelah itu saya tinggal sebentar dan berharap mereka bisa terjun ditempat paling aman dan terpencil. Saya pergi ke kamar mandi sebentar, cuci muka, cuci gigi, sedikit nyanyi-nyanyi dan kembali dengan muka Fresh dan perasaan senang.
Lalu apa yang terjadi!!! Saya mendengar suara tembak-menembak, senapan saling sahut-menyahut satu sama lain, dari arah kanan, kiri, belakang, depan, atas, bawah, ramai dengan langkah kaki. Dan saya melihat di indikator bahwa satu teman squad saya sudah sekarat. Tanpa basa-basi saya buka peta, dan mencari tahu mendarat dimanakah kita.
Astagfirullah!!!! Ternyata saya mendarat di Pochinki!
Tanpa basa-basi saya langsung tutup peta dan mencari sebuah rumah untuk berlindung dari para peluru liar yang sedang mondar-mandir. Saya berusaha mencari apapun senjata yang bisa saya gunakan. Tiba-tiba saya mendengar langkah kaki masuk kerumah yang saya tempati. Dengan sigap dan gelisah, saya mulai waspada. Senjata yang ada ditangan adalah “tidak ada”, Fix ini adalah hari kematian saya yang ke 100 saat bermain game ini. Sepertinya saya harus pesan tumpeng setelah game over untuk merayakan.
Kebetulan rumah itu tingkat dua, saya berada disalah satu kamar dilantai dua. Lalu musuh itu naik ke lantai dua dengan cepatnya. Saya hanya bisa berdiam diri dan tidak membuat gerakan sekecil apapun untuk menarik perhatian musuh (Bahkan tidak napas dan tahan buang angin). Lalu percaya atau tidak, yang dia lakukan adalah meminum Energy Drink dan menggunakan Bandages. Melihat hal tersebut, saya langsung berpikir dan lompat keluar rumah. Saya langsung bergegas pergi ke rumah sampingnya. Disana saya menemukan Shotgun berikut Ammo-nya. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Saya kembali ke rumah sebelumnya dan melabrak itu orang dari tangga. Tahukah apa yag sedang dia lakukan? Dia sedang meneropong musuh diluar!
Saat sedang dalam keadaan santai meneropong, saya mulai membidik dadanya, dan DUARRR!!! Satu korban tewas ditemukan dengan dada bolong. Saya mendatangi mayatnya, membacakan sedikit surat Yassin dan Al fatihah, dan menghubungi keluarga beliau untuk mengabari bahwa beliau baru saja wafat karena ditembak. Seketika keluarga beliau pun menangis setelah mendengar berita ini. Saya meminta mereka untuk mengikhlaskan beliau agar beliau bisa tenang dialam sana. Dan .... .... .... SAYA MERAMPOK SEMUA BARANG DAN SENJATA YANG DIA PUNYA!!!! HA-HA-HA-HA (TERTAWA JAHAT).
Voice chat tiba-tiba terdengar suara, teman saya yang tadi sekarat sudah meninggal dunia. Saya menemukan mayatnya tergeletak dijalan raya, dan seluruh barangnya di rampok. Dua teman saya yang lain masih berlindung didalam rumah di komplek Pochinki ini. Suara sahut-menyahut antara senapan masih terdengar. Dua teman saya ini saling berkomunikasi dengan bahasa yang saya tidak mengerti, lalu tibalah sebuah kebodohan yang tidak diperlukan terjadi.
Salah satu dari dua orang ini, dengan santainya melihat dan mengamati keadaan sekitar dari tengah-tengah komplek yang terbuka. Hitungan detik, Duarrr....Duarrr....Duarrr!!! itu orang jadi papan target orang disekitarnya. Apa yang saya lakukan? Saya hanya diam di sudut jendela rumah yang saya tempati. Sambil menyanyikan “Gugur Pahlawan”. Mayatnya penuh dengan luka tembak. Namun, saya mengetahui sesuatu hal. Melihat sebuah mayat ditengah komplek terbuka dan memiliki barang bagus dijasadnya, Apa yang ada dipikiran para pemain lain?
Yaaaap, RAMPOOOK MAAAASSS!!!
Seketika empat orang, sepertinya satu squad mendatangi mayat tersebut. Dengan gagah beraninya, dua orang mengambil barang dan dua lagi menjaga sekitar. Tanpa basa-basi, saya membidik dua penjaga tersebut. Menggunakan Senapan SKS dengan Scope 8x sama dengan kemudahan dan kenikmatan dunia. Duarrr!!!! Satu knock out, Duarrr!!! Dua Knock Out, Duarrr!!! Tiga Knock Out, Duarrr!!! Empat Knock Out, Duarrr!!! EPIC COMEBACK! Dan Mati lah satu squad tersebut.
Setelah tragedi berdarah itu, yang pelakunya adalah “SAYA” tentunya. Teman saya yang satu lagi mendatangi ladang emas 5 mayat tersebut. Dia datang dan mengambil beberapa barang dengan santainya. Saya menunggu beberapa detik untuk mengamati sekitar, apakah masih ada musuh disekitar atau tidak. Semakin lama, dia semakin nyaman untuk menjarah semua barang tersebut. Akhirnya setelah dibisikan iblis disamping kiri (ternyata iblisnya adalah ruh dari musuh yang saya bunuh di lantai dua), saya turun dari rumah yang saya tempati. Berlari-lari kecil menuju ke ladang harta didepan (jaraknya kira-kira 10 meter lagi). Dan saya sampai. Anehnya, setelah saya sampai, ini orang masih nyaman jarah barang-barang. Padahal saya lihat dia Cuma punya ransel Lv.2, yang menurut saya isinya terbatas. Tanpa pikir panjang, saya mulai menjarah berbagai barang mewah. Saya menemukan peluru untuk SKS, senapan M416, begitu banyak scope bergelimpangan dan berceceran dijalan, oh saya melihat ada Rok. Rok? Terus? Ya saya buang sejauh-jauhnya.
Lagi santai, lagi asyik, sampai “Lagi Syantiik” nya kami berdua menjarah, tiba-tiba zona sekitar kami berubah jadi warna merah. Saya khawatir saya akan terkena ledakan bom molotov dari udara. Namun anehnya si teman saya ini masih tetap nyaman di zona ngerampoknya. Karena melihat dia yang sangat menikmati setiap momen mengambil barang jarahan, saya pun tetap ditempat dan melanjutkan menjarah.
BOOMM!!! Bom satu, BOOMM!!! Bom dua, BOOMM!!! Itu yang terakhir, DUARRRR!!! MATI!!!
Saya mati dan tewas seketika karena sebuah tembakan dari senapan sniper dari arah bukit yang ada gereja tua tak terurus. WHAAATT!!! HINA SEKALI KEMATIAN SAYA INI!!!
Bila saya tahu ini akan terjadi, saya lebih memilih mati oleh serbuan bom molotov. Itu lebih terhormat!
DAN!!! BODOHNYA!!! Si satu orang itu, malah mengambil barang dari mayat saya. Tanpa berpikir bahwa ada musuh disekitar dia. AS-TA-GA!!! Demi apapun, saya detik itu berdoa, MATI-LAH KAU!
DAN? Dia mati di granat dari jarak jauh oleh pembunuh saya.
Selesai dan Game Over dengan .... ..... ..... Entahlah, No Comment dari saya.
Semoga squad ini bisa diterima disisi-NYA
Saya lalu menyanyikan “I SURRENDER” By Celine Dion
#DenganLirih&PenuhEmosi
Sehr gut
Comment on chapter Chapter 1 : Pro & Log