Read More >>"> Warna Rasa (Tetes darah perlindungan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Warna Rasa
MENU
About Us  

Ketika segalanya Allah ciptakan berpasangan, maka tidak akan ada yang sendiri di bumi ini. Hujan membasahi rerumputan yang mulai tumbuh menghijau. Hari itu musim dingin baru dimulai. Sejak tadi pagi hujan mengguyur kotanya. Siswa-siswa datang ke sekolah dengan membawa payung dan memakai jaket. Suasana yang sendu. Suasanya yang membuat orang-orang malas beraktivitas. Suasana yang membuat orang-orang ingin tidur saja.

                Sejak bel pulang sekolah berbunyi, sekolah terasa semakin sepi. Tak banyak anak-anak yang beraktivitas lagi di sana. Hanya ada ada 2 atau 3 siswa yang belum menyelesaikan urusannya.

                Ika merapihkan beberapa berkas yang tercecer di ruang sekretariat OSIS. Hanya tinggal dirinya. Ada beberapa surat yang harus ia print sore itu juga agar esok pagi bisa disebar. Ika melihat jam tangannya, sudah menunjukkan jam 16.00. Pantas saja sekolah sudah sepi. Pukul 16.30 barulah ia bangkit dan mengunci kembali pintu sekretariat. Sudah tak ada lagi yang tersisa di sekolah, pikirnya. Namun alangkah terkejutnya ketika ia melihat sekawanan orang tidak dikenal yang berdiri mengelilinginya.

                “Kalian mau apa?”

                “Mati. lo harus mati. Gara-gara kakak lo, Gilang, sahabat lo dipenjara” ucap salah seorang dari mereka dengan tatapan matanya yang tajam.

                “Tidak. Kalian tidak ada urusan denganku kalau begitu”

                “Tentu saja aja, lo adiknya Gilang kan?” ucap salah seorang dari mereka.

                “Aaargh.... kelamaan bos, langsung sikat saja” ucap yang lainnya lagi.

                Badan Ika bergetar dan ketakutan, ia tak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya saat ini. Apakah ia akan mati hari ini juga? Ia tak tahu. Matanya basah. Ia tidak memiliki daya untuk melawan. Salah seorang dari kawanan itu mengcengkeram tangan Ika dan menariknya ke suatu arah. Mereka mencoba membawa Ika ke gudang belakang sekolah. Dengan sekuat tenaga Ika coba melepaskan diri. Ia berteriak sekencang mungkin namun tak ada yang mendengarnya.

                Dalam ruangan yang gelap dan pengap, wajah Ika ditampar bulak-balik hingga bibirnya berdarah. Rambut Ika ditarik.

                “Dengar ya, kami harus memberi pelajaran pada Gilang. Gue pengen bikin Gilang menderita dan ketakutan. Dengar perempuan setan, katakan pada kakak lo untuk tidak berbuat macam-macam. Jika tidak, lo atau ayah atau ibu lo yang kena getahnya” salah seorang  menarik rambut Ika sangat keras. Pipinya basah dengan air mata. Ia benar-beanr ketakutan.

                Sekawanan itu meninggalkan Ika sendiri di gudang sekolah yang gelap. Tubuh Ika benar-benar sulit untuk bergerak, badannya sakit. Selain ditampar dan dijambak, beberapa orang juga menendang kaki dan tangannya. Dalam ruangan gelap dan dingin Ika benar-benar pasrah untuk menerika kematiannya. Matanya berkunang-kunang dan terasa berat sekali.

                Deni kembali ke sekolah untuk mencari Ika. Ia yang kebetulan melintas di dekat taman sekolah melihat sekawanan yang tidak dikenal yang menyebut-nyebut nama Gilang dan adiknya Gilang.

                “Pelajaran tadi masih terbilang ringan, jika Gilang bertindak macam-macam lagi kita beri pelajaran yang lebih berat pada adiknya” ucap sekawanan yang tidak dikenal.

                Deni merasa curiga. Ia juga sudah lama tidak melihat Gilang bersama Gio, Tamo atau teman-temannya. Mungkinkah Gilang sudah berhenti dari geng mereka? Pikir Deni. Dengan sangat cemas, Deni segera menelpon Ika untuk memastikan bahwa Ika aman. Ponsel Ika berbunyi namun tak ada jawaban. Ika yang sedari tadi pingsan, terbangun oleh nada dering ponselnya. Namun tubuhnya terlalu sulit untuk meraih ponsel yang letaknya sangat jauh dari posisinya saat ini.

                Kecurigaan Deni benar, firasat Deni mengatakan terjadi sesuatu dengan Ika. Deni meminta Dido untuk menemaninya mengecek ke sekolah. Mereka berdua segera menuju sekolah dan mengecek seluruh ruangan. Deni tidak berhenti menelpon Ika, berharap ia bisa mendengar nada dering ponsel Ika.

                “Bagaimana Do?” tanya Deni setelah mereka selesai berkeliling. Hari mulai menunjukkan gelap. Cuaca semakin dingin. Deni juga sudah menelpon orang tua Ika, namun mereka bilang Ika belum pulang. Rahma juga tidak tahu keberadaan Ika.

                Dido menggeleng. Ia tak berhasil menemukan Ika. Dido menundukkan pandangan matanya, di ujung sepatunya ia menemukan beberapa tetes darah. “Den” ucap Dido mengajaknya menunduk. “Darah”

                “Berarti kita masih di sini Do” ucap Deni berpikir sejenak. Ia tiba-tiba kembali teringat kejadian Fajar waktu itu. “Gudang. Do ayo!” Deni berlari ke arah Gudang sekolah. Jarang sekali ada orang yang pergi ke gudang karena lokasinya yang jauh, sepi, dan orang-orang menyebutnya angker.

                Deni terus menghubungi ponsel Ika. Sedikit demi sedikit ia mendengar nada ponsel Ika. mereka benar. Ika ada berada dalam gudang.

                “Ika...!” Dido mengintip ke dalam. Pintu gudang itu terkunci. Dalam gelap Dido bisa melihat tubuh Ika yang meringkuk di dalam gudang. Ia terlihat kedinginan. “Ada Den. Kita harus membuka dan menemukan kunci”

                Deni tidak sabar. Lagipula hari sudah mulai gelap. Ia harus segera mengeluarkan Ika. Deni mencoba untuk mendobrak pintu. Ia berkali-kali menendang pintu agar terbuka. Bukan usaha yang biasa. Deni dan Dido bergantian menendang pintu. Barulah pada tendangan ke-20 pintu itu terbuka.

                Deni dan Dido segera menghampiri Ika yang lemah tak berdaya.

                “Ika” ucap Deni membangunkan tubuh Ika yang lemah. Deni melepaskan jaket dan menyelimutkannya ke tubuh Ika yang dingin. Ika segera memeluk Deni dengan sangat erat. Ia menangis sejadinya.

                “Deni. Sukurlah kamu datang. Aku takut sekali” Ika melepaskan rasa takutnya. Tangisnya pecah. Dido dapat melihat dengan jelas bahwa Ika benar-benar menyukai Deni.

                Tangan kekar Deni membelai rambut Ika yang berantakkan.

                “Kamu tidak usah takut lagi. Aku ada di sini” ucap Deni menenangkan hati Ika.

                “Den kita harus segera pergi dari sini” ucap Dido. Mereka segera membawa Ika keluar dari gudang.

                “Aku tidak mau pulang ke rumah” ucap Ika yang terkulai lemah di kursi belakang bersama Deni.

                “Tapi kamu harus pul...” ucap Deni. Tangan lemah Ika menggapai lengan Deni.

                “Aku mohon.....”

                “Baiklah. Do, kita ke tempat Rahma” ucap Deni memberi komando.

                “Oke Den”

                Deni mengabari Rahma bahwa Ika terluka dan membutuhkan tempat. Rahma mengizinkan dan meminta agar Deni segera membawanya ke rumah.

                “Ika” Rahma segera memeluk Ika begitu melihat kondisi Ika yang menyedihkan.

                “Ma, aku titip Ika ya. Rawat dia baik-baik” ucap Deni. “Aku dan Dido harus pulang. Aku serahkan Ika kepadamu. Kalau butuh bantuan atau terjadi apapun kami”

                “Pasti Den” ucap Ika seraya menuntun Ika masuk ke dalam rumah.

                Ika tidak ingin pulang ke rumah dalam keadaan kacau seperti ini. jika abangnya tahu ia diperlakukan seperti ini akan terjadi peperangan besar. Ika tidak ingin itu terjadi. Ika tidak ingin gegabah sehingga dapat mencelakai keluarganya.

                “Maafkan aku ya Ma, aku merepotkanmu”

                “Ssst.... kita tidak boleh menolak bantuan dari sahabat kita” ucap Rahma. Ia meminjamkan baju kepada Ika dan mengompres luka-luka di tubuh Ika. Rahma juga sudah mengabari orang tua Ika bahwa putrinya menginap di rumahnya malam ini dan meminta untuk tidak khawatir.

                Setelah menelan beberapa sendok bubur, Ika akhirnya tertidur dengan nyaman dan tenang.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Tentang Kita
1675      708     1     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.
MANTRA KACA SENIN PAGI
3240      1197     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
SATU FRASA
13767      2764     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...
TRIANGLE
299      190     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
G E V A N C I A
896      500     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Werewolf Game
463      338     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
7209      2014     7     
Fantasy
Once upon a time .... Seorang bayi terlahir bersama telur dan dekapan pelangi. Seorang wanita baik hati menjadi hancur akibat iri dan dengki. Sebuah cermin harus menyesal karena kejujurannya. Seekor naga membeci dirinya sebagai naga. Seorang nenek tua bergelambir mengajarkan sihir pada cucunya. Sepasang kakak beradik memakan penyihir buta di rumah kue. Dan ... seluruh warna sihir tidak men...
Junet in Book
2986      1110     7     
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran. -Notifikasi grup kelas- Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun." Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...
Love and your lies
4777      1180     0     
Romance
You are the best liar.. Xaveri adalah seorang kakak terbaik bagi merryna. Sedangkan merryna hanya seorang gadis polos. Dia tidak memahami dirinya sendiri dan mencoba mengencani ardion, pemain basket yang mempunyai sisi gelap. Sampai pada suatu hari sebuah rahasia terbesar terbongkar
Telat Peka
1227      555     3     
Humor
"Mungkin butuh gue pergi dulu, baru lo bisa PEKA!" . . . * * * . Bukan salahnya mencintai seseorang yang terlambat menerima kode dan berakhir dengan pukulan bertubi pada tulang kering orang tersebut. . Ada cara menyayangi yang sederhana . Namun, ada juga cara menyakiti yang amat lebih sederhana . Bagi Kara, Azkar adalah Buminya. Seseorang yang ingin dia jaga dan berikan keha...