Saat sedang asik-asik main TOD Anita datang bersama Pambudi ke taman samping di tempat Alessa dan teman-temannya bermain
“Alessa, Andre, Mario” sapa Pambudi
“Daddy” ucap ketiganya hampir bersamaan
“Hai kalian pasti teman-temannya Alessa dan Andre ya?” tanya Pambudi kepada David, Andi, Briyan, dan Nina
“Iya om” mereka menyalami Pambudi dengan sopan
“trimakasih ya sudah mau menjadi teman Ale dan Andre” kata Pambudi tulus
“Tapi maaf bukannya om mau mengusir kalian tapi ini sudah hampir jam delapan malam, sebaiknya kalian pulang takutnya nanti di cari oleh orang tua kalian”
Benar apa yang dikatakan Pambudi jam memang sudah menunjukan pukul 8 lebih. Karna terlalu asik bermain mereka jadi lupa Waktu dan akhirnya Andi, Nina, David dan Briyan berpamitan untuk pulang
“Kok daddy ada disini? Katanya gak bisa dateng?” tanya Andre
“mana mungkin daddy gak dateng di acara ulang tahun anak daddy?”
“Oh ya, mari masuk daddy punya hadiah istimewa buat kalian”
Andre dan Alessa dan Mario mengikuti langkah Pambudi yang berjalan menuju ruang tengah. Alangkah heranya Alessa, Andre dan Mario saat melihat seorang wanita yang usianya kira-kira tiga tahun lebih muda dari Pambudi duduk di sofa ruang tengah sambil menggendong bayi yang kira-kira baru berusia sekitar enam bulanan
“dia siapa?” Alessa bertanya
“Emilly” Pambudi memanggil wanita itu dan wanita itu langsung datang
“perkenalkan namanya Emilly dia ibu tiri kalian dan bayi yang dia gendong namanya Jessie adik kalian”
**********AlessaPOV********
Tubuh gue lemas seketika, untung ada ibu yang dari tadi ada di samping gue
“New mom? Gue gak mau, i just have one mom, Alena Samantha just her, gak ada yang lainnya”
“Tapi Alessa, dengarkan daddy dulu. Daddy ingin ada yang mengurus kalian”
“sudah ada ibu, ibu mengurus kita dengan baik”
butiran air mata mulai keluar dari mata gue. Gue peluk ibu dengan erat, jujur gue gak siap buat punya ibu baru. Terus kapan mereka menikah? Kenapa gue sebagai anak gak di kabarin? Gue udah cukup terluka sama pengakuan David tadi dan sekarang? Cobaan apa ini Tuhan? Apa salah hamba-Mu ini? Gue belum siap punya adik apa lagi ibu baru gak ada yang bisa mengantikan momma gaada!
-POVEnd-
*************MarioPOV**************
Gue kaget sama pengakuan daddy, meskipun momma bukan ibu kandung gue tapi momma udah gue anggap sebagai ibu gue sendiri. Gue sayang ke momma melebihi gue sayang ke diri gue sendiri. Gue lihat Ale udah nangis kejer di pelukan ibu sedangkan Andre, dia sama sekali gak bergerak dari posisi dia bediri. Akhirnya gue tarik tubuh Andre ke pelukan gue, Andre mulai terisak gue tahu Andre terlalu dalam menyembunyikan perasaanya, gue tahu Andre berusaha mati-matian menyembunyikan rasa kecewa dan sakit hatinya tapi gue juga tahu kalo Andre sedang dalam posisi rapuh dan terpuruk
“Hey boy, nangis aja kalo mau nangis. Bandit juga boleh nangis kok” gue mencoba menenangkan Andre meskipun gue gak kalah syok sama pengakuan daddy, tapi gue coba tegar di depan adek-adek gue
-POVEnd-
****************AndrePOV*************
“Hey boy,nangis aja kalo mau nangis. Bandit juga boleh nangis kok” iya jendral gue juga tau kalo bandit boleh nangis, tapi gue gak bisa.
Airmata gue gak mau keluar, gue gak nyangka daddy kayak gini, gue kira daddy bakal setia sama momma tapi apa? Dia nikah aja keluarga gak ada yang dikasih tau dan Jessie? Gue punya adik? Gak! Adek gue Cuma Ale, Alessa Samantha gak ada yang lain dan ibu gue Cuma Alena Samantha bukan Emilly!
-POV End-
“Daddy tahu kalian pasti syok dengan pengakuan daddy, sebenarnya daddy ingin memberi tahu kalian kalo daddy sudah menikah lagi saat daddy pulang kemarin, tapi malah ada masalah internal dalam keluarga kita dan Ale masuk rumah sakit jadi daddy mengurungkan niat itu” Pambudi mulai menitikan air matanya.
Mario yang melihat itu langsung melepaskan pelukannya dari Andre dan mendekati Pambudi
“It’s okay dad, yang penting daddy sudah memberi tahu kami meskipun terlambat” Mario mencoba menenangkan Pambudi
“emm..Mohon maaf jika saya membuat kalian sedih” kata Emilly dengan aksen baratnya, Emilly bisa berbahasa Indonsia tetapi hanya sedikit dan masih terbata-bata
“Daddy kalian sering bercerita mengenai kalian. Alessa yang selalu ceria, Andre yang agak iseng dan Mario yang bijaksana. Saya suka mendengarkan kisah kalian tapi saya lebih suka bertemu kalian, tetapi sepertinya kalian kurang suka bertemu dengan saya ya?” Emilly mulai mengusap air matanya
“hello mom, welcome to home” sapa Mario sambil berjalan ke arah Emilly
“Hello Jessie, cantiknya sama seperti kak Ale. Kenalkan aku Mario kakak dari Andreas Sanjaya dan Alessa Samantha, tapi mulai sekarang aku menjadi kakak mu juga” Mario mencoba berbicara dengan Jessie
“em, Emilly apakah engkau keberatan jika aku memanggilmu dengan sebutan Bunda? Karna sebutan mom sudah digunakan oleh mommaku dan sebagai penghormatan tidak akan ada momma lain selain dia, jadi aku memanggilmu Bunda ya?” Mario mulai mencoba akrab dengan Emilly
“Bunda?” ulang Emilly bingung
“Ya bunda. Bunda same as Mom”
“Oh..thanks you so much son, Alessa Andre ini Bunda, bunda sayang kalian” Emilly berjalan mendekati Alessa yang masih setia menangis di pelukan Anita
“Alessa” Emilly mengelus halus rambut Alessa tapi tangannya di tepis oleh Alessa
“Don’t touch me!”
Sedangkan Pambudi yang melihat itu hanya bisa menangis dalam diam, dia hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia harus menghadirkan kembali figur ibu dalam kehidupan mereka
“Nduk Alessa cah ayu, tidak boleh seperti itu. Biar bagaimanapun dia bunda kalian nak, bundanya Alessa, Andreas, Mario, dan Jessie . kalian harus hormat dan patuh pada beliau” Anita menasehati Alessa dan Andre
“Banar kata ibu, dek tolong hargai keputusan daddy. Kalian bukannya tidak mau tapi kalian hanya belum terbiasa dengan kehadiran Emilly oh sorry i mean Bunda” Mario menambahi nasihat
“Ale, Andre maaf,daddy tahu kalau daddy salah. Tapi tolong beri kesempatan kepada Emilly untuk berada di tengah-tengah keluarga kita” Pambudi membuka suara
“it’s oke darling, i know. Tidak apa bertemu dengan mereka saja saya sudah bahagia” Emilly mencoba menenangkan suaminya
“saya sengaja datang di hari ini, karna saya tau hari ini hari kalian berdua ulang tahun dan saya sudah menyiapkan kado untuk kalian dari jauh-jauh hari” Emilly menaruh dua Goody bag di atas meja ruang tengah
“Ini ada action figure Lionel Messi untuk Andre and Barbie custome yang sengaja saya pesan jauh-jauh hari supaya mirip dengan wajah Ale” tak disangka Emilly meng hadiahkan dua barang mahal yang kira kira kalo di alokasi kan untuk action figurenya sudah sekitar 4-5 jutaan kalo yang Barbie customnya pasti sudah lebih dari 5 juta, dan mengingat itu bukan barang yang di jual di Indonesia jadi pasti di tambah pajak saat memasuki wilayah Indonesia
“ kalau begitu saya pulang ya, saya sangat suka bertemu kalian. Oh iya itu hadiah saya beli pakai uang hasil saya sendiri, hasil usaha Coffe shop yang saya rintis dari 0 semoga kalian suka” kata Emilly menahan tangis. Tersirat jelas raut kecewa di wajahnya
“Wait” Andre buka suara
“Jangan pergi, tetap disini ini rumah anda juga. Maaf jika kami belum bisa sepenuhnya menerima anda. Tetapi kami akan mencoba” Andre mendekati Emilly
“Bunda” kata Andre seraya memeluk Emilly yang masih menggendong Jessie. Seketika tangis Emilly pecah dan dia membalas pelukan andre
“Thank you son”
“Alessa, ayo sapa bunda” perintah Mario
“bunda” Alessa mengucap kata bunda dengan sangat halus, ada rasa rindu yang mendalam saat dia mengucap kata itu
“Bundaaa” Alessa menghambur memeluk Emilly
Pambudi yang melihat kejadian itu mengucap syukur sedalam-dalamnya kepada Sang Sutradara Hidup yang telah mengatur alur hidupnya sebegitu indahnya
Dua bulan telah berlalu, lama-kelamaan Mario, Andre, dan Alessa bisa menerima kehadiran Emilly dan Jessie di kehidupan mereka. Mereka menjadi akrab, terutama Alessa dia sering curhat masalah nya ke Emilly, sedangkan Mario dan Andre mereka bahagia karna ada mainan baru di rumahnya, ya siapa lagi kalo bukan Jessie. Emilly memang menetap di Indonesia untuk menjaga Ke-empat anaknya sedangkan Pambudi masih sibuk mengurusi bisnisnya yang berpusat di Australia
“Kak Rio, Jessienya agak di geser dikit biar Trollynya kelihatan” protes Alessa pada Mario
“Iya-iya, kamu jadi kakak kok gak mau rugi. Punya adek malah di jadiin bahan Endorsan” Mario menggerutu
“Lumayan tauk, kan uang hasil endorsan juga masuk ke tabungannya Jessie” Alessa berkelit, padahal dia memang suka jika adiknya menjadi Baby Celebgram
“Nah,sip posisinya udah pas. Ndre, buruan ambil gambar mumpung Jessie nya lagi gak rewel”
“Iya ah sabar!”
“Satu.. dua... jessie lihat sini dek and...” cekrekk
“Lihat Ndre hasilnya” Alessa tidak sabar
“Oh..you so cute baby” puji Alessa
“Iyalah adek siapa dulu” Andre sombong
“Adek gue lah, secara cantiknya nurun dari gue” Alessa tak mau kalah
“Iya nurun kalo naik ya jadi jelek” Andre tak kalah seru
“udah-udah gak usah rebutan” Mario datang sambil mengendong Jessie “orang jessie itu reingkarnasi dari gue”
“apaan tu bang?”
“iya reingkarnasi itu apa kak?”
“Kalian gak tau?”
“Kalo Andre taunya Re-INGKAR JANJI” Andre mulai ngelantur
“krik krik krik krik garing kayak peyek kacang” ejek Alessa
“seru banget sih, Bunda boleh gabung?” Emilly yang baru saja selesai memasak langsung bergabung menemui anak-anaknya
“Bundaaa... Andre nakal” Alessa mengadu padahal Andre diem aja. Kadang-kadang Alessa suka aneh kalo lagi manja sama Emilly
“tukan kambuh alay nya” Andre mencibir
Ting tong...ting tongg...
“ada tamu, titip Jessie sebentar, bunda mau buka pintu dulu” kata Emilly yang hendak menyerahkan Jessie kepada Andre
“Eh bunda, biar Ale aja yang bukain pintu” Alessa langsung berlari menuju pintu
**************AlessaPOV**************
Gue tau kalo yang dateng pasti Andi, soalnya tadi dia udah janji mau ngajakin gue jalan.
“Hai” sapa Andi saat pintu terbuka
“Udah siap?” lanjutnya
“Em..iya udah kok” aduhh kok gue jadi gugup yaa?
“ini aku gak di persilahkan masuk dulu nih?”
“eh iya, yuk masuk dulu ada bunda di dalam”
Sumpah gue deg-degan parah gak tau kenapa jadi kayak gini, akhir-akhir ini gue emang lagi deket sama Andi tapi kali ini tuh rasanya beda gak tau deh kenapa bisa jadi macam ini
“Bunda, ada tamu” kata gue ke bunda
“Oh hai Andi, how are you?” tanya bunda
“Oh ayem pine Tante” omegad Andi, ditanya kabar malah bahas ayam
“ayem? Apa itu ayem?” bunda binggung dong
“Gini lho Bun, maksud si Andi kabar dia baik” Mario Coba menjelaskan
“Ndi, lo privat Inggris dong. Masak iya calon adek ipar gue gak bisa bahasa Inggris” lagi-lagi Andre rese
“Siapa?” tanya gue ke Andre
“Andilah, masak komodo”
“enggak, kamu itu lo siapa” seketika semua tertawa kecuali Andre, Andrenya Bete huh dasar baperan!
“Tante, saya mau ijin buat ngajak Ale jalan” ijin Andi ke Bunda
“Oh iya silahkan, pulangnya jangan malam-malam” Bunda mengijinkan
“Kak Rio, Pinjem Alenya ya”
“Iya, berangkat utuh balik juga harus utuh! Gak boleh nambah gak boleh kurang” kak Rio memeringatkan
“Oke syap”
Pas gue sama Andi balik badan dan bersiap jalan menuju pintu keluar tiba-tiba ada suara Ghaib
“lo berdua enggak pamit ke gue?” Andre iri
“Kamu siapa? Kamu sperti jelly” Suka aku tu kalo di suruh godain Andre Mwehehehe
“Astaga, punya kembaran kok agak-agak kurang”
“Ndre, pinjem Ale bentar” Andi pamit ke Andre
“Bawa deh, eh ntar kalo lo lewat sungai buang aja Ale disana”
“rese lo” oke kali ini gue yang bete sama Andre
**************AndiPOV*************
Hari ini gue mau memberikan sebuah kejutan spesial untuk orang yang spesial juga. Pukul 4 sore gue ajakin Alessa buat ke bukit Skipan lokasinya di daerah TawangManggu gue kesana karna mau ngungkapin perasaan gue ke Ale, kata Nina sih tempat itu Romantis. Pukul setengah 6 gue sama Ale baru sampai di skipan, Ale langsung gue ajakin ke Bumi perkemahan Skipan karna disana gue udah booking tempat buat nyatain perasaan gue ke Alessa. Ada sebuah panggung kecil yang emang sengaja gue siapin buat gue nyanyi dan main gitar disitu
“Ndi, kita mau kemana sih? Kok disini sepi? Lo gak ada niatan buat ngapa-ngapain gue kan?” omegad Alessa plis jangan nething! gue tu cowok baik-baik gue Cuma mau mengungkapkan Rasa gue
“Enggak, kita ke panggung yuk” ajak gue untungnya Alessa mau ikut
“Kamu duduk disitu ya, ini kamu pegang kameranya siapa tau nanti kamu kepikiran untuk mengabadikan momen ini” gue nyuruh Ale duduk di kursi yang sengaja di taruh di depan panggung dan gue kasih Alessa Kamera Yi-Cam siapa tau kalau dia pengen mengabadikan momen romantis ini
Jreng....
“Satu lagu untuk satu wanita spesial”
''meski bibir ini tak berkata, Bu..kan berarti ku tak merasa ada yang berbeda di antara kita. Dan tak mungkin ku melewatkanmu hanya karena diriku tak mampu untuk bicara bahwa aku inginkan kau ada di hidupku"
-POV End-
***************AlessaPOV*************
Awalnya gue gak tahu apa tujuan Andi ngajak gue ke sini tapi setelah Andi menyanyikan lagu 'siapkah kau tuk jatuh cinta lagi' baru deh gue sadar apa tujuannya. Dia pengen ngungkapin perasaanya, so sweet banget dan karna saking terpukaunya gue gak keinget kalo gue pegang kamera jadi gak sempet deh mengabadikan momen ini
“Alessa Samantha, mau kah engkau berkomitmen denganku? Berkomitmen untuk menjaga rasa dan saling percaya, berkomitmen untuk saling menjaga, berkomit-“
“Udah ah geli gue dengernya” jujur gue dibuat salting karna perlakuan Andi
“Lo mau nembak gue kan?”
“hehehe, iya tadinya sih mau di buat romantis tapi kamunya udah tau”
“enggak usah yang romantis, yang penting kamu tulus”
“iya aku tulus sama perasaan ini, perasaan yang hampir 3 tahun gue jaga Cuma buat kamu, Al”
“Tapi kenapa lo mau nunggu gue selama itu Ndi?”
“Karna gue percaya kalo cinta dalam diam itu berujung indah”
“Apaan coba, lagi pula selama 3 tahun lo juga cuek-cuek aja sama gue”
“aku memang diem di depanmu, tapi percayalah aku berisik saat berdoa dengan Tuhan. Namamu kusebut berulang kali agar Tuhan akrab denganmu dan agar Dia bermurah hati untuk menyandingkan namamu dengan namaku di buku takdir”
“Ih gombal”
“Seriusan ini, Alessa Samantha will you be mine?”
“yes, i will”
“thanks Baby” kata Andi sambil meluk gue
“You’re welcome” gue balas pelukan Andi
"Eh Btw ini gak pake cincin?"
"Alessa kan ini bukan acara lamaran. Cincinnya besuk aja waktu aku nglamar kamu"
"Andi so sweet" sekali lagi gue peluk Andi
Mangats muut
Comment on chapter PROLOG