Saat ini tahun 2025, perubahan dunia tidak hanya berubah dalam tatanan hidup atau bangunan-bangunan yang terlihat, orang-orangnya. Tetapi, perubahan itu terjadi pula pada yang tak terlihat oleh kasat mata. Seperti perubahan teknologi yang semakin canggih, dunia maya yang mungkin sudah menguasai dunia nyata. Pada saat ini, kita mungkin telah berfikir bahwa kutukan Tuhan akan terjadi karena kemerosotannya akhlak manusia di dunia, ada keheningan yang membuat keadaan semakin memburuk dan sebuah harapan yang samar-samar di panas dan pengapnya udara.
Hari ini aku sudah melewati semua kejadian tiap tahunnya, semua kejadian menyeramkan, menyenangkan, dan yang tak terduga yang membuat teka-teki lama semakin terungkap. Aku pun saat ini telah menginjak umur 24 tahun, dimana di masa umur segitu semua orang akan mencari jati dirinya dan memahami hidup yang di jalani. Aku mungkin memang sama dengan yang lain, tetapi yang mengetahui itu semua ya hanya diriku sendiri.
Dimana kehidupan yang tak lagi hidup, dimana kebersamaan yang tak lagi bersama, dimana kesunyian tak lagi sunyi. Semua itu termanipulasi dengan kehidupan yang sangat modern ini. Semuanya tak lagi berasa hidup. Ketika seseorang tertawa bahagia, tetapi raut wajahnya hanya datar membisu tidak mengatakan apa-apa. Semuanya tak terlihat.
Aku saat ini telah menjadikan hidupku sangat rumit. Dengan kejadian yang aku hadapi, semuanya terlihat. Aku yang hanya tau diriku hanya aku.
+++
24 tahun yang lalu,
Ketika itu aku baru lahir dan berhadapan dengan dunia ini. Semuanya bermula pada saat ibuku melahirkan ku. Yang pada saat itu aku hanyalah bayi mungil yang tak mengerti apa-apa, yang masih tidak mengerti tentang dunia ini. Aku baru tau, bahwa aku ternyata adalah keturunan seorang yang sangat memiliki andil dalam kemerdekaan Negara ini dan juga yang paling bermasalah dengan Negara ini.
Saat itu pula, Ayahku melanjutkan perjuangan Kakekku dengan menjadi Tentara. Dan ketika semua itu terjadi, ketika aku lahir, masalah datang bergantian, terus menerus menghampiri keluargaku. Sampai suatu saat ketika aku beranjak dewasa, aku mulai mengerti kenapa semua ini terjadi. Itu semua telah direncanakan, semuanya adalah sengaja. Ketika aku mulai mengerti, betapa kejamnya dunia ini. Yang bahkan harusnya sudah damai tetapi masih bergejolak, masih berperang dengan dirinya sendiri, melukai dirinya sendiri.
Aku tak menyadari yang kulakukan setelah ini ternyata sangat berbahaya, bahkan ancamannya nyawa. Yang parahnya aku baru menyadari itu semua ketika masalah ini sudah semakin parah, sudah menjadi-jadi. Yang keluargaku lah yang akan menjadi ancaman sangat berbahaya kedepannya. Semua sudah terjadi, sekarang saatnya untuk terus melanjutkan misi ini hingga selesai. Ketika kita sudah mulai, maka selesaikanlah apa yang sudah kita mulai.
+++
Minggu ketiga bulan Oktober tahun 2025, saat kabut kegelapan mulai melanda, saat cuaca yang tak lagi bersahabat. Kisahku pun di mulai.
Dulu, ketika aku masih sekolah aku adalah murid yang paling bandel dan tidak pernah nurut. Dan yang paling parahnya lagi nilai-nilai ku semuanya ancur lebur. Ini bisa di bilang ancur kuadrat. Aku pun lama kelamaan mulai muak dengan pelajaran dengan semua yang di ajarkan di sekolah. Dengan keadaan seperti itu akupun mulai mencari hal-hal yang bisa ku jadikan pelampiasan dan bisa menghilangkan sejenak kejenuhan belajar ini.
Tiba-tiba aku mulai suka mengunjungi warnet di dekat rumahku. Aku pun mulai suka mengotak-atik internet dan berbagai macam hal tentang dunia internet. Seketika aku mendapatkan cara yang sangat illegal. Yang seketika itu aku langsung menyukainya. Hack. Iya, atau bisa disebut orang yang melakukannya adalah Hacker.
Ya, semenjak aku belajar dan mengetahui tentang hal penghackeran, setiap aku habis pulang sekolah selalu tidak pernah langsung pulang, aku selalu mengunjungi warnet untuk mengotak-atik lagi dan lagi dan mencari tahu banyak hal dan belajar terus menerus.
Dan dengan senangnya aku ketika ayahku membelikan sebuah laptop kepadaku, katanya nanti di sekolah sudah mulai banyak belajar menggunakan laptop. Ah,persetan dengan belajar, aku tidak peduli. Pokoknya dengan adanya laptop ini aku tidak perlu lagi ke warnet menghabiskan duit jajanku lagi. Hah, senangnya aku, akhirnya bisa menjelajah lebih jauh lagi.
Tetapi, ternyata perjalananku ini tidak berjalan mulus seperti yang aku kira.
Semuanya berubah, ketika aku mencoba mencari kisah-kisah peperangan tahun 1945 dan kisah tentang kakekku dulu yang kata ayahku, kakek telah di khianati. Aku pun mulai mencari tahu, semakin dalam aku mencari. Sampai akhirnya tiba di titik aku tidak bisa lagi mengakses lebih dalam, karena itu adalah berkas milik Negara.
Karena aku sangat penasaran, akhirnya aku mencoba keahlianku yang aku baru saja belajar beberapa hari terakhir ini. Akhirnya dengan nekatnya aku menghack situs Negara tersebut dan mengambil data-data penting tentang perang tahun 1945 tersebut. Aku mengira , aku akan aman-aman saja karena aku sangat berhati-hati agar jejakku tidak tertinggal dan terlacak.
Ternyata, Negara ini lebih pintar dan lebih kejam. Mereka mulai mencari dan melacak keberadaan ku. Yang awalnya aku belum menyadarinya. Yang baru aku sadari ketika pihak keamanan Negara dan pihak kepolisian datang ke rumah aku.
"Selamat siang,
Wah sudah lama ya kita tidak berjumpa,
Tetapi, sekalinya bertemu kau sudah lancang ya, nak
Hah, Kau memang mirip dengan kakekmu tak pernah berpikir panjang dengan apa yang kau lakukan
Sebenarnya aku sudah muak dengan kelakuan kakek mu,ayahmu, dan kamu juga..
Sekarang dengan apa yang sudah kamu lakukan, sudah sepantasnya kan bertanggung jawab?"
Aku kaget dengan kedatangan polisi dan tentara yang ada beberapa yang aku kenal karena mereka adalah teman ayahku, tapi aku tidak menyangka kalau mereka berbicara seperti itu kepadaku.
"Pak, maksut bapak apa ya? Harusnya yang bilang lancang itu saya, karena bapak tiba-tiba datang ke rumah dan tanpa basa-basi langsung menuduh dengan tidak jelas seperti ini..
Jadi, mau bapak apa?" Kataku dengan tegas dan mungkin tidak sopan.
Padahal, aku sudah tegang sekali menghadapi bapak-bapak ini, kalian lihat saja muka mereka itu menyeramkan semua, padahal aku sudah sering melihat muka-muka seperti ini, tapi ternyata lebih menyeramkan lagi kalau mereka sudah serius dan terlihat marah. Sangat sangar sekali.
"Mau kami?! Harusnya kami yang bilang itu! Kamu maunya apa anak ingusan?! Masih kecil sudah lancangnya membuat rusuh pihak kenegaraan!
Sekarang juga, kau ikut kami atau kau kembalikan apa yang telah kau rusak, anak gak tau diri!!"
Mungkin ini akan menjadi awal dari masalahku selanjutnya...
@KurniaRamdan39 waahh makasih yaa koreksinyaaa <3
Comment on chapter Episode 1