Read More >>"> Nirhana : A Nirrathmure Princess (3. Dua, tiga, empat) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nirhana : A Nirrathmure Princess
MENU 0
About Us  

Duk, duk, duk..

“Vierrasina!!” panggil Tiara sambil menaiki tangga.

“Iya, Mom.”

Tiara sampai di kamar Sina yang terdapat di lantai dua rumahnya. Ah- dari kecil Sina memang senang menyendiri ditempat seperti ini, bahkan sebelum tragedi itu merenggut akal sehatnya.

Tiara tersenyum, “Sina, mommy pergi dulu ya, ada urusan di kantor..”

Cup.. Tiara mengecup kening Sina dengan lembut. “Mom, kalau Mommy banyak kerjaan dikantor.. Mommy gapapa kok berangkat kerja pagi, biar kerjaan Mommy cepat selesai. Sina gamau lihat Mommy kecapean karena harus bolak-balik untuk cek keadaan Sina. Sina kan udah besar, Mom.”

“Sayang, kerjaan Mommy ga banyak kok. Mommy juga kan kadang bisa kerjain dari rumah. Mommy kekantor cuma buat rapat penting aja.” Tiara membelai rambut anak kesayangannya. “Lagipula, Mommy kan mau kamu sembuh lebih cepat. Biar kamu bisa sekolah lagi..”

“Sina kan tiap hari juga belajar sama guru dirumah, Mom.”

“Itukan beda, sayang. Kamu harus sekolah, agar bisa bersosialisasi dengan banyak orang. Nanti kamu bisa punya banyak teman.”

“Tapi Mommy jangan lupa istirahat ya, Sina gamau Mommy sakit.”

“Pasti sayang,”

Sina mencium punggung tangan mommynya. “Hati-hati dijalan ya, mom.”

“Iya sayang, jangan lupa kunci semua pintu ya. Mommy buru-buru nih. Dah-”

 

Sina beranjak dari kursinya, berjalan perlahan menuju jendela kamarnya yang menghadap langsung kejalan raya. Ia menatap sendu pada semua yang terlihat dari loteng kamarnya itu. Sina melihat Mommy pergi dengan mobil sedannya. Ia juga melihat beberapa orang lalu lalang. Anak-anak perumahan juga riang bermain dengan sesamanya. Gadis-gadis seusianya sepertinya sedang berjalan pulang kerumahnya dari sekolah mereka. Yah, gadis-gadis seusianya..

Sina menempelkan telapak tangannya ke jendela itu. “Apa aku sangat tidak normal bagi mereka? Bagaimana caranya.. Aku juga ingin sembuh dan tidak menjadi beban bagi Mommy,”

Tak terasa air mata Sina menetes lalu mengenai liontin kalung dilehernya. “Aku tak mengerti, ada apa denganku,” Ia mengerjap, liontin kalungnya yang berbentuk bintang berwarna silver itu perlahan bersinar. Lalu kemudian, netra coklatnya juga mengeluarkan sinar yang sama. “Dan.. Siapa aku sebenarnya?”

Bip.. Bip.. Suara klakson mobil milik tetangga menyadarkan lamunannya. Sina tersadar, semua sinar itu kemudian menghilang. Ia ingat akan sesuatu. “Ah, iya.”

Sina berbalik lalu menuruni tangga dengan setengah berlari. “Kunci pintu, kunci pintu,” gumamnya.

 

Dengan cepat Sina menguci semua pintu dirumahnya yang cukup besar itu. Tiara memang berpesan untuk sementara Sina jangan berhubungan dengan dunia luar tanpa pengawasannya. Apalagi hari ini, sepertinya Sina akan sendiri dirumah dalam waktu yang lama. Tiara, Mommy nya itu sudah beberapa hari meninggalkan pekerjaan kantornya untuk mencari terapi yang cocok bagi Sina.

“Dua, tiga, empat.. Dua, tiga, empat..”

Sina terdiam selama beberapa saat. Dari mana asalnya suara itu?

“Dua, tiga, empat.. Dua, tiga, empat..”

Sina menyusuri suara itu, ke dapur, keruang makan, bahkan ia ke garasi lalu masuk kembali kedalam rumah. Nihil!

“M-maaf? S-siapa ya??”

Suara itu semakin dekat, lalu kemudian menghilang. Sina melihat ke berbagai arah, namun tak menemukan apapun. Ahh, mungkin halusinasi saja seperti biasa..

“Duaa , tigaa , empat.. Hahahaha..”

Glek! Sina menelan ludahnya. Suara itu lagi.. Kini suara tawa itu bercampur. Suara anak kecil, pria dewasa dan seorang wanita.

Sina mulai panik, lalu mencari asal suara itu kembali. Dan tentu saja, hasilnya sama. Tidak ada apapun. Suara tawa itu semakin keras terdengar. Bahkan kepalanya kini terasa amat sakit. Sina memegangi kepalanya, menggeleng beberapa kali dan menangis. Ia berteriak, “Hentikan, kumohon!! Huhuhu..”

Srrraahhh... Suara angin berhembus melewati Sina yang masih memegangi kepalanya dan menunduk. Ia mengintip sebentar, hening. ‘Apa mereka sudah pergi?’

Perlahan gadis itu bangkit, dengan wajah yang masih ketakutan. Hawa dingin menyelimutinya dari arah belakang. Dengan sisa keberaniannya, ia berbalik.

Ia terperanjat, lalu terjatuh. Tak percaya atas apa yang dilihatnya. Tepat dihadapannya kini, seorang laki-laki dan wanita yang tak asing wajahnya tergeletak di lantai. Mereka bersimbah darah. Sebuah pistol laras panjang berada tak jauh dari jasad mereka. “Tolong..”

Sina terpaku pada apa yang dilihatnya. Ia ingin berteriak, namun kata-kata itu tak mampu dikeluarkannya.

Tes! Sebuah cairan menetes dihadapannya. Sina berusaha bangkit untuk melihat cairan apa itu. “M-merah..” Ia lalu melihat ke atas.

“T-toloooong!” Seorang wanita dengan wajah buruk rupa dan penuh darah bergelantungan tepat diatasnya. Sedetik kemudian, ia pingsan.

 

***

 

“Dua, tiga, empat....”

Sina terbangun, kepalanya amat berat. Ia melihat disekelilingnya, rasanya tak asing. Ia mencoba duduk sambil terus memegangi kepalanya.

Cahaya bulan masuk kedalam ruangan itu melalui celah ventilasi jendela. Sina kemudian bangkit, “Aku.. dimana?” katanya. Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki dari arah tangga. Seorang gadis kecil lalu tiba dikamar itu. Sina memperhatikan dengan cermat, kemudian sadar bahwa gadis kecil itu sangat mirip dengan dirinya.

Sina berfikir untuk menuruni tangga dan melihat kebawah. Ia masih bingung atas apa yang dilihatnya kini.

“Vierra takut..” gadis kecil itu lalu duduk memeluk boneka koalanya di sudut kamar.

“Bukankah itu namaku?” tanya Sina pada dirinya sendiri. Ia lalu menuruni tangga dan meninggalkan gadis kecil tadi.

 

***

 

“Dasar pembohong!”

Plakk!! Suara tamparan yang kencang menggema memecah keheningan malam.

 

Di suatu rumah dalam kompleks perumahan, rumah mewah dua tingkat yang indah dengan pagar besi didepannya. Beberapa orang melewati rumah itu menggeleng sambil bergumam sendiri, bahkan ada yang langsung bergosip dengan temannya.

Didalam rumah itu, sepasang suami istri sedang bertengkar hebat. Membuat isi rumah berantakan, karena sang suami berkali-kali melempar dan menendang perabotan rumah mereka.

“Mas, dengarkan aku dulu!” sang istri memohon. Air matanya jatuh membasahi wajah. Tampak warna merah di pipi bekas tamparan suaminya.

“Kau ini pembohong! Kalau saja aku tidak pulang dan meminta berkas itu padamu, kamu tak akan pernah mengaku kan?” sang suami mengalihkan pandangannya, tak terasa air matanya jatuh juga.

“Kau bahkan tidak ingat Vierra, bagaimana masa depannya jika rumah ini disita!” Ia rubuh, merasa kalah, sakit, sedih karena dikhianati sebegitu dalam oleh istrinya.

Ia seorang pria, dan kepala keluarga. Tapi ia merasa sangat tak berguna.Bagaimana tidak? Rumah mewah yang kini ia tempati, adalah hasil jerih payahnya selama 5 tahun, bahkan dibangunpun sebelum ia bertemu istri yang dicintainya itu.

 

Sina berhasil sampai ke lantai bawah dan tercengang melihat pertengkaran dua orang itu. “Mereka yang sebelumnya terbunuh itu kan?”

Sina lalu menghampiri dan berniat melerai. “Berhenti!! Tidak sadarkah kalian? Gadis kecil diatas menangis karena pertengkaran ini,” katanya. Entah mengapa kata-kata itu keluar dari mulutnya. Yang ia tahu, kemungkinan mereka akan terbunuh jika terus bertengkar. Meski ia belum yakin atas apa yang dia lihat sebelumnya.

Seakan tak mengindahkan peringatan Sina, pertengkaran mereka terus berlanjut.

Sang istri hampir bersimpuh “Mas, aku.. Aku salah. Aku minta maaf. Mohon maafkan aku, setidaknya demi Vierra. Tolong..”

“Stop! Jangan bicara lagi..” sang suami memotong perkataan istrinya. “Kau kutalak tiga!”

Sang istri sangat terkejut. Ia menangis sejadi-jadinya. Penyesalan itu tidak berguna. Karena kebodohannya, suami yang dulu selalu tersenyum dan tidak pernah marah sedikitpun kini murka. Ia tau, kesalahannya tidak layak mendapat ampunan. Tapi, bagaimana dengan Vierraa..

 

“Mereka tak mendengarkanku?” Sina menatap pada kedua orang tersebut. “Atau, aku memang tidak terlihat?”

Sina yang penasaran perlahan mundur dan menjauhi kedua orang yang masih dipenuhi amarah tersebut. Ia masih terkejut tak mempercayai apa yang kini ada dihadapannya. “Apa mereka itu akan mati?”

Kemudian Sina teringat pada anak kecil yang ia lihat dilantai dua, yang bernama Vierra itu. Gadis kecil yang amat mirip dengannya. Apa ini kebetulan?

“Jika mereka akan mati, seperti yang aku lihat sebelumnya. Bagaimana dengan anak itu?” Sina lalu berlari menaiki tangga menyusul Vierra. Ia ingin tahu, ada apa sebenarnya ini. Ia berharap akan menemukan jawaban secepatnya.

 

***

 

“Ayah, ibu.. Aku takut..” seorang gadis kecil bergumam di sudut kamarnya. Sesekali ia melihat kejendela disampingnya. Matanya berbinar, ia menatap bintang dilangit malam itu dari kamarnya di lantai dua.

“Aku benci..” Gadis kecil itu menutup telinganya, kemudian memeluk boneka koalanya dengan erat. Air matanya jatuh, dan ia sedikit terisak. “Aku ingin kerumah nenek, Vierra kangen nenek. Hiks, hiks”

Vierra kecil mengangkat boneka koalanya, “Koko, aku benci disini. Kenapa ayah terus pukul ibu? Kenapa ayah lempar barang-barang? Kenapa ibu nangis dan ayah berantakin rumah sambil marah-marah? Apa Vierra nakal? Vierra kan udah janji gabakal minta boneka lagi”

Ceklek.. suara pintu kamar Vierra yang menghadap keluar itu terbuka. Sesosok pria tinggi besar terlihat masuk lalu menatap tempat tidur satu-satunya di kamar itu.

Vierra yang berada di balik pintu terdiam. Ia ingin menangis, tapi jika ia menangis Vierra takut ayahnya akan marah lagi. Ia memeluk koalanya erat.

“Hmm” Sosok itu bergumam lalu matanya menjelajah seluruh ruangan, mencari sesuatu. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sebentar kemudian, ia melihat kebelakang pintu.

“Ah, ketemu.” Katanya sambil tersenyum.

“Pa.. paman siapa?” Tanya Vierra polos.

Dorr!! Dor!!

Terdengar suara tembakan dari arah lantai satu rumah mewah itu. Vierra melihat ke arah tangga. “Ibu..” gumamnya.

Heup! Dengan sigap sosok tak dikenal itu mengangkat tubuh Vierra. Gadis kecil itu sempat meronta, namun kemudian ia terlelap.

“Misi selesai!”

 

Sina sampai dikamar Vierra. Ia juga mendengar suara tembakan dari bawah. Akhirnya ia paham, yang ia lihat sebelumnya itu nyata. Dan Vierra..

Sina mendapati Vierra telah dibawa oleh seseorang. “Hei- tunggu!!” ia berlari menyusul penculik itu. “Jangan bawa anak itu, jangan bawa aku~”

Sina terjatuh, sementara samar-samar terdengar suara helikopter dari atas. “A-aku? Vierra itu aku? Vierrasina?” katanya. Ia memukul-mukul lantai itu, “Bodoh~” katanya. Pandangannya kabur, kemudian ia tak ingat apapun lagi.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    waaah kasihan sekali depresi sampai 12 tahun but premisnya oke banget, gimana kisahnya manusia depresi 12 tahunnn bikin penasaran??? 1 bulan ada masalah aja udah kaya org gila hehehe. :( udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter 1. Lost Then
Similar Tags
Kumpulan Quotes Random Ruth
1828      959     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
AraBella [COMPLETED]
33492      3306     12     
Mystery
Mengapa hidupku seperti ini, dibenci oleh orang terdekatku sendiri? Ara, seorang gadis berusia 14 tahun yang mengalami kelas akselerasi sebanyak dua kali oleh kedua orangtuanya dan adik kembarnya sendiri, Bella. Entah apa sebabnya, dia tidak tahu. Rasa penasaran selalu mnghampirinya. Suatu hari, saat dia sedang dihukum membersihkan gudang, dia menemukan sebuah hal mengejutkan. Dia dan sahabat...
You Are The Reason
2100      845     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Koma
17556      2955     5     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...
REASON
8967      2181     10     
Romance
Gantari Hassya Kasyara, seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang dokter di New York dan tidak pernah memiliki hubungan serius dengan seorang lelaki selama dua puluh lima tahun dia hidup di dunia karena masa lalu yang pernah dialaminya. Hingga pada akhirnya ada seorang lelaki yang mampu membuka sedikit demi sedikit pintu hati Hassya. Lelaki yang ditemuinya sangat khawatir dengan kondi...
G E V A N C I A
946      534     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Chasing You Back
378      260     1     
Romance
Sudah 3 tahun, Maureen tidak pernah menyerah mengejar pangeran impiannya. Selama 3 tahun, pangeran impiannya tidak mengetahui tentangnya. Hingga suatu saat, Pangeran Impiannya, Josea Josh mulai mendekati Maureen? Hmmm ..
F I R D A U S
650      430     0     
Fantasy
Phased
5612      1697     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
Ballistical World
9382      1844     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.