Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Andrean
MENU
About Us  

Aku menelfon Widi di pagi buta sekitar jam 5 pagi. Alarm yang berteriak-teriak telah membangunkanku masih dengan setengah malas.

Lama sekali nada panggil berdering.

“Apaan Dit, subuh gini udah nelfon?” masih dengan nada setengah sadar

“Kamu mau berangkat ngantor?”

“Heem bentaran lagi aku siap-siap, jam setengah enam.”

“Aku mau cuti, Wid.”

Lha kenapa?"

"Aku males ke kantor, kemaren aku ribut ma Andrean. Gila, parah dia ninggalin aku di restoran terus nelfon Miko suruh bawa aku anterin ampe rumah.”

“Asli? Kamu serius.”

“Iya, tanya Miko. Aku mau cuti sehari, mau me time dulu. Peduli lah sama atasan, cuti doang sehari.” Jawabku asal

“Emang cutinya mau ngapain?” tanya Widi penasaran

“Mau ke mall, nonton bioskop, makan terus mau shopping, mau ngecengin cowok ganteng kali aja ada yang nyangkut, mau naik roller coaster sama main yang lain, mau happy dulu lah biar gak mumet terus kebawa ke kerjaan.”

“Aku ikut.” Jawabnya semangat

Lha?” aku terperangah

Bodo sama kerjaan, aku juga mau main, kita on the way berdua okey?”

Aku tertawa senang dan mengakhiri pembicaraan.

Seperti biasa, aku berangkat seperti akan pergi ke kantor. Dengan motor matic dan helm berwarna pink yang selalu menemaniku. Tetapi kali ini, aku belok arah dan datang ke rumah Widi tak jauh dari komplek rumahku. Rumah kami hanya beda komplek terhalangi oleh pertigaan jalan depan komplek. Kami sempat berbincang, sedikit menertawakan diri kami. Entahlah kebodohan jenis apa ini.

“Parahlah kamu Dit, kamu nularin galau.” Widi asal bicara sambil mengeringkan rambutnya dengan kipas listriknya.

What?” aku bertanya tidak paham dengan wajah setengah serius

“Nih dengerin yah kamus aku yang satu ini, galau itu bisa berpindah dari satu orang ke orang yang lainnya, dengan kata lain galau itu menular.”

Aku ketawa keciciran. Setauku, itu kan teori energi yang mengatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan energi hanya dapat berpindah dari satu energi ke energi lainnya. Widi plagiat, aku ketawa puas.

Lha galau bisa berpindah, energi kali ah.”

Ia hanya tertawa tak memikirkan.

Tinggalkan persoalan pekerjaan, terkadang terlalu mengikuti rule itu tidak baik. Bukan menjadi patuh, tetapi untuk bisa menikmati kesenangan terkadang manusia harus memiliki pola pikir yang berbeda. Segala sesuatu yang mengekang, persoalan hidup yang terlalu rumit dan menekan, kemudian persoalan hidup yang runyam.

Tungkasnya :

“Kita hanya butuh hiburan walau sebentar.” Widi tertawa licik dan menata rambutnya yang diurai sebahu

Tidak akan ada yang tau, aku dan Widi cuti bersama karena kita berbeda bagian. Tentu tidak akan dicurigai. Kami kompak dalam hal ini, untuk kali ini. Ini bukanlah sesuatu keburukan, mungkin sebagian orang pernah melakukan hal yang sama.

“Terus, terus Andrean sekarang gimana?”

“Ya gak gimana-gimana, kita masing-masing gitu.”

Anjayyy, emang Andrean gitu sih kamu juga tau. Aku cuma ngakak ajalah pas kamu bilang udah jadian ama Andrean. Antara percaya gak percaya gitu, seorang Andrean wkwk.”

“Saat ribut gitu, dia tetep punya pemikiran sendiri dan you know dia bilang apa? Welcome to my life.”

Wekkk.” Ekspresi Widi sambil menjulurkan lidah

“Itu kan artinya, ini gue ya lu harus terimain sikap gue ya gue gini adanya.” Aku menahan kesal

Kami adalah dua orang perempuan yang saling menularkan kegalauan dan persoalan mimpi yang terpendat. Aku bilang pada Widi, untuk kesekian kalinya naskah novelku ditolak lagi oleh Penerbit. Lebih parahnya, Andrean selalu menghina dan berkata bahwa sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjadi Penulis.

“Aku kek jadi paling bodoh tau.” Duduk terdiam di meja rias kamar Widi

Yeh, apaan sih jadi gak semangat gitu. Andrean Cuma asbun (asal bunyi) dia.”

“Iya sih Wid, tapi aku kesel tau dari awal dia gitu mulu. Kalau asbun kan cuma sekali, nah ini berkali-kali. Niat banget dia jatuhin aku. Pacar jenis apaan dia?”

“Iya, parah emang. Aku juga lagi berantem sama Febrian. Dia diemin aku seminggu. You know? Gara-gara si Andrean nyeramahin Febrian pas curhat lagi berantem ma aku. Seenak dengkul, Andrean bilang suruh diemin aku. Sekarang udah seminggu kita gak komunikasi. Lebih bodo-nya lagi tau gak? Si Febrian chat aku terus pake bawa-bawa Andrean so bijak bahwa harus diemin aku biar aku jera gitu.”

Agh Andrean.” Aku melemparkan bantal guling ke lantai

“Kamu kuat rasanya didiemin kek gitu, Dit. Kamu udah sering ma Andrean di gituin. Aku baru tau rasanya.”

Kami saling terdiam.

Teori bahwa galau itu memang menular, kupastikan itu benar - Andita

***

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • SusanSwansh

    Andita. Nama ini mengingatkan saya pada seorang guru menulis saya. Kak Raindita. Bahkan karakternya sama. Jutek juga.

    Comment on chapter Bagian 1 : Cinta Bersemi dibalik Pertaruhan
Similar Tags
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Garden
5081      1614     5     
Fantasy
Suatu hari dimanapun kamu berada,selama kita menatap langit yang sama. Bolehkah aku merindukanmu?
The DARK SWEET
599      446     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Aku Biru dan Kamu Abu
707      408     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Something about Destiny
146      126     1     
Romance
Devan Julio Widarta yang selalu dikenal Sherin sebagai suami yang dingin dan kurang berperasaan itu tiba-tiba berubah menjadi begitu perhatian dan bahkan mempersiapkan kencan untuk mereka berdua. Sherin Adinta Dikara, seorang wanita muda yang melepas status lajangnya pada umur 25 tahun itu pun merasa sangat heran. Tapi disisi lain, begitu senang. Dia merasa mungkin akhirnya tiba saat dia bisa mer...
Perfect Love INTROVERT
10201      1892     2     
Fan Fiction
Untuk Takdir dan Kehidupan Yang Seolah Mengancam
671      456     0     
Romance
Untuk takdir dan kehidupan yang seolah mengancam. Aku berdiri, tegak menatap ke arah langit yang awalnya biru lalu jadi kelabu. Ini kehidupanku, yang Tuhan berikan padaku, bukan, bukan diberikan tetapi dititipkan. Aku tahu. Juga, warna kelabu yang kau selipkan pada setiap langkah yang kuambil. Di balik gorden yang tadinya aku kira emas, ternyata lebih gelap dari perunggu. Afeksi yang kautuju...
Love after die
456      309     2     
Short Story
"Mati" Adalah satu kata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk yang bernyawa, tak terkecuali manusia. Semua yang bernyawa,pasti akan mati... Hanya waktu saja,yang membawa kita mendekat pada kematian.. Tapi berbeda dengan dua orang ini, mereka masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Dmitri, sang malaikat kematian. Tapi hanya 40 hari... Waktu yang selalu kita anggap ...
Gloomy
567      369     0     
Short Story
Ketika itu, ada cerita tentang prajurit surga. Kisah soal penghianatan dari sosok ksatria Tuhan.
SATU FRASA
14957      3172     8     
Romance
Ayesha Anugrah bosan dengan kehidupannya yang selalu bergelimang kemewahan. Segala kemudahan baik akademis hingga ia lulus kuliah sampai kerja tak membuatnya bangga diri. Terlebih selentingan kanan kiri yang mengecapnya nepotisme akibat perlakuan khusus di tempat kerja karena ia adalah anak dari Bos Besar Pemilik Yayasan Universitas Rajendra. Ayesha muak, memilih mangkir, keluar zona nyaman dan m...