Read More >>"> That Snow Angel (06) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

KAY P.O.V
"Kay?" Kata suara itu.

Aku membalikkan badan dan melihat teman lamaku, Peter. Sebenarnya dia itu lebih dari temanku, dia sudah seperti saudara untukku. Kita sudah bersama dari dulu, karena kita 1 sekolah sejak TK, SD, SMP dan sekarang SMA? Apa yang kehidupan ingin lakukan padaku?

Aku melihatnya seperti dia itu manusia terbodoh yang pernah ada di dunia untuk terlihat sekarang. Tidak jelas? Memang. Sama seperti apa yang kehidupan berusaha lakukan padaku.

"Kau kay kan? Kau..." dia menghampiriku dan mengecek selurut tubuhku, "Kau masih hidup." Lalu dia memelukku, "Astagah. Kau ke mana saja selama ini? Aku sungguh- sungguh merindukanmu. Apa kau baik- baik saja? Apa yang terjadi padamu? Oh my god Kay... aku benar- benar merindukanmu."

Peter yang sama seperti dulu. Peter yang selalu berbicara hal- hal tidak jelas. Aku tidak memeluknya kembali tentunya dan aku tetap memasang wajah datar. Sejak tragedi itu terjadi aku jadi terbiasa tidak menunjukkan eskpresi apa- apa. Mungkin pertama karena masih trauma tapi lama kelamaan menjadi kebiasaan bagiku.

"Kenapa kau diam saja?" Tanya Peter.

"Peter kau mengenalnya?" Tim bertanya.

"Huh?" Kata peter balik badan. Sepertinya Peter satu grup dengan mereka. Aku juga ingat kalau namanya disebut kemarin oleh Bu Rina. "Oh... dia itu teman lamaku. Aku mengenalnya hampir seumur hidupku."

"Seumur hidupmu?" Pan tanya.

Gary meledeknya, "Uuuu ada yang cemburu~"

"Iya... sampai dia menghilang selama hampir 2 tahun." Dia balik menghadapku lagi, "Kau ke mana saja?"

Ada keheningan sejenak karena aku tidak akan menjawabnya. Dan untungnya aku tidak harus. Karena gurunya sudah datang. JAdi aku langsung duduk ke tempatku dan Peter juga melakukan hal yang sama. Tapi sebelumnya dia menepuk pundakku dan bilang kita lanjutkan nanti.

~~~
Saat waktunya istirahat, aku langsung cepat- cepat keluar. Aku tidak mau Peter mulai bertanya tentang ke mana perginya aku selama 2 tahun itu. Aku tetap berjalan keluar meskipun mendengar Peter teriak memanggilku. Aku pergi ke pohon yang selalu aku datangi selama 3 hari ini. Tempat ini selalu membuatku tenang.

Sejak tragedinya itu terjadi, aku pindah untuk tinggal bersama tante dan pamanku dan sudah hilang kontak dengan teman- temanku. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi padaku. Tidak salah bagi Peter untuk terkejut kalau aku masih hidup. Aku tahu ada rumor mengenai aku sudah tidak ada.

Keluargaku juga selalu menjaga jarak dengan media. Tapi tentunya tragedi keluargaku pasti akan masuk berita karena mereka itu cukup penting dan terkenal di dunia makanan. Berita tidak memberi tahu informasi apapun tentang aku jadi jika ada rumor kalau aku juga ada di kecelakaan tersebut. Aku tidak terkejut.

Aku sendiri sudah mendengar rumor kalau aku sudah meninggal. Mungkin secara fisik tidak tapi sepertinya psikologku sudah tidak ada. Pasti kalian bertanya bagaimana caranya aku tahu, padahal aku tidak keluar rumah sama sekali. Yah... aku pernah keluar rumah sekali untuk menenangkan pikiranku. Aku pergi ke taman, lalu aku mendengar kalau para ibu sedang bergosip dan pas sekali, mereka sedang membicarakan keluargaku. Mereka bilang kalau tante dan paman mengurusi bisnis keluargaku karena semua anggota keluargaku sudah meninggal, termasuk aku. Aku terlalu sakit hati dengan perkataan mereka. Itu kenapa aku langsung berlari pulang dan tidak keluar rumah lagi. Dari awal aku keluar rumah saat itu, aku memang sudah ragu dan benar kata pikiranku seharusnya aku tidak keluar.

"Kay? Kau tak apa?" Suara Peter membawaku ke realita. "Kenapa kau menangis?"

Aku tidak sadar kalau aku sedang menangis. Aku langsung mengelap air mataku.

"Jadi rumor tentang kau yang meninggal pasti bohongkan. Karena kau di sini sekarang." Katanya lalu duduk di sebelahku, "Aku punya banyak pertanyaan."

Aku menghela nafas, "Tentu saja. Karena kau itu Peter."

Tiba- tiba dia terkejut, "Tunggu kau bisa bicara? Anak- anak bilang kau belum berbicara 1 katapun selama 3 hari ini."

"Jadi? Kau kira aku apa? Bisu?"

"Tidak. Yah jujurnya saja... iya..." jawabnya dengan jujur. "Karena rumor dan berita. Tidak ada informasi sama sekali tentangmu Kay. Aku berusaha menghubungimu tapi tidak ada jawaban. Jadi kukira kau punya penyakit..."

Aku memotongnya dan memijat keningku, "Apa yang kau bicarakan..."

"Aku sendiri juga tidak tahu," dia jawab. "Jawab saja pertanyaanku oke? Kau tinggal dengan siapa sekarang?"

"Paman dan tanteku."

"Kau tak apa?"

"Yah... aku masih hidup. Jadi itu sesuatu bukan?"

Dia tertawa kecil, "Apa yang terjadi padamu?"

Aku menghela nafas lagi dan melihat ke atas pohon, "Untuk apa aku menjawab itu? Memberi tahumu tidak ada gunanya kan? Tidak bisa membantu apapun."

"Kenapa kau tidak mau memberi tahu? Apa yang membuatmu berpikir kalau itu tidak akan membantu apapun."

"Kau tahu dengan jelas kenapa. Aku sudah lelah memberi tahunya. Aku lelah memberitahu psikolog tentangnya jadi aku tidak mau memberi tahu siapa- siapa lagi."

"Psikolog?"

"Kau melihat beritanya. Kau tahu apa yang terjadi dengan keluargaku. Itu membuatku depresi, marah, sedih, syok, trauma, takut. Semua perasaan jelek yang bisa kau bayangkan. Sampai aku di titik di mana aku sudah lelah dan berpikir kalau yang aku lalui sudah cukup jadi aku ingin semuanya berakhir. Jadi aku mencoba bunuh diri, karena menurutku hanya itu satu- satunya cara. Cara mengehentikan semuanya ya itu menghentikan kehidupan sendiri. Aku mencoba menusuk diriku sendiri tapi kebetulan sekali Tante dan pamanku pulang. Tante Lydia mengambil pisaunya dari tanganku dan paman jack menahanku. Mereka tidak meniggalkanku sendiri selama beberapa minggu setelah itu. Dan keesokannya, mereka langsung membawaku ke psikolog. Psikolog pertama tidak bisa membantuku ganti lagi ke psikolog kedua. Yang kedua sama saja dan ganti lagi jadi psikolog ketiga dan seperti itulah seterusnya. Banyak yang coba membantu tapi itu malah membuatnya lebih parah. Memberi tahu, membicarakan tentang masalahku tidak akan membuat mamaku, papaku dan Reiku kembali hidup. Mereka sudah tidak ada dan itu membuat bekas luka yang dalam. Memberi tahu orang tentang masalahku tidak akan menghilangkan lukanya, itu hanya akan membuatnya teringat."

Peter tiba- tiba memelukku, "Aku tahu," katanya, "Aku tahu itu tidak akan membuat mereka kembali hidup. Aku tahu kau sudah mengalami banyak. Tapi kau tidak boleh menyerah. Kau itu perempuan terkuat yang aku kenal."

Aku tertawa kecil, "Perempuan itu sudah lama hilang Pete. Aku bahkan sudah tak tahu di mana dia bahkan bagaimana wajahnya."

"Apa?" Katanya tidak percaya, "Jadi kau sudah menyerah? Keluargamu memang sudah tidak ada tapi bukan berarti kau harus menghilang juga. Kau itu satu- satunya yang bisa meneruskan bisnis keluargamu. Kay, kau itu satu- satunya Reshton tersisa. Kau tidak boleh menyerah. Apa yang akan keluargamu katakan dari atas sana?"

Aku mengangkat bahu, "Kau tahu? Kau bukan orang pertama yang bilang itu. Dan bukan orang pertama yang tidak aku dengarkan."

"Tapi diantara mereka aku orang pertama yang mengenalmu. Mengenal dirimu yang sebenarnya."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Breakeven
16553      2064     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
Nirhana : A Nirrathmure Princess
13416      2002     7     
Fantasy
Depresi selama lebih dari dua belas tahun. Hidup dalam kegelapan, dan berlindung di balik bayangan. Ia hanya memiliki satu harapan, yang terus menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi semua masalahnya. Ketika cahaya itu datang. Saat ketika pelangi akhirnya muncul setelah hujan dan awan gelap selama hidupnya, hal yang tak terduga muncul di kehidupannya. Fakta bahwa dirinya, bukanlah m...
Intuisi Revolusi Bumi
920      464     2     
Science Fiction
Kisah petualangan tiga peneliti muda
the Overture Story of Peterpan and Tinkerbell
12947      8576     3     
Romance
Kalian tahu cerita peterpan kan? Kisah tentang seorang anak lelaki tampan yang tidak ingin tumbuh dewasa, lalu seorang peri bernama Tinkerbell membawanya kesebuah pulau,milik para peri, dimana mereka tidak tumbuh dewasa dan hanya hidup dengan kebahagiaan, juga berpetualang melawan seorang bajak laut bernama Hook, seperti yang kalian tahu sang peri Tinkerbell mencintai Peterpan, ia membagi setiap...
A Slice of Love
232      192     2     
Romance
Kanaya.Pelayan cafe yang lihai dalam membuat cake,dengan kesederhanaannya berhasil merebut hati seorang pelanggan kue.Banyu Pradipta,seorang yang entah bagaimana bisa memiliki rasa pada gadis itu.
Rihlah, Para Penakluk Khatulistiwa
13184      2318     8     
Inspirational
Petualangan delapan orang pemuda mengarungi Nusantara dalam 80 hari (sinopsis lengkap bisa dibaca di Prolog).
Why Him?
539      279     2     
Short Story
Is he the answer?
Forestee
422      294     4     
Fantasy
Ini adalah pertemuan tentang kupu-kupu tersesat dan serigala yang mencari ketenangan. Keduanya menemukan kekuatan terpendam yang sama berbahaya bagi kaum mereka.
Dibawah Langit Senja
1270      752     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
102
1864      764     3     
Mystery
DI suatu siang yang mendung, nona Soviet duduk meringkuh di sudut ruangan pasien 102 dengan raga bergetar, dan pikiran berkecamuk hebat. Tangisannya rendah, meninggalkan kesan sedih berlarut di balik awan gelap.. Dia menutup rapat-rapat pandangannya dengan menenggelamkan kepalanya di sela kedua lututnya. Ia membenci melihat pemandangan mengerikan di depan kedua bola matanya. Sebuah belati deng...