Loading...
Logo TinLit
Read Story - That Snow Angel
MENU
About Us  

Kay P.O.V

“Aku..."

Astagah. Baru 2 hari yang lalu aku menolak sahabatku, sekarang aku diberitahu kalau aku dijodohkan dengan sahabat masa kecilku? Argh kehidupan ini benar- benar. Aku melihat ke bawah berusaha memikirkannya matang- matang. Sebenarnya tidak ada yang perlu dipikirkan, aku hanya harus menyiapkan diri untuk melihat wajah- wajah kecewa.

"Aku..." Kataku berusaha memberi mereka jawaban sesopan mungkin. Aku mencoba mencari kata- kata sebaik mungkin agar tidak menyakiti hati mereka.

"Aku tidak bisa..." jawabku. Mereka semua diam melihatku, "Aku belum siap. Aku belum siap memikirkan semua ini. Bisa tolong dihilangkan? Karena aku benar- benar belum siap. Dan aku tidak mau kata- kata perjodohan selalu terngiang di benakku."

Tante Maidelline (mama Pan) menghela nafas dan memegang tanganku, "Tidak apa. Tak usah dipikirkan lagi  kami tidak mau pikiranmu tambah banyak. Kalau begitu sudah diputuskan. Perjodohannya akan dihentikan. Pan kau tak apa?"

Pan mengangguk, "Tentu. Aku akan menunggu. Aku sudah menunggunya hampir 9 tahun. Sepertinya aku bisa menunggu lebih lama."

"Wow," kata tante, "Bicara seperti pria sejati. Kau ini impian semua perempuan bukan?"

"Sudah banyak yang bilang itu," kata Pan dengan penuh percaya diri. "Tapi sungguh disayangkan bukan? Perempuan yang aku sayang menolakku?"

"Kau tahu Pan," kata Tuan Jared, "Sebelum menikah dengan mamamu. Dia menolakku terlebih dahulu. Dia bahkan pacaran dengan orang lain. Tapi namanya jodoh, tidak akan pergi ke mana- mana."

"Bisa tolong ganti topik?" Tanyaku dengan penuh senyuman dan mereka tertawa.

"Oh iya satu lagi," kata Tuan Jared, "Kami Herrington akan mulai menginvestasi lagi di RD."

"Kami dari RD juga akan melakukan hal yang sama," kata paman, "Itu berarti kita akan bekerja sama lagi. Senang bekerja dengan anda lagi, partner."

Mereka berdiri dan salaman. Setelah selesai mengobrol dan makan, kami akhirnya pulang. Aku lega akhirnya masalah itu sudah diselesaikan.

~~~

Hari seninnya, hari masuk sekolah. Ada yang mengklakson di depan rumahku. Mbak Lola membukakan pintu dan Peter masuk ke dalam. Untuk apa dia ke sini?

"Kesamber apa kau ke sini pagi- pagi?" Tanyaku langsung.

"Selamat pagi juga," katanya, "Halo tante, paman. Kalian ingat aku?"

"Peter," jawab tante, "Mana mungkin tante lupa."

"Apa kabar nak?" Sapa paman.

"Baik terima kasih," katanya, "Bagaimana dengan kalian sehatkan?"

"Seperti yang kau lihat sekarang," jawab paman.

"Kalian masih terlihat sangat muda," kata Peter dan aku tertawa.

"Kenapa kau tertawa? Dia memang benar Kay," kata tante dan aku mengangguk saja.

"Umm... aku harusnya memberi tahu alasan aku ke sini ya," kata Peter, "Aku ke sini untuk menjemput Kay. Agar kita bisa ke sekolah bersama."

"Aaaww manisnya," kata tante dan aku memutar bola mataku, "Baiklah silahkan saja. Dia sudah siap."

"Hei," kataku, "Kau tidak menanyakannya padaku dulu?"

"Dia tidak bertanya Kay," kata tante, "Sudah sana pergi. Syuh syuh."

"Kau mengusirku sekarang?" Tanyaku dan dengarn dramatis aku menaruh tangan di dadaku.

"Dadaahhh," kata tante.

Aku mengambil tasku dan berdiri. Tapi sebelum itu aku mencium pipi tante dan paman dulu. Lalu tante bilang untuk mengabarinya jika sudah sampai. Aku naik ke mobilnya dan kita langsung berangkat ke sekolah.

"Untuk apa kau menjemputku?" Tanyaku.

"Yahh... untuk memberi tahumu saja kalau aku sudah tidak apa- apa. Dan kita sudah baik- baik saja."

Aku mengangguk, "Baguslah."

"Jadi kau dan Pan?" Tanyanya lagi, "Aku dengar kalian dijodohkan."

"Kutolak," jawabku, "Pikiranku belum sampai sana. Masih banyak yang harus kuluruskan di otakku dan aku tidak butuh tambahan beban lagi. Pemikiran perjodohan itu beban bagiku."

"Jadi intinya..." kata Peter, "Kau tidak mau ada hubungan dulu sekarang."

"Yah seperti itu."

"Baguslah," kata Peter.

Sampainya di sekolah, aku langsung duduk ke tempatku. Sekarang tempat dudukku dekat dengan Peter, Pan, Tim, John, dan Gary. Di sini kita bebas memilih tempat duduk dan para laki- laki itu mengelilingiku. Aku tidak peduli yang lain bicara apa, mengataiku apa. Aku lebih baik berteman dengan mereka dari pada perempuan bermuka dua.

"Uuuuu," ejek Gary begitu aku dan Peter masuk ke kelas, "Tikungan tajam dari Peter bung..."

"Hei," kata John, "Kau ini bagaiman sih? Kau sudah ditolak dan dia punya Pan."

"Siapa bilang aku punya Pan?" Tanyaku, "Aku juga menolaknya."

"Apa?!" Teriak mereka.

"Kau juga menolaknya?" Tanya Gary lagi dan aku mengangguk, "Itu berarti. Aku punya kesempatan."

Dia menaruh tangannya di pundakku dan aku langsung memberinya tatapan membunuh, "Singkirkan tanganmu sekarang."

Sepertinya suaraku menyeramkan, dia langsung menarik tangannya dan wajahnya juga berubah menjadi takut.

"Kalian semua berisik," kata Pan jengkel, "Ayuk kita pergi pekan ini. Aku bosan."

"Pekan masih lama Pan..." kata Tim, "Mau ke mana?"

"Terserah," jawab Pan, "Ash ingin pergi ke suatu tempat?"

Aku mengangkat bahu.

"Oh iya bung," kata Gary, "Aku ingin bertanya. Kenapa kau memanggilnya Ash? Peter memanggilnya Kay karena teman lama. Kau? Ada alasan tertentu."

"Hmmm," kataku, "Dari kecil sebenarnya. Semua orang memanggilnya Kay. Aku hanya ingin memanggilnya dengan nama yang beda."

"Awwwww," kata mereka semua. Aku memutar bola mataku.

Kami membicarakan rencana perjalanan kami pekan ini. Hari ini berjalan baik. Pan dan Peter sepertinya tidak berubah dan itu yang aku inginkan. Jadi aku sangat bersyukur.

~~~

Besoknya, aku datang ke sekolah. Saat aku berjalan masuk ke gedung sekolah. Ada yang menoelku, aku menengok dan Gary sudah ada di sebelahku.

"Selamat pagi," katanya dan aku hanya memberinya anggukan. "Aku butuh saran darimu."

Aku melihatnya, "Apa?"

"Lihat foto perempuan ini," katanya menunjukkan foto seorang perempuan di hpnya. Lalu dia menggesernya dan terlihat perempuan yang berbeda, "Kalau dengan yang ini bagaimana? Menurutmu lebih baik aku dekati yang mana dulu?"

Aku melihatnya tidak percaya, aku menjitak kepalanya, "Kau gila ya?"

"Kenapa?" Tanyanya. Wajahnya benar- benar terlihat kalau dia tidak mengerti.

Aku menghela nafas, "Aku lupa kalau kau itu playboy. Jadi misalkan aku memilih perempuan yang pertama." Kataku sambil menaruh tas di mejaku karena kita sudah sampai kelas. "Kau akan mendekatinya dulu lalu setelah itu kau akan mendekati yang kedua?"

"Tidak juga," jawabnya, "Pilhan pertamamu akan ku dekati yang tidak kau pilih. Berarti dia kurang beruntung."

Aku mengangguk, "Yang kedua. Kelihatannya lebih nakal."

"Hohoho," Gary tertawa, "Kau tahu seleraku?"

"Tidak," jawabku, "Foto perempuan pertama terlalu baik untukmu."

"Benar juga," kata Gary.

"Kalian sedang bicarakan apa sih?" Tanya John, "Gary mencari target baru? Garr kapan kau akan bertobat?"

"Saat aku sudah mau," jawabnya. Matanya masih di layar hp nya, mungkin dia sedang mengechat perempuan yang aku pilih tadi.

Sementara Gary sibuk mendekati perempuan itu. Aku berbicara dengan John. Dia menceritakanku tentang adik Tim, sepertinya dia anak yang baik. Lalu Tim datang dan kemudian Pan. Peter masih belum terlihat. Disela- sela obrolan kami, ada yang memanggilku. Benar- benar perusak suasana. Hanya mendengar suaranya saja aku langsung jadi kesal.

"Jadi Kay..."

Pan yang tadinya tertawa langsung berhenti dan menatapnya tajam, "Kau mau apa Wendy?" Tanyanya suaranya menjadi serius.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sanguine
5586      1700     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Aku Benci Hujan
7210      1892     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
Jangan Main Petak Umpat
336      207     1     
Short Story
"Jangan Main Petak Umpat Sore-Sore!"
Lovesick
451      330     3     
Short Story
By Khancerous Why would you love someone else when you can’t even love yourself?
Love is Possible
165      152     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
20241      2221     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Premium
RARANDREW
18752      3473     50     
Romance
Ayolah Rara ... berjalan kaki tidak akan membunuh dirimu melainkan membunuh kemalasan dan keangkuhanmu di atas mobil. Tapi rupanya suasana berandalan yang membuatku malas seribu alasan dengan canda dan godaannya yang menjengkelkan hati. Satu belokan lagi setelah melewati Stasiun Kereta Api. Diriku memperhatikan orang-orang yang berjalan berdua dengan pasangannya. Sedikit membuatku iri sekali. Me...
Lantunan Ayat Cinta Azra
924      579     3     
Romance
Perjalanan hidup seorang hafidzah yang dilema dalam menentukan pilihan hatinya. Lamaran dari dua insan terbaik dari Allah membuatnya begitu bingung. Antara Azmi Seorang hafidz yang sukses dalam berbisnis dan Zakky sepupunya yang juga merupakan seorang hafidz pemilik pesantren yang terkenal. Siapakah diantara mereka yang akan Azra pilih? Azmi atau Zakky? Mungkinkah Azra menerima Zakky sepupunya s...
Shut Up, I'm a Princess
976      566     1     
Romance
Sesuai namanya, Putri hidup seperti seorang Putri. Sempurna adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Putri. Hidup bergelimang harta, pacar ganteng luar biasa, dan hangout bareng teman sosialita. Sayangnya Putri tidak punya perangai yang baik. Seseorang harus mengajarinya tata krama dan bagaimana cara untuk tidak menyakiti orang lain. Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya...
Peringatan!!!
2392      1033     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...