Read More >>"> UnMate (01. Again) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - UnMate
MENU
About Us  

Halaman tempat berlatih para warrior terlihat ramai saat ini. Ada yang berlatih bertarung, memanah, menusuk, menembak dan lain-lain. Semua para warrior adalah lelaki, namun terlihat satu perempuan berada disana.

Perempuan berambut coklat dengan kuncir kuda terlihat mengawasi sambil berkeliling dari satu sisi ke sisi lainnya. Terkadang menganggukkan kepala membalas salam hormat para warrior.

"Salah. Posisi tangan sebelah sini disejajarkan dengan dagu, lengan bahu lurus." tangan nya membenarkan posisi salah satu warrior yang terlihat salah dalam pengambilan posisi memanah.

"Siap Beta!" jawab warrior itu penuh hormat namun tetap fokus pada busur dan anak panahnya.

Tak

Suara anak panah yang menusuk papan target terdengar di telinga, meskipun jaraknya cukup jauh dari posisi dimana mereka berdua berada.

"Lebih fokus lagi." tepukkan sekilas dirasakan warrior itu di pundak dari sang Beta kala poin sembilan yang ia dapatkan.

Mengangguk sambil menatap perempuan itu tegas. "Baik Beta."
 

"Siang, Beta Freya." sapa salah satu warrior di depan nya.

Perempuan itu Beta Freya menganggukan kepala sebagai balasan sapaan tersebut. "Siang, ada apa?"

"Anda dipanggil Alpha ke ruangan nya."

"Kau lanjutkan kegiatan tadi." perintah Freya kepada warrior yang berlatih memanah tadi ketika dilihat warrior itu masih menunggu dirinya.

"Baik, Beta."

Frey melangkah lebih dekat ke arah warrior yang memanggilnya. "Sendiri?"

Warrior itu terlihat menggelengkan kepala. "Tidak. Beta Victor sudah lebih dahulu sampai, tinggal Anda Beta."

"Kalau begitu aku akan segera menyusul."

"Saya permisi, Beta." kata Warrior itu berlalu setelah mendapat balasan anggukan kepala dari Freya.

"Aku punya firasat buruk." gumam nya pelan lalu menghela nafas.

 

 

 

 

 

 

Tok

Tok

"Ya, masuk."

Terdengar sahutan dari dalam, Freya pun membuka pintu ruang kerja Alpha dan mendapati Victor serta sang Alpha yaitu Keith sedang berbincang.

"Kau sudah datang? Silahkan duduk Frey." ujar Keith ketika melihat Freya yang membuka pintu.

Freya mengangguk lalu duduk disebelah Victor yang kini menatap nya. "Sudah lama?"

"Belum, aku juga baru tiba." jawab Victor.

Keith merenggangkan otot lehernya yang sedikit kaku karena terlalu lama menunduk. "Karena kalian sudah disini jadi aku akan langsung bahas masalahnya."

"Seperti yang kalian tau kita mendapatkan undangan kerja sama dengan Chaldene Moon Pack, pack yang kurang akur dengan pack kita. Kerja sama ini termasuk genjatan senjata dan juga menguntungkan pihak kita, oleh karena itu aku akan datang." jelasnya sambil menatap Victor dan Freya bergantian.

"Bukankah itu sedikit beresiko? Maksud ku, kau tidak mungkin melupakan apa yang dilakukan mereka bulan lalu kan?" masih teringat jelas dalam ingatan Freya kala ia bertugas di daerah perbatasan untuk menangani teror yang menghantui warga disana yang ternyata diakibatkan oleh warrior pack itu.

Keith mengangguk paham dengan pemikiran Freya, dia juga masih belum mempercayai pack itu sepenuhnya. "Aku masih ingat, oleh karena itu aku memanggil kalian kemari untuk membagi tugas."

"Victor akan menemani ku ke sana dengan beberapa warrior juga satu Gamma ikut serta, untuk berjaga-jaga."

"Lalu kau Freya, karena kemarin kau sudah ku tugaskan ke luar kediaman pack jadi untuk saat ini aku menugaskan mu untuk menjaga pack selama aku tidak berada disini sekaligus mengawasi para rogue yang belakangan ini sering membuat masalah."

"Iya, aku paham." balasnya sambil menganggukan kepala, memang Keith selalu bergiliran untuk memberi tugas di luar kediaman pack untuk nya dan Victor.

"Kau mengajak Lexa, Kei?" tanya Victor.

Keith sontak menggelengkan kepala, dia memang tidak akan mengajak Lexa ikut serta yang sedang dalam keadaan hamil besar. "Tidak Vic, aku takut dia kelelahan."

"Harus nya kau mengutus Victor saja kesana agar tidak usah meninggalkan Lexa."

"Tidak bisa begitu Frey, mereka akan merasa tersinggung bila aku tidak ikut serta dan nanti nya akan menimbulkan kesalah pahaman." jelas Keith, kini dia duduk bersandar di kursi nya.

Suasana di ruangan itu memang tidak kaku walau posisi Keith lebih tinggi dari ketiga nya karena memang mereka sudah memulai pertemanan sejak kecil.

Entah mengapa, Quin yang merupakan wolf nya merasa gelisah dan sesekali merintih.

'Quin, kau ini kenapa?'

Wolf nya menggeram, lalu meringkuk. 'Entahlah Frey, aku juga tak tau.'

"Ah iya, aku meminta seseorang untuk membantumu karena para rogue yang terlalu liar belakangan ini jadi aku pikir mereka akan lebih menyulitkan nanti nya selama sekitar satu mingguan aku tak berada disini."

Freya menatap mata Keith bingung, tampak menyelami apa yang ada di balik tatapan Keith.

Semoga kali ini Freya bisa bersama dengan nya kembali

Ketika dia menangkap kalimat itu, Freya terkejut dan sontak berdiri dari duduk nya.

"Tidak, tidak mau dan tidak akan pernah mau." sahut nya mutlak penuh penekanan.

Keith terlihat gugup, mata nya bergulir kesana kemari. "Apa maksud mu Frey?"

"Jangan berpura-pura tidak tau, aku tau apa yang akan kau lakukan."

"Harus nya aku yang bertanya begitu, apa maksud mu Kei ikut campur dalam urusanku? Atas hak apa?!" tanya nya dengan emosi bahkan tidak sengaja meninggikan nada suara nya.

Ya, dia tau apa yang akan Keith lakukan. Dia akan mempertemukan nya dengan Logan 'lagi' untuk memperbaiki hubungan keduanya yang telah hancur sejak dua tahun lalu, saat pertanyaan terakhir nya yang tetap Logan putuskan untuk tetap meninggalkan dirinya.

"Frey, tenangkan dulu diri mu."

Victor bangun dari duduk nya, memegangi pundak Freya dan mengelus nya, mencoba membuat Freya tenang.

Freya menoleh menatap Victor langsung, yang entah harus ia bersyukur atau menyesal akan hal itu

Kami lakukan ini demi kebaikan mu Freybukan untuk diri kami

Ditepis nya tangan Victor dari pundak nya, dia menatap Victor tajam.

"Kau, jangan mencoba mencampuri urusan ku juga." suara bisikan bernada ancaman itu mampu ditangkap telinga Victor dan Keith.

"Bukan kah aku sudah bilang kalau aku tidak ingin terlibat atau bahkan bertatap muka dengan Logan lagi. Dan darimana perkataan ku itu yang sulit kalian pahami sampai ini akan menjadi yang ke lima kali nya?!" teriak Freya emosi, tangan nya menggebrak meja sampai membuat nya patah. Tenaga werewolf nya bahkan ikut menguar keluar.

Keith dan Victor menatap terkejut, mereka tak menyangka Freya akan semarah ini.

Mereka berdua melakukan hal itu pun bukan tanpa alasan, tapi mereka ingin membantu Freya dari masalah yang ditimbulkan dari perlakuan nya dua tahun lalu baik itu fisik atau mental. Dan cara satu-satu nya menurut mereka adalah mempersatukan kembali Freya dan Logan, toh Logan sudah menyesali perbuatan nya juga sudah menerima hukuman nya.

"Kalian... Kalian jangan pernah bilang kalau hal ini demi kebaikan ku! Tau apa kalian mengenai apa yang aku rasakan hah?!" mata nya berkilat bercahaya, dia benar-benar sudah tidak dapat menahan emosi nya.

Sekali dua kali masih dapat dia maklumi mungkin pertemuan itu secara kebetulan, tiga keempat kali dia masih bersabar ketika lagi-lagi ini disengaja dan ancaman nya dianggap remeh. Kelima kali ini jangan berharap dia bersabar, karena mereka tak pernah tau bagaimana rasa sakit nya dan apa yang dia rasakan saat pertemuan itu terjadi. Itu mengerikan, rasanya seperti membunuh mu secara perlahan. Dan memang seharusnya dia sudah mati dua tahun lalu.

"Dengarkan aku dulu oke? Kami melakukan ini karena tidak ingin melihat mu menderita lagi. Logan sudah menebus kesalahan nya, dia bahkan menunggu di luar rumah mu dalam keadaan badai hingga ia masuk ICU demi permintaan maaf darimu yang tak ia dapatkan." Keith ikut berdiri, dia berusaha memberikan penjelasan dengan nada lembut berharap hal itu mampu mengikis emosi Freya.

Freya tidak peduli, mereka benar-benar tidak ada yang memahami diri nya, bahkan Victor sekalipun. Tak tau kah mereka bahkan dengan melihat Logan saja ia merasa malaikat maut akan segera menjemput nya? Quin bahkan hanya mengaum pilu dengan keadaan lemah tak berdaya setiap hal itu terjadi. Dia hampir kehilangan kontrol diri setiap itu.

"Tidak, kalian tidak mengerti diriku. Tidak bisakah kalian hanya diam dan tak usah ikut campur?"

"Pernahkah kalian merasa tusukan di hati kalian, ngilu yang menyayat dalam ketika cemooh, sindiran, bahkan hinaan kalian terima? padahal diri kalian satu-satu nya korban, satu-satu nya orang yang harus nya dilindungi bukan hanya menerima tatapan iba!"

"Pernahkan kalian menunggu dalam kebodohan tiada ujung dengan rasa perih di setiap tarikan nafas ketika orang yang kalian harapkan justru menghangatkan orang lain?! Ketika kalian bahkan sudah menjaga hal berharga milik kalian untuk orang itu!"

"Jawab aku! Pernahkah kalian merasakan nya hah?! Sampai kalian beraninya mencampuri urusanku, pernah?!"

Keith dan Victor terdiam. Ya, mereka tak pernah merasakan hal itu. Mereka bahkan tak tau bagaimana rasanya.

Freya membuang nafas kasar, dadanya berdenyut menyakitkan kala ingatan yang ingin dilupakan kembali teringat dan akan selalu teringat sampai seumur hidup. Badannya bergetar, tangan nya mencengkram bagian dadanya kencang. Sakit, semua sakit, yang dia dapat kan selalu sakit.

'Hentikan Freyhentikan.'

Suara Quin bahkan terdengar lemah. Masih jelas diingatan nya ketika dia hampir kehilangan Quin karena ritual itu, jika saja dia tak berusaha menopang diri nya sendiri.

"Setelah semua yang aku dapatkan, semua yang aku terima, semua yang aku tanggung, haruskah aku menerima nya? Kembali kepadanya? Setelah aku berjuang sendirian menghadapi dunia, haruskah aku kembali berada disisi nya?" tanya Freya parau, matanya menatap Victor dan Keith benci.

"Lalu dimana kalian pada saat itu?!"

Hening, baik Keith dan Victor tak ada yang menjawab.

"Jawab aku brengsek!" bentak nya, lalu menatap Keith murka.

"Freya diam! Kau sedang berhadapan dengan Alpha, tahan emosi mu sedikit." tegur Victor sambil berusaha mendekati Freya yang justru spontan memundurkan tubuhnya.

"Kau yang seharusnya diam Vic, kau tidak tau apapun." desis nya mengancam.

"Kei, sudah sejauh ini kau ikut campur. Haruskah aku membuat mu merasakan hal sama yang aku rasakan?" memiringkan kepala, Freya terlihat menyeringai.

Keposesifan seorang Alpha memang mutlak ketika kau menyinggung pasangan nya, hal sama yang dilakukan Keith yang kini menggeram bahkan menyingkirkan meja patah yang ada dihadapan nya.

"Berani nya kau berbicara seperti itu.... Jaga batasan mu Frey." kata Keith dengan mata menatap marah ke arah Freya yang justru tertawa melihatnya.

"Baru aku bilang begitu saja kau sudah seperti ini, bagaimana jika aku benar melakukan nya, hm?" senyum menantang Freya perlihatkan, dia tidak takut sama sekali kepada Keith yang kini ingin menghajar nya jika saja Victor tidak menahan pria itu.

"Sadar Kei, kendalikan emosi mu. Kita bisa selesaikan ini baik-baik."

"Lepaskan aku, Vic! Biarkan aku memberi pelajaran kepada orang yang berani nya ingin menyakiti mate ku!" Keith berusaha melepaskan tangan Victor yang menahan gerakan nya.

"Lawan aku kalau kau bisa... Alpha." Freya tersenyum sinis yang membuat emosi Keith semakin memuncak.

BRUK

Victor terlempar ke sisi kanan, menabrak dinding lalu tubuh nya ambruk. Keith tak menyiakan kesempatan langsung menerjang Freya yang berdiri bersandar di dinding.

Freya menatap mata Keith dingin.

"Berhenti." secara otomatis gerakan Keith terhenti seolah menuruti perintah Freya.

"Bersimpuh."

Keith langsung bersimpuh, ia tak bisa berpaling ke arah lain.

Freya mensejajarkan badan nya dengan Keith.

"Perhatikan lawan bicara mu, Kei."

"Apa yang kau lakukan pada ku?! Lepaskan aku!" perintah Keith berontak mencoba melepaskan diri.

"Kau... Kau pikir kau siapa? Posisi Alpha mu tak akan berpengaruh pada ku. Ingatlah apa yang telah kau lewati untuk bisa berada disini."

Keith mengerutkan kening.

"Mak- maksud mu?" tanya nya bingung.

"Pikir saja sendiri." sahutnya acuh lalu berbalik badan meninggalkan Keith yang langsung jatuh tersungkur kehilangan kontrol diri.

Victor segera membantu Keith untuk bangkit.

"Freya!"

Freya mengacuhkan teriakan Keith yang terdengar seperti memohon, dia membuka pintu namun pintu itu sudah terbuka dari luar.


 

Clek

"Freya?"

Suara orang dihadapan nya langsung membekukan tubuhnya, matanya membola, badan gemetar hebat menahan sakit. Tubuh Freya hampir limbung jika saja ia tak sempat berpegangan pada dinding terdekat.

"Ming... gir." ujarnya parau, dia bahkan tak berani mendongak melihat Logan sedangkan dengan mendengar suara nya saja tubuh nya merasa sekarat.


 

'Freya!!'

TBC

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
If Sarcasm is A Human Being
537      363     0     
Short Story
Apa yang terjadi jika sebuah kata sifat yang abstrak memiliki rupa dan karakteristik bak seorang manusia? Sar tidak memilih hidupnya seperti ini, tetapi ia hadir sebagai satu sifat buruk di dunia.
LELAKI DENGAN SAYAP PATAH
7835      2511     4     
Romance
Kisah tentang Adam, pemuda single yang sulit jatuh cinta, nyatanya mencintai seorang janda beranak 2 bernama Reina. Saat berhasil bersusah payah mengambil hati wanita itu, ternyata kedua orang tua Adam tidak setuju. Kisah cinta mereka terpaksa putus di tengah jalan. Patah hati, Adam kemudian mengasingkan diri dan menemukan seorang Anaya, gadis ceria dengan masa lalu kejam, yang bisa membuatnya...
Lost in Drama
1687      641     4     
Romance
"Drama itu hanya untuk perempuan, ceritanya terlalu manis dan terkesan dibuat-buat." Ujar seorang pemuda yang menatap cuek seorang gadis yang tengah bertolak pinggang di dekatnya itu. Si gadis mendengus. "Kau berkata begitu karena iri pada pemeran utama laki-laki yang lebih daripadamu." "Jangan berkata sembarangan." "Memang benar, kau tidak bisa berb...
Teman Berbagi
2174      930     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
PALETTE
482      250     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...
Dunia Gemerlap
18678      2763     3     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?
I'il Find You, LOVE
5326      1404     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
NI-NA-NO
1298      586     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
seutas benang merah
1894      739     3     
Romance
Awalnya,hidupku seperti mobil yang lalu lalang dijalan.'Biasa' seperti yang dialami manusia dimuka bumi.Tetapi,setelah aku bertemu dengan sosoknya kehidupanku yang seperti mobil itu,mengalami perubahan.Kalau ditanya perubahan seperti apa?.Mungkin sekarang mobilnya bisa terbang atau kehabisan bensin tidak melulu berjalan saja.Pernah mendengar kalimat ini?'Jika kau mencarinya malah menjauh' nah ak...
Give Up? No!
404      264     0     
Short Story
you were given this life because you were strong enough to live it.