Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sang Penulis
MENU
About Us  

Setelah Marsya dan Kenzo menyelesaikan tugas mereka, Marsya memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumahnya, ia memutuskan untuk kembali ke sekolah. Ia ingin memeriksa mading di gedung D bersama dengan Fira dan Lala yang masih berada di sekolah.

“Lo langsung pulang, Ken?” tanya Marsya setelah mereka sudah keluar dari warung kopi itu.

Kenzo menggelengkan kepalanya. “Gue mau ke sekolah, motor gue masih di sekolah soalnya.”

“Mau bareng sama gue, gak?” tawar Marsya.

“Gak usah, Sya, gue bisa balik naik ojek online, kok,” jawab Kenzo.

“Ya ampun, Ken, kita ‘kan satu tujuan, ngapain pisah coba?” tanya Marsya.

Kenzo terdiam sejenak. Ia bukan sedang memikirkan tawaran dari Marsya, tetapi dia sedang memikirkan apa maksud dan tujuan Marsya mengajaknya kembali ke sekolah bareng.

“Oke, gue sama lo,” jawab Kenzo. “Lo naik motor atau mobil?”

“Mobil,” jawab Marsya. “Lo tunggu di sini, ya, biar gue ambil mobil gue.”

“Sini, biar gue aja yang ambil,” ucap Kenzo.

“Gue titipin di rumah teman gue, ya kali, lo yang ngambil,” kata Marsya.

“Ya udah, gue ikut sama lo,” ucap Kenzo.

“Ya udah, ayo,” ajak Marsya.

***

“’Makasih, Sya,” ucap Kenzo setelah ia memarkirkan mobil Marsya di parkiran sekolah.

Ya, Kenzolah yang mengemudikan mobil karena Kenzo merasa tidak enak jika Marsya yang mengemudikannya.

Marsya menganggukkan kepalanya lalu mereka berdua pun keluar dari mobil Marsya.

“Nih, kunci lo.” Kenzo memberikan Marsya kunci mobil milliknya.

Marsya menerima kunci itu dari Kenzo. “Gue duluan, ya, Ken.”

Kenzo menganggukkan kepalanya lalu menatap kepergian Marsya dari sampingnya. Kenzo merasa ada sesuatu yang aneh muncul di dalam dirinya saat ini dan dia sangat berharap sesuatu itu tidak ada kaitannya dengan Marsya.

Sesampainya Marsya di kelasnya, ia tidak menemukan keberadaan Fira dan Lala, ia malah menemukan sepasang kekasih yang sedang mengobrol. Siapa lagi kalau bukan Cindy dan Arsen?

“Lo kok balik ke sekolah, Sya?” tanya Cindy sembari beranjak dari kursinya dan berjalan ke arah Marsya yang masih berdiri di ambang pintu kelas.

“Gue mau temuin Fira sama Lala,” jawab Marsya. “Lo ada lihat mereka, gak?”

“Kalau gak salah mereka ada di kelasnya Lala,” jawab Cindy.

Marsya menganggukkan kepalanya. “Gue ke sana dulu, ya, Cin. Hati-hati lo di sini.” Marsya pun berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju kelas Lala.

“’Gini, nih, tampang-tampang orang yang baru terbakar api cemburu,” ledek Lala ketika Marsya baru saja memasuki kelasnya.

Marsya melempar Lala dengan sebuah gumpalan kertas yang tadinya terletak di meja yang berada di dekat pintu kelas. “Sembarangan lo, La.”

“Mereka masih ada di sana, Sya?” tanya Fira.

Marsya menganggukkan kepalanya sembari duduk di kursi yang berada di dekat Fira dan Lala. “Lo berdua kenapa gak bilang lo berdua ada di sini? Tega bener lo berdua.”

“Yang pentingkan lo balik dari acara itu barengan sama Kenzo,” ucap Lala.

Marsya terkejut mendengar ucapan Lala. Baru saja ia hendak memberitahukan hal bersejarah itu kepada Fira dan Lala tetapi ternyata mereka berdua sudah mengetahuinya.

“Kok lo berdua tau sih?” tanya Marsya.

“Lo lupa kalau temen lo itu temen kita juga?” tanya Fira balik.

Marsya menepuk dahinya. Saat ini Marsya merasa bahwa dirinya merupakan orang terbodoh yang pernah ada karena baru menyadari hal itu.

“’Gimana, Sya? Dia orangnya ‘gimana?” tanya Lala.

“Dia pendiam banget,” jawab Marsya.

“Menurut lo dia baik atau jahat?” tanya Fira.

Marsya mengedikkan bahunya. “Ya, mana gue tau, Fir, ‘kan gue baru pertama kali ngomong sama dia.”

“Oh ya, kita ke mading sekarang, yuk,” ajak Lala dan disambut dengan anggukan oleh Marsya dan Fira.

***

Sesampainya mereka bertiga di mading gedung D, mereka tidak menemukan apa-apa di dalam mading itu.

“Kok gak ada yang baru, ya?” tanya Lala.

Marsya dan Fira mengedikkan bahu mereka pertanda mereka tidak mengetahui jawaban yang tepat untuk pertanyaan Lala.

“’Gimana kalau kita langsung temuin Arsen?” usul Fira. “Gue takut sesuatu yang buruk akan terjadi dan kita terlambat.”

Lala menganggukkan kepalanya, ia sangat setuju dengan usulan Fira. “Ayo, kita temuin dia sekarang.”

“Jangan, La, jangan sekarang, dia ‘kan masih sama Cindy,” ucap Marsya.

“Iya juga,” balas Fira. “Ya udah, lo LINE dia aja, suruh dia ke warung Bu Mia.”

Marsya menganggukkan kepalanya lalu mengambil ponselnya dari dalam saku roknya dan mengetikkan beberapa pesan kepada Arsen.

Marsya Nadhifa: Sen

Marsya Nadhifa: Bisa ketemu di warung bu mia?

Marsya Nadhifa: Selesai lo pacaran sm cindy

“Gue rasa dia gak bakalan jawab, Sya,” ucap Lala. “Kita datangi dia sekarang aja.”

“Lo gak apa-apa, ‘kan, Sya?” tanya Fira yang menyadari perubahan ekspresi wajah Marsya yang sepertinya sedikit panik karena harus menemui Arsen yang sedang bersama Cindy.

Demi pertemanan dan demi orang yang akan ada di dalam kertas itu, Marsya menganggukkan kepalanya.

Lalu mereka bertiga pun berjalan menuju kelas Marsya dengan harapan mereka dapat bertemu dengan Arsen dan Cindy tidak merasa ganjil dengan kedatangan mereka bertiga.

Sesampainya mereka di kelas Marsya, mereka tidak menemukan keberadaan Arsen dan Cindy.

“Yha, dianya udah pulang,” ucap Fira.

“Coba lo tanya sama Cindy, Sya,” kata Lala.

“Kalau dia curiga sama gue ‘gimana?” tanya Marsya.

“Sya, ini demi kebaikan kita semua. Emangnya lo mau ada korban lagi?” tanya Fira meyakinkan Marsya agar dia mau melakukan apa yang dikatakan oleh Lala.

Sebenarnya Fira juga tidak yakin dengan perkataan Lala karena ia takut Cindy akan berpikiran negatif akan Marsya. Tetapi, Fira sadar, jika mereka tidak melakukan hal ini, kemungkinan sesuatu yang buruk akan terjadi kepada seseorang.

Dan untuk kedua kalinya, demi pertemanan dan orang itu, Marsya mengambil ponselnya yang sudah sempat ia simpan di saku roknya dan mengirimkan pesan kepada Cindy.

Marsya Nadhifa: Cin

Marsya Nadhifa: Lo lagi sama arsen?

Tak berapa lama kemudian, balasan pun muncul dari Cindy.

Cindy Ariyanti: Engga sya

Cindy Ariyanti: Arsen tadi langsung pulang

Cindy Ariyanti: Emangnya kenapa?

Marsya Nadhifa: Gak ada apa-apa cin

Cindy Ariyanti: Kalau lo ada perlu sm arsen blg sm gue aja, biar gue yg kasih tau ke dia

Marsya Nadhifa: Siap cin

Marsya sedikit tidak percaya dengan pesan yang baru dikirimkan oleh Cindy. Marsya mengira Cindy akan marah atau curiga kepadanya saat dirinya menanyakan tentang keberadaan Arsen. Tetapi ternyata, Cindy malah membantunya jika dirinya memang ada keperluan dengan Arsen. Dan tiba-tiba saja, Marsya merasa menyesal tidak meminta pertolongan Cindy sejak awal.

“Kok lo diam aja, Sya?” tanya Fira.

Masya tidak menjawab pertanyaan Fira dengan perkataan, melainkan dengan menunjukkan ponselnya kepada Fira dan Lala.

“Wah, gue gak nyangka dia bakalan sepeduli ini sama lo,” ucap Lala.

“Udah, Sya, lo gak usah sedih,” kata Fira. “Lo gak salah, perasaan lo terhadap Arsen gak salah.”

“Tapi, Fir, Cindy baik banget sama gue, gue ngerasa gue jahat karena suka sama pacarnya,” ucap Marsya dan tanpa ia duga, ia mengeluarkan air matanya.

Melihat Marsya menangis, Lala langsung memeluk sahabatnya itu. “Ya ampun, Sya, lo gak usah nangis. Kalau lo nangis entar Fira ikutan nangis, terus kalau Fira nangis gue juga ikutan nangis.”

Mendengar perkataan Lala, Fira langsung memeluk mereka berdua dan tepat seperti perkiraan Lala, Fira juga menangis.

“Gue... Gue rasa gue harus jujur ke Cindy,” ucap Marsya ketika pelukan mereka bertiga sudah terlepas.

“Sya, jangan,” ucap Fira, “Gue tau mungkin Cindy bakalan biasa aja, tapi tolong, jangan lakuin itu.”

“Iya, Sya, walaupun nantinya Cindy bakalan biasa aja, tapi tetap aja, dia pasti bakalan merasa aneh,” ujar Fira, "Sya, mulai hari ini, lo harus bisa menghilangkan perasaan lo dan mulai memberikannya kepada orang lain."

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
BELVANYA
339      235     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.
Rinai Hati
529      290     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
RAHASIA TONI
40797      5348     62     
Romance
Kinanti jatuh cinta pada lelaki penuh pesona bernama Toni. Bukan hanya pesona, dia juga memiliki rahasia. Tentang hidupnya dan juga sosok yang selalu setia menemaninya. Ketika rahasia itu terbongkar, Kinanti justru harus merasakan perihnya mencintai hampir sepanjang hidupnya.
Persinggahan Hati
2062      834     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
Distance
1794      709     4     
Romance
Kini hanya jarak yang memisahkan kita, tak ada lagi canda tawa setiap kali kita bertemu. Kini aku hanya pergi sendiri, ke tempat dimana kita di pertemukan lalu memulai kisah cinta kita. Aku menelusuri tempat, dimana kamu mulai mengatakan satu kalimat yang membuat aku menangis bahagia. Dan aku pun menelusuri tempat yang dimana kamu mengatakan, bahwa kamu akan pergi ke tempat yang jauh sehingga kit...
BACALAH, yang TERSIRAT
9874      2061     4     
Romance
Mamat dan Vonni adalah teman dekat. Mereka berteman sejak kelas 1 sma. Sebagai seorang teman, mereka menjalani kehidupan di SMA xx layaknya muda mudi yang mempunyai teman, baik untuk mengerjakan tugas bersama, menghadapi ulangan - ulangan dan UAS maupun saling mengingatkan satu sama lain. Kekonyolan terjadi saat Vonni mulai menginginkan sosok seorang pacar. Dalam kata - kata sesumbarnya, bahwa di...
Dark Fantasia
5119      1530     2     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...
Memoar Damar
6152      2812     64     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Senja Menggila
381      269     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
Kisah Alya
321      232     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...