Hari ini aku pulang lebih awal dan tidak ada seorangpun di flat. Aku menengok sebentar ke kamar Phill Mortimer teman satu flat-ku, tidak ada siapapun disana. Biasanya aku pulang agak larut bahkan saat aku pulang biasanya dia sudah tidur lelap. Kali ini aku tidak mengambil lembur dan pulang lebih cepat karena ada hal yang harus aku selesaikan.
Aku bekerja di pengadilan kota, dan sangat menikmati pekerjaanku. Karena itu biasanya aku bekerja lembur walau sekretarisku sempat menegur untuk tidak sering melakukannya. Aku dan Phill hanya bertemu, dan berbicara saat pagi saja atau saat akhir pekan tiba. Phill seorang cendikia cerdas, dan penuh ambisi mengingatkan aku pada saat kuliah dulu, "Yah hari-hari yang menyusahkan," gumamku.
Aku segera mandi kemudian melanjutkan pekerjaan yang tidak sempat kuselesaikan di kamarku. Penghujung bulan Oktober udara malam sangat dingin dan biasanya kabut tipis akan menutupi kota Exeter dari larut hingga pagi. Rasa dingin dan lelah ini bercampur aduk hingga tubuhku tak mampu menahannya lagi. Bias layar komputer di mataku terlihat semakin kabur, dan tidak sampai menunggu seperempat minum teh, dengan seketika aku roboh.
”Nggiiiittt.... suara pintu berderit panjang, aku tersentak saat mendengar pintu terbuka, kulihat alrlojiku "Ahh aku ketiduran!!" waktu sudah menunjukan pukul 8.00 P.M. Aku penasaran siapa yang datang dan membangunkanku. Tercium bau amis yang begitu menyengat dari arah luar. Udara yang dingin seakan membuat kedua kakiku tak sanggup bergerak. Terdengar suara napas melenguh keras dan suara benda diseret "Huurghh, huhhh huh...." suara itu terdengar jelas, sumber suara itu sedang mengitari ruang tamu. Aku dengan gemetaran melangkah pelan menuju kasur dan segera berselimut. Suara napas dan benda terseret itu kemudian berhenti sejenak. "Hmm dimana mayatku... dimana mayatku.." suara itu terseru dari ruang tengah, aku sedikit tersentak karena itu adalah suara yang kukenal "Bukankah ini terlalu cepat?" gumamku dalam hati sambil bergetar ketakutan.
"Hahaa!!" suara itu bersorak kegirangan. Suara langkah kaki dan benda terseret semakin dekat. "Ngiiitt...." pintu kamarku terbuka "Aku tahu kau sudah pulang sobatku," suara itu menggelegar seakan memenuhi seluruh ruangan "Mana dia??" tanya sosok itu.
"Kau datang terlalu cepat!! Ada hal diluar perkiraanku, dia belum pulang!!'
"Apakah aku peduli? Ingat perjanjian kita jaksa hebat tak terkalahkan!! Semua sudah kau dapatkan dan kini tibalah kau membalasnya"
"Setan kau!!!!" bentakku sambil tetap berselimut.
”Aku memang setan hehh!!" sosok itu menyeringai.
"Jessss....." suara benda diayunkan.
Tak lama kemudian terasa punggungku panas sekali, seluruh napasku menjadi sesak, kuberanikan diri meraba bagian dadaku, dan ternyata sebuah sabit panjang sudah menembus dada "Tamatlah aku"..
------------------------------------
"Selamat pagi Tuan Barie!!"
"Ada apa? Kau terlihat tegang sekali??"
"Namaku Dennis Norman, dan aku datang kesini untuk meminta bantuanmu."
"Silahkan duduk, atur nafasmu, dan ceritakan masalahmu dengan pelan dan cermat."
"Temanku Phill Mortimer dituduh melakukan sesuatu yang tidak dilakukannya, dia dituduh membunuh kawan satu flat-nya, seorang jaksa."
"Apa yang membuatmu yakin dia tidak melakukannya?"
"Tadi malam dia menginap semalaman di rumahku—Kami bergadang semalaman, namun seorang saksi mengatakan dia pulang ke flat-nya tadi malam tepat pada waktu terjadinya pembunuhan."
"Siapa saksi itu? tanyaku tegas."
"Penjaga keamanan tempat itu."
"Hmm sepertinya menarik.."
-FIN (or not?)
Kita yang komen juga belum tentu bisa bikin cerita bagus wkwk.. Aku juga kemarin nyoba nulis, tapi kayaknya gak semenakutkan itu ceritanya. Baru dua kali soalnya nulis horor. Wkwk