Hari – hari terakhir di Idlib Syuriah ini telah memberikan banyak pelajaran untuk Amanda. Duka dan penderitaan yang dia rasakan tidak sebanding dengan duka orang – orang di negara ini. Orang – orang disini tidak pernah merasa kecil dan putus asa, mereka terus berjuang dengan keyakinan penuh kepada ALLAH. Nilai – nilai seperti inilah yang seharusnya juga bisa dilakukan oleh seorang Amanda. ALLAH telah menunjukkan kuasaNya dan ingin hambaNya kembali pada keimanan dan ketakwaannya. Bahwa janji ALLAH itu benar ... setelah ada kesusahan , pasti ada kebahagian di akhir.
Amanda memandang ke sekeliling rumah sakit. Lalu pandangannya terhenti pada suara ramai dari arah luar pintu. Ternyata beberapa tentara sedang menggotong masuk seorang pasien pria remaja dengan luka terbuka di kaki dan di kening kepala. Luka itu terus mengeluarkan darah.
Amanda mendekat ke pasien tersebut dan mengecek kondisi lukanya. Sepertinya luka di kaki terlalu dalam hingga uratnya terputus. Amanda butuh intruksi dokter karena harus dilakukan operasi kecil. Dan luka dikening juga dalam dan panjang, ini membutuhkan banyak jahitan. Tindakan harus cepat dan bersamaan agar tidak terlalu banyak darah yang keluar. Sulit mendapatkan tranfusi darah disini.
Amanda mulai gugup dan hanya Abizar yang muncul dipikirannya. Segera dia meminta seseorang untuk mencari dokter Abizar , sementara Amanda membersihkan dan menyeka darah yang keluar.
“ Bagaimana keadaan pasien ?” tanya Abizar mendekat ke Amanda
“ Luka dalam di kaki dan kening. Otot tendon kaki terputus, luka di kening juga dalam. Pasien mengeluarkan banyak darah, harus dilakukan operasi segera sebelum pasien mengalami shock “ Amanda melaporkan keadaan pasien
“ Siapkan ruangannya dan peralatan . Kita gunakan apa yang bisa dipakai disini “ perintah Abizar
Amanda segera menuju ke salah satu ruangan di rumah sakit yang biasa dilakukan operasi kecil disitu. Tidak berselang lama pasien dibawa masuk dan mulai diberikan obat anestesi.
Abizar meminta Amanda untuk menjahit luka di kening pasien, dan dirinya akan menangani urat di kaki yang terputus. Abizar sudah tidak meragukan lagi kemampuan Amanda yang memang sudah terlatih.
Setelah selesai dengan jahitannya, Amanda mengamati tindakan yang dilakukan Abizar. Dokter itu melakukan operasi dengan hati – hati tetapi dengan gerakan tangan yang cepat. Amanda terkagum dan semakin fokus melihat setiap jahitan yang dilakukan sang dokter.
Tidak membutuhkan waktu lama , operasi pun selesai.
Amanda dan Abizar merasa kelelahan setelah dikejar-kejar waktu untuk menyelamatkan sebuah nyawa. Mereka duduk jejer bersandar ke tembok , masih di ruangan operasi dan menunggu pasien sadar.
“ Cukup melelahkan “ ujar Amanda
“ Kamu sudah lama jadi asisten bedah ? cukup mahir juga “ puji Abizar
“ Aku banyak belajar karena terobsesi masuk tim operasi” jawab Amanda
“ Ini malam terakhir kita disini, senang bisa melakukan operasi sulit ini sama kamu. Dan alhamdulillah berjalan lancar. Terima kasih “ abizar melempar senyum ke Amanda
“ Sama – sama dokter . Anda juga hebat “ Amanda mengacungkan jempolnya
“ Aku ingin melihatmu bahagia, dan memastikan bahwa kau benar-benar melanjutkan hidup.mu“ Abizar menatap lekat ke arah Amanda
“Jangan bertanya kenapa aku begitu peduli padamu , karena aku juga tidak tau. Aku hanya ingin melihatmu bahagia” imbuh Abizar
Amanda kaget dengan perkataan Abizar dan hanya terdiam . dia mulai resah dengan situasi ini.
“ Dan aku ingin setelah ini kita bisa bertemu 1x lagi. Dan biar ALLAH yg menemukan kita.Dan aku berharap pada saat itu tiba ... kau sudah menjadi lebih baik , dan menemukan kembali harapan hidup.mu. Aku yakin suami dan anakmu juga mengharapkan itu darimu. Aku akan selalu berdoa untuk dipertemukan kembali kita nanti “ kata Abizar
“ Kamu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku . Aku hanya seorang janda yang baru saja menyadari arti hidup. Mungkin kamu terbawa suasana karena terlalu sering mengobrol, keadaan akan berubah setelah perjalanan ini berakhir” jelas Amanda
“ Will see .. kita serahkan pada ALLAH. “ Abizar berkata dengan penuh keyakinan bahwa ALLAH akan mengabulkan permintaannya
Keesokan harinya semua rombongan sukarelawan medis berpamitan dan kembali ke Indonesia.
Sesampai di Indonesia tim terlebih dahulu transit ke sekretariat majelis untuk melengkapi surat – surat penarikan dan pembubaran tim.
Mama , papa , Rehan , Abah dan Umi sudah terlihat menjemput Amanda dan Sinta disana. Mereka semua saling berpelukan melepas rindu dan berulang-ulang mengucap syukur setelah keduanya kembali dalam keadaan sehat. Hanya Amanda yang terlihat sedikit lebih kurus.
Abizar dari kejauhan mengurungkan niatnya untuk mendekati Amanda. Masih ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi dia tidak ingin menggangu moment kebersamaan keluarga itu.
Perjalanan sukarelawan Syuriah sudah berakhir , tapi doa – doa masih akan terus dipanjatkan untuk membantu meminta pertolongan yang terbaik kepada ALLAH. Dan akhirnya, kehidupan normal kembali dijalani Amanda.
Amanda benar- benar belajar untuk mengikhlaskan kepergian suami dan putranya. Dan dia merasa beban di hatinya sedikit lebih ringan. Lalu nyeri dada dan halusinasi yang selama ini dirasakan perlahan – lahan mulai hilang . Amanda juga kembali masuk ke tim operasi, dia mendapat nilai plus karena para dokter senang dengan keterampilannya dan tetap mempertahankannya.
Amanda juga mulai ikut aktif di majelis. Sinta mengajaknya untuk ikut dalam pengajian – pengajian dan kegiatan majelis. Amanda merasa semakin tenang dan lapang dengan tambahan ilmu yang dia dapatkan dari para ustad dan ustadzah.
Tapi satu yang belum dia sadari, tenyata Abizar juga ada dalam setiap kegiatan majelis yang diadakan. Walaupun Abizar seorang dokter dengan jadwal yang padat , sudah sejak lama dia aktif dalam majelis ini. Abizar tidak ingin muncul di hadapan Amanda. Dia hanya memandang Amanda dari kejauhan mengharap senyum terpancar dari wajah ayu itu. Abizar hanya ingin melihat Amanda bahagia. Dan dia ingin memulai awal cerita baru sesuai dengan kehendak ALLAH .
Terima kasih untuk like dan coment.nya mb. Dede_pratiwi
Comment on chapter aku