Acara pernikahan hari ini selesai dengan lancar. Abah, Umi , Sinta bersama rombongan laki – laki lainnya berpamitan pulang begitu acara selesai. Saudara – saudara Amanda masih bertahan dan menginap di rumah. Esok hari baru mereka kembali, ada yang dari Semarang , Jogja dan Surabaya. Zain mencoba berbaur mencoba lebih dekat dengan saudara – saudara Amanda. Mereka menceritakan keadaan dan kehidupan mereka di Jawa, bercerita masa kecil Amanda dan masih banyak lagi.
Hari sudah malam, Zain dan Amanda merasa canggung berada dalam satu kamar. Kamar itu dihias dengan begitu banyak bunga dengan aroma lemon yang segar.
“ Apa aku harus tidur diluar saja ?” tanya Zain ke Amanda yang dari tadi hanya duduk membaca sebuah buku. Zain sudah kelewat mengantuk dan menyayangkan tempat tidur yang menganggur belom ditempati.
“ Ah, ga usah . tidur disini aja ... mas udah ngantuk ?” Amanda baru menyadari kalo suaminya sudah masuk ke kamar dengan mata yang sayu
“ Kamu belom selesai baca bukunya ? kalo udah selesai kita sholat sunah jamaah dulu yuk “ Zain mengajak Amanda menghadap sang Ilahi sebagai bentuk rasa syukur untuk memulai membina rumah tangga bersama.
Merekapun mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat sunnah berjamaah . Ini adalah sholat berjamaah pertama mereka sebagai pasangan suami istri. Selesai menunaikan sholat , Zain mengakhiri ibadahnya dengan sebuah doa. Doa yang diucapkan dengan suara keras agar Amanda bisa mendengarkan dan ikut mengamini doa – doanya.
“ Ya ALLAH , syukur alhamdulillah atas segala rahmat, hidayah , rejeki, kebahagiaan yang Engkau berikan kepada kami. Terima kasih Engkau telah mengirimkan wanita terbaik yang sangat hamba cintai untuk menemani hidupku. Berikanlah rahmat dan ridhoMu untuk keluarga yang akan kami bina. Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah mawaddah warohmah , jauhkan keluarga kami dari mara bahaya. Berikanlah kami keturunan yang soleh dan solikhah , berikanlah kami kemampuan untuk membesarkan dan mendidik mereka sesuai dengan ajaranMu. Hanya kepadamu kami berlindung dan meminta pertolongan. Amin “ Amanda ikut mengamini doa suaminya. Zain berbalik , menatap Amanda dengan penuh kasih sayang lalu mencium dahi istrinya.
Mereka menghabiskan malam hanya dengan bercerita. Mereka saling bertukar cerita tentang diri mereka masing – masing. Kecanggungan itu perlahan – lahan mulai hilang. Hingga tanpa disadari mereka terlelap dalam malam. Entah siapa yang duluan mulai tertidur ... yang jelas mereka tetap bersyukur untuk kebahagiaan ini.
Setelah kurang lebih 1 minggu , Zain meminta ijin kepada papa dan mama untuk mengajak Amanda tinggal dirumahnya. Papa dan mama tidak punya hak lagi sekarang untuk menahan Amanda lebih lama tinggal bersama mereka.
Selama 2 bulan Zain dan Amanda menggilir bergantian antara tinggal dirumah abah umi lalu dirumah papa mama. Zain masih melanjutkan mengajar di pondok dan juga menjalankan tokonya. Amanda masih melanjutkan pelatihan yang kurang 1 bulan lagi selesai. Mereka membina keluarga dengan saling pengertian, penuh rasa cinta dan kasih sayang. Sesekali Zain mengajak Amanda berkunjung ke pesantren untuk berkenalan dengan santri dan juga ustadzah disana. Terkadang malah Amanda terlalu asyik mengobrol dengan para ustadzah untuk memperdalam pengetahuan agamanya. Amanda juga cukup bisa diandalkan diajak bergantian menjaga dan menjalankan toko. Amanda menghandle pakaian syari dan kebutuhan wanita, Zain menghandle baju muslim laki – laki dan oleh – oleh haji. Bahkan orderan pakaian muslim meningkat setelah mereka menikah. Amanda juga mambantu mengembangkan melalui bisnis online. Sinta menjuluki “partner bisnis” lebih cocok untuk mereka ketimbang pasangan suami istri.
Hari ini Amanda libur dan memilih berada di toko menemani suaminya. Banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan disana.
“ Capek ya ?’” tanya Zain dengan mengelus kepala istrinya
“ Lumayan ... harusnya kan hari ini aku libur lho. Demi pak bos .. capek juga ga papa “ sahut Amanda tersenyum
“ Makasie ya .. eh, abis dzuhur ntar kita pulang aja. Biar si Deni yang nunggu toko” ajak Zain ke Amanda
“ Emang ga papa ditinggal ? pulang juga boleh “ Mereka tertawa lalu mengemasi barang – barang
Setelah dzuhur merekapun pulang. Di mobil Amanda tertidur karena kecapekan. Zain mengendarai mobilnya memasuki sebuah perumahan . Dia berhenti di salah satu rumah di ujung gang dekat jalan masuk perumahan. Amanda terbangun dan bingung melihat daerah yang belum dia kenali.
“ Dimana ini mas ?” tanya Amanda sambil mengucek – ngucek matanya
“ Surprize ... ayo turun” Zain sumringah mengajak Amanda turun dari mobil
Zain mengambil kunci di sakunya, dan membuka pintu rumah. Ini adalah rumah yang disiapkannya untuk Amanda , istri yang dia cintai. Zain lebih dulu melangkah masuk dan Amanda hanya termenung menunggu di luar pintu. Lalu Zain menghampiri Amanda , berdiri dibelakang istrinya .... menuntun memasuki rumah.
Amanda masih bingung, sebelumnya Zain tidak pernah sama sekali membicarakan untuk membeli sebuah rumah. Pernah sesekali Zain menanyakan rumah apa yang dia mau. Amanda berjalan dan memandang tiap sudut rumah itu, rumah bercat putih ,simple , nyaman dengan sirkulasi udara yang bagus.
“ Rumah ini sudah aku siapkan sejak lama , untuk calon istriku kelak. Dan akhirnya kamu yang akan jadi nyonya rumah ini “ Zain mendekat dan berbisik ke telinga istrinya
“ Sejak lama ? kok ga pernah cerita ?” tanya Amanda menatap tajam ke suaminya
“ Kalo crita brati udah ga surprize dong “ Zain membuka tirai jendela yang mengarah ke taman kecil samping rumah
Amanda tampak senang dengan rumah ini dan tidak sabar untuk segera menempatinya
“ Untuk dekor sama furniture , aku serahkan ke kamu . Kalo mau nanti kita bisa ganti warna catnya sesuai keinginanmu. Rumah ini milik kita sekarang “ zain juga sudah tidak sabar untuk tinggal
“ Tetaplah disampingku dan menemaniku. Aku akan berusaha membuatmu bahagia “ Zain merangkul istrinya dari belakang, dan Amanda tidak dapat menutupi kegembiraannya.
Lalu mereka mulai membicarakan seperti apa rumah ini akan di eksekusi.
Terima kasih untuk like dan coment.nya mb. Dede_pratiwi
Comment on chapter aku