Laut, langit, dan tanah yang sama bagaikan bumi, namun yang membuatnya berbeda, betapa menakjubkannya pemandangan di dunia ini.
Kota Zelt, Salamander
Pelabuhan, Sore Hari
Vain dan kawan – kawan menunggu di dalam kabin selagi kapal ber maneuver untuk sandar di pelabuhan, terlihat Gorla sedang memastikan kedua kapaknya sudah ter asah dengan baik, Vain yang sedang melihat keluar jendela di pintu, dan Bright hanya duduk seperti anak kecil di Kasur. Bunyi suling kapal pun terdengar beberapa kali dan kapal sudah selesai sandar di pelabuhan, Vain dan kawan – kawan pun segera menuju deck utama dan turun.
“ Sepertinya kakek tadi telah menunggu “ Vain berbicara sembari menuruni tangga kapal
“ Kakek? “ Bright hanya bingung dan mengikuti Vain turun.
“ Kalian hmmm … sudah kuduga ada yang aneh, kenapa tidak kalian mampir dulu ke rumah ku yang tidak jauh dari pelabuhan, lagipula hari sudah mulai malam dan jika kalian menuju kota Zelt aku sangat tidak merekomendasikannya “ Kakek misterius menjelaskan sesampainya Vain dan kawan – kawan di dermaga.
“ Sepertinya tidak ada pilihan lain yah … perkenalkan namaku Vain “ Vain berfikir kemudian membalas
“ Aku Bright “ Bright tersenyum manis.
“ Gorla suku Quela “ Gorla kali ini mengenalkan dirinya tanpa rasa bangganya.
“ !!! … oh maafkan kakek ini, namaku ya nanti juga kalian akan segera mengetahuinya “ Kakek itu berjalan meninggalkan mereka
Vain dan kawan – kawan mengikuti sang kakek misterius menuju rumahnya, seorang Kakek berambut putih dan berjalan bungkuk serta pakaian berlambang aneh dan sorot mata yang tajam membuat kakek ini lebih misterius. Tidak lama berjalan meninggalkan pelabuhan, ada sebuah rumah yang terbuat dari kayu dan tidak begitu besar.
“ Apa rumah yang ada di ujung kiri sana rumah Kakek? “ Vain bertanya.
“ Ya tentu saja, siapa juga yang mau tinggal disana kecuali Kakek “ Kakek itu menjawab dengan nada sedih.
Setelah mereka sampai di depan rumah, sang kakek membuka pintu tanpa kunci, se akan rumah ini tidak akan di jarah bandit atau pencuri, mereka pun masuk ke dalamnya, sesampainya di dalam tampak seperti rumah biasanya hanya saja terlihat lebih suram karena sang kakek tinggal seorang diri, di dalam rumah ada banyak rak – rak buku dan sebuah ruang tamu yang bercampur dengan Kasur tidur, di dinding tampak sebuah lukisan tua yang sudah tidak tampak jelas untuk di lihat, merekapun duduk di kursi untuk tamu dan sang kakek mengambil buku dari rak buku dan duduk di Kasur.
“ Kakek ini sebenarnya siapa? “ Vain bertanya penuh rasa penasaran.
“ Tidak dapatkah kau lihat itu lukisan di dinding? tentu saja tidak itu lukisan sudah usang lama sekali “ Kakek itu menjawab dengan nada sombong.
“ Baiklah, aku adalah mantan Saint kerajaan Levantizen, namaku Ruddolf, kenapa aku mengundang kalian ke tempatku, karena aku melihat ada yang aneh dengan kalian dan kalian memiliki takdir yang sangat sulit “ Ruddolf menjelaskan alasan mengapa mereka datang kerumahnya.
“ Gorla apa kau tahu tentang ini? “ Vain bertanya kepada Gorla.
“ Tidak aku tidak pernah dengar tentang kerajaan Levantizen “ Gorla menjawab.
“ Kakek Ruddolf tolong jelaskan kenapa kakek bisa di kapal itu dan mengapa kakek bisa mengetahui tentang kami semua “ Vain bertanya penuh penasaran
“ Kakek kebetulan ingin melihat Leviathan saja, namun tidak ku sangka ada seseorang dengan aura yang berbeda serta mata yang unik, dan aku juga tekejut mendengar desa Quela dan seorang putri di sebelahmu itu “ Kakek itu menjawab
Semuanya terdiam tanpa sepatah pertanyaan, mereka meresapi apa yang di ceritakan oleh kakek Ruddolf.
“ Semua berawal dari kerajaan Levantizen, sebuah kerajaan kuno yang berada di utara daratan Neverends yang kini di kenal sebagai Death Valley, dan kerajaan tetangganya Rozenwall. Levantizen kalah dalam perang melawan Rozenwall, namun Rozenwall hancur dari dalam di karenakan sang putra mahkota mati karena perang ketika melawan Levantizen, sang raja pun mengalami depresi berat dan sangat tertekan, melihat kesempatan ini sisa – sisa dari Levantizen tinggalah 5 Saint termasuk aku, kami ber lima menyerang lansung istana Rozenwall dan salah satu temanku menggunakan sihir kuno kepada Putri kerajaan Rozenwall namun sang Ratu mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan sang Putri dan mengakibatkan sang Ratu tewas, teman ku membawa pergi sang Putri sebelum pasukan utama memasuki istana. Setelah kami berpencar kini sudah 50 tahun lamanya sejak kejadian itu terjadi, di sisa umurku yang ke 80 tahun ini aku sangat bersyukur dapat bertemu sang Putri kembali “ Ruddolf yang sedang bercerita panjang tiba – tiba memegang tangan Bright
“ Alicia Hope Rozenwall sang Putri kerajaan Rozenwall 50 tahun yang lalu, dan Bright adalah nama Kakaknya, putra mahkota yang tewas di medan perang “
Mendengar semua cerita Ruddolf semua hanya bisa bengong terdiam melihat Bright.
“ Ro …. Zen … wall … “ Bright tampak aneh.
“ … “
“ Sekarang aku ingat, apa yang terjadi … tapi aku rasa itu adalah diriku yang sudah mati di masa lalu … sekarang aku … “ Bright menundukan kepalanya.
“ Bright tetaplah Bright yang ku kenal, mungkin itu adalah seseorang kembaran yang datang dari dunia lain “ Vain memegang kepala Bright dan berusaha menghiburnya.
Bright pun mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Vain.
“ Aku mencari jawaban atas desaku yang hancur … desa Quel “ Tiba – tiba saja Gorla mengepalkan tangan kanannya dan bertanya penuh amarah kepada kakek Ruddolf.
“ Desa Quel … akan ku jelaskan apa yang terjadi, karena terbenturnya ruang dan waktu, desa Quel di kirim ke masa depan dimana desa itu hancur terbakar, hal ini menyebabkan benturan waktu di masa sekarang yang mengakibatkan setiap orang yang memiliki ingatan tentang suku ataupun desa Quel akan terlupakan, hanya mereka yang pernah berkontak lansung ataupun tinggal di dalam desa itu yang masih mengingat kejadian itu semua. Semua ini berhubungan dengan temanmu Vain, dia adalah penyebab rusaknya aliran waktu dan satu orang lagi penyebab semua ini terjadi, yaitu seseorang yang menyembuhkan temanmu Bright dari kutukannya, dia adalah salah satu Saint dan dia disebut Sage dan aku melupakan siapa dia … dan aku yakin pasti, dia hilang di dalam ruang dan waktu, di dalam ingatan setiap orang yang mengenalnya “ Ruddolf kembali bercerita.
Gorla hanya bisa tertunduk diam merenungkan setiap perkataan kakek Ruddolf.
“ Vain takdir mu masih sangat panjang, ini semua terhubung dengan sebuah kejadian di duniamu, cobalah untuk mengingatnya “ Ruddolf berpesan kepada Vain.
“ … Aku sudah melupakannya “ Vain menjawab.
“ Aku percaya kepadamu, tapi ini balasanmu VAIN!!! “ Gorla kesal dan mulai marah melihat Vain.
“ Maafkan aku … seharusnya aku tidak berada di dunia ini “ Vain menundukan kepalanya dengan penuh perasaan bersalah.
“ Vain kemarikan telapak tanganmu “ Ruddolf berencana melihat masa lalu Vain.
Setelah Ruddolf memegang tangan kanan Vain, Ruddolf mulai merapalkan beberapa mantra dan melihat kedalam masa lalu Vain.
Overseen let the time show its true form
Kakek Ruddolf yang sedang melihat masa lalu Vain tiba – tiba saja terkejut dan mulai mengeluarkan keringat, semua hanya bisa terdiam melihatnya.
“ Vain … sebenarnya kamu siapa … “ Ruddolf terkejut melihat Vain.
“ Sudah ku bilang … masalaluku tidaklah seperti yang kau bayangkan “ Vain menjawab.
“ Vain tunggulah diluar aku akan memberikanmu sebuah tes “ Ruddolf menyuruh Vain keluar.
Setelah Vain keluar, kakek Ruddolf bercerita sedikit kepada Gorla dan Bright.
“ Vain itu dia sebenarnya ... adalah orang yang berbeda setiap saatnya … dia itu memiliki banyak ingatan yang berbeda pada suatu kejadian yang amat penting dalam hidupnya, bisa di bilang setiap dirinya yang lain memiliki kenangan tersendiri di hari dimana dia kehilangan seluruh keleuarganya “ Ruddolf hanya bisa menunduk bercerita tentang yang terjadi terhadap Vain.
Kejadian yang di alami Vain disebut Dissociative identity disorder / Multiple personality disorder, akibat dari trauma yang di alami Vain di masa lalunya, namun kondisinya hampir selalu stabil hanya pada beberapa kejadian Vain berubah kepribadiannya.
Vain yang sedang menunggu diluar memandang jauh ke arah bulan, dia selalu menyesali kejadian itu dan berharap untuk tidak mengingatnya lagi karena hal itu menyebabkan dirinya merasa sangat kesakitan.