Howling Mountain, Luna
Pos Pemeriksaan, Siang Hari
Kemunculan seorang wanita muda dengan baju zirah membuat Vain dan Gorla terkejut, karena dia adalah ketua Guild RedRose.
“ Apa yang dilakukan suku Quela disini!? “ Wanita muda yang baru saja menemui Vain dan Gorla bertanya dengan tegas.
“ Aku harus menyelamatkan adikku ini “ jawab Vain.
“ Adik mu? Tapi wajahnya terlihat tidak asing bagiku “ Wanita muda itu mulai curiga.
“ ( sial aku lupa! ) “ Vain berbicara di dalam hati, dengan raut wajah terkejut.
“ Ya siapa sangka aku akan bertemu orang – orang dari suku Quela lagi “ Wanita itu lansung berubah ekspresinya.
“ Apa maksudmu!? Dasar mbak – mbak aneh “ Gorla mulai bingung.
“ Tidak sopan sekali, Aku adalah ketua dari Guild RedRose Leona, dan jangan panggil aku Mbak karena umurku sudah 55 tahun “ Leona menegaskan siapa dirinya sembari mengeluarkan pedang dari sarungnya yang ada di pinggangnya.
“ Vain coba kamu taruh dulu dia di tempat yang aman! “ Gorla mulai berkeringat.
Setelah Vain menaruh sang putri di tempat yang aman, Vain kemudian mengambil posisi siap untuk menyerang seperti biasanya.
“ Sudah lama sekali aku tidak merasakan pertarungan sengit dengan suku Quela “ Leona sudah dalam posisi serius bersiap untuk menyerang.
“ Namaku GORLA! petarung terkuat desa Quela “ Gorla memperkenalkan dirinya sambil menepuk dadanya.
“ Vain … “ sikap Vain berubah menjadi serius dan dingin.
“ ( Garla!? ) Tidak mungkin “ Leona berbicara di dalam hati dan sedikit berbisik.
Gorla dan Vain yang melihat celah lansung menyerang dari sisi kiri dan kanan, namun karena perbedaan level yang cukup tinggi Leona dengan mudah menepis sekaligus dua serangan yang di tuju. Serangan Vain dan Gorla sangat terkombinasi dengan baik, Vain yang menyerang dari sisi sebelah kanan bergantian dengan Gorla yang menyerang dari sisi sebelah kiri, Vain yang menyerang dengan menebas dari sebelah kanan selalu saja dengan mudah di tangkis dan di hindari Leona tapi Gorla mengikuti ritme pertarungan dengan baik, Gorla menutup celah yang di buat Vain sehingga Leona tidak memiliki kesempatan untuk menyerang.
“ Tidak buruk juga untuk pemula “ Leona berbicara sembari menepis serangan bertubi – tubi Vain dan Gorla.
“ Tapi kalian 100 tahun lebih cepat untuk mengalahkanku! “
Pedang Leona tiba – tiba saja berubah, kini pedang Leona di selimuti oleh api yang sangat merah. Sekarang Leona balik menyerang, hanya dengan beberapa kali tebasan yang di arahkan ke Vain, Vain lansung terpental kebelakang. Vain yang berhasil menahan serangan Leona dengan pedangnya hanya terpental beberapa jarak saja ke belakang dan tidak mengalami luka serius.
“ Kenapa dia tiba – tiba menjadi sangat kuat “ Vain berbicara sembari bangkit berdiri.
Pola serangan Gorla mulai tidak beraturan, Gorla hanya bisa menyerang secara membabi buta, hal ini membuat Leona memiliki banyak celah untuk menyerang Gorla.
“ Sekarang bagaimana dengan ini … Flame Slash! “ Leona melakukan tebasan yang mengeluarkan api kea rah Gorla.
Gorla meletakan kedua kapak nya membentuk silang di depan mukanya, dalam sikap bertahan ini efek yang di terima dari serangan Leona, Gorla terpental juga ke belakang.
“ Hah! Kalian terlalu cepat untuk bisa menang, terakhir kali aku kalah oleh seorang petarung bernama Garla suku Quel, sangat memalukan sekali dia harus memiliki kaum lemah seperti kalian! “ Leona mulai menghina dan membuat suasana menjadi panas.
“ ( Papah! ) Tidak akan kubiarkan orang sepertimu menghina dia!! “ Gorla mulai bangkit penuh amarah.
Melihat Gorla yang mulai di luar kendali, Vain mulai memikirkan cara untuk mengalahkan Leona. Leona yang sedang sibuk menangkis serangan Gorla tidak sadar bahwa Vain menyerangnya dari arah belakang.
“ ( Sial aku lengah! ) “ hanya beberapa detik saja Leona dapat terbunuh dengan mudah, tapi…
“ Blazing Swing! “ Leona lansung berputar 360? sembari menebaskan pedangnya.
Dampak dari serangan Leona ini membuat Vain dan Gorla terpental dan mengalami luka bakar yang cukup serius di bagian badannya.
“ Leona hentikan, tindakanmu sudah terlalu jauh! “ Tiba – tiba muncul seorang laki – laki berkumis tebal dengan baju zirah yang cukup tebal dan kekar.
“ Maafkan aku ketua “ Leona meminta maaf dan kemudian pergi ke arah desa.
“ Dari dulu sikapnya tidak pernah berubah “ Laki – Laki tersebut menghela nafas.
Laki – laki misterius yang melihat Vain dan Gorla terluka lansung memberikan sihir penyembuhan.
“ Expert Heal! “ Laki – Laki tersebut mengarahkan telapak tangannya ke Vain dan Gorla dan mulai merapalkan mantra, seketika luka merekapun hilang tidak berbekas.
“ Masalah di atas sudah di tangani, kalian bisa menemui Sage kapan saja, tapi berhati – hatilah di jalan “ Laki – Laki misterius itupun lansung pergi ke arah desa tanpa memperkenalkan dirinya.
“ Sial andai saja aku lebih kuat! “ Gorla merasa kesal.
“ Sudahlah itu urusan nanti saja, yang terpenting sekarang kita harus segera melanjutkan perjalanan “ Vain membantu Gorla berdiri dan dia kemudian pergi menjemput sang putri.
“ Tapi … kenapa dia kenal dengan Papa “ Gorla melihat ke langit dan bertanya – tanya.
Vain, Gorla dan sang putri melanjutkan perjalanannya menuju puncak menemui Sage, Sepanjang jalan Vain dan Gorla melihat banyak bekas – bekas pertarungan, merekapun bergegas dengan cepat sebelum matahari mulai terbenam. Sang Putri yang di gemblok Vain tetap tidak ada perubahan dari kondisinya selama perjalanan, hanya Sage lah yang dapat menyembuhkan kutukanya.
Setelah lamanya pendakian Vain dan Gorla akhirnya sampai di puncak, dan mereka melihat ada sebuah goa dengan pintu, Vain pun mendekati pintu tersebut dan mengetuk nya, Vain mengetuk pintu itu berkali – kali tanpa ada jawaban sedikitpun, setelah ketukan yang entah sudah berapa kali dia ketuk akhirnya ada seseorang yang membukakan pintu.
“ Berisik sekali dari tadi memangnya ada apa “ suara serak terdengar dari dalam dan kemudian di buka kan lah pintu tersebut.
“ Maaf apa anda Sage? “ Vain dengan sopan bertanya.
“ Sage? …. Julukanku sewaktu muda yah “ Sage yang sudah berumur tua sekali berfikir akan dirinya siapa.
“ Kami di kirim nenek Querla … maksudku kepala suku Querla desa Quel, dia bilang bahwa anda dapat menolong gadis yang di gendong teman ku ini “ Gorla dengan formal dan sopan menjelaskan.
“ ( Tumben sekali ) Banyak yang ingin ku bicarakan, mengenai Kronos Bend “ Tanpa basa – basi Vain lansung berbicara ke inti permasalahan.
“ Hmmm … ya yang terpenting sekarang kita sembuhkan gadis itu dulu dari kutukan kuno “ Sage terkejut mendengarnya tetapi dia berkeinginan menyembuhkan sang putri terlebih dahulu.
Di dalam goa Sage, tempat ini sangat terdekorasi dengan indahnya oleh alam, stalaktit yang terbentuk bertahun – tahun lamanya membuat goa tempat tinggalnya menjadi tempat yang sangat damai. Di dalam Goa ada beberapa lantai ke dasar, mereka sekarang menuju lantai 2 dasar, ruangan Sage.
Sesampainya di dalam ruangan Sage, Vain menaruh sang Putri di tempat tidur, dan Sage pun mulai melakukan ritual pengangkatan kutukan.
“ ini sihir kuno sekali, siapapun yang melakukanya pasti hidupnya sudah sangat lama, karena di zaman yang sekarang ini sudah tidak mungkin ada yang dapat melakukan hal seperti ini “ Sage bercerita soal kutukan yang di derita sang Putri.
“ Aku akan melakukan pengangkatan kutukan ini, tapi sebagai gantinya aku tidak dapat memberi tahumu tentang Kronos Bend “ Sage memberikan pilihan kepada Vain.
“ Aku akan menemukan jawabanku sendiri “ Vain menjawab.
“ Hahaha … kau mirip sekali dengan seseorang … siapa yah namanya? … aku sudah lupa “ Sage pun tertawa dan kemudian berfikir tapi sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, sang Sage pun mulai merapalkan mantra.
Sage mengucapkan mantra yang tidak dapat di mengerti dan tidak dapat terdengar jelas oleh orang biasa, Ketika Sage berhasil menhapus kutukan sang Putri, tiba – tiba saja waktu terhenti hanya Sage yang bergerak.
“ Kronos Bend, siapa yang melakukan ini! … KAU!!! “ Sage yang terkejut melihat sosok misterius.
“ Mereka yang merubah takdir dan waktu akan hancur di dalamnya .... “ Suara misterius muncul dari segala arah dan sosok misterius pun menghilang kedalam waktu
Kejadian ini hanya Sage yang dapat melihat dan merasakan, namun tidak lama kemudian Sage pun mulai menghilang dalam waktu dan tidak pernah ada di dalam waktu.
Waktu pun kembali berjalan normal, sang Putri pun terbangun dari tidur panjangnya dan Vain dan Gorla merasa bingung apa yang mereka lakukan di tempat itu.
“ VAIN!! “ Gorla terkejut melihat sang Putri terbangun.
“ Ya aku tahu, tingkahmu terlalu berlebihan “ Vain pun sebenarnya ikut terkejut tapi dia menyembunyikannya.
“ bagaimana bisa dia terbangun, apa yang telah terjadi!? “ Vain bertanya – tanya.
“ Ini dimana … Kalian siapa …? “ Sang Putri bertanya bingung
“ Yang ku ingat kita berada di dalam goa tapi tidak tahu dengan siapa, se akan ada yang hilang … namaku Vain … “ Vain berusaha mengingat apa yang terjadi namun tidak bisa.
“ Entahlah … tapi namaku GORLA! Hahaha “ Gorla memperkenalkan dirinya dengan rasa bangga.
“ Ummm … Aku Bright … Bright … aku lupa nama belakangku … “ Bright tampak bingung.
“ Ya kamu istirahat dulu saja jangan di pikirkan … Gorla coba cek diluar apa terjadi sesuatu “ Vain duduk di sebuah bangku, dan menyuruh Gorla.
“ Baiklah serahkan saja pada GORLA! “ Gorla masih dalam kebanggaanya.
Gorla pun pergi naik ke lantai atas mengecek apa yang terjadi diluar, namun tidak beberapa lama Gorla mengecek keadaan di luar.
“ VAIN!!! “ Gorla berteriak memangil Vain dengan keras.
Vain pun yang mendengar lansung kaget dan lansung berlari menuju ke atas, sesampainya di atas Vain melihat Gorla sedang terpaku melihat sesuatu.
“ Gorila ada apa!? “ Vain memanggil Gorla yang terpaku beku.
“ Vain … D-D-Desa telah …. “ Gorla terpaku beku.
Vain pun melihat ke arah yang di tunjuk Gorla dan Vain melihat suatu kejadian yang sangat mengejutkan.