Kota Zelt, Dryad
Rumah Ruddolf, Pagi Hari
Vain yang tertidur selama seharian penuh kini beranjak terbangun dari mimpi – mimpi buruknya. Bright yang duduk di samping tempat tidur menjaganya selama dia tertidur pun ikut tertidur.
“ Ran … “ Vain mulai membuka matanya secara perlahan dan mencoba untuk bangun.
“ Bright … “ Vain melihat Bright di samping.
“ Kali ini, tidak akan lagi terulang … “ Vain mengelus kepala Bright.
“ Hmmm … !!! “ Bright terbangun dan mengucek matanya, dia pun kaget melihat Vain sudah terbangun.
“ Kakek RUDDOLF!!! “ Bright malah berteriak memanggil kakek Ruddolf sekeras mungkin.
“ Hei tenanglah, tidak perlu keras – keras memangnya ada apa “ Vain malah bingung dengan Bright.
Gorla pun memasuki rumah dengan terburu – buru mendengar teriakan Bright, dan kakek Ruddolf di belakangnya menyusul.
“ Vain!, Bersiaplah!!! “ Gorla mengeluarkan kedua kapaknya dan bersiap untuk menyerang Vain.
“ Tunggu, jangan terburu – buru seperti itu “ Ruddolf meredakan suasana yang sedang tegang.
“ Memangnya ada apa, kenapa kepalaku sakit sekali “ Vain memegang kepalanya.
Kakek Ruddolf pun menjelaskan apa yang terjadi di malam itu, dia memberitahukan bahwa Vain kini telah membuka Gerbang mana Shade, hal ini menyebabkan Vain dapat menggunakan Mana Shade, dan dia harus belajar mengendalikannya selama perjalanan.
Setelah semua penjelasan yang di berikan oleh kakek Ruddolf, Vain dan kawan – kawan bersiap melanjutkan perjalannya ke kota Zelt menemui seorang kesatria yang dapat menjawab pertanyaan berikutnya.
Vain dan kawan – kawan berjalan ke arah utara dari rumah kakek Ruddolf, selama perjalanan mereka melawan monster – monster seperti Slime, Wolf, Bear, tapi itu semua tetap saja tidak ada perlawanan yang berarti Gorla dengan kekuatan Berserk yang baru di pelajari dari kakek Ruddolf, dan Bright dengan kekuatan Monk menjadikanya petarung sekaligus pendukung dalam melawan musuh, dan Vain hanya bisa menggunakan serangan – serangan biasanya.
Tidak lama berjalan dan akhirnya mereka sampai di kota Zelt, Kota megah yang berada di ujung selatan daratan Neverends, Kota yang di lindungi tembok – tembok tinggi dan di jaga oleh banyak pasukan kerajaan Zelt, belum lagi para petualang dari berbagai macam guild yang ada di dalam kota Zelt, kota ini bagai tidak pernah tidur siang maupun malam.
Kota Zelt, Dryad
Alun – Alun, Siang hari
“ Tempat ini benar – benar beda dengan desa, jadi seperti ini dunia luar “ Gorla tampak takjub dengan sekitarnya.
“ Jadi bagimana selanjutnya “ Bright bertanya.
“ Kakek Ruddolf bilang untuk mencari seorang kesatria berambut pirang panjang dan menggunakan topeng “ Vain menjawab
“ Tapi sebelum itu kita harus memesan beberapa kamar dulu untuk beberapa hari ke depannya, biar ku hitung dulu uang kita sisa berapa “ Vain berpendapat.
“ … …. … “
“ Ada apa Vain? “ Bright bertanya
“ … Uang nya hilang!? “ Vain mencari – cari kantung berisi Rupp yang disimpanya.
“ !!! kalau tidak salah ketika kita memasuki kota ini aku di tabrak anak kecil “ Vain berfikir mencoba mengingat kembali apa yang terjadi.
“ Sepertinya uang mu telah di curi “ Bright menjawab Vain.
“ Aku ingat dia anak kecil dengan rambut keriting berwarna coklat, Bright bantu aku mencari dia “ Vain mengingat siapa yang telah mencuri uangnya.
“ Baiklah kita harus segera menemukannya sebelum hari mulai sore “ Bright dan Vain pun pergi meninggalkan alun – alun mencari sang pencuri.
“ … “
“ HEI!!! … mereka kemana “ Gorla tampak bingung melihat sekitar.
“ Apa jangan – jangan aku kesasar? … Tapi aku tidak pergi kemana – mana “ Gorla bingung dan melihat sekitar
“ Ah, mungkin mereka yang tersesat di kota ini … sebaiknya aku harus mencari mereka “ dan Gorla pun lari ke arah yang berlawanan mencari Vain dan Bright.
Vain dan Bright yang sedang berlari akhirnya sampai di wilayah pasar, mereka bertanya kepada pedagang – pedagang dan orang yang sedang lalu – lalang mencari petunjuk kemana sang pencuri pergi, setelah lama bertanya, mencari kesana – kemari Vain tidak mendapatkan hasil yang di harapkanya, mereka pun berlari kembali menyusuri jalan.
Gorla yang sedang mencari Vain dan Bright tiba – tiba saja sampai di sebuah arena pertarungan, Gorla bertanya dengan orang sekitar.
“ Permisi apa kalian melihat temanku, namanya Vain dan Bright “ Gorla bertanya pada seorang wanita petugas administrasi Arena.
“ Oh!? … ( orang ini punya badan yang cukup bagus, sepertinya dia petarung yang cukup kuat ) Sepertinya teman – teman mu ikut bertanding di dalam arena, jika kamu ingin bertemu dengan mereka silahkan daftar disini “ Petugas itu memanipulasi Gorla untuk ikut dalam pertarungan.
“ Baiklah! “ Gorla pun mengisi pendaftaran.
“ Silahkan masuk ke sebelah sana tinggal lurus saja dan tunggu nama mu di panggil “ Petugas itu menunjukan kemana Gorla harus pergi.
Gorla pun pergi memasuki arena, kini dia terdaftar sebagai petarung di dalam arena, Gorla yang tidak mengetahui apa – apa hanya dapat mengikuti petunjuk yang di arahkan dan berharap dapat bertemu dengan Vain dan Bright.
Vain dan Bright sekarang berada di Back Alley, sebuah pasar gelap dimana berisi penjahat dan penyelundup.
“ Itu dia, dia memasuki gang di depan sana “ Bright menunjuk ke arah depan memberitahukan kepada Vain.
Vain pun lansung berlari mengejar anak kecil itu, anak kecil itu melihat bahwa ada yang mengejarnya dia pun ikut berlari, Karena Vain yang berlari membuat ke gaduhan di sekitar, banyak penjahat dan penyelundup yang mulai risih melihatnya, ketika Vain dan Bright dapat mengejar anak kecil tersebut, namun tiba – tiba saja lari mereka terhenti dan di hadang oleh lima orang bandit.
“ Hei ada apa terburu – buru santai saja man “ Bandit
“ Kami tidak ada urusan dengan kalian menyingkir atau kalian akan merasakan akibatnya “ Vain mengeluarkan pedang dan mengancam Bandit untuk menyingkir.
Bandit pun menyerang Vain bersamaan dari arah depan, namun Vain kini berbeda se akan dia dingin tidak berperasaan dan tidak memiliki ekspresi, Vain berlari dan tiba – tiba saja Vain telah berada di belakang para Bandit. Vain mengeluarkan aura hitam dan tiba – tiba aura itu menghilang begitu saja, dan para bandit telah tertebas dan terpotong – potong, Bright yang melihat kejadian ini secara lansung, tiba – tiba saja terjatuh tidak sadarkan diri. Vain meninggalkan Bright dan berlari mengejar anak tadi.
Seorang muncul dari belakang gang dari tempat Vain datang dan membawa Bright.
“ Para hadirin sekalian dapat kita saksikan GORLA!!! Yang telah mengalahkan beberapa monster yang tidak terkalahkan, kini dia akan melawan Chimera apakah dia dapat menguasai arena ini di pertarungan akhir ini “ Announcer mengumumkan di dalam arena yang di penuhi penonton.
Di dalam arena dapat terlihat Gorla sedang bertarung sendirian melawan Chimera, Gorla menghindari sambaran petir dan api dari Chimera, Gorla berlari mengitari Chimera mencari titik kelemahanya.
Sementara itu Vain yang sedang mengejar anak kecil yang mencuri uangnya kini mengejar sampai ke dalam arena, Vain dan anak kecil tersebut berada di atas langit – langit arena hanya kayu sebagai pijakan kaki, sedangkan di bawah terlihat Gorla sedang bertarung.
“ Sudah tidak ada jalan lagi … Kembalikan uang yang kau curi sebelum merasakan akibatnya “ Vain mengacungkan pedangnya ke arah anak kecil.
“ !!! aku tidak mencurinya “ Anak kecil itu berlari di atas kayu.
Ketika Vain dan anak kecil itu berada di tengah – tengah, anak kecil itu tergelincir dan terjatuh ke dalam arena, melihat hal ini Vain lansung berlari dan menangkap anak kecil tersebut agar tidak terluka saat terjatuh. Vain yang berhasil menangkap anak kecil tersebut mendarat di tengah – tengah pertarungan.
“ VAIN! Menyingkir dari situ “ Gorla berteriak.
Vain yang melihat Chimera sedang loncat dan siap untuk menerkamnya, dia melempar anak kecil yang di gendongnya ke ujung arena.
“ WOA! Penonton sekalian kejadian apa yang sangat tidak terduga ini “ Announcer.
Vain pun di terkam oleh Chimera yang berbentuk singa bersayap dengan buntut ular. Karena kejadian ini Vain terluka parah dan tergeletak di tanah, dan sang Chimera siap untuk menggigit kepala Vain, sementara itu Gorla berlari berusaha menyelamatkan Vain.
Di tengah ketegangan yang sedang terjadi, seseorang berlari mendobrak pintu yang memisahkan Arena dengan ruang persiapan.
“ Light Shine “ Seorang kesatria berbaju zirah bangsawan dengan topeng berambut pirang muncul dan menebaskan pedangnya yang mengeluarkan aura terang ke arah Chimera yang hampir memakan kepala Vain
" Vain! .... "