Read More >>"> complicated revenge (egois (?)) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - complicated revenge
MENU 0
About Us  

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Taehyung. Ia begitu gugup karena kali pertama ia harus berdiri di depan banyak orang. Apalagi di dalamnya terdapat dua orang yang ia sayang. Semenjak perjalanan menuju gedung besar itu, Hyun Jin mencoba menenangkan Taehyung yang kentara gugup. Ia meyakinkan jika Taehyung bisa melakukan unjuk hasil fotonya dengan baik. Tak peduli ada orang yang memerhatikan mereka, Hyun Jin tak lepas menggenggam erat tangan Hyun Jin diikuti Hana yang mengekor di belakang mereka.

“Aku yakin kau bisa, Tae.” Semangat Hyun Jin membara.

“Kau sudah mengucapkannya berkali-kali Hyun Jin ah..” balas Taehyung terkekeh pelan.

“Fighting, Tae.” Hana mengangkat tangan kanannya yang mengepal seraya tersenyum teduh.

“Terimakasih, Hana.” Ucap Taehyung sebelum Hyun Jin mendorongnya menuju belakang panggung.

Hyun Jin tersenyum bangga menatap Taehyung. Tangannya terangkat merapikan anak rambut Taehyung yang sedikit berantakan. “Tampan sekali kekasihku ini.”

“Kalau tidak tampan kau tidak akan mau padaku.” Celetuk Taehyung membuat Hyun Jin tertawa.

“Aku tidak memperhitungkan wajahmu.”

            “Lalu?”

 

            “Ini.” Hyun Jin mengalihkan tangannya menyentuh dada Taehyung. “Hatimu. Itu yang aku perhitungkan.”

            Taehyung tak berkedip mendengar perkataan Hyun Jin. Kalimat yang menurutnya cukup bermakna. Entah, ia bingung dengan apa yang dipikirkan oleh kekasih manisnya itu. Hyun Jin menilai dirinya begitu cepat. Hatinya kini cukup tertohok. Ia merasa tak pantas memiliki kekasih yang baik dan polos seperti Hyun Jin.

            “Beruntungnya.” Lanjut Hyun Jin gemetar. Kedua matanya mulai berkaca-kaca menandakan ia sangat terharu berada pada moment itu. Moment menemani sang kekasih meraih prestasinya melalui hobi.

            “Semoga berhasil” teriak Hyun Jin meninggalkan Taehyung. Ia berlari terburu-buru mencari tempat duduk untuk menonton presentasi dengan hikmat. Bahkan ia sudah menyiapkan popcorn dalam tasnya.

            Saat batang hidung Taehyung terlihat di atas panggung, mata Hyun Jin tak berkedip. Kembali pada mode aliennya yang mampu tak berkedip selama mungkin. Hana yang duduk di sampingnya menatap sendu Hyun Jin yang terlihat sangat menyukai Taehyung.

            Taehyung begitu menikmati saat menjelaskan hasil gambarnya kepada banyak penonton. Hyun Jin lega mellihatnya. Akhirnya ia mampu mengalahkan rasa gugup yang ada pada diri Taehyung.

            “Hyun Jin ah.” Lirih Hana membuyarkan fokus Hyun Jin.

            “Hmm..”

            “Aku masih yakin Taehyung menyukaiku.”

            “Kau masih membahas itu lagi?”

            “Sedari tadi ia melirikku saat kau mencoba perhatian padanya”

            Hyun Jin cukup menyadari Taehyung berkali-kali menoleh ke belakang saat ia menggenggam erat tangan Taehyung. Namun, ia menggelengkan kepalanya kuat.

            “Tidak. Ia tidak melirikmu.”

            “Akan aku buktikan kalau dia menyukaiku, Hyun Jin ah.” Tatapan sendu Hana membuat Hyun Jin iba. Ia iba pada Hana dan pada dirinya sendiri. Hatinya kembali bimbang dengan perasaan Taehyung.

            “Tidak usah.” ketus Hyun Jin.

            “Kalau begitu, kau egois.”

            “Hei! Apa maksudmu?” akhirnya Hyun Jin terpancing emosi.

            “Kalau Taehyung menyukaiku, apa kau akan tetap bertahan?”

            “Menyesal sekali bertemu lagi denganmu.”

            “Datanglah di taman dekat kampus.”

            “Untuk?”

            “Hanya ingin memberi tahumu sesuatu.”

            “Kalau aku tidak mau.”

            “Kalau aku kalah, aku yang akan pergi.” Hana memaksakan senyumnya dan beridiri. “Katakan pada Taehyung, aku ada urusan mendadak.”

            Hyun Jin ternganga dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Sebenarnya ia tidak terlalu paham dengan permbicaraan Hana. Namun, ia mengerti inti dari perkataan Hana. Ia merenung sejenak untuk menuruti perkataan Hana atau tidak. Sampai seseorang mengejutkan Hyun Jin dengan bisikannya.

            “Memikirkan siapa?” bisik Taehyung tepat duduk di samping Hyun Jin.

            “Tidak” ketus Hyun Jin.

            “Bagaimana penampilanku?”

            “Bagus.”

            “Kau kenapa?”

            “Tae.” Taehyung mengernyitkan dahinya bingung.

            “Kau menyukaiku, kan?”

            “Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?”

            “Apa kau menyukai Hana?

            “Kau cemburu lagi?”

            “Lupakan, Tae. Ayo pulang.”

            “Hana dimana?”

            “Ia pulang duluan.” Acuh Hyun Jin berdiri meninggalkan Taehyung.

            “Kau mengusirnya?” tanya Taehyung dibalas tatapan sinis Hyun Jin.

            “Iya iya. Tidak mungkin kau mengusirnya.” sungut Taehyung akhirnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Deepest
967      574     0     
Romance
Jika Ririn adalah orang yang santai di kelasnya, maka Ravin adalah sebaliknya. Ririn hanya mengikuti eskul jurnalistik sedangkan Ravin adalah kapten futsal. Ravin dan Ririn bertemu disaat yang tak terduga. Dimana pertemuan pertama itu Ravin mengetahui sesuatu yang membuat hatinya meringis.
(Un)Dead
627      342     0     
Fan Fiction
"Wanita itu tidak mati biarpun ususnya terburai dan pria tadi一yang tubuhnya dilalap api一juga seperti itu," tukas Taehyung. Jungkook mengangguk setuju. "Mereka seperti tidak mereka sakit. Dan anehnya lagi, kenapa mereka mencoba menyerang kita?" "Oh ya ampun," kata Taehyung, seperti baru menyadari sesuatu. "Kalau dugaanku benar, maka kita sedang dalam bahaya besar." "...
ADITYA DAN RA
17060      2818     4     
Fan Fiction
jika semua orang dapat hidup setara, mungkin dinamika yang mengatasnamakan perselisihan tidak akan mungkin pernah terjadi. Dira, Adit, Marvin, Dita Mulailah lihat sahabatmu. Apakah kalian sama? Apakah tingkat kecerdasan kalian sama? Apakah dunia kalian sama? Apakah kebutuhan kalian sama? Apakah waktu lenggang kalian sama? Atau krisis ekonomi kalian sama? Tentu tidak...
Half Moon
1056      571     1     
Mystery
Pada saat mata kita terpejam Pada saat cahaya mulai padam Apakah kita masih bisa melihat? Apakah kita masih bisa mengungkapkan misteri-misteri yang terus menghantui? Hantu itu terus mengusikku. Bahkan saat aku tidak mendengar apapun. Aku kambuh dan darah mengucur dari telingaku. Tapi hantu itu tidak mau berhenti menggangguku. Dalam buku paranormal dan film-film horor mereka akan mengatakan ...
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1631      796     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
KATAK : The Legend of Frog
401      322     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Forgetting You
3703      1304     4     
Romance
Karena kamu hidup bersama kenangan, aku menyerah. Karena kenangan akan selalu tinggal dan di kenang. Kepergian Dio membuat luka yang dalam untuk Arya dan Geran. Tidak ada hal lain yang di tinggalkan Dio selain gadis yang di taksirnya. Rasa bersalah Arya dan Geran terhadap Dio di lampiaskan dengan cara menjaga Audrey, gadis yang di sukai Dio.
Jawaban
354      223     3     
Short Story
Andi yang digantung setelah pengakuan cintanya dihantui penasaran terhadap jawaban dari pengakuan itu, sampai akhirnya Chacha datang.
Kinanti
1635      730     1     
Romance
Karena hidup tentang menghargai yang kamu miliki dan mendoakan yang terbaik untuk masa nanti.
BELVANYA
314      215     1     
Romance
Vanya belum pernah merasakan jatuh cinta, semenjak ada Belva kehidupan Vanya berubah. Vanya sayang Belva, Belva sayang Vanya karna bisa membuatnya move on. Tapi terjadi suatu hal yang membuat Belva mengurungkan niatnya untuk menembak Vanya.