“Hei, kau bahkan belum bertemu mereka kan?” balas Hyun Jin masih berbisik seraya menyantap sarapannya.
“Melihatmu cantik begini.. pasti ibumu secantik dirimu dan appa mu juga pasti tampan.” Bela Taehyung mempertahankan opini dengan mengedipkan sebelah matanya. Tak sadar jika kedua orang lain disekitarnya ikut memperhatikan tingkah konyol mereka.
Pipi Hyun Jin mulai merona mendengar perkataan Taehyung. Tanpa menjawab, ia meneruskan sarapannya yang sempat tertunda.
“Cepat mandi. Setelah itu aku akan mengantarmu pulang.” ucap Taehyung sesaat setelah rayuannya keluar pada Hyun Jin.
Seusai sarapan yang masih bisa dikatakan bersama walau tanpa pembicaraan yang banyak, Hyun Jin pamit untuk naik lagi ke lantai atas tepatnya ke kamar Taehyung untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket. Awalnya Taehyung mengikuti langkah Hyun Jin menaiki tangga, tapi reflek tangan Eomma Taehyung menariknya agar tidak mengikuti Hyun Jin.
“Kau mau kemana?” tanya Eomma Taehyung seperti menginterupsi lalu mendorong anak tampannya itu kembali duduk di meja makan.
“Dia ‘kan tidak tahu apa-apa tentang lokasi kamarku Eomma. Lagian, dia juga tidak punya pakaian untuk ia pakai. Aku ingin memberikannya handuk dan pakaian. Itu saja.” Bela Taehyung cemberut. Sang Ibu yang ia sayangi kurang memercayainya sampai-sampai ia kecewa.
“Maksudmu memberikan gadis itu pakaianmu? Celana dalammu sekalian?” pertanyaan Eomma Taehyung membuat Taehyung terperangah. Sulit dipercaya sang Ibu yang selalu terlihat perfect mengeluarkan kata-kata vulgar membuatnya bergidik ngeri.
“Kenapa bawa-bawa benda itu?” sungut Taehyung tak terima.
“Biar Ibu saja yang menyiapkan handuk dan pakaian untuknya” balas Eomma Taehyung sebelum menjitak dahi mulus Taehyung dan naik ke lantai atas. Taehyung yang mendapat jitakan manja dari sang Ibu hanya diam, memikirkan jalan pikiran Ibunya yang kurang memercayainya sebagai anak.
Taehyung yang bingung harus melakukan apa, bangun dari tempat duduknya. Memberi hormat pada Appanya, lalu meninggalkan meja makan menuju kolam renang. Ia berjalan mengelilingi tepian kolam dengan perlahan agar tidak terjatuh. Kedua tangannya ia rentangkan lebar-lebar untuk menyumbang keseimbangan tubuhnya. Sesekali ia tersenyum, berfikir ia masih kekanak-kanakan sekali.
“Tempat ini masih sama.” gumamnya masih mengelilingi kolam.
“Aku rindu semuanya seperti dulu. Jika ada Hyung disini, pasti dia sudah mendorongku ke kolam” gumamnya lagi.
Tak lama setelahnya, gumaman Taehyung terkabulkan melalui gadis mungil yang mendorongnya kuat-kuat. Gadis itu tertawa nyaring melihat Taehyung yang menggigil di dalam kolam dengan mempertahankan wajah terkejutnya.
“Dorong seperti itu? Akhirnya kau lepas juga rindumu.” Tutur Hyun Jin dilanjutkan tertawa tak bernadanya. Membuat Taehyung jengkel dan muncul rasa ingin balas dendam.
“Sepertinya kau juga ingin merasakan rinduku yang terluapkan di kolam ini.” Ucap Taehyung yang naik dari kolam dan menggenggam tangan Hyun Jin. Wajah Hyun Jin pucat seketika, ia menggelengkan kepalanya mengisyaratkan jika ia tak mau. Muncul seringaian Taehyung yang menandakan tak ingin bernegosiasi dengan Hyun Jin. Lantas Taehyung menarik tangan Hyun Jin ke dalam kolam sehingga mereka tercebur bersama.