“Aku hanya ingin bercerita padamu. Ku mohon jangan ceritakan pada Taehyung kalau kita bertemu. Apa kau bersedia?” lanjut Hana memohon yang dibalas anggukan pelan oleh Hyun Jin.
“Dulu, aku dan Taehyung sangat dekat. Ia selalu mengantarkanku pulang ketika usai kuliah, bahkan ia menjemputku ke rumah jika aku meminta. Maaf kalau aku salah mengira atau salah dengan pemikiranku..” ucapnya seraya masih berpikir.
“Kebiasaannya yang selalu baik padaku, itu membuatku terbiasa dan nyaman. Ia baik dan juga unik, ia selalu membuatku tertawa.” Hana terdiam, lau melanjutkan pembicaraannya lagi.
“Kami saling memberi kabar setiap waktu, sekalipun hanya pertanyaan ‘sudah makan?’, ‘sudah tidur?’, atau ‘sedang apa?’. Aku merasa diperlakukan lebih olehnya, beda dengan teman gadisnya yang lain. Bagaimana menurutmu kalau kau jadi aku?” Hana melemparkan pertanyaan pada Hyun Jin yang sedari tadi terdiam dan fokus mendengarkan pernyataan Hana.
“Ma-maksudmu?” balas Hyun Jin merasa bingung.
“Jika kau jadi aku, apa yang kau simpulkan? Maafkan aku, aku hanya bingung ingin bercerita kepada siapa lagi.” Ucap Hana dengan mata yang mulai tergenang air.
“Ehm, entahlah” Hyun Jin memaksakan sedikit terkekeh bingung untuk menjawab apa.
“Aku yakin Taehyung menyukaiku, Hyun Jin ah.” Akhirnya air mata Hana tumpah. Ia tidak bisa menahan air matanya lagi. Badannya bergetar, sedikit terisak.
Sedangkan Hyun Jin terkejut dengan kesimpulan yang Hana berikan. Ia semakin bingung untuk bertindak apa. Hana terisak, haruskah Hyun Jin menenangkannya sekarang? Seharusnya siapa yang sakit pada situasi saat ini? Bukankah seharusnya Hyun Jin? Seorang wanita asing yang baru ia kenal, bercerita seolah-olah Hyun Jin seorang pendengar yang baik yang mampu memberikan solusi. Bahkan cerita itu berkaitan dengan Hyun Jin dan tentunya menyakiti hati Hyun Jin. Jika wanita bernama Hana itu menyimpulkan Taehyung menyukainya, lalu apa perasaan Taehyung terhadap Hyun jin? Lantas, Hana juga menyimpulkan Taehyung tidak menyukai Hyun Jin?
Hyun Jin tersulut amarah, tetapi ia mencoba menahannya. Sedikit rasa iba muncul dalam benaknya, Hana terlihat tulus menyukai Taehyung, dan benar-benar merasa tersakiti. Hyun Jin pun mengikuti kata hatinya untuk menenangkan Hana. Ia mengelus pundak Hana perlahan, mencoba tersenyum walau hatinya terasa tersengat listrik.
“Tenangkan hatimu, Hana” ucap Hyun jin lembut.
“kau yakin kalau Taehyung menyukaimu?”tanya Hana lirih.
“Ehm. Kalau tidak, ia tidak akan menjadi kekasihku sekarang.”balas Hyun Jin mengangguk dan menjawab setenang mungkin.
“Apa dia pernah menciummu?” tanya Hana lagi. Air matanya tetap saja masih mengalir.
“Apa penting sentuhan fisik dalam sebuah hubungan?” Hyun Jin mulai bosan dengan topik pembicaraan, bahkan ia ingin pulang sekarang juga.
“Kau percaya padaku kan? Ia memberikan perhatian lebih padaku, Hyun Jin ah” Hana mengeluarkan android dari tas kecilnya dan menunjukkan percakapan pesan pada Hyun Jin.
Hyun Jin tidak berniat melihatnya, karena ia rasa hatinya akan semakin sakit. Hati Hyun Jin menolak untuk mengiyakan bahwa Taehyung menyukai Hana bukanlah dirinya. Tapi harus bagaimana lagi, mau tidak mau ia harus menerima juluran handphone yang Hana berikan. Untuk menghargai wanita itu, Hana.
“Sekitar sebulan yang lalu ia menjauh dariku.” Lirih Hana.
“Hmm.. mungkin kau salah kira Kim Hana ssi.” Balas Hyun Jin mencoba tersenyum ramah.
“Hyun Jin ah..” suara lembut Hana terdengar dipaksakan. Serak melada dirinya setelah beberapa tetes air mata miliknya lepas begitu saja.
“nde?” balas Hyun Jin sopan.
“Ku mohon, jauhi Taehyung Hyun Jin ah.” Hana memohon pada Hyun Jin dengan wajah tak berdosa.
Deg.