akhirnya motor kami berhenti tepat di depan gerbang pintu rumahku. aku sempat kaget dengan seseorang yang duduk di atas motor depan halaman rumah.
"Kak dirgo.." kata ardion, membuat kak dirgo menoleh ke arahnya.
"Yo.." kak dirgo mengangkat tanganya, menyapa kami.
Aku menghampiri kak dirgo,
"Dari tadi kak? Aku telfon mas veri ya"
"Lumayan. Nggausah, gue tunggu sini aja" jawabnya singkat. Tatapanya sekilas melihat ardion yang masih berdiri di sampingku.
"Masuk aja. Tar lagi mungkin mas udah pulang" aku membuka pintu pagar dan mempersilahkan kak dirgo masuk.
"Na.. gue balik dulu ya.." kata ardion, kemudian dia juga berpamitan kepada kak dirgo
"Oh.. ati2 ya" aku melambaikan tangan ke arahnya.
Kak dirgo lalu duduk di kursi anyaman di teras, sambil menyadarkan punggungnya. Lalu dia meluruskan kakinya yang jenjang.
"Nana masuk dulu ya" aku lalu masuk rumah dan menyiapkan minuman untuk kak dirgo.
"Ardion itu,, pacar lo??" kata kak dirgo. Setelah menyodorkan minuman, aku duduk disampingnya.
"Nggak kak.. tadi tim kita mewakili sekolah untuk tanding" jawabku
"oh.." jawabnya singkat.
"o ya,, akhir-akhir ini xaveri sering banget ya ngajar di panti. pelayanan itukan, sukarela.. jadi gue ngara kasian sama dia yang seolah dipaksa untuk terus di panti" kata kak dirgo sambil mamasang raut wajah iba.
kata kak dirgo membuatku berfikir, akhir-akhir ini mas memang sering pulang malam. tapi dia selalu berkilah jika dia akan belajar fokus untuk ujian akhir. terkadang mas selalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, itulah sisi mas veri yang membuatku kesal.
"mas veri emang punya rasa peduli yang tinggi" aku membela mas veri
kak dirgo lalu menoleh ke arahku, "lo nya aja yang belum tau mas veri"
"apa maksudnya? belum tau? " aku meninggikan suaraku. Kali ini, aku benar-benar jengkel sama kak dirgo
Dia saudaraku, aku mengenalnya lebih dari siapapun di dunia ini. ah, pernyataan kak dirgo membuatku kesal.
tak lama kemudian, mas veri datang dan memasukkan motornya. aku menghampiri mas veri dan mengunci pagar. aku lalu memalingkan wajahku ke mas veri dan kak dirgo. aku benar-benar kesal.
"oi.. oi.. apa ini.. mas-nya datang kok diginiin" goda mas veri sambil melihatku memasuki rumah
"ngambek sama gue kali.." sahut kak dirgo.
aku lalu berlari menuju kamarku, merebahkan badanku di atas kasur. aku melihat panel notifikasi yang ada layar handphoneku, sebuah chat dari ardion.
===================
Ardion : selamat tidur cantik :)
aku : ini masih jam 9 ardion, dan gue belum tidur
ardion : maaf, gue kira lo kelelahan abis nemenin gue
aku : enggak kok :)
ardion : klo gitu, besok-besok boleh kan gue ngobrol sama lo jam 9?? hehe..
====================
aku meletakkan handphone di sampingku. ardion, dia selalu punya cara untuk menghubungiku. Meskipun itu penuh dengan modus dan gombalan. Aku tersenyum kecil sampai tak menyadari mas veri bersandar di daun pintu kamarku.
"Ayo makan.. mas beli nasi goreng, kebanyakan klo dimakan sendirian"
Aku menatap curiga mas veri kemudian mengalihkan pandanganku ke layar handphone. Entah kenapa aku masih penasaran terhadap kata-kata kak dirgo, mungkin ada suatu hal yang tidak kuketahui dari mas veri.