Read More >>"> Forbidden Love (Bab 1) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Forbidden Love
MENU
About Us  

Suasana jalanan yang sudah sepi membuat Ezra mengendarai mobilnya dengan santai malam ini. Sesekali ia menoleh pada pemandangan di pinggir jalan. Tak banyak yang menarik memang, hanya gedung-gedung toko, warung kecil dan lampu-lampu jalan. Meski bukan ibukota, tempatnya sekarang tinggal juga salah satu kota yang bekembang dengan pesat.  Mata Ezra kemudian focus pada salah satu gedung yang sedang diruntuhkan. Mungkin akan dibangun perumahan mewah lagi, pikirnya.

Ezra yakin ia hanya mengalihkan tatapan dari jalan selama belasan sekon. Saat ia kembali menatap lurus, dengan reflek ia menginjak pedal rem sedalam yang ia mampu. Alhasil mobilnya berhenti mendadak dan dahinya membentur kemudi. Setelah meyerapah sebentar, Ezra segera turun dari mobilnya. Ia bersumpah akan membunuh gadis yang saat ini berdiri tepat satu jengkal dari mobilnya. Hampir saja ia membunuh gadis itu.

Ketika Ezra berdiri tepat di depan mantan calon korbannya, ia terkejut. Gadis itu memakai piyama yang Ezra yakin adalah salah satu baju khas rumah sakit. Kening gadis itu dililit perban dan wajahnya begitu pucat. Bukan hanya sampai disana, Ezra harus kembali rela jantungnya bekerja diatas batas normal karena gadis yang ia hampir ia tabrak itu adalah Okta, teman sekampusnya dulu.

“Ok - ” ucapan Ezra terputus karena ia harus segera menopang tubuh Okta. Gadis itu tak sadarkan diri.

Okta adalah teman sekelas juga salah satu teman yang akrab dengan Ezra semasa pria itu mengenyam pendidikan di salah satu universitas negeri di medan. Mereka bahkan masih saling bertukar kabar setelah lulus kuliah. Ezra baru benar-benar memutus kontak dengan Okta saat dirinya menikahi Anita. Saat itu jugalah Ezra mendengar kabar bahwa Okta sudah pindah rumah. Sayangnya tak satupun teman yang masih berhubungan dengan Ezra tahu pindah kemana Okta dan keluarganya.

Ezra tiba di sebuah rumah besar yang terletak di jalan Putri Hijau. Karena tak tahu harus membawa Okta kemana, ia memutuskan membawa gadis itu kerumahnya. Ezra langsung membawa Okta ke salah satu kamar dirumahnya itu. Ezra kemudian meminta Anita untuk menghubungi dokter pribadi mereka dan menyuruhnya datang dengan segera.

“Siapa dia, Ezra?” Anita yang sudah sangat penasaran akhirnya bertanya. Dari raut tak suka yang sedari tadi Ezra tunjukkan ia bisa menebak bahwa suaminya itu sudah mengalami hal buruk. Belum lagi Ezra membwa seorang gadis dalam kedaan tidak sadar.

Ezra menyelimuti Okta dan duduk di pinggir ranjang itu. Ezra baru sadar satu hal, ia membawa Okta ke kamar tidur utama rumahnya, ke kamar tidur yang biasanya ia gunakan bersama Anita. Apa Ezra lupa ia punya 3 kamar tamu di rumah mewahnya ini?

“Ezra?” Anita bersuara lagi

“Dia Okta, salah satu teman sekelasku saat dikampus dulu. Tadi aku hampir menabraknya.” tatapan Ezra seakan tak mau berpindah dari wajah pias Okta. Tak rela melihat Okta semenderita sekarang.

“Lantas kenapa kau membawanya ke rumah kita? Bukankah harusnya kau membiarkannya dirawat di rumah sakit?” Anita meneliti luka yang ada di kepala Okta juga baju rumah sakit yang gadis itu gunakan.

“Dia sudah dalam kondisi ini saat hampir kutabrak.” Ezra berdiri dan menjauh dari Okta. “Sudah kau hubungi Om Jefri?” tanyanya sambil menuang air ke gelas. Menenggak air disana hingga habis, Ezra sangat tidak sabar untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Okta.

 

Okta adalah putri tunggal Zefa, salah satu pengusaha hotel terkemuka di kota ini. Tapi sayang, beberapa bulan lalu bisnis mereka bangkrut karena korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh orang kepercayaan ayah Okta. Karena itu keluarga Okta mendadak papa hingga akhirnya membuat ayah Okta terkena serangan jantung dan meninggal. Ibu Okta sudah meninggal sejak Okta di bangku SMA.

“Dia mengalami amnesia. Selama beberapa minggu ini ia dirawat di rumah sakit tempat Om praktek. Kemarin sore dia mendadak histeris dan kabur dari rumah sakit. Karena itulah kau menemukannya di jalan.” jelas Om Jefri yang ternyata adalah dokter yang merawat Okta di rumah sakit. Om Jefri juga cukup terkejut saat Ezra bilang bahwa Okta adalah teman kuliahnya.

Mendengar penjelasan Om Jefri, Ezra merasa tak sanggup berdiri. Tanpa membuat mimik berlebih, ia mendudukan dirinya di sofa ruang kerjanya. Ia merasa benar-benar tak berguna. Kemana ia saat Okta mengalami semua hal buruk itu? Kenapa ia tidak tahu bahwa hotel Zeus adalah milik keluarga Okta? Jika saja ia tahu, ia pasti akan bersedia membantu.

“Apa yang Okta tidak ingat?” tanya Ezra setelah berhasil menguasai diri

“Semuanya. Bahkan namanya juga. Kematian ayahnya membuatnya shock luar biasa.” Jefri mencoba mempelajari emosi yang wajah Ezra buat. Tapi seperti biasanya, tak banyak yang bisa ia mengerti. Hanya ada satu yang bisa ia mengerti dari air muka yang Ezra pasang sekarang. Pria itu tak nyaman. Sejak dulu memang beginilah Ezra, tak pernah bisa ditebak apa isi pikiran juga perasaannya. “Baiklah, om rasa Okta harus di bawa ke rumah sa-”

“Okta akan tinggal dirumahku mulai hari ini. Aku ingin dia dirawat di rumah.”

 

Keberadaan Okta di kamar tidurnya membuat Anita dan Ezra harus berpindah ke kamar lain. Anita tak masalah dengan itu, karena Okta adalah tamunya dan kondisi gadis itu tak memungkinkan untuk pindah kamar dengan mudah.

Saat akan bersiap tidur, Anita diajak bicara oleh Ezra. Soal Okta dan apa yang harus mereka lakukan dan katakan saat gadis itu sadar nanti.

“Katakan kau adalah teman baiknya. Ayahnya sudah meninggal dan sejak SMA kalian memang bersahabat.”

Anita bingung dan sama sekali tak bisa mengerti tujuan perintah Ezra tadi. “Kenapa?” tanyanya sembari bangun dari posisi tidur

Ezra harus memastikan Anita mau melakukan perintahnya. Karena jika tidak, Okta bisa saja pergi dan Ezra sangat tidak ingin gadis itu hilang lagi dari radarnya. Ezra tahu Anita bukanlah tipe gadis yang akan menuruti perintah tanpa tahu alasan, karena itu Ezra pun menceritakan apa yang sudah Okta alami. Persis seperti apa yang Om Jefri ceritakan padanya.

Dibelakang punggung Ezra, Anita mendengar kisah hidup Okta yang tragis dengan seksama. Anita bahkan sempat meneteskan air mata karena bersimpati. “Baiklah. Akan kulakukan. Aku adalah teman baik Okta sejak SMA. Aku akan membuatnya nyaman tinggal dirumah kita. Kau tenang saja, Ezra.” dengan mantap Anita berucap. Tak ada ragu tak ada curiga.

Ezra menutup laporan terakhir yang harus ia periksa malam ini. Ia melirik jam diruang kerjanya itu dan memutuskan beranjak darisana. Sudah dini hari. Ezra harusnya berjalan menuju kamar yang ada di lantai 1 rumahnya, tapi kakinya malah menapaki anak tangga menuju lantai 2. Ibarat sudah diatur, dengan ringan Ezra menuju kamar utama. Masuk kesana, ia mendapati Okta yang masih terlelap. Gadis itu diberi obat penenang agar bisa tidur pulas.

Duduk di tepi tempat tidur, Ezra menggenggam tangan Okta dengan ragu. Tak berubah. Sejak dulu hanya Okta satu-satunya gadis yang mampu membuat dirinya merasa sangat kecil. Ezra yang punya tatapan mata setajam pisau, Ezra yang tegas juga berwibawa, Ezra yang sama sekali tak ramah apalagi pengertian, hanya bisa gugup jika berhadapan dengan satu gadis. Okta.

“Harusnya aku melihat senyum lugumu, Okta. Bukannya ketidakberdayaanmu seperti sekarang.” Ezra bicara seakan Okta bisa mendengarnya. Ezra menatap wajah Okta lagi. Entah keberanian dari mana pria ini mendekatkan wajahnya pada wajah Okta dan menghadiahi kening gadis itu dengan sebuah kecupan. “I miss you, Okta.

 

 

Tags: twm18 romance

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • Madesy

    ceritanya bagus.. bacanya gak bisa berenti, harus tuntas.. Promote kak..

    Comment on chapter Bab 14
Similar Tags
Purple Ink My Story
5939      1300     1     
Mystery
Berawal dari kado misterius dan diary yang dia temukan, dia berkeinginan untuk mencari tahu siapa pemiliknya dan mengungkap misteri yang terurai dalam buku tersebut. Namun terjadi suatu kecelakaan yang membuat Lusy mengalami koma. Rohnya masih bisa berkeliaran dengan bebas, dia menginginkan hidup kembali dan tidak sengaja berjanji tidak akan bangun dari koma jika belum berhasil menemukan jawaban ...
Praha
270      165     1     
Short Story
Praha lahir di antara badai dan di sepertiga malam. Malam itu saat dingin menelusup ke tengkuk orang-orang di jalan-jalan sepi, termasuk bapak dan terutama ibunya yang mengejan, Praha lahir di rumah sakit kecil tengah hutan, supranatural, dan misteri.
Teman Khayalan
1567      672     4     
Science Fiction
Tak ada yang salah dengan takdir dan waktu, namun seringkali manusia tidak menerima. Meski telah paham akan konsekuensinya, Ferd tetap bersikukuh menelusuri jalan untuk bernostalgia dengan cara yang tidak biasa. Kemudian, bahagiakah dia nantinya?
After School
1919      1030     0     
Romance
Janelendra (Janel) bukanlah cowok populer di zaman SMA, dulu, di era 90an. Dia hanya cowok medioker yang bergabung dengan geng populer di sekolah. Soal urusan cinta pun dia bukan ahlinya. Dia sulit sekali mengungkapkan cinta pada cewek yang dia suka. Lalu momen jatuh cinta yang mengubah hidup itu tiba. Di hari pertama sekolah, di tahun ajaran baru 1996/1997, Janel berkenalan dengan Lovi, sang...
About love
1135      533     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
Surat untuk Tahun 2001
3458      1828     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Enigma
1476      816     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Code: Scarlet
22848      4532     15     
Action
Kyoka Ichimiya. Gadis itu hidup dengan masa lalu yang masih misterius. Dengan kehidupannya sebagai Agen Percobaan selama 2 tahun, akhirnya dia sekarang bisa menjadi seorang gadis SMA biasa. Namun di balik penampilannya tersebut, Ichimiya selalu menyembunyikan belati di bawah roknya.
Story of April
1706      707     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Search My Couple
508      281     5     
Short Story
Gadis itu menangis dibawah karangan bunga dengan gaun putih panjangnya yang menjuntai ke tanah. Dimana pengantin lelakinya? Nyatanya pengantin lelakinya pergi ke pesta pernikahan orang lain sebagai pengantin. Aku akan pergi untuk kembali dan membuat hidupmu tidak akan tenang Daniel, ingat itu dalam benakmu---Siska Filyasa Handini.