Loading...
Logo TinLit
Read Story - RAHASIA TONI
MENU
About Us  

 

TIGA HARI kemudian. Rangkaian MOS sudah usai. Sebagai penutupan, akan diumumkan King dan Queen junior. Ada yang merasa acuh tak acuh, karena menganggap ini tak terlalu penting. Ada juga yang menebak-nebak, siapa yang akan mendapatkannya.

"Ah! Gak usah diumumin juga, pasti ketebak siapa yang menang. Yah gak, Nan?" rutuk Maya pada Kinanti, sebab ia merasa malas berdiri lama-lama di tengah lapangan.
"Secara nih, ya, dari tiga hari MOS, selalu Toni yang jadi pusat perhatian. Terus kalau yang putri, si Eca itu tuhh!" Maya menunjuk Eca dengan memicingkan dagunya.
"Iya, May, paling juga mereka. Ya udahlah kita fokus belajar aja pokoknya. Jangan mikirin mereka," ucap Kinanti yang terdengar sangat polos.

"Dan ... King junior SMA Gemilang Bangsa tahun dua ribu tujuh, jatuh kepada...." Suara senior terdengar jelas di lapangan sekolah pagi itu.
"Selamat kepada, ananda Toni!"

Saat nama Toni disebut, siswi SMA Gemilang Bangsa nampak histeris setengah mati. "Toniii!" mereka meneriakan nama Toni. Sementara siswa putra merasa kesal, mereka kalah telak dari Toni. Usut punya usut, ternyata Toni juga cucu dari Yanuar Airlangga, pemilik yayasan di sekolah mereka.
"'Kan!" Maya menghentakkan kakinya ke tanah.
"Gua bilang juga apa, pasti Toni. Nah queen-nya pasti Eca."

Tebakan Maya seratus persen benar. Sebab, nama queen yang disebutkan adalah Vanesa alias Eca.

***

Sebuah kertas berisi nama-nama siswa yang akan berada satu kelas, ditempel di depan kaca jendela ruang kelas. Siswa-siswi ramai berkerumun di depannya mencari nama mereka. Usai penutupan MOS, sekarang mereka akan mengetahui akan berada di kelas mana mereka nantinya. Kinanti dan Maya mencari nama mereka dengan teliti di ruang kelas sepuluh B.
"Nama gua gak ada di kelas ini," kata Maya kecewa.
"Yah, May, berarti kita gak sekelas dong." Kinanti tak kalah kecewa.

Di kelas sepuluh B nama Kinanti tercantum di sana, sedangkan nama Maya tidak.
"Gak apalah, yang pentingkan kita masih satu sekolah. Tadi sepuluh D, E, F, nama gua gak ada, berarti tinggal cek sepuluh C dengan sepuluh A. Menurut lo kita cek yang mana dulu?"
"Sepuluh A! Karena itu yang lebih deket dari sini."
"Ok! Kita cek ke A sekarang."

Kinanti membantu Maya mengecek namanya di kelas sepuluh A.
"Demi apa?" Reaksi Maya ketika mendapati namanya ada di kelas sepuluh A.
Kinanti yang polos itu, tidak mengerti maksud Maya. Segera ia cek kertas pengumuman yang tertempel di pintu. Ternyata ada nama Maya di dalamnya.
"Selamat, May, lo masuk kelas A."
"Bukan Itu. Sini!" Maya menarik Kinanti menepi dari kerumunan.
"Liat gak, sih, nama yang urutan ke empat tadi?"
"Liat." Kinanti mengangguk bingung. "Terus?"
"Lo gak paham?" tanya Maya. "Itu Toni, Nan. Toni...." Maya sangat ekspresif.

Kinanti jadi semakin bingung. "Yah terus kenapa kalau Toni?"
"Beneran gak nyambung." Maya sedikit kesal.
"Dengar ini. Toni itu idola di sekolah. Coba bayangin kalau gua sekelas dengan dia. Enam hari dalam seminggu, delapan jam dalam sehari. Itu, kesempatan bagus, bukan?"
"Kesempatan apa?"
"Lo tau, seperti pepatah Jawa itu. Cinta bersemi karena sering bersama."

SSttt! Kinanti meletakkan satu jari di bibirnya. "May, lo ngomong kayak gitu, gak takut ada yang denger?"
"Ahh cuek aja, belum pada kenal ini. Lagian juga ya, yang lain lagi pada sibuk masing-masing. Gak ada yang merhatiin kita."
"Oh coba tes dulu," Maya bertingkah aneh.

Gadis berkulit putih dengan mata bulat itu, membalikkan badan dan meraba pintu kelas yang ada di hadapannya. Kinanti melipat kedua tanganya di depan dada, sambil menggelengkan kepala.
"Lo ngapain, May?"
"Ini pintu kelas, 'kan?" tanya Maya dengan tangan meraba-raba pintu.
"Memangnya apa lagi? Kinanti balik bertanya.
"Tapi, kenapa kerasa kayak pintu surga." Maya berjingkrak-jingkrak.
"Maya!" Kinanti berusaha menghentikan tingkah sahabatnya itu.

Maya memang begitu dari dulu. Penuh percaya diri dan sangat apa adanya. Berbanding terbalik dengan Kinanti yang lugu dan sedikit pemalu.
"Surga apanya?" Kinanti berusaha menghentikan Maya.
"Lo gak inget kalau di bawah tadi ada nama Vanesa?"
"Oh iya, ya." Maya akhirnya menyadari bahwa ada nona cantik di kelasnya. Sudah tentu dia kalah saing dari Vanesa. "Aaah, Kinan mah! Ngerusak khayalan aja."
"Sabar ya, May," Kinanti menghibur Maya, tapi dengan wajah menahan tawa.
Dia kelihatan seperti orang sembelit, ketimbang orang yang prihatin.
"Gua udah bilang, sekali pun Toni itu ganteng banget, juga idola siswi di sini. Lo jangan sekali-kali naruh perasaan sama dia."

Ekspresi wajah Maya berubah, dia tersenyum kaku pada Kinanti.
"Kalau lo sampai naksir sama Toni, sainganya banyak banget. Daripada berharap ke hal-hal yang gak berguna, mending kita fokus belajar. Hapus yang namanya naksir Toni."
Kinanti terus saja berceloteh, sementara Maya berusaha memberikan kode, tapi dua tetap tak paham.

Maya memutar badan Kinanti, karena dia telah memberi kode namun Kinanti tak mengerti juga.
"Lo mau apa, Maayy!" Kinanti yang awalnya sempat mau protes sekarang malah jadi lunglai.
Badannya bergetar manakala melihat Toni di depannya. Matilah gua. Dia pasti dengar semuanya, pikir Kinanti.

Kinanti mematung di hadapan Toni. Sorot mata Toni tajam, seperti mengulitinya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Gua mau masuk, kalian ngalangin jalan!" kata-katanya dingin.
Maya menyeret Kinanti agar ke samping sebab dia mematung.
"Lo gak denger, Nan, dia bilang mau lewat!" kata Maya. Dia heran kenapa Kinanti justru diam, padahal menyeretnya itu bukan pekerjaan mudah. 

Maya mungkin tak tahu, kalau Kinanti rasanya tak bisa bergerak saat Toni berada di depannya. Seulas angin lembut seolah membelainya. Jantungnya berdebar, matanya memandang Toni malu. Sesaat, Toni menangkap Kinanti tengah memperhatikannya.

"Nan!" Maya mengguncang tubuh Kinanti.
"May." Kinanti bicara dengan gaya seperti zombie. "Gua rasa dia denger semua obrolan kita tadi."

Maya memiringkan kepalanya, memantau apakah Toni akan keluar lagi atau tidak.
"Biar aja! 'Kan, kita gak ngomong macem-macem. Gak mungkin dia protes."
"Haah, malunyaaa...." Kinanti menutup wajah dengan kedua telapak tangan.
"Malu apa coba?" Maya memotong pembicaraan Kinanti.
"Lo itu banyak pikiran negatif, deh!"
"Bener juga, kenapa dipikirin. Kalau sampai dia jadi sebal dengan kita, atau gua lebih tepatnya, toh dari awal kita memang bukan siapa-siapa dia."
"Yoii!" Maya mengeluarkan gaya tengilnya.

***

Sementara itu, Toni yang sudah masuk dalam kelas dihinggapi rasa penasaran. Dia melirik ke luar jendela dan matanya nampak mencari-cari di mana Kinanti.
"Lo cari siapa?" tanya Prima, teman sebangku Toni.
"Murid cewek, agak aneh gitu anaknya."
"Aneh kenapa?"
"Masa' dia bilang, kalau ikutan suka sama gua itu hal gak berguna. Aneh!"
"Yah." Prma menghela nafas. "Gua rasa dia bener."
"Enak aja!" Toni mendorong Prima. "Dia itu cewek yang tadi pagi merhatiin gua terus. Inget?"
Prima mengangguk perlahan. "Yang itu?" tanyanya.
"Jangan dikerjain, ya! keliatannya dia polos banget."
"Gua gak suka begitu," sergah Toni.
"Baguslah!"

Di sela obrolan mereka Toni memegang dada, dia sedikit mengerang kesakitan.
"Lo gak apa-apa, Ton? Di mana obat lo?" Prima nampak panik.
"Gak apa-apa. Prim, lo di sini bertindak sebagai teman. Bukan dokter, ingat itu!"
Prima menghela nafas. "Kalau lo sampai kenapa-kenapa, nanti gua juga yang kena masalah. Tau itu!" katanya sedikit kesal dengan Toni yang keras kepala.
"Oke, bawel!" jawab Toni.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • yurriansan

    @suckerpain_ wah terimakasih udah mampir. makasih juga sarannya, kbtulan ini memang masih tahap revisi. :D

  • suckerpain_

    Seru, kak, ceritanya. Bagus. Bau-bau sad ending sejak baca judul. πŸ˜‚πŸ™ dan kalau boleh saran, dialog tagnya mungkin bisa lebih diperhatikan, kak. Love it 😊😊

  • yurriansan

    @dxpearloke ini aku masih revisi, nnti saranmu bisa aku pertimbangkan. jarang nemu typo? kbtulan chptr 1 smpe 4 baru aku revisi. wkwkwk.
    semangat buatmu juga

    Comment on chapter GAGAL
  • dxpearl

    Btw, aku udah baca tapi baru sampe chapter 2 eheheh XD hmmm lumayan seru ceritanya :) aku juga jarang nemu typo dong wkwk belum nemu sih XD tapi kalau boleh saran, paragraf yang panjang banget itu mungkin bisa dibagi jadi beberapa supaya nggak terlalu capek bacanya ehehe

    Comment on chapter GAGAL
  • yurriansan

    @Riyuni iyaa bisa d bilang begitu. Mksh udh mmpir

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @Riyuni

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @aiana kbtulan sad ending...
    Tp tgahnya aku buat lucu. Biar.hatimu berglombang bacanya :D

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • Riyuni

    dari judulnya sudah bisa di tebak akhir ceritanya..
    sedih.

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • aiana

    jadi mampir,,, seru juga nih dua sahabat ini. Masih belum ketemu sama Toni. Otw,
    semoga tidak sad ending. hehe.

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @dreamon31 ayo tebak siapa. Sedih? Iya dan ada humor nya jga. Msh tahap revisi jga. Trims sdh mmpir d crtaku

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Anderpati Tresna
2665      1042     3     
Fantasy
Aku dan kamu apakah benar sudah ditakdirkan sedari dulu?
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
10871      2559     1     
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya. Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain. Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...
Sanguine
5653      1723     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
DanuSA
32282      4933     13     
Romance
Sabina, tidak ingin jatuh cinta. Apa itu cinta? Baginya cinta itu hanya omong kosong belaka. Emang sih awalnya manis, tapi ujung-ujungnya nyakitin. Cowok? Mahkluk yang paling dia benci tentu saja. Mereka akar dari semua masalah. Masalalu kelam yang ditinggalkan sang papa kepada mama dan dirinya membuat Sabina enggan membuka diri. Dia memilih menjadi dingin dan tidak pernah bicara. Semua orang ...
Kamu&Dia
268      210     0     
Short Story
Ku kira judul kisahnya adalah aku dan kamu, tapi nyatanya adalah kamu dan dia.
One-room Couples
1178      588     1     
Romance
"Aku tidak suka dengan kehadiranmu disini. Enyahlah!" Kata cowok itu dalam tatapan dingin ke arah Eri. Eri mengerjap sebentar. Pasalnya asrama kuliahnya tinggal dekat sama universitas favorit Eri. Pak satpam tadi memberikan kuncinya dan berakhir disini. "Cih, aku biarkan kamu dengan syaratku" Eri membalikkan badan lalu mematung di tempat. Tangan besar menggapai tubuh Eri lay...
Story Of Me
3870      1465     6     
Humor
Sebut saja saya mawar .... Tidaak! yang terpenting dalam hidup adalah hidup itu sendiri, dan yang terpenting dari "Story Of me" adalah saya tentunya. akankah saya mampu menemukan sebuah hal yang saya sukai? atau mendapat pekerjaan baru? atau malah tidak? saksikan secara langsung di channel saya and jangan lupa subscribe, Loh!!! kenapa jadi berbau Youtube-an. yang terpenting satu "t...
Why Joe
1318      673     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
F I R D A U S
758      501     0     
Fantasy
Hug Me Once
8875      2001     7     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman