Loading...
Logo TinLit
Read Story - RAHASIA TONI
MENU
About Us  

TONI PULANG ke rumah menggunakan taksi. Prima dengan wajah masamnya sudah menghadang di depan pintu.

"Assalamualaikum...." Toni memberi salam dengan mimik mengejek.
"Lo gak berdiri di situ dari pagi, 'kan, Prim?" katanya sambil meleos masuk.

Prima memutar badan, membuntuti Toni yang sudah menjatuhkan tubuhnya di sofa. Kemudian, Toni melepas sepatu dan kaos kaki yang tadi ia kenakan.

Prima menyilangkan tangannya di dada. "Lo gak tau, gimana tante Jena khawatir banget tadi." 
"Memang sejak kapan ibu pernah gak cemas?" Toni menaikkan kedua alisnya. "Sejak gua divonis, dia selalu begitu. Bukan berita yang baru gua denger."

Prima menghela nafas. "Jangan buat kerjaan gua jadi rumit. Kali ini lo beruntung, lo bisa kambuh kapan aja. Tau itu?"
"Ya ...ya ..." Toni beranjak, dia hendak menuju kamarnya. "Lain kali gak akan gua ulangin. Puas?" katanya sebelum meninggalkan Prima.
"Oh, iya." Toni menghentikan langkah. "Gua mau sekolah besok. Bosen istirahat terus. Berarti lo bisa mengasuh gua lagi."

Prima mendecih. "Harusnya lo bisa belajar lebih dewasa lagi, Ton."
"Lo aja yang jadi dewasa, oke? Dan biarkan gua menikmati hidup yang singkat ini."

Prima mematung ketika Toni meninggalkannya. Perubahan sikap Toni membuat Prima berada dalam kegamangan. Jika ia bisa, Prima mau bersahabat seperti dulu. Mereka dulu pernah punya permainan ekstrim. 

Mendorong sepeda ke jalan yang terjam ke atas, setelah sampai di atas mereka akan meluncur tanpa rem. Tanpa takut ada luka yang menggores. Bermain basket setiap pulang sekolah sampai lupa waktu. 

Dunia milik mereka. Perbedaan status tidak pernah membuat jarak antara persahabatan mereka. 

Setahun lalu Toni masih jadi anak yang ceria. Bahkan Toni bisa sangat percaya diri, ketika bermain tap a dance di mall. Toni memiliki segalanya yang membuat Prima iri. Termasuk kebaikan hatinya.

Semua itu sirna tatkala Toni sering mengalami demam di malam hari. Tubuhnya mudah kelelahan dan nafasnya sering sesak. Tanda yang paling mencolok ialah, tubuhnya sering mengalami lebam-lebam. 

Dokter memvonis Toni menderita kanker darah. Jena berusaha melakukan pemeriksaan di beberapa rumah sakit. Hasilnya sama. Toni memang mengidap leukemia.

Sejak itu, semua kegiatannya mulai dibatasi. Ia tak bisa lagi berkeringat seperti dulu. Hobi bersepeda dan main basketnya pun harus ia tinggalkan. 

Semuanya berubah. Bahkan status Prima yang tadinya sebagai seorang teman, berubah menjadi orang bayaran dari keluarga Toni untuk menjaganya.

Yah, Prima sebenarnya adalah cucu dari seorang buruh cuci gosok yang bekerja untuk keluarga Toni. Prima anak yang malang. Ayah dan ibunya berpisah ketika usianya baru menginjak enam tahun. Ayahnya yang tak bertanggungjawab itu meninggalkan Prima tanpa membiayai kehidupannya sepeser pun.

Ibunya terpaksa bekerja menjadi seorang TKW, dan sejak kebarangkatannya belum pernah dia memberi kabar lagi. Masa kanak-kanak Prima dihabiskan untuk membantu neneknya, mencuci baju di rumah Toni. 

Dulu dia selalu menelan air liur berkali-kali setiap kali melihat makanan atau mainan yang dimiliki Toni. Semua barang-barang yang tak pernah ia miliki. 

Prima masih ingat ketika mendiang neneknya bilang, Kalau ibumu sudah pulang, kamu akan punya mainan juga seperti Toni. 

Kenyataanya, ibunya Prima tidak pernah pulang, meski Prima sudah berdo'a setiap malam.

Kala itu, Prima duduk melamun seorang diri menangisi ibunya yang tak pulang, di sudut teras rumah Toni. Jangan menangis, kau bisa bermain denganku, kata dari Toni yang masih diingat Prima sampai sekarang. 

Toni memberikan satu mainannya untuk Prima. Sebuah mobil tamiya berwarna biru, sampai saat ini masih Prima simpan. Toni mengajaknya berteman. Sebuah hal yang Prima anggap sesuatu yang mustahil sebelumnya.

Dari situlah, setiap kali Prima datang ke rumah keluarga Jena, Toni selalu mengajaknya bermain. Mereka menjadi teman, meski pada awalnya Prima merasa sungkan. 

Prima anak yang cerdas, biar pun orang tidak mampu. Dia bisa mengimbangi Toni di segala permainan. Termasuk bermain basket.

Prima adalah teman yang menyenangkan. Dia natural, tidak pernah berpura-pura. Jika Toni salah dia akan dengan tegas mengatakannya. Jika dia salah, dia tak sungkan untuk meminta maaf. Hidup terasa lebih menyenangkan ketika mereka sama-sama berbagi lelucon.

Hingga suatu ketika ayah Toni datang ke kediaman Prima. Tepat satu bulan setelah kepergian nenek Prima menghadap sang kuasa. Dia mengutarakan sesuatu yang selalu membuat Prima ingin menitikkan airmata setiap kali mengingatnya.

Bisakah kamu menjaga anakku, sebagai gantinya aku akan membiayai pendidikanmu sampai kuliah. Dan semua kebutuhan yang lain. 

Sebuah tawaran yang harusnya dia tolak. Teman 'menjijikan' macam apa dia, yang bekerja untuk sahabatnya. Harusnya dia bisa lakukan tanpa meminta imbalan, sebab sudah banyak kebaikan yang dia terima dari Toni dan keluarganya.

Namun, apa daya. Prima membutuhkan bayaran. Dia tak punya siapa-siapa lagi. Dia harus berjuang seorang diri. Sejak menerima tawaran itu, Prima harus berada di dekat Toni. Memastikan bahwa dia baik-baik saja, dan harus siap setiap kali Toni butuh bantuan. 

Soal keras kepala, memang Toni juaranya. Meski sedang sakit dia tidak mau menunjukkan, dia berpura-pura sehat. Padahal setiap malam, Prima bisa mendengar dia merintih kesakitan. Oleh karena itu, orangtua Toni membayar Prima untuk menjaganya di luar.

Kita sudah kehilangan masa indah di usia remaja kita Toni. Lo yang harus berjuang untuk menyelamatkan hidup lo sendiri. Sedang gua yang terus menelan pil pahit dari sejak awal gua mengerti dunia. 

Kehilangan kasih sayang ayah dan ibu, kehilangan satu-satunya orang yang menyayangi gua sepenuh hati. Dan mungkin kelak, gua akan kehilangan sahabat. 

Hidup itu sulit dipahami, bukan? Ketika lo merasa yang paling malang nyatanya ada orang
lain yang lebih malang dari lo.

***

Toni merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia gulung sedikit lengan kaus panjang yang tadi ia kenakan. Ck! Dia mengumpat. Lengannya lebam lagi. 

Tubuhnya juga terasa sangat lemas, rasanya seperti orang yang terserang flu berat.
"Toni...." Ibunya mengetuk pintu kamar anaknya. Toni tak bisa menjawab, ia merasa sangat lemah. "Ibu masuk, ya."

Jena melangkah masuk. "Kamu gak apa-apa, Sayang?" tanyanya saat berada di samping Toni.
"Gak apa-apa, Bu, cuma sedikit pusing."
"Minum obatnya dulu." Jena membantu Toni duduk sambil menyodorkan obat dan segelas air.
"Prima mencari kamu tadi, lain kali kalau mau pergi ajak Prima. Supaya ibu bisa tenang."
"Kasian Prima," kata Toni usai meneguk air, "biarin dia istirahat hari ini. Semalam karena Toni minta bantuannya, dia sampai pulang larut."
"Apa, kita perlu tambah satu orang lagi untuk membantu Prima?" Jena membuat sebuah penawaran.
"Gak perlu. Prima aja udah cukup buat buntutin Toni kemana-mana."

Toni kembali berbaring. "Besok Toni mau sekolah."
"Apa gak sebaiknya kamu home schooling aja? Supaya kamu punya lebih banyak waktu untuk istirahat."

Alis Toni nampak menyatu. Apa ini maksudnya, dia akan dikurung seharian di rumah? Rasanya seperti diisolasi dari lingkungan. Memangnya dengan istirahat seharian, penyakit ini bisa sembuh? Toni butuh kebahagiaan supaya bisa melupakan penyakitnya.
Sorot mata Toni menunjukan penolakan.

Jena menangkap maksud dari sorot mata anaknya. "Baik. Ibu gak maksa. Yang penting, lain kali kalau kamu mau keluar kasih tau Prima juga. Supaya dia bisa tetep pantau kamu. Yah, Sayang...."
Toni mengangguk, dan lantas kembali merentangkan tubuhnya di tempat tidur. 

Sesaat kemudian, Jena menatap Toni lamat-lamat.
"Jangan lihat anakmu begitu," pinta Toni.
Jena menghela nafas. "Kamu tau, Toni, Ibu mencintaimu." Dia mengusap pipi sebelah kiri Toni. Dilihatnya wajah tampan putranya yang selalu tampak pucat.
Toni mengambil tangan ibunya, kemudian ia lekatkan di dadanya. "Toni juga sayang ibu," katanya seraya tersenyum.
Mata Jena mulai berkaca-kaca.
"Dan sekarang, Toni minta supaya ibu berhenti bersikap begini. Karena itu justru membuat Toni takut."
Jena menganguk. "Ibu mengerti."
Jena mengecup kening Toni. "Ibu menyayangimu," bisiknya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • yurriansan

    @suckerpain_ wah terimakasih udah mampir. makasih juga sarannya, kbtulan ini memang masih tahap revisi. :D

  • suckerpain_

    Seru, kak, ceritanya. Bagus. Bau-bau sad ending sejak baca judul. πŸ˜‚πŸ™ dan kalau boleh saran, dialog tagnya mungkin bisa lebih diperhatikan, kak. Love it 😊😊

  • yurriansan

    @dxpearloke ini aku masih revisi, nnti saranmu bisa aku pertimbangkan. jarang nemu typo? kbtulan chptr 1 smpe 4 baru aku revisi. wkwkwk.
    semangat buatmu juga

    Comment on chapter GAGAL
  • dxpearl

    Btw, aku udah baca tapi baru sampe chapter 2 eheheh XD hmmm lumayan seru ceritanya :) aku juga jarang nemu typo dong wkwk belum nemu sih XD tapi kalau boleh saran, paragraf yang panjang banget itu mungkin bisa dibagi jadi beberapa supaya nggak terlalu capek bacanya ehehe

    Comment on chapter GAGAL
  • yurriansan

    @Riyuni iyaa bisa d bilang begitu. Mksh udh mmpir

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @Riyuni

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @aiana kbtulan sad ending...
    Tp tgahnya aku buat lucu. Biar.hatimu berglombang bacanya :D

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • Riyuni

    dari judulnya sudah bisa di tebak akhir ceritanya..
    sedih.

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • aiana

    jadi mampir,,, seru juga nih dua sahabat ini. Masih belum ketemu sama Toni. Otw,
    semoga tidak sad ending. hehe.

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @dreamon31 ayo tebak siapa. Sedih? Iya dan ada humor nya jga. Msh tahap revisi jga. Trims sdh mmpir d crtaku

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Raha & Sia
3192      1221     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
My Universe 1
3914      1302     3     
Romance
Ini adalah kisah tentang dua sejoli Bintang dan Senja versiku.... Bintang, gadis polos yang hadir dalam kehidupan Senja, lelaki yang trauma akan sebuah hubungan dan menutup hatinya. Senja juga bermasalah dengan Embun, adik tiri yang begitu mencintainya.. Happy Reading :)
Help Me to Run Away
2521      1107     12     
Romance
Tisya lelah dengan kehidupan ini. Dia merasa sangat tertekan. Usianya masih muda, tapi dia sudah dihadapi dengan caci maki yang menggelitik psikologisnya. Bila saat ini ditanya, siapakah orang yang sangat dibencinya? Tisya pasti akan menjawab dengan lantang, Mama. Kalau ditanya lagi, profesi apa yang paling tidak ingin dilakukannya? Tisya akan berteriak dengan keras, Jadi artis. Dan bila diberi k...
A & B without C
252      223     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
Klise
2966      1135     1     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
School, Love, and Friends
18041      2829     6     
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?
Meet Mettasha
252      201     1     
Romance
Mettasha Sharmila, seorang gadis berusia 25 tahun yang sangat senang mengkoleksi deretan sepatu berhak tinggi, mulai dari merek terkenal seperti Christian Loubotin dan Jimmy Choo, hingga deretan sepatu-sepatu cantik hasil buruannya di bazar diskon di Mall dengan Shabina Arundati. Tidak lupa juga deretan botol parfum yang menghiasi meja rias di dalam kamar Metta. Tentunya, deretan sepatu-sepat...
When I Was Young
8908      1844     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
Memoar Damar
6044      2782     64     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)
Stay With Me
182      154     0     
Romance
Namanya Vania, Vania Durstell tepatnya. Ia hidup bersama keluarga yang berkecukupan, sangat berkecukupan. Vania, dia sorang siswi sekolah akhir di SMA Cakra, namun sangat disayangkan, Vania sangat suka dengan yang berbau Bk dan hukumuman, jika siswa lain menjauhinya maka, ia akan mendekat. Vania, dia memiliki seribu misteri dalam hidupnya, memiliki lika-liku hidup yang tak akan tertebak. Awal...