Loading...
Logo TinLit
Read Story - RAHASIA TONI
MENU
About Us  

"TONO NELPON lo?!" Maya nyaris tak percaya. Sesaat setelah Toni menutup telponnya tadi, Kinanti langsung menghubunginya.

"Iya. Jangan histeris begitu, dia menelpon karena mau menyuruh. Menurut lo, gua harus gimana?"

Hening. Tandanya, Maya tengah berpikir.
"Lo temuin aja dia, habis itu bilang kalau lo sibuk jadi gak bisa lama. See, mudah, 'kan?" katanya sesaat kemudian.
"Ooh!" Kinanti mengangguk.
"Eh tapi...." Maya mulai memikirkan satu hal. "Lumayan juga, nih, lo bisa nge-date sama cowok cakep hari Minggu."
"Jangan ngejek, May!" kata Kinanti.

Dari nada bicaranya Maya bisa menilai kalau dia sedang kehilangan rasa percaya diri.

"Lo tau, May, setiap kali gua jalan di dekatnya. Gua merasa seperti Upik Abu."
"Pakai make-up, biar gak dekil."
"Gua gak bisa dandan. Haaah!" Kinanti menutup matanya. "Gua selalu minder tiap di deket Toni."
"Lo bisa dandan, yang natural aja! Pakai make-up yang tipis," ujarnya, "inget, tampil alami itu lebih baik."

Saran Maya ada benarnya. Namun, tetap saja Kinanti masih minder.
"Gimana kalau lo ikut aja, May?" pinta Kinanti.
"Idih ogah! Masa iya, gua jadi nyamuk, mending gua madicure padicure habis itu dengkur di rumah."

Sayang sekali, kali ini Maya tidak bisa membantunya.

"Udah, ah, gua mau beli nasi uduk di depan. Keburu abis nanti. Bye Kinan!"

Panggilan terputus. Kinanti menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menutup wajahnya. Membayangkan bertemu Toni dengan penampilannya buruk. Itu pasti memalukan sekali.

****


Kinanti turun dari angkutan umum. Untuk bisa sampai ke Kafe Star dia harus menyebrang terlebih dulu. Beberapa remaja laki-laki bergaya Emo, perpaduan antara Punk dan Gothic menggoda Kinanti. 

Kinanti jadi sedikit risih, mungkin blush on warna peach yang dia gunakan hari ini membuatnya kelihatan menor.

Kinanti mempercepat langkahnya, saat sampai di depan kafe, dia langsung mendorong pintu dan masuk ke dalam. 

Nafasnya terengah-engah.

Terlihat Toni tengah duduk di sebuah bangku bulat, dengan segelas lemon tea menemani. Ketika Kinanti mendekat ke arahnya,Toni melongo beberapa saat.

"Hai," Kinanti menyapa. Dia pun memberikan senyuman yang kaku di hadapan Toni.

Toni masih memandang Kinanti, sedang yang dipandang jadi salah tingkah dan terus mengalihkan pandangan.

"Kinanti?" tanya Toni dengan ekspresi heran. Sesaat kemudian Toni terkekeh melihat Kinanti menunduk malu.

"Apa-apaan ini? Lo pakai make- up?" tanya Toni seraya terkekeh.

Kinanti menunduk malu.

"Gua kira lo tadi, ibu-ibu mau arisan." Toni menutup mulutnya.

Rasa percaya diri Kinanti hilang sembilan puluh sembilan persen ketika Toni bilang begitu. Sorot matanya berbeda dari ketika dia awal datang.

"Ah udah gak usah dipikirin. Mau penampilan lo gimana, yang penting kerjaan lo beres."
"Kita pergi sekarang!" Toni mengajak Kinanti pergi. 

Kinanti memandang pintu kaca yang memantulkan bayangannya dan Toni. Toni memang keren, hanya mengenakan kaos oblong dan celana jeans saja, dia sudah terlihat menawan. Kinanti mendesah, ingin rasanya dia mencari air untuk membasuh wajahnya. Supaya dia bisa kelihatan seperti biasa.

***

Kinanti berjalan satu meter di belakang Toni. Dia tidak sanggup berjalan di samping Toni, yang dari tadi terus menarik mata para gadis.

"Katanya mau ada perlu, bilang aja sekarang ..." kata Kinanti setengah berteriak. Dia harus melakukan itu. Karena di jalan, suaranya kalah dari bising kendaraan yang lalu lalang.
"Gua berubah pikiran, kita ke toko buku aja dulu," kata Toni sambil tetap berjalan.

Toni sama sekali tidak menoleh kebelakang, ke arah Kinanti maksudnya. Harusnya dia sadar bahwa kata-katanya tadi membuat Kinanti jadi minder jalan bersampingan dengannya. 

Oh iya, di era tahun 2000-an awal, yang namanya kaset VCD bajakan masih marak. Salah satu penjual VCD bajakan tersebut ada yang memutar lagu dari band Idola Kinanti. Peterpan, dengan vokalisnya yang kharismatik Ariel.

Kinanti berhenti sejenak, mendengarkan lagu itu sambil memandang wajah vokalis dari layar TV 12 inch.

"Hai manis, yang tadi lewat, 'kan?" sapa anak-anak yang tadi bergaya Emo. 
Kinanti menyeringai, rasanya tidak sopan kalau langsung kabur.
"Boleh tau, gak, namanya siapa?" salah satu dari mereka mengulurkan tangan.

Alih-alih menyambut, Kinanti justru menyembunyikan tangannya ke belakang, dengan senyum yang dipaksakan.

"Ayo dong, jangan jual mahal gitu. Nanti gak laku, looh," kata salah satu dari mereka diikuti gelak tawa setelahnya.

Apa yang terjadi selanjutnya, sungguh diluar dugaan Kinanti. Toni kembali dan menepis tangan salah satu dari mereka. Wajahnya terlihat kesal, bahkan sebelum menghardik mereka, Toni sempat melotot pada Kinanti. 
"Oh sial, kita cuma pingin kenalan, itu aja."
"Cari yang lain, dia sama gua!" kata Toni.
"Santai, Bro!" salah satu dari mereka memepet Toni.

Toni tetap tak bergeming, sorot matanya masih menunjukan bahwa dia menantang mereka. Sebenarnya itu termasuk kategori pemberani atau bodoh? 

Harusnya Toni tahu jumlah mereka banyak, sedang Toni hanya sendiri. Jika mereka melawan, mungkin Toni yang justru kalah. 

Kinanti menjadi takut. Takut, jika mereka menyerang Toni.
Apa yang bisa dia lakukan? Mengajak Toni pergi dan mengalah saja? rasanya tidak mungkin.

"Oh, halo ... halo ..." Kinanti menerobos mereka. "Halo, Bu? Sinyal di sini jelek. Tunggu sebentar Kinan mau cari tempat yang bagus."

Dia tidak bisa mengajak Toni langsung, harus menggunakan cara lain agar Toni mau pergi dari situ. Pura-pura mendapat telpon dari ibunya, itu ide yang ia dapat.

Melihat Kinanti pergi, Toni urung berdebat dengan mereka. Dia putuskan untuk menyusul Kinanti. Saat dia semakin dekat, Kinanti justru mempercepat langkahnya. 

Toni coba kejar, Kinanti tetap berusaha menghindar. Toni menarik tas selempang yang Kinanti gunakan.
"Lo menghindar dari gua?" tanya Toni.

Kinanti hanya diam, wajahnya nampak takut melihat Toni sedang marah padanya.
"Sadar atau nggak, gua habis membela lo tadi. Harusnya lo bilang terimakasih!" Toni marah.

Kinanti menarik tasnya supaya lepas dari cengkaraman Toni.
"Makasih!" jawab Kinanti dengan suara bergetar.
"Lagian, lo jalan jauh di belakang gua. Kenapa?"
"Karena...." Bola mata Kinanti tampak berputar ke kanan dan ke kiri. "Karena...." Dia mengulangi kata yang sama. "Oh! karena lo bilang tadi gua kaya ibu-ibu. Makanya gua gak mau jalan di samping lo."

Padahal alasan sebenarnya bukan itu. Mungkin akan lebih baik jika Kinanti katakan saja pada Toni bahwa jantungnya berdetak sangat kencang saat di sampingnya. Dengan begitu Toni tidak akan merasa Kinanti merajuk padanya. 

Toni terus memandang Kinanti dengan tatapan mata yang tajam, membuat wajah lugu Kinanti dihiasi keringat dingin. Toni juga masih mengatur nafasnya, agar lebih tenang. 

Kinanti tidak tahu apa yang membuat Toni marah, karena dia menghindar atau karena mereka tadi.

Toni mengerling ke sekitar.
"Tunggu disini sebentar,"ujarnya.
Dia meninggalkan Kinanti dan nampak mendatangi salah satu dari penjual CD bajakan. Tak lama dia kembali membawa seutas tali plastik.

Dia menghela nafas sejenak. "Sini tangan lo!" perintahnya.
Kinanti menurutinya, meski ia tak tahu apa yang akan Toni lakukan. 

Toni kemudian membuat simpul di tangannya dan tangan Kinanti.
"Kalau lo gak mau jalan di samping gua, its ok!" kata Toni, sambil sibuk menyelesaikan simpulnya. "Lo juga harus tau, kalau gua laki-laki terhormat dan gak sembarangan menggandeng tangan perempuan. Jadi, simpul ini buat mengamankan lo. Kalau ketinggalan jauh, gua bisa langsung tau," kata Toni sambil menunjukkan simpul di tangannya dan tangan Kinanti.

Simpul dari tali plastik ini membuat Toni tetap bisa menjaga Kinanti, sekalipun mereka berjarak. Ketika Toni melangkah, tali plastik itu seolah menarik Kinanti. Meski Toni mengikat dengan gayanya yang angkuh, entah kenapa Kinanti merasa ini adalah yang teromantis yang pernah ia rasakan. 

Terang saja, Kinanti gadis yang menyukai Toni sejak awal dia melihatnya. Yah, bukan Kinanti saja. Bisa jadi hampir semua murid di sekolahnya. 

Merasa dilindungi Toni seperti ini, hatinya tentu senang. Hei waktu, melambatlah supaya aku bisa bersamanya. seperti ini. Lebih lama.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (36)
  • yurriansan

    @suckerpain_ wah terimakasih udah mampir. makasih juga sarannya, kbtulan ini memang masih tahap revisi. :D

  • suckerpain_

    Seru, kak, ceritanya. Bagus. Bau-bau sad ending sejak baca judul. πŸ˜‚πŸ™ dan kalau boleh saran, dialog tagnya mungkin bisa lebih diperhatikan, kak. Love it 😊😊

  • yurriansan

    @dxpearloke ini aku masih revisi, nnti saranmu bisa aku pertimbangkan. jarang nemu typo? kbtulan chptr 1 smpe 4 baru aku revisi. wkwkwk.
    semangat buatmu juga

    Comment on chapter GAGAL
  • dxpearl

    Btw, aku udah baca tapi baru sampe chapter 2 eheheh XD hmmm lumayan seru ceritanya :) aku juga jarang nemu typo dong wkwk belum nemu sih XD tapi kalau boleh saran, paragraf yang panjang banget itu mungkin bisa dibagi jadi beberapa supaya nggak terlalu capek bacanya ehehe

    Comment on chapter GAGAL
  • yurriansan

    @Riyuni iyaa bisa d bilang begitu. Mksh udh mmpir

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @Riyuni

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • yurriansan

    @aiana kbtulan sad ending...
    Tp tgahnya aku buat lucu. Biar.hatimu berglombang bacanya :D

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • Riyuni

    dari judulnya sudah bisa di tebak akhir ceritanya..
    sedih.

    Comment on chapter PENGORBANAN
  • aiana

    jadi mampir,,, seru juga nih dua sahabat ini. Masih belum ketemu sama Toni. Otw,
    semoga tidak sad ending. hehe.

    Comment on chapter PROLOG
  • yurriansan

    @dreamon31 ayo tebak siapa. Sedih? Iya dan ada humor nya jga. Msh tahap revisi jga. Trims sdh mmpir d crtaku

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Lavioster
4095      1146     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
4489      1711     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...
REVIVE TIME
4348      1355     9     
Mystery
Kesalahan ada pada setiap orang. Kesalahan pernah terjadi pada setiap orang. Bagaimana caramu memperbaiki kesalahan di masa lalu? Yah, mungkin memang tidak bisa diperbaiki. Namun, jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu akankah kamu memperbaikinya?
you're my special moments
2806      1126     5     
Romance
sebenarnya untuk apa aku bertahan? hal yang aku sukai sudah tidak bisa aku lakukan lagi. semuanya sudah menghilang secara perlahan. jadi, untuk apa aku bertahan? -Meriana Lauw- tidak bisakah aku menjadi alasanmu bertahan? aku bukan mereka yang pergi meninggalkanmu. jadi bertahanlah, aku mohon, -Rheiga Arsenio-
The Bet
17429      2737     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
Bintang Biru
3054      1086     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Kumpulan Quotes Random Ruth
2124      1119     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
Intuisi
4052      1254     10     
Romance
Yang dirindukan itu ternyata dekat, dekat seperti nadi, namun rasanya timbul tenggelam. Seakan mati suri. Hendak merasa, namun tak kuasa untuk digapai. Terlalu jauh. Hendak memiliki, namun sekejap sirna. Bak ditelan ombak besar yang menelan pantai yang tenang. Bingung, resah, gelisah, rindu, bercampur menjadi satu. Adakah yang mampu mendeskripsikan rasaku ini?
LARA
8827      2139     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
Bandung
25247      3170     6     
Fan Fiction
Aku benci perubahan, perubahan yang mereka lakukan. Perubahan yang membuat seolah-olah kami tak pernah saling mengenal sebelumnya - Kemala Rizkya Utami