Kata kata itu terus terngiang di telinga tania.
"Tata "panggil trian sambil melambai lambaikan tanganya
Tania tersenyum sambil membalas lambaian tangan trian
Mungkin ini terkahir kalinya tania bisa melihat trian tersenyum sambil medribel bola bersama para sahabatnya, setelah lulus trian sering menghabiskan waktu untuk bermain basket di kediaman juna seperti saat ini tania tengah menyaksikan trian bermain basket.
"Nih minum "ucap tania kepada trian yang menghampirinya dengan keringat bercucuran.
"Makasih pacar "
"Hem"
"Ta dua hari lagi aku ke jerman "
"Semangat trianku "ucap tania berusaha kuat
Setelah kelulusan trian sudah tidak menyandang sebagai anak remaja labil lagi kini ia telah memasuki dunia yang sesungguhnya, sementara ini tahun terakhir tania menyandang sebagai seorang remaja yang masih bisa bersenang senanga.
Trian di nyatakan lulus dalam SNMPTN dan masuk di perguruan tinggi negeri yang ia ingin kan hanya saja semua itu sia - sia karena dirga sang ayah bersihkeras agar sang anak melanjutkan kuliah di luar negeri dua hari lagi trian akan meninggalkan tania ia percaya semua ayah menginginkan yang terbaik untuk sang anak mungkin ini adalah cara ayah trian untuk memberikan yang terbaik bagi sang anak meski keputusan itu membuat hati tania terasa begitu sakit tapi apa boleh buat semuanya harus ia terima.
"Jangan sampe lost contact yah ta, gue bakalan kangan banget pastinya sama lo"
"Iya tri "ucap tania
"Nganter aku kan kebandarakan ?"
Tania terdiam "i.. Iya nganter kok, masa pacar mau pergi gak di anter "ucap tania ragu.
"Makasih sayang "ucap trian sambil mengacak acak rambut tania
"Sayang? Wah first loh ini trianku manggil sayang ,ini bakalan jadi yang pertama dan terakhir tri buat kamu manggil aku sayang "
"Inget aku gak ada jaga mata "
"Yang ada kamu disana banyak bule bule yang seksi loh "
"Gak lah tetep TITANIA MELVADRINA yang ada di hati ini "
"Ah basi "
Keduanyapun menghabiskan waktu untuk saling bercanda gurau.
***
Tepat hari adalah hari keberangkatan trian satu jam lagi ia akan lepas landas meninggalan tanah kelahirnya tapi sosok yang ia tunggu tak kunjung datang hingga suara yang memberikan pengumuman kepada semua penumpang agar segera bersiap - siap telah terdengar
"Trian "triak seorang gadis.
Senyum di wajah trian mengembang tetapi semua itu sirna saat dia berbalik dan ternyata seorang gadis yng memanggilnya bukanlh gadia yang ia tunggu.
"Loh rei lo dateng sendiri "
"I... Iya gue sendiri"
"Tania mana? "Tanya trian yang menampilkan raut wajah kecewa
"Ma... Maf yan gue kesini karena ada titipan dari tania" reina memberikan sebuah amplop putih entah berisikan apa.
"Ini apa? "
"Nanti lo juga tau ,hari ini nyokap tania ada jadwal checkup dia bener bener minta maaf gak bisa nemenin lo "
"Nyokap tania ada chekup ,ya udah bilangin kedia gak apa apa "Trian tampak bicara begitu santai walupun sebenarnya hatinya begitu berharap tania bisa datang
"Iya yan "
"Jangan lupa Bilangin ke tania gak papa dia gak bisa anter gue, gue ikut ngerasa seneng buat kabar nyokapnya rei oh iya bilngin ke tania kalau gue udah sampai gue bakalan vidiocall dia lewat Skype yah "
"Eh... Iy.. Iya gue bakalan bilangin "
"Makasih rei "
Maaf yan, gue ikut ikutan bohongin lo padahal nyokap tania gak ada jadwal checup dari seminggu yang lalu, alesan tania gak dateng kesini gue juga gak tau kenapa yan yang jelas gue yakin ada hubunganya waktu ayah lo ngajak ketemuan sama tania.
"Hei rei kok lo malah bengong "
"Eh enggak, ya udah gue balik yah hati hati"ucap reina
"Hati hati bro "ucap jemie
"Jangan lupain gue bang "jun dengan alaynya langsung memeluk trian.
"Hati hati woi jangan lupa balik bawa oleh oleh "
Semuanyapun larut dalam perpisahan.
"Trian ayo "ucap dirga dengan suara beratnya.
Trian pun melambai lambaikan tanganya, meski kekecewaan menyertainya tapi setidaknya ia tahu alasan kekasinya tidak bisa datang untuk mengantar kepergianya.
"Papah udah bilang dari tadi gak usah nunggu tania dia tidak akan datang Bara, karena gadis itu tidak mencintai kamu "
"Mas "marwah menegur sang suami
"Ya udah trian pamit ya mah pah "
"Hati hati sayang "marwah dengan berat hati melepas putra sematawayangnya untuk pergi
"Trian jangan lupain gue yah "ucap sabel, ya jangan lupa sabelia akan selalu ada di samping trian sampai perjodohan itu di batalkan.
Trian telah masuk kedalam pesawatnya setelah beberapa menit akhirnya pesawat yang di tumpangi oleh trian telah lepas landas, laki laki itu benar -benar telah pergi di bawa eh burung besi yang terbang mengudara di langit.
Di kamarnya tania terus menangis sambil memandangi sebuah foto dirinya bersama seorang laki laki yang tak lain adalah trian
"Ta udah dong jangan nangis "ucap alvina yang berada di sampingnya berusaha menenangkan
"Serius vin gue gak siap kehilangan dia tapi semuanya udah terlambat "
"Lo udah ngelakuin hal yang baik tan demi trian demi keluarganya terutama demi ayahnya yang minta sama lo "
Hari dimana trian pergi, hari itupun menjadi hari kepergian tania juga kesuatu tempat bersama sang ibu tak ada tang mengetahui kemana tania pergi kecuali Alvina dan Alvino tapi kedua orang itupun akan selalu bungkam karena itu adalah permintaan dari tania.
Di dalam pesawat trian mulai membuka sebuah amplop yang di berikan oleh reina, saat di buka Trian mendapati sebuah surat dan sebuah foto dirinya bersama tania saat di sebuah mall, kebetulan itu adalah foto terakhir mereka yang di abadikan
Belum apa apa gue udah kangen lo ta
Ia mulai membuka dan membaca surat tersebut
Untuk DIMITRIAN BARADIRGANTARA
Saat kamu membuka surat ini aku yakin kamu telah pergi ,baik baik disana Tri smoga kamu bahagia selalu disana tanpa aku
Kalimat terakhir membuat trian merasa ada yang aneh iapun melanjutkan untuk membaca.
Tri Terima kasih untuk semua yang kamu kasih buat aku, sayang? Jujur aku sayang banget sampa kamu tapi takdir berkata lain. Lanjutkan hidupmu tri kejar cita citamu bahagiakan om dirga dan tante marwah mereka berdua adalah orang tua terbaik ,maaf karena aku gak dateng buat nganter keepergian kamu
Saat mentari hidupku mulai redup
Dengan gagah seseorang datang memberi pelita
Ia datang tanpa ku minta
Dan kini ia pergi membuat hatiku perih
Kepergianmu ,kehilangan untukku
Takdir telah mengatur semuanya
Ia mengatakan kita tidak bisa bersama
Meski hanya saling menyapa
Kamu adalah sosok yang tak terlupa
Tapi aku akan mencoba menghapus
Menghapus semua kenangan yang ada
Meski kau tak meminta
Maaf kita tidak bisa bersama
Trian mengerenyitkan dahinya, puisi itu ia sungguh tak mengerti mengapa tania menuliskan semua itu, iapun mulai membaca kalimat berikutnya
Seperti foto yang aku sertai itu adalah foto terakhir yang kita abadikan dan foto itu juga akan menjadi foto terakhir aku sebagai kekasihmu
Trian aku tau kamu tidak pintar dalam berkata tapi aku yakin kamu paham maksud puisi itu, ya Dimitrian melalui tulisan ini aku hanya ingin mengatakan lupakan aku si gadis remaja yang biasa, sudahi semua yang telah terjadi mulai saat ini kamu dan aku bukan lah kita kembali ,jagadirimu jika takdir mengijinkan kita akan bertemu di suatu tempat yang tak terduga selamat tinggal pangeran yang pernah hadir di hidupku, jaga diri baik baik, lupakan aku karena akun bukan yang terbaik.
Tertanda
Titania melvadriana.
Dimitrian meremas kertas tersebut, dan menjambak frustasi rambutnya, ia baru paham isi dari surat tersebut adalah tania memutuskan hubungan mereka secara mendadak, yang ia bisa lakukan saat ini adalah ia berharap itu adalah sebuah prank
Setelah pesawat mendarat trian mencoba menghubungi tania tapi tak ada respon apapun membuat laki laki itu frustasi .
Satu minggu berlalu trian mecoba menjalani hidupnya seperti biasa, menjadi trian seperti dulu sebelum bersama dengan tania. Begitupun tania ia memulai semuanya dari awal di suatu tempat tanpa sosok yang ia kenal.
Kisah cinta keduanya telah berakhir, tapi takdir telah mengatur semuanya