Dimitrian orang yang ia harap percaya padanya ternyata malah ragu, kemana ia harus berlabuh kemana ia harus bersandar saat ini air mata terus berjatuhan dengan derasnya.
Waktu Tania memutuskan untuk pergi tanpa kesengajaan di jalan ia bertemu peter entah laki laki itu akan ke mana yang jelas ia turun dengan gagahnya dari motor kesayangannya masih beralmamater khas seoang mahasiswa. Siapa sangka peter dulunya adalah seorang badboy, bahkan ia adalah ketua geng motor dan satu lagi ia adalah seorang playboy yang handal mungkin semua kelakuanya itu masih sama sampai sekarang hanya ya cap sebagai playboynya sedikit menghilang
"Tania lo kenapa? "Dengan raut wajah bngung ia melparkan pertanyaan.
Tania menyeka air matanya mencoba menyembunyikan kesedihanya " gue? Kenapa?.
"Itu mata lo sembab gitu "
"Mana ada orang gue kelilipan "
"Oh, terus lo kenapa disini? Bolos? Mau ngikutin jejak gue lo? "
Satu hal yang Tania tahu tentang peter ia adalah jenis laki - laki kurang peka bahkan sulit untuk peka.
"Gu.. Gue tadi mau- "tania mencoba berfikir untuk memberikan alasan yang tepat untuk peter. "Mau motocopy tapi kertasnya ketinggaln ya udah gue males balik lagi ah kepo lo "lanjut tania menambahkan
"Suka -suka, ya udah gue mau ngampus dulu deh ya nanti bokap gue ngamuk kalau gue gak lulus tepat waktu "
"Pet anter gue pulang dulu mau gak? "
"Ayo naik apa sih yang gak buat lo "
"Hah basi "
Speda motor milik peterpun melanju berbaur bersama pengguna jalan raya lainya.
Tidak lama hanya 20 menit mereka telah sampai tepat di depan rumah Tania
"Siap makasih bang ojol "tania turun
"Mana ada ojol gans gini "
"Ada kok lo aja gak kudet "
"Hahhaha iya iya, ya udah gue pamit tan "
"Hati hati pet "
Peter hanya mengagukan kepalanya setelah itu melajukan motornya dan menghilang di tikungan.
Suasana rumah Tania begitu sepi membuat gadis itu semakin merasakan sendiri ia melirik sekilas ke arah rumahnya setelah itu pergi hanya ada satu tempat yang selalu ia datangi disaat keadaanya seperti ini Rumah pohon dekat danau.
Masih dengan perasaan yang tak tentu Dimitrian nekat pergi ke rumah Tania memastikan gadis itu ada di rumah.
Tukk... Tuk... Dengan hati hati trian mengetuk pintu sebuah rumah bercat abu abu itu.
Tak lama seorang ibu - ibu paruh baya membukakan pintu "cari siapa yah? "Tanya nya.
"Sore tante, saya cari Tania ada? "
"Tania? Gadis itu belum pulang, mungkin gak akan pulang hari ini "
"tante itu- "
Seakan paham pertanyaan yang akan di lontarkan oleh trian wanita itu menjawabnya.
"Saya ibu tirinya Tania, kalau kamu mau cari dia mungkin di rumah sakit atau gak di rumah temanya "ucapnya setelah itu menutup pintu begitu saja.
Trian menrogoh sakunya mengeluarkan benda pipih yang akan bisa menghubungkannya dengan seseorang.
Dimitrian : Vin Tania sekarang ada di rumah lo?
Alvina arsayakila sasmitha : gak ada tuh, lo udah ke rumahnya kalau gak ke temen temennya?
Alvina asrsyakila sasmitha : di rumah sakit juga gak ada kqta bokap gue
Dimitrian : gue udah nyari ke rumahnya tapi gak ada, ke temen temenya sama aja gak ada yang tau, sumpah gue khawatir dia kecewa kayaknya sama gue.
Alvina arsyakila sasmitha : cari di rumah pohon deket danau, lo masih di rumahnya tania kan? Deket dari situ lo lurus aja biasnya tania suka kesana.
Trian hanya membaca saja pesan dari alvina. Ia menuruti arahahan yang di berikan alvina dan berhasil ia menemukan tempat tersebut matanya mencari cari keberadaan tania tapi tetap saja gadi itu tidak ada, mungkin tania tidak ada di sana itulah opininya tetapi saat hendak pergi matanya melihat sebuah sosok di balik pohon yang sedang melemparkan kerikil kerikil kecil kearah danau, seulas senyum terukir di wajah trian laki laki itu mendekat dan lamgsung ikut duduk bersandar pada pohon besar tersebut.
Tania belum menyadari ada sosok laki laki yang berada di sampingnya hingga trian tak sengaja memegang sebuah ranting kecil. Tania segera menoleh dan buru buru menghapus sisa air matanya.
"Trian "
"Hai pacar "ucap Trian tersenyum
Tania bangkit, dia tidak mau melihat trian hari ini tapi langkahnya kalah lebih cepat dari pergerakan tangan trian yang menarik lenganya.
"Tan gue minta maaf, sumpah gue minta maaf gue bego gue cowok bego tania gue bego "trian terus saja merutuki dirinya di depan tania.
"Trian -"
"Dengerin gue dulu tania, gue cewok bego yang gak percaya sama pacar gue sendiri gue minta maaf tania, maafin gue "
Ada segurat ketulusan dimata Trian yang Tania lihat dan penyesalan juga.
Tania tidak bisa berkata kata apalagi, semarah apapun ia tetap laki laki di hadapnya ini sudah membuatnya merasa hidup kembali meski telah menyakiti.
Tatatapan keduanya bertemu
Trian langsung merengkuh tubuh tania agar masuk kedalam dekapanya, tqngusan tanialun pecah seketika.
Semua kembali baik - baik saja, trian adalah laki - laki yang mampu membuat tania kesal, sedih dan bahagia secara bersamaan dengan caranya ia mampu memhuat semua beban yang tania pikul itu berjatuhan secara perlahan.
Keduanyanya masih setia menatap air danau yang tenang masih dengan tangan yang bergandengan.
"Tania "
"Iya "
"Maafin gue kare- "
"Udah ah minta maaf terus, berasa lebarab tau gak sekali lagi minta maaf gue jodohin sama mimi peri mau? "
"Iya - iya, lo gak mau cerita? "
"Cerita apa? "Sebenarnya tania tau arah pembicaraan trian "kok lo tau sih tempat ini? "Tania mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Tau dari Alvina "
Mata tania membulat "loh kok bisa kenal? "
"Gue nyari tau soal om om yang foto bareng lo dan si dion baru nyadar kalau pria di foto itu om dia ya udah berhubung si kembar sahabat lo gue nyari tau dan benerkan semua kunci jawaban ada di dia "
"Vi... Vina gak ngomong macem - macem kan? "Tanya tania penasaran ia takut alvina membingakr semua masalahnya meskipun sosok Dimitrian bukan lah orang asing lagi baginya.
Tangan trian terulur begitu saja mengacak acak rambut Tania yang terurai sebahu
"Gak kok, dia gak ngomongin aib aib kamu pas kecil "sungguh trian meledek tania
"Ih ngomongnya gak usah alay gitu deh, sebel "tania mengerucutkan bibirnya.
"Iya - iya tan dengerin gue "nada bicara trian mulai menampakan keseriusan "gue udah tau semua masalah lo tania, kenapa lo gak pernah cerita apapun sama gue lo anggap gue apa? Gue pengen lo ngagep gue pacar sekaligus sahabat yang bisa lo bagi cerita setiap saat tania "
"Dimitrian, gue takut, takut lo ngejauh kalau tau gue anak broken home karena gue gak mau lo pergi dari samping gue trian lo adalah laki - laki pertama yang sanggup ngebuat gue serasa hidup "
Trian menggenggam tangan tania "gue gk akn ninggalin lo sendiri tania, you are the best girl tania, dont cry again please see and listen me tania "kata trian "walaupun suatu saat ada permasalahn di antar kita gue akan selalu ada buat lo, maaf kalau gue sering buat lo kecewa tania but you is my everthing.
Tania tersenyum dengan manisnya, sambil menganggukan kepalanya.
"So kalau lo punya masalah cerita ke gue "
Tania mengangguk
"Gue masih gak percaya aja tan, kalau kita udah pacaran, cewek rese yang kerjaanya ngejailin adek kelas kalau gak senior khususnya Sabel, jutek kalau ketemu gue, ngubah nama gue seenak jidatnya itu sekarang jadi cewek gue orang yang gue sayang setelah nyokap "
"Oh masih gak percaya sini di tabok mau pipinya "
"Mau nya di cium "
"Sama sepatu yah"
Trian tersenyum sambil mengacak acak rambut tania
"Kata mama, dulu ada anak cowok so soan masuk geng motornya peter sering balapan motor gaul sama temen - temenya peter padahal dia baru aja kelas 10, eh waktu lagi balapan liar ketauan polisi di kejar deh trus nyungsruk di cium deh sama aspal "penjelasan tania membuat urat malu trian bertambah lebih banyak
Argh mamah nih ya bongkar kenakalan gue dulu.
Dengan eakpresi so santainya trian langsung meledek tania balik "oh jadi gitu yah sekarang udah sering ngobrol sama camer gak bilang bilang "
Gila trian ngomong nya udah camer cameran lulus aja belum tuh kan gue jadi salting.
"Apaan sih camer camer "
"Gue seneng deh caman sama camer akur, tinggal gue lamar jadi deh "
Ledek trian membuat Tania speechless
"Udah ah ngeledek mulu "
"Lagian siapa suruh duluan "
"Yakan gue cuman bahas waktu trian jadi anak bengal "
"Sekarang kan udah enggak tania "
"Iya - iya, awas aja ikut -ikut si peta gue tau di tetanggaan sama lo trian tapi liat aja kalau kaya dulu lagi "
"Lama lama mirip nyokap gue masa "
"Apanya yang mirip? "Tanya tania tak terima
"Cerewetnya "kata trian sambil mencubit pipi tania membuatnya merintih
"Ih sakit tau "
"Maaf deh maaf "trian mengusap usap wajah tania dengan senyum masih terus terpancar dari wajahnya.
"Modus "
"Biarin, tadi lo larang gue kan? Sekarang gue mau ngelarang lo juga "
"Apa? Jangan bilang gak boleh liatin abs jungkook, jangan bilang suruh cerai sama taehyung jangan -"trian membekap mulut tania pelan membuat gadis itu tidak menyelesaikan ucapanya.
"Sut, bukan itu "
"Apa? "
"Jangan deket deket sama peter juga dia mantan lo gue cemburu, jangan deket deket sama juna soalnya gue bisa cemburu juga "
"Oh jadi pacarnya tania ini sekarang udah mulai posesif yah utuk utukkk lutuuunyaaaa "ledek tania dengan tawanya yang pecah.
"Ledek aja terus, ledek liat aja penghulu tau tau udah ada di rumah lo "
"Ngapain, nikahin gue? "
"So tau, orang mau nikahin pembantu gue di rumah lo "
"Ih sumpah nyebelin "tania memukul pelan lengan trian.
"Ya udah yuk pulang, udah sore "
"Baru sore bukan malem "
"Gak baik anak gadis pulang sore terus, ayo pulang "
Tania menghembuskan nafas kemudin bangkit
"Kalau bete vidcall gue aja, jangan suka gak pulang sekarang lo punya gue tania "
Keduanyapun pergi meninggalkan tempat tersebut, dengan sepedah motornya dimitrian mengantar tania sampai rumahnya.
Kamu adalah sosok istimewa dalam hidupku yang penuh drama, kamu bisa membuat sebuah rasa kecewa, sedih dan bahagia itu terjadi saat bersamaan.