Bruk... Tania menabrak seseorang
"Jalan pake mata dong "omel nya yang kemudian bangkit.
"Eh sambel, maaf deh maaf gak sengaja gue "
"Kebiasaan lo ya kalau ngomong seenak jidat, gak liat apa lo sepatu baru gue kotor "ucapanya.
Tania melirik ke arah sepatu yang di kenakan oleh Sabel " maaf lagian di lap juga bersih lebay banget sih "
"Mana ada bersih sini lo yang ngelap "
"Apa? Dih gak mau "
"Harus mau lah lo yang salah "
"Gue udah minta maaf Sabel "ucap pelan Tania
"Tetep aja, oh iya Setan gue gak suka yah lo ngedeketin Trian "
"Gue ngedeketin? Helo apa banget gue ngedeketin si dedemit"
"Halah lo kan keganjenan gue yakin lo pake dukun ka supaya si Trian mau sama lo "
"Dukun? Masih jaman apa yah lagian dengerin nih pake kuping lo gue gak PERNAH NGEDEKETIN TRIAN OKE "
"hebat banget ya lo ngelesnya, gue kasih peringatan ya buat lo sekali lagi gue liat lo deket - deket sama Trian gue gak segan-segan bikin lo gak tenang"ucap Sabel mengancam.
"Dengerin ya Seniorku yang paling gila gue gak takut sama anceman lo, lagian ya gue gak pernah tuh deketin Trian "ucap Tania langsung melangkahkan kakinya.
"Woi gue belum selesai "teriak Sabel
"Lanjutnya kapan - kapan aja ya kak Sambel gue sibuk see you "balas Tania sambil melambai -lambaikan tangannya
Tania akhirnya tiba di kelasnya terlihat suasana telah ramai.
"Pagi cabat-cabat ku "sapa Tania kepada Mili dan Reina yang masih sibuk menyalin tugas dari teman-temannya yang telah meyelesaikan tugas.
"Lo udah ngerjain tugas Tan? "Tanya Reina
Tania hanya memberikan sebuah cengiran
"Gue sih yakin kalau ekspresinya kaya gitu, nih anak belom "ucap Mili masih fokus menyalin.
"Hahaha gud pinter syekaliiii temen gue, liat dong buruan "
"Ah masih banyak, lo liat yang lai dulu "ucap Reina
"Yang lain juga masih pada sibuk nyalin lah dodol "
"Ya udah foto aja "ucap santai Mili.
Tania pun mengeluarkan ponselnya dan memfoto tugas yang telah terselesaikan di buku temannya, Tania ini adalah type murid yang akan mengerjakan tugas jika ia bisa jika tidak dia akan mengabaikan nya karena sudah di bilang Tania bukan gadis cerdas ataupun pintar dia gadis biasa saja.
Ketiganya telah menyelesaikan tugasnya kemudia berkumpul seperti kebanyakan perempuan jika sudah kumpul mereka akan bergosip
"Tan tau gak? "Tanya Mili
Tania menggeleng-gelengkan kepalannya
"Reina masa kemarin di ajak ke rumah kak Jemie terus di kenalin sama nyokap bokapnya kan sweet banget "jelas Mili
Tania tersenyum tulus "gue ikut seneng Rei "ucap Tania sambil menepuk pundak Reina
"Thanks Tan, btw besok gue kayak nya gak masuk deh mau ada acara keluarga gitu "
"Hahah oke deh oleh -oleh "ucap Mili
"Puas puasin deh lo 4ei kumpul bareng keluarga, jangan kaya gue oh iya satu lagi lo harus bersyukur punya orang -orang yang selalu sayang sama lo contohnya kaya Jemie "
" oke deh gue gak akan nyia - nyiain mereka "
Ketiganya saling berpelukan layaknya teletubies
Tak teras suara bel istirahat pun telah berbunyi
"Cus laper "ajak Mili
"Sama gue juga laper ayo deh "ucap Reina
"Ya udah ayo "
Ketiganyapun bangkit untuk segera pergi ke kantin. Saat tiba di kantin suasananya cukup lengang sehingga tak sulit bagi ketiganya untuk mendapatkan meja yang kosong, mereka duduk dengan santai
"Gue yang pesenin deh giliran gue kan? "Tanya Reina.
"Iya nanti kamis depan gue yang jadi pelayan oke "Ucap Mili.
"Somay kan? Tania gak pake kecap, mili gak pake kentang, siipp deh gue pesenin dulu yah "
Reina telah berlalu, rutinitas Tania, Mili dan Reina ya seperti itu mereka kan membagi giliran untuk memesan makanan agar tidak terlalu berdesak -desakan dan juga agar tempat yang mereka duduki tidak di ambil orang.
"Pacar gue kemana? "Tanya Jemie yang baru saja datang bersama Trian dan Dion
"Eh kak Jemie "sapa Mili dengan cengiran khasnya.
"Reina kemana? "Ulang Jemie
"Lagi mesen makanan, duduk aja dulu kak "jawab Tania
"Ya udah gue juga mau mesen dulu deh, Jem, yan kayak biasa kan? "Tanya Dion
Orang yang ditanya menganguk -anggukan kepalanya, sementara Tania masih menatap layar gawainya tanpa ekspresi Trian tentu saja ia masih terus memperhatikanya.
Tania membanting pelan handphone nya diatas meja membuat Mili , Trian dan Jemie terkejut setelah itu Tania bangkit
"Mil gue pergi dulu deh ya mau angkat telepon "
"Dari siapa? "
"Dasar dora "ledek Tania setelah itu pergi kesuatu tempat yang jauh dari keramaian
"Halo om "
"Tania kamu sibuk? Bisa kesini? " ucap seorang pria dari sebrang
"Tania, lagi gak bisa mungkin besok baru bisa om "
"Ya sudah besok om tunggu di tempat biasa "
"Siap om "
Setalah itu panggilan pun terputus, Tania membalikan badannya dan mendapati Juna yang sedang bersandar di sebuah tembok
"Hai kak "sapanya
"Lo... Lo nguping? "Tanya Tania was-was
"Karena gue punya kuping gue bisa ngedenger "
Muka Tania memerah
"Hahaha bercanda gue gak denger kok "
"Ih Junarsihhhhhhhhhhhhh "teriak Tania
"Iya - iya ampun deh "
"Mati sono lo sebel gue "
"Mati - mati aja nanti lo kehilangan junior kaya gue kan ribet "
Tania bergidik ngeri "jijik gue "ucapnya sambil menoyor kepala Juna
"Kak temenin gue yuk"ajak Juna
Tania mengerutkan keningnya "kemana? "
"Maen basket "
"Gak bisa gue, ajak aja sono si dedemit dkk "
"Ahahha bang Trian lagi makan, temen -temen Gue lagi di hukum "
"Kenapa lo gak ikut makan, kalau gak ngikut aja sono di hukum "jawab malas Tania
"Ah ribet, ayo deh nanti kalau lo menang gue teraktir "
"Kalau kalah? "Tanya Tania
"Gampang bisa di pikir - pikir pas di lapang nanti, ayo lah kak "
Tania menghembuskan nafas berat "ya udah "
Juna jalan terlebih dahulu di belakang nya Tania mengikuti, dan kini keduanya elah sampai di lapangan basket yang sedang sepi.
"Nih lo main duluan kak "titah Juna kepada Tania
Taniapun mulai mendribel bolanya menuju ring milik Juna, dengan susah payah karena Juna terus menghalangi sambil berusaha merebut bola yang di dribble oleh Tania belum lagi Tania tidak mahir dalam bermain basket. Bolapun telah berpindah tangan di giring dengan santai oleh Juna menuju ring milik Tania kemudian melempar kedalam ring dan berhasil masuk dengan mulus.
"1-0 kak " ucap Juna
Tania mulai merebut kembali bola di tangan Juna sehingga kini diambil alih oleh nya dengan kemampuan seadanya Tania melompat untuk memasukan bola kedalam ring tetapi tidak masuk.
"Argghhh... Udah gue bilang gak bisa gue maen basket Junarsih "
Tanpa perduli dengan keluhanan yang keluar dari mulut Tania, Juna merebut kembali bola nya dan berhasil mencetak poin kembali.
"Dududu 2 - 0 kak "
"Iya-iya gue tau "
Tania berusaha merebut bola yang berada di gengaman Juna tapi tidak berhasil
"Mangkanya punya badan itu jangan pendek kak "
"Ledek aja Jun abis ini gue gerek lo di tiang bendera "
"Hahaha tiang benderanya yang ada patah gue di gantung di sana "
"Ih Junarsih, udah ah gue ngaku kalah "Taniapun berjalan kemudian duduk dilinggiran lapangan sambil memegang sebotol air mineral yang di belikan Juna
Sementara di kantin Trian merasa cemas karena Tania pergi sudah begitu lama belum lagi gadis itu pergi demgan muka yang kusut seharusnya Trian tidak perlu khawatir karena ini masih lingkungan sekolah tapi tetap saja ia merasa cemas.
"Mil temen lo kok lama banget? "Tanya Trian
"Gak tau kayaknya langsung balik ke kelas deh "
"Ya udah gue mau cari Tania dulu yah "Trian pun telah berlalu
"Kak Trian kenapa? "Tanya Mili
"Dia kan suka sama Tania "ucap Jemie keceplosan
"Apa ,kamu ngomong apa? "Reina yang berada di smaping Jemiepun langsung melemparkan pertanyaan
Jemie merutuki dirinya yang keceplosan"Eh itu Trian... "
"Kak Trian kenapa? "
"Suka sama Tania "jawab santai Dion
"Seriusan? Yah Mili potek dong "ucap Mili
"Seriusan Jem? "Tanya Reina memastikan
Jemie menganguk dan anggukanya itu membuat Reina tersenyum senang.
Saat melewati lapangan untuk mencari Tania, Trian melihat dua orang sedang bercanda ia tidak bisa bohong bahwa dirinya cemburu ,dua orang itu Tania dan Juna dengan langkah di buat santai dan muka yang tenang Trian menghampiri keduanya
"Hukumanya push up 50 kali kak supaya lo tinggi "ucap Juna
"Hah? Seriusan, gue pake rok loh Jun bercanda kali lo ah "
"Ehem "deheman Trian membuat Tania dan Juna menoleh
"Hai bang "sapa Juna
"Ngapain kalian disini? "Tanya Trian
"Kepo ih "jawab atania
"Kita abis maen basket bang, trus kak Tania kalah eh banyak alesan banget mau di kasih hukum tuh "jelas Juna
"Hukumanya apa? "Tanya Trian
"Push up 50 "
"Ya udah gue yang gantiin "ucap Trian kini sudah siap dengan posisi pus up nya
"Wah cocwett deh kalau gitu tambah yah 50 lagi "ucap Juna.
Tania terkejut saat Trian bilang dia yang akan mengantikan tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, saat Juna bilang di tambah lagi 50 tentu membuat nya geram dan langsung menoyor kepala Juna "mana ada udah 50 "
"Iya 50 kok, cuman 50 buat kak Tania 50 lagi buat bang Trian, udah gak ada bantahan mulai "
Tetesan keringat di tubuh Trian sudah mulai membuat baju seragam yang di kenakanya basah
"99... 100 "ucap Trian setelah itu bangkit menghampiri Tania dan mengambil air yang tinggal setengah itu di tangan Tania
"Eh dedemit "ucap Tania
"Apa? "Jawabnya setelah menengak habis air milik Tania
"Ngapain lo minum yang gue itukan bekas gue "
"Emang kenapa? "
"Kenapa gimana itu bekas gue kali, yang Juna kan masih ada kenapa minuman yang gue "
Trian tersenyum "gak papa bekas lo juga, jadi kita udah ciuman secara tidak langsung dong yah Tan "ledek Trian
"Gila lo "
"Kenapa ? mau gue cium beneran tan "
"Dasar dedemit gila "umpat Tania
Tania benar benar kesal, iapun meninggalkan Trian yang masih tertawa begitupun Juna yang ikut - ikutan tertawa menyaksikan Tania yang kesal.