Udara yang sejuk di pagi hari, kini telah berganti menjadi panas yang begitu menyengat dua botol air mineral telah ia tenggak hingga tandas akibat panasnya cuaca hari ini.
Sumpah Peta ngajak ribut dipikir rumahnya deket apa yah, kalau gue naek angkot bakalan 3 kali naek kan sayang duit nya lagian so sibuk amat deh tuh orang kalau bukan orang gue gigit deh.
Tania, gadis itu telah sampai di depan sebuah rumah besar berchat abu yang keadaan nya cukup sepi setelah lelah berjalan kaki.
"Pak Petanya ada, eh maksud saya Peter nya ada? "Tanya Tania kepada seorang satpam yang berada di dalam rumah Peter.
"Eh eneng siapa yah? "
"Saya Tania pak bukain Ih gerbangnya,panas nih bapak gak kasian apa ?"
"Eh neng Tania, anu kata den Peter si adenya gak ada neng "ucap satpam rumah Peter berbohong
Gila gue di bohongin, yakin deh si Peta ada di rumah.
"Pak bukain dong , bapak ganteng deh masa tega sama anak gadis yang jalan demi uang jajanya kembali "
"Iya bapak emang ganteng neng, tapi maaf bapak gak bisa bukain "
"Ah bapak nih ya gak berperikemanusiaan banget , nanti saya laporin ke bapak saya loh pak ,bapak saya itu seorang raja "
"Masih siang neng, negara indonesia kan bukan kerajaan tapi presiden sekolah gak sih? Wah jangan- jangan suka bolos yah "
"Bapak nih yang gak sekolah, saya kan gak bilang di indonesia, ayah saya tuh raja. Dia raja di dalam keluarga Saya bapak nih yang harus nya sekolah lagi dididik lagi supaya punya hati "
"Wah kamu kualat yah ngeledek orang tua"
"Saya tau bapak udah tua, mangkanya bukain repot banget, kalau gak bisa bukain yaudah sini kuncinya saya yang buka sendiri kan beres "
"Kamu kok malah main-main sama saya "ucap satpam tersebut berubah menjadi muka yang sangat meyeramkan
"Eh enggak kok pak ya udah Tania pulang deh awas kangen pak"
Satpam tersebutpun menatap kepergian Tania, tapi memang dasarnya Tania adalah gadis yang kuat dia bukan benar- benar pulang tetapi mencari jalan lewat tembok-tembok yang berdiri begitu kuat di sekeliling rumah Peter, tidak ada cara lain Tania nekat manjat tembok rumah Peter tepat di sebelah kamar nya karena memang tinggi gadis itu kesulitan untuk menjangkaunya akibat kesal ia mengambil sebuah batu dan tepat sekali mengenai jendela kamar Peter kemudian suara gongongan anjing pun terdengar.
Mampus Peta sejak kapan miara anjing, sumpah gue takut.
Dengan kekuatan seribu kaki ia berlari Agar tidak ketahuan oleh satpam rese ataupun Peter sang pemilik rumah karena telah memecahkan kacanya. Tania memasuki sebuah rumah mewah yang masih bersebelahan dengan rumah Peter dan tanpa sadar masuk begitu saja kedalam rumah karena kondisi yang tidak di kunci membuatnya mudah, saat itu Tania benar - benar takut oleh anjing peter dan satpam yang menyebalkan itu jadi ia tidak memikirkan hal apapun selain bisa bersembunyi tanpa ketahuan Peter, anjingnya dan satpamnya.
Tania mengelus ngelus dadanya karena ia merasa cukup tenang, namun matanya menatap bingung karena ia masuk kedalam rumah orang asing lah bisa - bisa di kira maling lo Tan, mana rumah kaya kerajaan gini ' tanpa berfikir panjang tania buru-buru mebalikan bandanya untuk segera keluar dari rumah yang entah siapa pemiliknya itu.
Tapi langkahnya terhenti saat Seseorang menucapkan suatu pertanyaan.
"Siapa kamu? "Tanya sosok yang berada di belakang Tania
Duh jawab apa gue
Dengan terpaksa Tania berbalik lagi sambil memberikan senyum tanpa dosa, dilihatnya seorang ibu-ibu paru baya yang sedang menatap nya.
"Ma.. Maaf ibu sa.. Saya bukan maling kok bukan " ucap Tania terbata -bata
Ibu - ibu tersebut tidak langsung menjawab ia menatap lekat - lekat Tania dari bawah hingga ke atas.
"Kamu temannya Bara yah? "Tanya ibu - ibu tersebut.
"Bara? Bara apa? Bara api? batu bara? Bara apa sih bara siapa juga? "
"Iya bara, kamu dari SMA Nusantara kan? "Tanyanya sambil menujuk bet yang terpasang di baju Tania.
"I.. Iya saya dari SMA Nusantara ibu "
"Ya sudah ayo masuk, panggil aja tante gak usah ibu saya bukan guru kamu heheh"ajak nya di selingi dengan candaan yang garing.
Tania nampak kebingungan tapi ia tak bisa berbuat apa - apa karena tangan ibu - ibu tersebut telah menariknya untuk mengikut.
"Kebetulan nih tante bikin kue kamu duduk dulu yah disitu "ucaonya kemudian pergi.tak lama ia kembali lagi sambil membawakan sepiring kue -kue yang lucu.
"Dimakan, maaf yah pasti kamu kesini mau ngerjain tugas kan bareng bara? Kebiasaan emang anak itu kalau ada tugas klompok pasti temen- temen kelompoknya yang udah sampe rumah duluan gak tau deh tuh anak ngelayab kemana "
"Tapi tan say- "belum selesai Tania mengucapkan katanya tapi telah terpotong terlebih dahulu
"Oh iya tante lupa masih ada kue di oven, tunggu dulu yah "
Tania mengagguk pasrah"masih untung tan bukan dikira maling "gumamnya menenangkan diri.
Ibu - ibu tadi kembali lagi sambil membawa sepiring kue lagi di tanganya kali ini berbeda jenis.
"Assalamualaikum, sore mah "sapa seorang laki-laki yang baru saja datang
"Itu Bara udah pulang "ucap ibu - ibu tersebut bangkit sambil berjalan mendekati anaknya
Tania hanya bisa menunduk sambil berdoa semoga dia bisa pulang dengan selamat tanpa harus mampir ke penjara
"Siapa mah? "Tanya laki - laki tersebut.
"Masa kamu gak kenal temen sendiri tadi dia masuk ke rumah mungkin gak kedengeran sama mamah dia ngetuk pintu soalnya mamah keasikan bikin kue heheh "
"Temen? "Laki - laki itu tampak bingung kemudian berjalan mendekati Tania yang menunduk.
Suara laki-laki itu serasa sudah familiar di telinga Tania tapi karena rasa takutnya ia tak peduli.
"Tania "Pangil laki-laki tersebut setelah melihat muka Tania yang sejak tadi tertunduk sambil membelakanginya.
"De.. Demit eh Trian "ucap Tania yang tak lupa dengan cengiran tak berdosanya.
"oh iya tante belum tanya nama kamu dari tadi jadi nama kamu Tania? "
Tania mengaguk
"Ya sudah kalau gitu tante tinggal dulu yah "selepas ibu-ibu tadi yang ternyata mamah Dimitrian pergi sang pemilik rumah tentunya Trian langsung melemparkan pertanya kepadanya.
"Lo ngapain Tan ke rumah gue kangen? "
"Gu anu, dih siapa juga yang kangen pede gila lo "
"Lo juga tau rumah gue wah lo ngestalk ya "
"Mana gue tau ini rumah lo, kalau gue tau mending gue di kejar anjing sekalian, udah ah gue mau pergi "
Tania telah melangkah namun ia mengurungkan niatnya untuk pergi karena mendengar suara teriakan - teriakan petar.
Woiiii Tania dimana lo jangan ngumpet, kaca gue pecah ganti lo yah pokoknya utang gue ke lo lunas titik
Woii Tania keluar lo, awas aja kalau ketmua gue bawa ke KUA langsung.
Peta gila katanya gak ada di rumah itu ada, uang jajan gue ya ampun ngomong apa lagi tuh orang ngecaprak gak jelas heran gue. Batin tania
Dimitrian paham sudah semuanya, meski hanya suara tetangganya yang meneriaki nama Tania itupun sedikit samar ia paham kenapa gadis itu tersesat masuk kedalam rumahnya.
"Kenapa gak jadi keluar? "Tanya Trian meledek.
Tania mengigit bibirnya "gue mendadak mau ke kamar mandi boleh numpangkan? "
"Bayar, wc umum aja yang bau bayar masa iya kamar mandi rumah gue gratis "
"Hah bayar? Dasar orang kaya pelit "ucap Tania lirih.
"Tadi ngomong apa? "
"Hah enggak gak jadi "ucap Tania kemudian langsung duduk di kuris
Dimitrian masih terus menahan senyumnya
"Maaf ya Tania lama tante abis nyuci barang - barang bekas bikin kue dulu tadi "
"I... Iya gak papa tante "jawab lembut Tania.
"Ya udah kalian mau ngerjain tugas bareng kan? "Tanya marwah ibu Trian
"Tania buka temen sekelas Bara mah "
"Loh terus, siapa? "
"A... Adik kelas kak Trian tante "jawab Tania
"Hah? Terus ada apa kamu kesini Tania? Ah maksud tante ada perlu apa kamu nyari Bara? "Tanya marwah lembut.
Tania melirik kepada Trian, namun yang dilirik nampak santai.
"Gak pernah loh ada adik kelas bara yang main kerumah kalian ada hubungan"tanya marwah penasaran kepada keduanya "Bara ,Tania siapa kamu? "Tanya nya kini beralih kepada sang anak.
Namun kedua nya sama-sama bungkam.
"Pacar? "Tanya marwah lagi kepada Trian
"Iyah "jawab Dimitrian spontan yang langsung membuat Tania terkejut.
"Oh jadi kamu pacar Bara, kenapa gak ngomong dari tadi akhirnya anak tante bawa pacar ke rumah "
"Buk.... "Tania ingin menyangkal tapi suara nya terasa berat untuk di kelurkan.
"Kalau gitu jangan panggil tante, panggil aja 'mamah 'yah gimana? "Ucap marwah tampak begitu antusias
"Mamah apasih "ucap Dimitrian
"Kamu diem aja deh Bara, iya gak Tania "
"I... Iya tante eh mamah "
"Oh iya mah tadi tante Dira nanyain tuh "
"Kenapa kamu gak ngomong? "
"Maaf lupa mah "
"Dasar, ya udah mamah kerumah tante Dira dulu, Tania kamu jangan dulu pulang yah "
"Iya tante "
Marwah telah berlalu menyisakan Tania dan Trian
"kenapa bilang ke nyokap lo gue pacar lo sih hah? "Ucap Tania keras karena kekesalnya sejak tadi ia tahan dan kali ini ia bisa mengelurkannya begitu saja.
"Terus gue harus ngomong apa, lagian yang salah lo juga siapa suruh ke rumah gue? "jawabnya santai
"Tapi kan lo bisa bilang yang lain "
"Gak kepikiran Tania"
"Tapikan -"Tania tak melanjutkan ucapanya.
"Tapikan apa sayang "ledek Trian
"Ngomong lagi gue lempar piring yah "ucap Tania sambil menunjuk kearah piring yang masih berisikan kue.
"Iya-iya maaf, Giliran ke nyokap gue ngomong manis banget lo Tan, giliran ke gue udah kayak pisang mentah, sepet "
"Lo tuh emang nyebelin gak pantes di baik - baikin apalagi ngomong ke lo manis-manis dih enek gue yang ada "
Trian hanya mengaguk-anggukan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya menaiki anak tangga
"Mau kemana? "Tanya Tania tapi tak ada jawaban
"Trian mau kemana ikut ih "teriak Tania sambil berlari mengikutinya, meraka sampai di depan sebuah pintu berwarna coklat .
"Gue mau ganti baju lo mau ikut masuk "
"Dih enggak lah "
"Gak papahkalau lo mau ikut masuk gue ikhlas kok nunjukin abs gue "
Ucapan Trian membuat pipi Tania kembali memanas.
"Perut kerempeng gitu mana ada absnya "ucap Tania
"Ada kali, ya udah ayo ikut masuk gue buktiin "
"Gila lo, udah sana ganti baju "
"Ya ampun Tania perhatian banget sumpah uh gemes deh "
"Geli sono buruan dedemit "
"Iya - iya "
Pintu kamar Trianpun sudah tertutup, sementara Tania yang bosan berkelililing dan melihat - lihat permandangan sore yang indah iapun duduk di balkon rumah Trian sambil melihat langit sore yang begitu cantik.