Sedalam apapun rasa benci, jika sering bertemu semua akan terkikis oleh waktu lenyap begitu saja.
Hari ini adalah jadwal rutinitas petala berkumpul, sungguh ada kemajuan pada tahun ini untuk keanggotaaan petala karena apa? Karena pada tahun ini klub tersebut kedatangan kaum adam Mila senang bukan main karena pada dasarnya klub yang jarang di lirik kaum adam pada SMA tersebut tahun ini memliliki empat ekor laki - laki yang telah terdaftar sebagai anggota petala salah satunya Juna seorang junior yang sering usil ngejailin Tania ,Juna juga banyak fens nya tidak kalah dari Dimitrian karena kedua mahluk itu berada dalam satu geng yang sama.
Tani melewati lorong kelas 10 yang akan meghubungkannya menuju ruang petala suasana yang ramai dan bising membuat fokusnya mendadak hilang di tambah lagi saat ini ada Dimitrian yang sedang duduk manis sambil menikmati jus nya di depan kelas Juna, membuat Tania memutar otak agar tidak melewati Dimitrian untuk ke ruang petala yang berada tidak jauh dengan kelas Juna.
Baru saja Tania akan memutar arah Dimitrian telah lebih dulu berlalu.
Tania menghebuskan nafas lega "syukur deh udah pergi si dedemit, lagi gak mood gue "
Didepan Juna kini hanya tersisa laki - laki yang sedang bergitar kurang lebih 5 orang dan Tania tidak peduli itu karena dia bisa lewat dengan bebas.
"Hei... "Panggil Juna dan teman -temanya saat Tania melintas ia berusaha acuh.
"Hei... Heiiiii... "
"Hei.. "
Tania berbalik "berisi-"ucapnya telah terpotong dengan nyanyian mereka
"Hei... Hei tayo... Hey tayo dia bis kecil ramah melaju melambat.... "Mereka kompak tertawa terbahak - bahak.
"Si mbak nya ke geeran nih "ledek Juna
Sudah di bilang Juna itu sama seperti Dimitrian sering banget ngejailin.
"Ihhh Junarsihhhhhhhhhh nyebelin loh "ucap Tania sambil memukul pelan juniornya
"Ampun ka ampun "
Tiba- tiba tawa seseorang yang tadi tak terdengar malah makin mengeras.
Tania menoleh dan mendapati Dimitrian sedang tertawa di balik tembok yang hanya menampakan kepalanya.
"Ngapain lo disitu hah? "Teriak Tania
"Eh gue, gue gak ngapa - ngapain kok "jawab Trian santai tapi terbata -bata mampus ketauan lo yan ketaun
Dimitrian berjalan dengan gayanya yang so cool dan santai mendekat ke arah Tania dan Juna.
"Bang tanggung jawab ah, kak Tania kan marah nih mukul - mukul gue segala gara- gara lo "
Dimitrian memberikan plototan ke arah Juna "mana ada gara - gara gue "
"loh bang bener, lo kan yang nyuruh kita ngejailinin kak Tania iya gak bro? "Jelas Juna setelah itu bertanya kepada teman - temanya.
"Eh... Enggak gue gak - "
"Udah gue mau kumpulan dulu bye bang Trian "ucap juna pergi begitu saja
"Oh jadi lo yang nyuruh si Junarsih buat ngeledek gue? "
"Gue... Gue itu Tan "
"Gue itu apa hah? Ngomong di depan banyak orang lancar - lancar aja lo kenapa jadi gagap gitu cuman di depan gue yang sendiri ? Mau jadi pelawak? Gak laku. "
Dasar Junarsih awas lo yah, Trian sumpah lo bolot banget ya bolot.
"Maaf tan "
Tania menaikan kedua alisnya "enak amat "
"Terus lo mau apa supaya gue maafin lo Tan asal jangan suruh gue mati bareng Sabel "
Tania cengo "tau amat deh punya otak kan? pikir sendiri "jawabnya ketus
"Senyum kek kalau ketemu gue, jangan cemberut gitu Tan jadi gak cantik padahal lo itu cantik manis lagi "goda Trian
Blushing, ya Tania Blushing karena godaan Trian yang berhasil membuat pipi Tania manas dan berubah menjadi merah
"Ga.. Gak usah gombal gak mempan "ucap Tania terbata -bata .
Trian dengan jahilnya tersenyum menyaksikan pipi Tania yang telah merona "pipi lo kenapa tan? "Tanya nya sambil memegang pipi Tania sontak hal itu membuat Tania terkejut kemudian mengeplak cukup keras tangan Trian.
"Gak usah pegang - pegang, gak sudi di pegang dedemit "
"iya - iya, gue kan cuman khawatir pipi lo merah gitu "
"Ma.. Mana ada ngaco lo dasar dedemit "ucap sedikit ketus kemudian pergi meninggalkan Trian yang sedang berusaha menahan tawanya.
Setalah Tania pergi sungguh tawanya langsung pecah, entah mengapa Trian di buat geli sendiri dan juga senang melihat seorang Tania yang bisa di buat salting olehnya
"Kenapa lo kesbet? "Tanya Dion yang baru saja datang.
"Duh takut gue beneran kesambet nih anak ketawa sendiri "lanjut Jemie
"Woi sahaaaaa ieuuu? "Tanya Dion sambil menaruh tanganya di atas kepala Trian
"Apaan sih lo Yon? "Tanya Trian.
"Gue kira kesurupan lo "
"Hahah mana ada ngaco lo yang ada kesurupan "
Dion melemparkan pandanganya kearah Jemie "yang ngaco bukanya dia ya Jem ketawa - ketawa sendiri di depan kelas orang lagi "
"Tau amat dah "jawab Jemie
"Lo kenapa deh Yan? "Tanya Dion
"Lagi seneng gue, liat si Tania pipinya merah gara - gara gue "
"Lo suka sama Tania? "Pertanyaan yang langsung keluar dari mulut Dion
Trian menggaruk - garuk kepalanya yang tidak terasa gatal "kayak nya sih "
"Wah, smoga lo bisa naklukin tuh cewek deh yah "lanjut Dion
Sementara Jemie hanya menguk - anguk saja karena ia tahu jika Trian menyukai Tania sejak laki - laki itu memaksa untuk mengantarkanya pergi ke sebiah moll hanya untuk membeli sepasang sepatu wanita pada awalnya Trian mengaku untuk ibunya tapi ia tahu itu untuk Tania karena setiap perjalanan dari toko satu ke satunya lagi Trian selalu keceplosan 'tuh cewek suka gak yah ', ' tuh cewek bakalan nerima kalau gue kasih sepatu gak yah? 'Dan selidik demi selidik Jemie akhirnya tahu cewek yang di maksud Trian adalah Tania.
"gue gak mau lo cuman jadiin dia permainan lo ya yan dia sahabat Reina"tutur Jemie.
"Ya gak lah, gue seriusan dia itu beda dari yang lain itu yang gue suka"
"Baik Selamat berjuang bro menghadapi lawan yang lebih kuat dari mu hahaha "ucap Jemie
"Gue doain lo gak akan dapetin Tania bang "ucap Dion yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Trian dan Jemie" soalnya kalau lo jadian sama Tania gue alone bang jemie kan udah punya si Rei nanti gue sama siapa ?"
"Hahahahaha " Jemie dan Trian kompak tertawa.
"Sialan malah pada ketawa lo pada "
"Ngakak sumpah "tutur Jemie
"Cari cemewew dong yon "ujar Trian
"Halah yang ngantri buat jadi pacar gue banyak, cuman gue nya aja gak mau sama mereka "
Trian menoyor kepala Dion "ngeles aja lo vangke "
"Sakit bang "
"Sakitan mana? Jomblo akut apa di toyor? "
"Mampus bahas jomblo "ledek Jemie
"Iya tau yang jomblo berwibawa cuman gue lo berdua gak usah sirik dong "
"Gelii "ucap Trian kemudian pergi mendahului Dion dan Jemie.
"Dih gue juga geli bye "ucap Jemie langsung menyusul Trian
"Dih kita gak temanan yah, lo berdua awas ya gak terima gue di tinggalin sendiri "oceh gak jelas Dion dambil berlari menyusul keduanya.
Tania masih melamunkan kejadian tadi tanganya terus saja memegangi kedua pipinya yang masih terasa
Panas.
"Woi ngelamun aja pacaran ngapa pacaran "ledek Mili yang langsung mendapatkan toyoran rasa sayang dari Reina.
"Kenapa lo Tan? "Tanya Reina.
"Pipi gue merah gitu? "Tanya balik Tania.
"Merah sedikit, kenapa? Di cium pak dora tuh pipi? "Tanya Mili asal
"Enak aja, sembarang kalau ngomong tuh ya "
"Hahaha ampun deh ampun "Kata Mili
"Lagian tuh pipi emang kenapa sih Tan? "Tanya Reina.
"Gak kok gak papa"
Reina mendelik"Ngeles aja terus nanti juga kena azab lo tan "
"Azab nya kira-kira apa ya Rei? "Tanya Mili
"Gini : azab temen ynag suka ngeles matinya nya kesenggol bajaj sampai guling- guling abis itu masuk got di kerubunin laler "
"Ngakak, lu cocok jadi pemernya Rei "ucap Tania
"Ih Tania rese, kurpek juga "
"Kurpek apa Rein? "Tanya Mili yang emang otaknya kadang lemot.
"KURANG PEKA MILIIIIIIIII"jawab Reina keras
"Ih si mbak nya ngegas, abis minum bensin yah? "Tanya Tania.
"Abis makan bubuk mesiu gue" jawab Reina sebal
"Pantesan, lo berdua tau gak sih gue sebel banget sama si Junarsih "
"Kenapa lagi sih? Sehari aja Tan lo gak sebel gue teraktir deh "tanya Reina.
"Tau kalau gak sebel sama kak Sabel, sama kak Trian kalau gak si Nadia sekarang junior gans gue juga lo sebelin duh tania lo kenapa sih "lanjut Mili
"Mereka semua itu sama, sejenis sama - sama rese apalagi Trian resenya bener -bener udah akut so soan tukang gombal muka pas - pasan aja belagu, pake modus udah berani tuh anak ngajak ribut sama gue dasar senior kamvret, rese, laknad dedemit gila "
Mili dan Reina terdiam bingung mendengar umpatan - umpatan yang keluar dari mulut sahabatnya mereka merasa aneh juga pasalnya tadi Tania mengadu kepada mereka soal Juna dan anehnya tuh Tania malah bahas Trian sambil mengumpat tidak jelas.
"Tania kenapa Rei? "Bisik Mili
"Gue aja bingung, tadi bilangnya sebel sama juna kenapa yang dia sebut - sebut dia maki - maki kak Trian? "Tanya Reina sambil berbisik.
"temen lo aneh "
"Temen lo juga "
"Kalian lagi ngapain dengerin gue gak sih? "Tanya Tania yang telah menyadari bahwa kedua sahabatnya malah saling bisik- bisik tetangga.
"De...dengerin kok Tan "jawab Mili dan Reina
"Menurut kalian gue ngerjain si dedemit jangan yah? "
"Jangan cegah "keduanya komapak
"Lo berdua kenapa sih? "
"Kalau lo ngerjain kak Trian gue gak ikutan Ah "ucap Mili polos.
"Kenapa? Tanya Tania
"Kasian kalau dia di kerjain kan"jawab Mili
"Terus lo gak kasian sama gue yang udah benci banget sama si dedemit, heran deh gue kenapa minggu - minggu ini gue sering ketemu sama dia, iya - iya gue tau kita sesekolah tapikan seenggak nya dulu aja jarang ketemu mangkanya gue gak terlalu sebel sama dia tapi makin kesini- kesini kenapa coba sering banget gue liat muka si dedemit "
"Jodoh kali Tan "Reina keceplosan "anu kan katanya kalau sering ketemu tanpa sengaja gitu bisa - bisa jodoh "lanjutnya
"Gue? Hahaha stop deh gue capek ngakak jangan buat gue ngakak terus sayang "
"Udah ah kalian gak bosen apa tiap hari debat gara- gara masalah senior ataupun junior "
"Lo juga Mili "ucap Reina dan Tania kompak
"Heheh iya -iya maaf "
Ketiganyapun diam, dan memperhatikan Mila sang ketua petala yang ternyata sejak tadi sudah mulai bicara di depan.
Dret... Suara gawai milik Tania berbunyi
Akupeta : Tan gue gak bisa jemput lo gue lagi sibuk, terus beberapa hari ini juga gue gak akan bisa di hubungin
lagian siapa yang nyuruh lo jemput gue sih Peta...gak bisa dihubungin bodo amat toh yang sering ngehubungin gue lo ogeb nih anak, wait gak bisa si hubungin gatiin dulu ajir uang gue.
Beberapa menit kemudian Tania mulai mengetikan sebuah kalimat balasan untuk Peter.
Heh Peta gue butuh uang gantiin dulu deh abis itu baru lo boleh ngilang.
Pesan balas Taniapun terkirim namun tak kunjung mendapat balasan.
Dasar Peta sialan awas aja gue kerumah lo yah, gue kejar lo kalau gak ada kepacar lo gue tagih.
Muka Tania pun benar -benar seperti baju yang belum di strika kusut, ekspresi sebal masih terus terpancar di wajahnya.