Kejadian tadi dimana Trian memakaikan sepatu kepada Tania layaknya cinderela gadis itu semakin merasa aneh terhadap suatu hal, sepanjang jalan untuk menuju gerbang utama sekolahnya ia hanya menunduk mempehatikan lekat - lekat sepatunya.
"Tumben dedemit baik, jangan -jangan sepatu gue di masukin kecoa lagi, tapi gak akan mungkin orang tadi di depan mata gue dia ngangkat ngangkat nih sepatu kalau ada kecoa kan pasti tuh binatang udah keluar"Tania bermonolog "eh bego bodo amat ngapain sih di pikirin Tania ... Tania oh Tania jangan masuk kejebakan batmenya si dedemit udah pasti itu jebakan supaya gue maafin iya kan ? Iya kali "lanjut Tania bermonolog.
"Sakit tau "pekik seorang gadis yang tanpa sadar Tani tabrak.
"Eh lo ketabrak gue Nad? "Tanya nya "ada yang luka gak sini gue masukin ke rumah sakit jiwa "
"Enak aja lo ya kak kalau ngomong, jalan tuh pake mata jangan kebanyakan ngomong sendiri jatuhnya lo yang kaya orang gila "balas Nadia junior menyebalkan yang di tabrak Tania.
"Kalau gue jalan pake mata , guna nya kaki buat apa adik kelas ku tersayang "tanya tania mampus skakmat lo "udah gue mau pergi dadah "
"Tumben lo gak ngoceh buat anceman - anceman gak jelas lo kak? "Ucap nadia sambil menghalangi jalan Tania.
"Oh lo kangen ya sama gue, sampe - sampe di tanyain duh terharu aku tuh Nad " ujar Tania sambil menarik pipi Nadia yang menimbulkan bekas kemerahan
"Najis amat, sono deh pergi lo "
"Bilang aja kalau lo kangen pake gengsi segala, sabar ya Nadiaku gue lagi sibuk ngurusin junior macem lo jadi lirik lo kapan-kapan dulu deh yah bye dont miss me "Tania pergi.
"Dasar kakak kelas sialan "umpat Nadia yang masih sanggup di dengar oleh Tania namun di abaikan nya.
Tania telah sampai di gerbang sekolah dekat dengan pos satpam ,ia menengok ke kanan dan kiri mencari sebuah motor yang akan menjemputnya.
"Pak Dora liat Peta gak? "Tanya Tania pada seorang satpam yang memiliki potongan rambut seperti Dora hal itu yang menjadikan ia sering di panggil pak Dora oleh kebanyakan siswa.
"Peta saha ya neng, bapak mah tau nya juga Peta teh ini "ucapnya sambil menujuk kepada dua bola matanya.
"Itu mah mata pak bukan Peta"
"Nah enya eta neng "
"Enya - enya kumaha bapak weh nya bolot ya tania nanya ke pak dora ya mana tau dia si peter jemput gue aja baru hari ini bolot bolot " katanya sambil menepuk - menepuk kepalnya.
"Neng kepalanya sakit? "Tanya pak Dora yang ternyata masih ada di sana.
"Hehe gak kok pak "
"Oh ya udah atuh bapak masuk ke pos satpam dulu yah "
"Yang nyuruh bapak disini nemenin saya siapa? "
Sebuah sepedah motor berhenti tepat di depan tania.
"Sorry lama, abis ketemu dosen dulu "
"Santuy aja, ketemu dosen apa ketemu pacar Pet "
"Apa sih lo gue udah putus sama dia masih dendam aja ya, stop call me pet! "
"Suka suka dung, ayuk jalan "ucapnya yang telah duduk manis di motor meski belum ada persetujuan.
"Ongkosnya, temenin gue makan oke "tawar Peter.
"Ogah, yang chat gue nawarin mau ngejemput siapa? Ya udah kalau gak ikhlas gue turun. "
"Eh, iya... Iya "
"Ya udah ayo gue pengen pulang "
"Siap tuan putri meluncur "
Sepeda motor yang di tumpangin oleh Tania telah meluncur dengan kecepatan rata - rata.
***
Meski rumahnya jauh Tania sebisa mungkin berangkat lebih awal karena terlambat adalah kata yang meyeramkan baginya, ia tahu hukuman apa yang akan di berikan jika ada siswa atau siswi yang terlambat yaitu membersihkan wc, halaman sekolah dan lainnya bukan hal yang begitu menyeramkan hanya saja Tania memang tidak suka terlambat ia juga paling tidak suka menunggu karena itu adalah hal yang paling menyebalkan.
Tania berangkat sekolah menggunakan angkutan umum ia bukan berasal dari keluarga kaya kehidupan Keluarganya biasa saja , keluarga? Kadang Tania hanya bisa meratapi takdir yang tak bisa ia ubah yaitu keluarganya yang telah berantakan.
"Selamat pagi princes ?????Tania "sapa Reina yang baru saja datang.
"Ngagetin aja lo ya "
"Maaf deh "
Mereka berdua pun menyusuri koridor sekolah untuk sampai ke kelas nya.
"Halo sayang "sapa Jemie yang baru saja datang bersama teman - temannya yaitu Trian, Dion dan satu lagu seorang junior bernama Juna yang tak lain adalah geng baru mereka.
"Eh Jemie "ucap Reina.
"Maaf ya hari ini aku gak bisa jemput, jadinya kita gak berangkat bareng tadi "
Jijik sumpah untung lo temen .
Tania hanya melirik malas sambil kedua tanganya di lipat di atas perutnya
"Iya gak papa "
"Pagi Tan "sapa Trian.
"Tan tan gue bukan setan apalagi tante lo ya gak usah sok kenal "jawab ketus Tania.
Trian memghembuskan nafas berat, sementara Jemie, Dion dan Juna ketiganya kompak menertawakan Trian.
"Berisik lo pada"ucapnya sambil melirik ketiganya "kan nama lo Tania otomatis gue panggil Tania, apa perlu gue panggil sayang supaya lo gak salah paham? "Jelas Trian yang berhasil membuat Tania menatap tajam ke arahnya.
"Mampus lo liat noh mukanya Sangar "bisik Dion kepada Trian.
"Bercanda Tan, tapi kalau lo mau gak papa kok "
"Tania mendekat ke arah Trian "
Mau ngapain sih si tania masa iya nyosor dualuan. Pikir Trian namun pikiran tersebut langsung buyar karena baru saja Tania menginjak kakinya dan kabur
"Aww, gila ya tuh cewek "pekiknya.
Trian memgabaikan rasa sakitnya kemudian berlari mengejar Tania saat sudah hampir dekat dengan gadis itu Trian menarik lenganya yang kemudian mendapatkan hadiah sebuah pelototan
"Lo harus tanggung jawab "
"Gue gak peduli "
" liat nih kaki gue merah, perlu apa gue buka sepatu gue, kalau perlu gue laporin deh ke bu Retno "
Kata terakhir yang di sebutkan oleh Trian berhasil membuat Tania meng 'iyakan' ucapan trian karena bu Retno adalah guru yang paling di takuti semua murid.
Bu rento sendiri adalah jenis guru penunggu bk yang hobinya keliling kelas buat ngasih hadiah ke semua siswa yang di anggapnya spesial yaitu murid -murid yang tidak menaati peraturan.
"Iya - iya gue tanggung jawab tapi gak usah tarik -tarik bisa kan "ucap Tania penuh dengan penekanan.
Tania terus saja menurut mengikuti Trian yang terus menarik nya entah kemana.
"Duduk "titah Trian saat sampai di kantin sekolahnya.
Tania masih menurut dengan ekspresi sebal
"temenin gue sarapan "ucap Trian
Temenin doang nih apa bayarin juga ?
Seakan tau apa yang di pikirkan oleh Tania ,Trian langsung berkata " gue kok yang bayar ".
"Hah "Tania di buat cengo
"Tutup tuh mulut leler masuk "ledek Trian kepada tania.
"Nyebelin lo "
Tiba - tiba seorang ibu - ibu paruh baya datang membawa dua mangkuk bubur ayam.
"Lo laper apa rakus sih? "Tanya Tania yang terkejut melihat dua mangkuk bubur yang di pesan oleh Dimitrian
"Ssg "jawab nya singkat dan langsung mengaduk - aduk bubur ayam yang masih mengepul itu.
"Dasar plagiat "celetuk Tania membuat Trian langsung menoleh
"Siapa? " tanya nya padahal ia sudah tahu bahwa dirinya yang di sebut plagiat karena kata itu pernah di ucapkan Tania padanya.
"Pak Dora "ucapnya malas dan langsung mengalihkan pandanganya ke arah lapangan.
"Nih makan "titah nya sambil menyodorkan satu mangkuk bubur yang Tania kira akan di makan sendiri oleh Trian.
"Kok gue, gak lo aja gue gak punya uang buat bayar lagian lo bilang kan temenin doang "
"Ya udah sih makan aja, gue yang bayar "
"Gak di racunin, kan? "
"Sebenci itukah lo sama gue sampe sampe ngira tuh bubur gue racunin hah? "
"Iya-iya gue makan bawel, besok-besok kalau ketemu sama lo gue bawa lakban deh "
Trian tersenyum "besok lo mau ketemu gue lagi? Oke mau dimana? "
"Eh ma.. Maksdunya kan, tau amat deh "
Ucap Tania kehabisan kata - kata kemudian kembali fokus kepada buburnya.
15 menit sudah keduanya hanyut dalam pikiran dan makanan masing-masing
"Udah kan gue mau ke kelas "ucap Tania bangkit.
"Udah thanks tan "
Tania pergi tanpa berniat menjawab sedikitpun ucapan terimakasih daru mulut Trian.
"Tan senyum dong, eh minta nomer lo dong, id line juga boleh "teriak Trian yang membuat penghuni kantin langsung menolehnya meski tak seramai jam istirahat tetap saja hal itu membuat Tania merasa sebal
dasar dedemit so nya keluarkan, ngapain lagi tuh pake triak teriak dipikir gue budek apa yah?
"Nih ketik id line lo aja deh "ucap Trian yang sudah berada di hadapan Tania sambil menyerahkan gawainya kepada Tania.
"Apa id line, ogah jangan lo pikir gara -gara gue mau temenin lo makan kita jadi temenan yah sekali rival tetap rival inget itu "Tania buru - buru pergi dan menghilang di tikungan.
"Apa rival katanya, gue Dimitrian bukan rival siapa lagi si rival? "Monolog Trian sambil dengan candaan khasnya.
siswi - siswi SMA Nusantara yang menyaksikan hal itu langsung bergerak cepat mendekati Trian dan mengerumuninya.
"Kak Trian yah di tolak, sini nomer aku aja"
"Id line gue aja deh yan "
"Mau yang aku gak kak? "
"Apa bagus nya Tania sih kak kok di pinta id linenya sama kakak? "
"eh gue ada tugas, mau ngerjain dulu yah dah nikmatin sarapan kalian "ucap Trian beralasan.
"Kak Triannnnnnn "triak siswi - siswi yang tadi mengerumuni Trian
"Dadah, sarapan yah yang banyak supaya sehat "ucapnya sambil melambai - lambai kan tangannya.
"Lo kak Trian kenapa la.. Larian? "Tanya Nadia yang baru saja melihat Trian.
"Di kejar lebah gue Nad "
"Hah kok bisa? "
"Iya lah bisa gue kan manis "
Nadia dengan muka so imutnya langsung tersenyum padapaparian memuji dirinya sendiri.
"Lo mau kemana? "Tanya trian.
"Bukan mau tapi abis "
"Oh salah, oke ulang lo abis darimana? "
"Dari kamar mandi kak "
"Oh ya udah gue duluan yah nad "
Nadia menganguk, ya tuhan sumpah kak Trian ganteng banget buat Nadia aja deh yah gak papa deh ketua team basket buat yang lain aja pokonya gak boleh ada yang ngambil ka Trian mau kak Sabel kek tania kek pokoknya gak ada yang boleh iya gak iya deh.