Loading...
Logo TinLit
Read Story - BEST MISTAKE
MENU
About Us  

Semalaman Kinara tidak bisa tidur dengan pulas. Sebab Kinara terus saja memikirkan apa yang akan terjadi nanti jika dia bertemu dengan Kevan. Ditambah dengan Lilian dan Arul, mereka berdua pasti akan menanyakan banyak hal mengenai malam minggunya bersama dengan Kevan. Astaga, sungguh Kinara sangat pusing memikirkannya.
Hari minggu pun terasa begitu cepat berlalu bagi Kinara. Padahal seharian tadi Kinara hanya diam saja di rumah. Belajar dan hanya menontin tv. Tetapi rasanya kenapa begitu cepat? Dan sekarang mentari pagi sudah menyinari kamarnya. Sehingga mau tidak mau Kinara harus segera bergegas untuk pergi ke sekolah.
"Kinara sayang? Di luar ada Kevan. Katanya dia mau jemput kamu buat berangkat sekolah bersama."
Mendengar perkataan bundanya, Kinara membelalakkan matanya. Lalu sekarang apa yang harus dia lakukan??? Sementara melihat rona merah di pipi Kinara, Kirana tersenyum senang. Putrinya sudah besar, begitu pikirnya.
**
Pagi ini berbeda dari biasanya, Kevan tidak membawa motor kesayangannya, melainkan mobil yang waktu itu dia pakai bersama Kinara untuk malam mingguan, sedan hitam. Kevan tidak ingin membunuh Kinara dengan tetap membawa motor. Begitu pikirnya sejak dia tahu dari Kirana bahwa Kinara takut naik motor.
"Kenapa? Kok diem aja?" Tanya Kevan saat mereka sudah menaiki mobilnya.
"Untuk apa kamu jemput aku?"
"Kamu ini, ditanya kok malah balik tanya?" Kevan terkekeh, namun pada akhirnya dia tetap menjawab pertanyaan Kinara.
"Emangnya salah kalau aku jemput pacar sendiri?"
Bahkan cara bicara Kevan pun berubah pake aku kamu?!?! Batin Kinara.
Kinara hanya memalingkan wajahnya ke arah jendela. Mungkin sebaiknya dia menghindari tatapan Kevan. Karena jika tidak, mungkin Kinara akan mati secara perlahan. Mengingat jantungnya selalu saja berdetak dengan cepat setiap kali menatapnya. Begitu pikir Kinara. Tetapi Kevan malah berdecak sebal. Kenapa Kinara harus memalingkan wajahnya?
"Kinara?" Kinara hanya bergumam.
"Apa pemandangan di luar itu lebih menarik dari pada aku?"
Refleks Kinara menoleh. Hanya sedetik mata itu bertemu tatap dengan mata milik Kevan, Kinara kembali memalingkan wajahnya. Namun Kevan tahu dengan jelas, ada rona merah di pipi Kinara. Dan hal itu membuatnya tersenyum.
**
"KINARA!!!"
Mendengar namanya dipanggil, Kinara pun berbalik dan mendapati kedua temannya -Lilian dan Arul- sedang berlari ke arahnya. Kinara terkejut, sehingga dia refleks melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kevan.
"Kok dilepas?" Kinara hanya diam sambil terus menatap ke arah depan. Seakan tahu apa yang Kinara maksud, Kevan pun akhirnya pergi ke kelas lebih dulu. Tetapi..
"Woyy bro!! Tunggu!!" Teriak Arul.
"Ki? Kalian kok bisa barengan? Kalian pacaran ya? Hayo ngakuuuuuu????" Tanya Lilian bertubi-tubi. Hal itu pun membuat Kinara salah tingkah.
"Lo jadian sama Kinara???" Tanya Arul pada Kevan.
Matilah sudah Kinara jadi bahan ledekan teman-temannya. Kevan pasti akan memberitahukan pada Arul dan juga Lilian kalau mereka sudah pacaran sekarang.
"Kok lo diem aja sih cowok rese??? Jawab elah.. kalian berdua udah jadian kan??????"
Kevan menatap Kinara, namun tatapan Kinara mengisyaratkan 'Jangan'. Hingga Kevan pun hanya mengangkat bahu acuh sebelum akhirnya dia pergi lebih dulu. Kinara pun akhirnya dapat bernapas lega.
"Ihh sumpah ya! Cowok rese itu ngeselin banget!! Jangan sampe deh, Ki, lo pacaran sama dia?!"
"Eh liliput! Mau Kinara pacaran sama Kevan kek, atau Kinara mau pacaran sama siapapun, itu hak dia. Ngapa jadi lo yang sewot?"
"Ngapa juga lo jadi sewot sama gue?! Lo juga sama resenya kayak si Kevan, tau gak?!"
Melihat kalau pertengkaran kedua temannya itu akan berlangsung lama, Kinara pun pergi dari sana. Selain untuk menghindar dari pertanyaan-pertanyaan yang unfaedah dari kedua temannya itu, Kinara pergi juga karena sebentar lagi bel akan berbunyi.
**
Setelah Kinara tiba di kelasnya. Satu hal yang Kinara temui di mejanya. Bukan lagi cokelat seperti waktu itu, melainkan setangkai bunga mawar yang sangat indah. Kinara pun mengambil bunga tersebut, lalu membaca sebuah kertas yang terselip di sana.
"Untuk Kinara?"
Lagi lagi tulisan itu. Tetapi Kinara penasaran, siapa yang sudah memberikannya hadiah, baik itu bunga ataupun cokelat yang waktu itu? Apakah mungkin Kevan? Tapi lagi dan lagi Kinara tidak dapat menemukan Kevan di sana. Bukankah tadi Kevan sudah lebih dulu pergi ke kelas ini? Tapi kenapa sekarang tidak ada?
"Nyariin aku ya?"
Kinara terkejut ketika mendapatkan Kevan yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
"Kevan?!" Kinara merasa kaget namun juga malu.
"Suka ga sama bunganya?"
Jadi benar, bunga ini dari Kevan? Batinnya.
Kinara mengangguk malu, dan Kevan tersenyum manis. Dia mengacak rambut Kinara sebelum duduk di tempatnya. Dan itu semakin membuat jantung Kinara berdebar.
"Aduh aduh ibu sakit dong bu?!?! Jangan dijewer lagi bu?!?! Sakit!!!"
"Aduh bu udah dong bu!? Masa saya juga kena?! Padahal kan yang salah itu Arul, bu! Bukan saya?!?!" Refleks semua murid kelas Ipa 1 menatap ke arah depan. Di mana bu Indah datang sambil menjewer telinga Arul dan juga Lilian.
"DIAM!!! Kalian ini! Bisa tidak kalian diam?!" Teriak bu Indah marah.
"Ya tapi sakit bu.." rengek Lilian.
Bu Indah pun melepaskan tangannya dari telinga mereka berdua. "Kalian ini kenapa tidak ada kapok-kapoknya sih?! Kenapa selalu saja ribut?! Heran saya?!" katanya sebal.
"Iya maaf bu.." kata Arul pasrah.
"Janji ga akan ribut lagi deh bu.. suerrr." ditambah Lilian yang mengangkat kedua jarinya.
"Iya bu, bener kata Liliput -eh Lilian maksud saya bu. Kami ga akan ribut lagi." Tambah Arul.
"Kalau ternyata kalian masih ketauan ribut?"
"Kita bakal siap nerima hukuman dari ibu. Apa aja bu!" Ucap Arul yakin, berbeda dengan Lilian yang melotot ke arah Arul.
"Apa aja?" Arul mengangguk yakin, sementara Lilian menggeleng.
"Lilian tidak mau katanya" ucap bu Indah.
Arul menatap ke arah Lilian, berharap agar dia mau menurutinya. Sampai akhirnya..
"Iya deh bu, saya setuju sama Arul. Apa aja.." katanya pasrah.
"Baiklah, sekarang kalian berdua duduk di tempat kalian masing-masing."
"Wahh makasih bu makasih" ucap Arul senang.
"Tapi ingat, sekali lagi kalian berdua ketauan ribut-ribut tidak jelas, ibu akan hukum kalian." Lilian dan Arul mengangguk patuh.
"Baiklah anak-anak.. sekarang ibu akan membagikan hasil ulangan kalian minggu lalu. Dan bagi kalian yang mendapatkan nilai di bawah 7, pulang sekolah nanti jangan dulu pulang. Karena ibu akan adakan kelas tambahan."
Semua anak sudah dibagikan kertas ulangannya, begitu juga dengan Kinara. Dia merasa sedikit kecewa, sebab nilainya tidak sempurna.
"Lo dapet nilai berapa, Ki?" Tanya Lilian.
"Kecil"
"Iya berapa???????" Tanya Lilian gemas.
"8"
"8 itu kecil menurut lo?!?! Astagaaaaa gimana sama nilai gue?!" Teriak Lilian heboh.
"Ada apa Lilian?" Mendengar bu Indah menyebut namanya, Lilian hanya menggeleng.
"Emang nilai kamu berapa?" Kini giliran Kinara yang bertanya.
"Gue ga berani liat, Ki." Katanya.
Lilian menatap gulungan kertas yang ada di tangan Lilian, itu hasil ulangannya. Jadi sedari tadi Lilian belum melihat hasilnya?
"Kenapa?" Tanya Kinara lagi.
"Gue udah tau pasti kalau gue harus ikut kelas tambahan nanti siang." Kata Lilian dengan pasrah.
Kinara yang penasaran pun akhirnya mengambil kertas hasil ulangan milik Lilian. Menurut Kinara, Lilian tidak seharusnya putus asa, sementara dia sendiri belum meihat hasilnya. Dan ternyata ketika segulungan kertas itu terbuka, Kinara hanya mampu menelan ludahnya sendiri.
"Gue bilang juga apa, Ki.. jangan diliat.." Lilian kembali mengambil kertas hasil ulangan miliknya.
"Semangat ikut kelas tambahannya ya, Lian." Kinara hanya mampu memberikan semangat pada Lilian.
Kinara berpikir, Lilian itu sangat pandai di pelajaran ipa. Tetapi kenapa jika dalam hal matematika, Lilian itu... entahlah. Tidak bisa dibilang bodoh juga, sebab nilainya tidak terlalu buruk. Tapi sepertinya Lilian selalu tidak beruntung setiap kali diadakan ulangan matematika. Hasilnya selalu saja di bawah standar yang ditentukan, dan selisih nilainya itu sangat tipis. Hanya 0,5. Sebab nilai ulangan Lilian adalah 6,5.
"Tenang aja Liliput, gue juga ikut kelas tambahan kok nanti siang." Ucap Arul.
Dan perkataan Arul barusan, itu membuat Lilian merasakan emosinya meningkat. Kenapa dia lagi????

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Red Eyes
24219      3782     5     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Mengejarmu lewat mimpi
2198      878     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Cinta Tau Kemana Ia Harus Pulang
8966      1654     7     
Fan Fiction
sejauh manapun cinta itu berlari, selalu percayalah bahwa cinta selalu tahu kemana ia harus pulang. cinta adalah rumah, kamu adalah cinta bagiku. maka kamu adalah rumah tempatku berpulang.
Senja Kedua
3810      1397     2     
Romance
Seperti senja, kau hanya mampu dinikmati dari jauh. Disimpan di dalam roll kamera dan diabadikan di dalam bingkai merah tua. Namun, saat aku memiliki kesempatan kedua untuk memiliki senja itu, apakah aku akan tetap hanya menimatinya dari jauh atau harus kurengkuh?
Got Back Together
367      298     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
Pangeran Benawa
38430      6402     7     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
Just Me [Completed]
30570      3439     1     
Romance
Gadis cantik bersifat tomboy itu adalah Viola dia biasa dipanggil Ola, dibalik sifatnya yang tomboy dia menyimpan duka yang teramat dalam yang hanya keluarganya yang dia tahu dia tidak ingin orang-orang khawatir berlebihan tentang kondisinya. dia anak yang pintar maka dari itu dia bisa sekolah di Amerika, tapi karena kondisinya sekarang dia harus pindah ke Jakarta lagi semenjak ia sekolah di Ja...
My Noona
6168      1512     2     
Romance
Ini bukan cinta segitiga atau bahkan segi empat. Ini adalah garis linear. Kina memendam perasaan pada Gio, sahabat masa kecilnya. Sayangnya, Gio tergila-gila pada Freya, tetangga apartemennya yang 5 tahun lebih tua. Freya sendiri tak bisa melepaskan dirinya dari Brandon, pengacara mapan yang sudah 7 tahun dia pacariwalaupun Brandon sebenarnya tidak pernah menganggap Freya lebih dari kucing peliha...
When Home Become You
440      331     1     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
Letter hopes
1145      627     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.