Read More >>"> Klise (Cemburu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Klise
MENU
About Us  

Hari ini kedua orang tuaku telah kembali kerumah kami. Mereka terlihat sumringah tiada terkira. Aku juga menyambut hangat keduanya. Aku seperti ratu dirumah ini,sangat dimanjakan dan disuguhkan apapun yang aku inginkan. Ibuku,Ayahku keduanya selalu menyajikan yang terbaik untukku. Tidak jarang mereka juga menata apapun yang dirasa kurang pantas untukku. Seperti warna sprei kamar,selimut bahkan warna pakaian juga selalu diselaraskan dengan mereka.

Aku melihat ibuku sangat sibuk hari ini,beliau menata bunga beraneka warna dan aroma. Ada banyak orang yang membantu,aku tidak tahu apa yang sedang dipersiapkan.

“ ibu,ada persiapan apa ini?“

“ ini adalah ulang tahun kakakmu,ibu sudah menyiapkan gaun untukmu nanti malam sayang “

“ Ulang tahun kakak? Adhan? “

“ iya,, sini kekamar ibu, kamu coba dulu gaunmu “

Aku terbengong patuh mengikuti langkah kaki ibuku.

Hari ini ulang tahun Adhan ? aku bahkan tidak tahu dan belum menyiapkan sebungkus kado untuknya.

“ Ini Zhu,warna kesukaan kakakmu. Semoga cocok untuk malam ini “

“ iya,ibu benar malam ini aku akan menggunakan gaun warna kesukaan Adhan untuk sedikit membuat dia bahagia “

“ kamu bisa mencobanya “ aku segera beranjak untuk memasang gaun pilihan ibuku ini. Lumayan pas dan aku rasa ini cukup menarik perhatian matanya. Dia sangat menyukai biru aqua,warna yang lembut tapi tegas. Bergegas aku mencoba gaun ini,aku ingin segera menghubungi Jinny dan mengajaknya keluar guna membeli sebungkus kado yang tepat untuk Adhan. Tidak mungkin aku tidak memberinya kado di hari ulang tahun,dia sangat baik padaku. Setidaknya aku harus menyamar menjadi adik yang baik. usai mencoba dan ibu mengamininya. Aku berpamitan untuk pergi,namun langkahku sempat terhenti di bibir pintu. Adhan sudah bertengger dihadapanku. Aku tidak menyapa,atau sekedar melempar senyum hanya melaluinya begitu saja. Jujur hingga detik ini sebenarnya aku masih bingung harus bersikap bagaimana kepadanya. Berhasil menghubungi Jinny,aku bersiap untuk pergi bersamanya. Kak Firas juga siap menemani untuk memilih kado yang tepat,berjam-jam kami bertiga berputar di pusat perbelanjaan. Akirnya jatuh pandanganku pada sepasang sepatu olahraga. Jinny memilih jam tangan,kak Firas memilih sepatu olahraga dan ini lah pilihan terakir. Aku membungkusnya dengan rapi dan cukup special.

“ tulis kata-kata selamat ulang tahun dan akiri dengan kata “ Love You “ begitu Zhu “ ku jitak kepala gadis ini,dia meringis kesakitan. Apa yang ada diotaknya sehingga aku harus menulis kata itu. Susah payah aku berusaha menghapus cinta untuknya. Bagaimana mungkin aku akan mengucapkannya.

Setelah kado siap,kami kembali kerumah masing-masing. Aku juga mengingatkan kedua kakak beradik itu agar tidak lupa untuk datang tepat waktu. Walau bagaimanapun,hari ini aku harus tegar dan lebih kuat untuk selalu memasang senyum bahagia dihadapan Adhan. Setidaknya aku butuh Jinny untuk bersandar dan berbagi cerita.

Jam berputar tanpa bertanya,waktu untuk acara sudah dekat. Aku bersiap memoles wajahku seadanya,ibu juga membantu untuk aku merias wajah. Dirasa cukup,ibu meninggalkan aku untuk menyambut tamu dan berpesan agar aku segera mengikuti acara. Aku sedikit menata hati,aku harus siap dan memilih senyum yang tepat. Jinny terlihat begitu sumringah,dia mencariku kekamar dan mengajakku untuk mengikuti acara. Aku tidak pernah menyangka akan hadir ditengah acara semeriah ini. Sebelumnya aku tidak pernah mengikuti acara ulang tahun yang dibuat semeriah ini. Ini acara ulangtahun seorang pria,tetapi dibuat sangat besar seperti acara pernikahan saja. Banyak tamu ayah dan ibu yang menebar senyum. Bahkan ibu dan ayah tidak segan memberi pengumuman bahwa aku adalah putrinya. Ayah sempat menitikkan air mata memberi pengumuman penyambutan kehadiranku ini. Setelah itu ayah datang dan mendaratkan kecupan manis dikeningku sebelum kembali berkumpul dengan tamu-tamunya.

Aku bercanda ria dengan Jinny,mencoba mengomentari ini itu yang kami lihat. Mataku terpanah pada seorang gadis. Rambutnya curly dan panjang. Riasan wajahnya natural,sangat menawan. Aku bukan tertarik pada parasnya yang menawan,aku masih normal. Aku tertarik pada gaun yang dia kenakan. Rasanya aku tidak asing dengan gaun itu. Mataku mengikuti kemana dia berjalan. Rupanya dia menuju arah Adhan berdiri. Aku juga melihat mereka berpelukan hangat dihadapan semua orang. Hatiku terbakar,pandanganku pun berapi. Ada bercak air dikelopak mata yang kutahan kuat-kuat. Mungkin kak Firas menyadari konak perasaanku,dia berjalan dan berdiri tepat dihadapanku menutup pemandangan yang membuat hatiku tidak menentu. Jinny merangkul pundakku halus.

“ Zhu... “

“ aku baik-baik saja “ jawabku lirih.

Sementara kak Firas tetap berdiri didepanku tanpa kata. Pandanganku masih nanar,kabur tidak jelas. Genangan air dikelopak mata ini sudah menyundul tidak sabar,namun kucoba untuk menahannya sebisa mungkin. Hingga tiba saat peniupan lilin yang sudah disiapkan. Ibu menyiapka kue terbesar yang pernah aku lihat. Ibu memesan khusus untuk acara hari ini. mungkin ada seratus lilin yang harus dipadamkan.  Mata Adhan tajam menatapku,sementara aku terpaku melihat legan gadis bergaun biru muda itu melingkar di lengan kanan Adhan.

Jadi,itu sebabnya gaun itu harus kucoba dan dibeli tanpa harus diberikan padaku?

Aku mengingat dengan jelas saat dia memilih gaun itu dan memintaku untuk mencobanya,dia juga berkata hanya ingin aku mencobanya. Setelah itu aku lihat dikasir dia membeli gaun itu namun tidak dia berikan kepadaku. Jadi untuk gadis itu?

Aku merasa ada yang menyentuh telapak tanganku. Kuarahkan pandanganku pada kak Firas yang dengan setia masih berada disamping kiriku,dia hanya memejamkan mata dan mengangguk lembut. Ayah ternyata sudah berada dihadapanku dan mengembangkan senyum terindahnya. Ayah merangkulku hangat dan membimbingku menuju tempat peniupan lilin. Terlihat alay dan lebay,tapi entahlah mungkin ini bisa membuat suasana bahagia.

“ ini juga acara penyambutan kehadiran putriku tercinta Zhulaikah Al-Fasih “ gerlap tepuk tangan para tamu menyamar bahagia.

Aku mencoba menyuguhkan senyum semampuku. Sementara hatiku bergejolak saat aku harus berdiri beriringan dengan Adhan untuk meniup ratusan lilin ini. Mataku tajam pilu melirik wajah Adhan yang nampak tenang. Semakin tegang jantungku saat ibu meminta Adhan memotong kue dan memberi kami sedikit suapan. Suapan pertama Adhan berikan untuk Ibu,kemudian ayah dan dia menyodorkan kue itu dihadapanku yang masih menahan gejolak peperangan batin,hati dan otak yang harus bertindak sesuai logika. Entah apa yang dihasilkan dari peperangan itu,hingga aku hanya diam menatap tajam Adhan yang memintaku untuk menggigit sedikit kue yang ada ditangannya. Hingga pada akirnya aku menampik tangan itu dan membiarkan sepotong kue tadi limbung berjatuhan. Segera aku menahan wajahnya dengan kedua telapak tanganku dan kulandaskan kecupan dikeningnya walau harus berjinjit karena dia tetap lebih tinggi dari ku meski aku sudah menggunakan hak tinggi. Kubuka mataku dan kubiarkan kelopak ini bertatapan dengan kelopak tajam yang sedari tadi membuatku menahan konak. Namun saat tersadar,aku justru gelagapan dan merasa sangat bodoh.

Apa yang aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?

Aku seolah mempermalukan diriku sendiri dihadapan orang banyak. Aku mencoret mukaku sendiri dengan tinta tidak beraturan.

-------o0o-------

Terlihat kedua orang tuaku duduk diruang keluarga,bercengkerama dan melontarkan canda. Adhan dan mataku masih ingin mengadili wanita berkulit putih dengan rambut curly dan gaun itu. Gaun yang pernah aku coba itu menempel sangat sempurna di tubuhnya.

“ Zhu,kemarilah nak “ Ibu mengundangku untuk bergabung bersama mereka. Malas aku menyambut undangan itu,aku memilih untuk duduk berjauhan dari Adhan. Tentu aku memilih disamping ayahku dan kurangkut manja lengan lelaki yang sangat kuhormati ini sembari kulemparkan senyum manis untuk beliau.

“ Zhu,kenalkan itu Mayang sepupu kalian “ aku terkaget dengan ucapan Ibu,mataku spontan menatap sumber suara.

Sepupu? jadi dia sepupu,bukan pacarnya? TUHAN haruskah aku bersyukur?

Aku cemburu ditempat yang salah. Tidak kuduga aku bisa seperti ini. Hebat,aku memiliki rasa cemburu yang tentu bisa dilihat. Sekarang aku gelagapan dan serba salah harus bagaimana. MALU itu yang aku rasakan saat ini.

“ Iya,Mayang sepupu kamu juga. Adhan dan Mayang sudah dekat sejak kecil,mereka seperti saudara kandung. Dan kedekatan mereka juga seperti itu “ ibu menuturkan segala yang terjadi. Kedekatan mereka,cara hidup mereka. Tempat Mayang tinggal,dibesarkan hingga segala hal terkecil tentang Mayang. Aku merasa kebodohanku lahir sejak kecil. Kenapa tidak aku cari tahu dulu asal muasal gadis ini? mengapa begitu saja menghakiminya dengan perasaan cemburu.

Kami mengakiri malam ini sampai disini. Aku segera membersihkan diriku dan bersiap untuk merajut mimpi. semakin lama aku berada diantara mereka aku semakin terlihat bodoh. Aku tidak habis pikir dengan hatiku. Mengingat kejadian peniupan lilin itu membuatku canggung untuk berhadapan dengan dua orang yang terdengar masih bercanda tawa di kamar sebelah.

Apa dia juga akan tidur satu ranjang dengan Adhan kenapa selarut ini masih saja berada dikamar Adhan ?

Aku tidak ingin berenang diatas rasa semu ini. kutarik selimut menutup sekujur tubuh dan mukaku. Kuarungi hidupku sendiri,hidup dengan cerita dialam mimpi. Saat pagi menyapa,aku ingin dia menyuguhkan cerita baru. Aku terbangun mendengar jerit tawa dari luar jendela. Aku berjalan malas menuju jendela,sesekali aku menutup bibirku yang masih menguap. Kulihat Adhan dan Mayang sudah berkecimpungan dikolam renang. Dua orang itu terlihat sangat bahagia.

“ Hei kakak Zhu, kamu sudah bangun ? lekas turun sini !! “ gadis sok cantik yang memang cantik ini melambaikan tangannya dengan anggun

“ Turunlah Zhu !! “ suara Adhan kenapa berubah sangat hangat begitu? Kalau bukan karena Adhan aku tidak akan turun. Aku hanya melempar senyum dan berbalik mencari anak tangga. Aku melalui kolam renang begitu saja,kusapa halus ayah dan ibu yang sedang santai sembari membaca koran. Ibu memberiku segelas minuman.

“ Ayo berenang kak “

“ tidak mau,masih dingin “ jawabku begitu saja.

“ Hai Adhan,kamu sedang berenang padahal aku ingin mengajakmu bersepedah “ kehadiran kak Firas mengejutkanku,dia terlihat sumringah dengan segala yang dia kenakan.

“ bagaimana jika bersepedah denganku ? “

“ Zhu,kamu mau? “

“ aku akan ganti baju “ aku berlalu menuju kamar,mengganti pakaianku dengan pakaian olahraga. Namun,masih sama seperti biasa. Adhan yang usil kembali menghalangi niatanku untuk berolahraga bersama kak Firas. Aku melihat dia masih berenang didalam air seiring dengan langkah kakiku untuk melalui kolam renang. Tiba-tiba ada yang menarik lambaian lembut tanganku.

“ AARRGGHH “

“ BYUUUURRRR “ tubuhku terhempas dalam genangan air. Tidak terlalu dalam,karena sepasang tangan jahil ini menahan tubuhku. Mungkin saat ini semua pandangan jatuh pada kami. Tapi Adhan hanya tersenyum sembari memeluk tubuhku yang sudah bersenyawa dengan air kolam ini. Sepertinya membuatku gugup adalah hobby yang dia miliki sejak kecil. Oh tidak,sejak bertemu denganku. Karena aku tidak tahu saat dia kecil seperti apa. Sekali lagi aku kesal,dan memberi cipratan air di wajahnya. Dia melepaskan tubuhku dan membiarkan aku sedikit berenang menjauhinya. Kak Firas membantuku untuk mendarat. Adhan benar-benar keterlaluan,aku menggigil kedinginan pagi ini. entah apa yang terjadi,mungkin tubuhku yang kurang bugar. Pagi ini aku merasa sangat dingin.

“ kemana rutenya? “

“ hanya sekitaran sini saja,kamu yakin akan membiarkanku berdua saja dengan Zhu? “ aku berlalu membiarkan kedua orang itu saling berdialog ringan,semakin aku melangkah aku merasa suara mereka semakin samar.

“ tidak apa-apa,jaga jarakmu dan jaga dia baik-baik. aku akan membunuh,,, “

“ BRAAKKK “ kakiku tersandung karpet lantai dan tubuhku terhuyung menimpa guci hias kesayangan ibu yang diletakkan tidak jauh dari jangkauanku.

“ ZHU... “ aku masih mendengar suara itu,dan masih samar bisa kulihat kak Firas menghampiriku. Disusul kemudian Adhan dan mungkin Ayah serta ibuku juga datang. Aku tidak bisa menyadari apapun setelah ini. entah siapa yang membawaku kekamar atau kerumamh sakit,siapa yang mengganti pakaianku dan siapa yang akan menunggu aku hingga sadar. Aku tidak tahu dan tidak ingin menebak semua itu.

Yang aku tahu,saat aku membuka mata aku melihat kak Firas sudah tidak menggunakan pakaian olahraga lagi. Dia sedang meletakkan segelas air putih di mejaku. Dan aku juga melihat Adhan dengan jelas dari bibir pintu berjalan menghampiri.

“ Zhu,kamu sudah bangun? bagaimana,apa ada yang sakit? “ dia terdengar sangat hawatir. Sama seperti dulu saat pertama kali aku harus dirawa dirumahsakit.

“ Zhu... “ kak Firas, mendekat lengkap dengan segelas air yang tadi dia letakkan di meja. Tidak lama kemudian ayah dan ibu datang. Aku berharap Mayang tidak datang,dia pasti akan merebut perhatian kakakku. Merasa tidak tepat waktu untuk bercengkerama,ayah memintaku untuk segera beristirahat. Benar saja jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh,dan semua lampu kamar sudah menyalah. Itu berarti ini sudah larut malam. Kak Firas membantuku untuk meneguk sedikit air. Adhan membenarkan selimutku dan segera berlalu menutup daun pintu begitu saja. Sekiranya sekarang aku sedang sendiri dalam heningnya kamarku. Aku masih belum bisa tidur dengan nyenyak. Kubiarkan pikirku melayang mengingat dan merenungkan gejolak hati yang tidak karuan. Otak dan emosiku harus bisa terkontrol dengan baik. Aku harus bisa melupakan perasaan lebih untuk Adhan. Suara,telingaku menangkap ada suara pintu terbuka. Aku tidak bisa melihat dalam kegelapan, segera kututup kelopak mataku tanpa harus mencari tahu siapa yang datang. Derap langkah kaki semakin dekat kudengar. Jantungku berderam tidak keruan,bukan takut tapi sedikit was was. Terlebih saat aku merasa ada yang membelai rambutku. Sedikit menata selimutku kembali.

Pasti Adhan,dia hanya ingin tahu apakah aku sudah tidur atau belum? Dia benar-benar membuat.... pikirku terhenti saat ku dengar ada suara lain yang datang.

“ apa yang kamu lakukan? “

Itu suara Adhan,tapi kenapa terdengar jauh? lalu siapa yang sedang membelai rambutku ini?

“ apa ada yang terluka? kakinya,atau tangannya apakah tidak masalah? “

Firas,ini suara kak Firas. Kak Firas yang membelai rambutku. Aku hanya diam dan berpura tertidur. Itu adalah jalan terbaik yang harus kupilih.

“ semua normal,kalau perlu besok aku akan membawanya kerumah sakit sekedar check-up “

“ itu lebih baik “ mereka terdiam sejenak,aku masih belum berani membuka mata. Aku yakin mereka masih ada di kamarku. Terlebih aku masih merasa ada yang menggenggam tangan kananku.

“ Firas,sejak kapan kamu tertarik pada Zhu?”

Pertanyaan itu terdengar seperti petir yang menyambar. Kak Firas,tertarik padaku? rupanya benar apa yang Jinny katakan. Kakaknya memang tertarik kepadaku.

“ Sejak dia tinggal dirumahku. Dan sejak aku selalu berusaha membuat dia tersenyum,sejak aku berusaha menjaga perasaannya agar tidak terluka. Aku merasa sangat ingin membuat dia bahagia. Saat dia bersedih dan menangis,aku ingin mendekapnya erat “

“ Zhu,adikku. Kamu tahu betapa bahagianya aku saat aku menemukannya. Aku lega mengetahui dia masih hidup dan bisa menemukan dia kembali. Kenyataan bahwa dia adalah adikku,bukan orang lain. Itu yang membuatku bahagia. Dia lugu dan polos,dia juga sangat ceroboh juga mudah terjatuh atau menabrak. Hidup dengan cara yang tidak sehat. Hanya makan mie instan setiap hari. Dia membuat hidupku berubah drastis. Dia menghilangkan rasa sepiku. Aku suka menggodanya,wajahnya sangat lucu saat terkejut dan marah. Wajah bingungnya juga sangat memikat. Menggodanya sangat menyenangkan. Seandainya dia bukan adikku,aku juga pasti akan jatuh hati padanya. Dia membuatku merasakan berbagai rasa. Kamu tahu sendiri betapa kesepiannya aku menjadi anak tunggal,aku hanya bermain denganmu saja. Saat kita dewasa itu sangat menyebalkan. Terlihat seperti aku menyukai sesama jenis. Tapi sejak bertemu dengan Zhu,dia benar-benar merubah semua itu. Memiliki adik seperti Zhu,sangat mengagumkan. Zhu adalah harta paling berharga dalam hidupku “.

“ Zhu,membuatku menemukan penghapus luka-luka lama. Dia membuatku sadar “

“ Tapi aku tidak akan membiarkanmu menyentuh adikku begitu saja,pastikan tidak ada siapapun dalam hatimu. Buktikan kalau kamu benar serius tidak akan membuat Zhu terluka,aku akan membuat hidupmu lebih sulit dari sebelumnya jika kamu mempermainkan hati Zhu “

“ Adhan,kamu seperti tidak pernah mengenalku “

“ aku akan diam dan memberimu kesempatan mendekati adikku,setelah kamu mengungkapkan perasaanmu pada Zhu dihadapan Ayah. Setelah ayah setuju,aku akan membiarkanmu menyentuh adikku. Perlu kamu ingat dan kamu tahu dia memiliki kakak yang hebat dalam segala hal,termasuk bela diri “

“ hahahaha,aku akan memenuhi syaratmu kakak ipar “

“ itu tepat,kamu harus memanggilku kakak ipar hahahahaha “

Apa mereka sedang melelang hatiku?

Tapi tunggu,kak Firas ternyata dia memiliki hati untukku. Dia tahu aku sedang jatuh hati pada Adhan. Pasti saat itu dia merasa patah hati. Kalau benar kak Firas memiliki rasa lain untukku,apa yang harus aku lakukan?

“ istirahat yang baik ya,adikku “ suara Adhan terdengar dekat di telingaku,dia juga mengecup keningku. Setelah itu dia pergi dan sedikit bincang canda mereka masih melintas mengiringi langkah kaki mereka. Sekarang aku sadar,Adhan sangat mencintaiku sebagai adiknya. Setidaknya aku juga tahu,bahwa dia juga tertarik padaku seandainya aku bukan adiknya. Seandainya kenyataan datang diakir cerita,mungkin aku sempat merajut hati dengannya.

-------o0o-------

Pagi yang cerah,aku berharap ada cerita baru yang lebih baik. Setelah menunaikan dua rakaat,aku berjalan dengan lancar menuruni anak tangga. Aku berjalan menuju dapur ku lihat ibuku sedang sibur ber-atraksi dengan segala yang ada dihadapannya.

“selamat pagi ibu “ ibu terlihat sedikit terkejut dengan kehadiranku. Beliau menjawab lembut sapaanku,beliau juga mempersilahkan aku menenggak menu sarapan yang sudah beliau siapkan. Ayah datang dan memelukku hangat. Mereka pasti sangat hawatir dengan keadaanku. Tidak lama setelah itu dua lelaki yang tadi malam kudengar berbincang dikamarku,muncul dengan busana yang sangat rapi. Keduanya memang terlihat sama,iya sama-sama mempesona. Hari ini adalah hari sidang mereka,usia pendidikan mereka di bangku kuliah tinggal menghitung hari. Setelah hasil sidang mereka akan diwisuda sebagai tanda berakirnya masa pendidikan mereka. Tajam aku memperhatikan Adhan,aku kagum padanya. Kagumku hari ini karena dia adalah kakakku. Dia adalah kakak yang selalu menjagaku dengan sangat luar biasa. Sedikit senyum simpul tercipta di bibirku.

“ ibu,aku tidak melihat Mayang? “

“ Mayang sudah pulang kemarin sore,sebenarnya dia ingin menunggu kamu hingga sadar. Tapi jadwal pesawatnya tidak bisa ditunda,dia juga dikejar jadwal kegiatannya “

“ tadi pagi,dia menghubungiku menanyakan kabarmu “ mataku tertuju pada Adhan kali ini. jelas saja dia akan menghubungimu. Apa dia tidak bisa menghubungi ibu untuk menanyakan aku?,sepertinya dia mengharapkanmu lebih dari sepupu.

Usai sarapan,kedua pemuda ini bergegas untuk pergi. Aku masih memperhatikan keduanya,mereka sedikit berbincang santai sembari  menyiapkan motor yang akan mereka gunakan. Setelah itu mereka tancap gas melewati gerbang rumah ini. aku masih memperhatikan dibalik jendela kaca hingga mereka menghilang dari pandangan. Aku kagum pada Adhan,aku juga kagum pada kak Firas. Mereka adalah sosok kakak yang selalu memperhatikan adiknya. Menjaga adiknya dalam hal apapun. Aku tahu betapa kak Firas selalu berusaha membuat Jinny memiliki kakak yang sempurna. Kak Firas rela terbangun malam hari hanya karena Jinny memintanya untuk membuatkan sepiring nasi goreng. Kak Firas bahkan membantu Jinny untuk menyiapkan pakaiannya saat Jinny terbangun kesiangan untuk berangkat kuliah. Kak Firas juga yang menyiapkan buku materi yang harus Jinny bawa,kak Firas memastikan Jinny membawa kotak camilan sehatnya karena Jinny tipikal perut karung yang mudah lapar. Saat Jinny merasa kurang enak badan,kak Firas juga yang paling panik dan selalu menjaga Jinny. Kak Firas juga menabung lebih untuk membelikan Jinny barang-barang yang dia inginkan. Belum pernah kulihat sekali saja kak Firas kesal pada Jinny meski Jinny selalu membuatnya kesulitan. Kak Firas selalu ada dan sanggup menuruti apapun yang Jinny inginkan.

Mungkin itu juga yang dilakukan Adhan. Dia bahkan menjaga perasaanku agar tidak terluka. Aku masih terkesan dengan apa yang dia ucap dan dia lakukan tadi malam. Aku tidak merasa menjadi adik yang durhaka pagi ini. Harusnya aku bisa mengimbangi apa yang dilakukan Adhan. Harusnya aku bisa menjadi adik yang lebih baik lagi. Berbagai hal aku renungkan pagi ini. Ayah dan Ibu juga sudah pergi ke Batam untuk pekerjaan. Aku tinggal dirumah seorang diri menanti Adhan. Mungkin aku harus membiasakan diri memanggil dia dengan sebutan “kakak”. Aku harus berusaha lebih baik lagi. Aku tidak pandai dalam segala hal,tapi setidaknya aku harus menjadi adik yang baik untuk kakakku walau bukan kakak kandung.

Aku berjalan menuju ruang baca,memilih satu buku bacaan sekedar menghibur diri yang kesepian.  Mungkin ini yang Adhan rasakan selama ini,dia selalu kesepian saat kedua orang tua sedang dalam perjalanan bisnis. Ku sisir langkah kearah dapur menyedu cokelat hangat,dan menaiki anak tangga menuju kamar pribadiku. Kunikmati secangkir cokelat hangat sembari memandang indahnya alam  dibalik jendala kaca kamarku. Cuaca berseri meski dingin menyengat. Aku memakai busana lengan panjang berwarna kuning,rok panjang melambai dengan warna hijau muda dan syal menyampir dileher dengan warna merah bata.

“Maruko chan !! “ aku mengarahkan pandanganku kesumber suara. Adhan terlihat sumringah,mungkin hasil sidangnya memuaskan. Segera kulempar senyum yang kubuat tulus dan semanis mungkin. Dia berjalan kearahku perlahan, seperti orang kehilangan kesadarannya dia mendaratkan kecupan manis di keningku. Aku terkejut dan bertanya-tanya.

“ kamu pasti bosan dan kesepian,ayo kita jalan-jalan “ dia terlihat bersemangat,aku tidak ingin mematahkan semangat itu. Tidak enak rasanya karena dia pasti lalah usai sidang. Tapi melihat sumringahnya,aku tidak tega.

“ baiklah,kemudian kita belajar masak untuk makan malam “

“ OKE,kita belanja bahan-bahan kalau begitu. Kamu mau makan apa? “

“ eemmmm,,, kamu mau apa? “

“ bagaiama kalau tumis brokoli?”

“ boleh,lalu kita tambahkan sosis dan wortel “ kami menemukan titik kesepakatan. Setelah itu kami berangkat menuju tempat dimana kami bisa menemukan semua kebutuhan yang kami perlukan. Adhan terlihat sangat bersemangat,kami juga menggoda satu sama lain menciptakan suasana penuh tawa. Usai belanja,kami meracik semua sesuai kebutuhan. Seperti yang tertulis dalam resep yang kami temukan di media online. Seperti yang kalian tahu pemirsa,aku tidak pernah memasak karena aku tidak bisa memasak. Dan ternyata Adhan juga tidak bisa memasak. OMG akan jadi apa makanan ini nanti. Setelah dirasa semua makanan matang,kami meletakkannya dimeja makan. Dari warnanya,aku sudah ragu. Aku memperhatikan piringku detail dan melirik Adhan. Rupanya dia juga melakukan hal yang sama denganku.

“ Selamat makan “ aku mencairkan suasana

Aku menandaskan sesendok makanan ini dilidah. Terdiam untuk beberapa saat dan aku paksakan diri menelan makanan ini. Seteguk air mungkin bisa menetralkan suasana.

“ Kakak,, “ ini pertama kalinya aku memangggil dia dengan sebutan itu. Dia menatapku antusias. Aku ragu apakah dia menelan makanan dimulutnya.

“ kamu yakin,tidak merubah resepnya? “ ku beranikan diri melayangkan tanya itu. Dia terlihat kesulitan menelan apa yang ada dimulutnya.

“ rasanya unik “ dia menyadari kalau hasil masakan ini memang unik.

“ he’em “ kami terdiam untuk beberapa saat.

“ bagaimana kalau makan diluar? “ Adhan bersuara memecahkan keheningan ini.

“ itu lebih baik “ sambutku riang. Kami bergelak tawa mentertawakan diri sendiri. Kami adalah dua orang aneh yang berusaha memasak meski tidak tahu menahu  tentang cara memasak,memaksakan diri untuk memasak. Tapi aku suka suasana didapur bersama Adhan. Kami penuh canda dan bahagia. Tapi sebentar,bukankah waktu itu dia terlihat sangat ahli dalam memasak ? waktu itu nasi goreng buatannya terasa mendekati sempurna. Bahkan aku memujinya sangat pandai dalam hal apapun. Aku mencoba berfikir dan memberanikan diri untuk mencari tahu tentang rahasia dibalik nasi goreng.

“ tunggu,bukankah waktu itu kamu membuatkanku nasi goreng? “

Pandangannya menerawang,mungkin dia mengingat apa yang pernah kami makan untuk sarapan pagi hari setelah kami kehujanan.

“ itu Firas yang membuat “

“ hah ?? “

“ dia datang tengah malam membawa obat penurun panas. Kamu demam waktu itu,badanmu panas sekali “

Benarkah ? jadi kak Firas datang hanya untuk itu?

“ lalu,kenapa pagi hari kak Firas tidak ada? “

“ dia hanya membuatkan nasi goreng dan terburu-buru pergi karena ada yang ingin dia selesaikan “

Aku terdiam beberapa saat,jadi kak Firas yang membuatkan nasi goreng dan sempat mendapat pujianku di pagi itu. Pantas saja dia tidak merasa heran sama sekali saat aku menangis dipelukan Jinny,dia menginap juga dirumah Adhan malam itu. Aku terlalu terbuai pesona Adhan,hingga menyempurnakan semua yang dia lakukan untukku. Ternyata kak Firas juga turut serta dalam semua ini.

“hari itu aku datang kerumah Firas,aku membawakan soup ayam untukmu. Aku membelinya di rumah makan seperti biasa,aku fikir akan terasa hangat bila hujan sederas itu kamu menikmati soup ayam. Tapi ternyata kamu tidak ada dirumah. Firas juga terlihat sangat terkejut saat aku mencarimu,yang dia tahu kamu berusaha menemuiku. Dia merasa bersalah karena meninggalkanmu sendirian ditempat kerja,dia tahu kamu takut saat hujan dan petir seperti itu. Kami segera berpencar mencarimu. Aku yang menemukanmu lebih dulu. Awalnya aku berusaha mengompres dahimu dengan ice,tapi panasmu tidak turun juga. Walau sudah denganku,Firas masih saja menanyakan kabarmu. Aku mengatakan bahwa demammu tidak kunjung turun,akirnya dia datang membawa obat penurun panas itu dan memberikan padamu. Dia juga menyiapkan sarapan,karena dia bilang kamu suka telur mata sapi “ aku ingat,waktu itu memang kak Firas menghubungi Adhan. Aku juga mendengar dia berbicara tentang aku.

Aku merasa malu dan bersalah. Malu karena menganggap semua ini hanya Adhan yang melakukan,hingga dia selalu mendapat poin plus dimataku. Aku selalu terjerembab dalam pesonanya,menganggap dia selalu melakukan segalanya untukku. Tidak aku sadari,ada orang lain yang berusaha melindungiku dibalik pandanganku. Mungkin selain hawatir pada demamku,kak Firas juga memastikan tidak terjadi fitnah pada kami yang belum diakui secara resmi sebagai adik kakak ini tinggal berdua. Kak Firas tahu betapa aku sangat tertarik pada Adhan. Aku selalu memuji Adhan dihadapannya waktu itu. Aku semakin malu dan merasa bersalah. Adhan memang selalu menjagaku,selalu menghiburku dan  mencukupi semua yang aku inginkan. Namun aku seharusnya juga memandang orang lain yang juga demikian. Orang itu juga melakukan hal yang sama,memberikan hal yang sama. Mereka seimbang,tapi aku hanya memandang Adhan dengan pesonanya. Apa yang salah dengan kak Firas ?

“ Zhu.... ZHU...“ Adhan membangunkan aku dari lamunan bersalahku.

“ kamu tertarik pada Firas? “ aku mengalihkan pandanganku,berpura-pura mencari pemandangan dipinggir jalan. Harus bagaimana aku menghadapinya ? selama ini aku hanya tertarik pada Adhan. Pada pesona Adhan,aku tidak memandang Firas sama sekali. Rasanya tidak adil jika aku mengatakan aku tertarik pada kak Firas,sementara rasa tertarikku pada pesona Adhan masih belum usai. Aku harus mengakiri rasa didalam gumpalan merah ini dan mengubahnya menjadi rasa cinta pada seorang kakak,yang nyatanya Adhan adalah kakakku. Kakak yang tidak mungkin tertarik pada adiknya. Kakak yang tidak mungkin menikah dengan adiknya.

-----o0o-----

Setelah menunaikan dua rakaat,aku menuruni anak tangga. Membuat segelas susu hangat. Suasana pagi ini sangat dingin menyengat. Entah dimana Adhan? Aku tidak mencium kehadirannya sama sekali. Kuputuskan untuk menikmati tontonan pagi,mungkin memberiku sedikit inspirasi karena hari ini aku agak sedikit siang untuk pergi kekampus.

“ Maruko Chan !! “ aku mendengar suara Adhan,tidak jauh dari tempatku berada. Darimana datangnya mahluk itu. Tadi aku tidak mengendusnya sama sekali,kenapa sekarang tiba-tiba datang ? apa dia bisa sulap __hehehehe___

Aku menghampiri sumber suara dan melihatnya menyiapkan menu sarapan pagi ini. Sedikit bertanya-tanya aku menyelidik masakan ini. kemudian kulihat empunya dengan mata tajam yang aku miliki.

“ kakak,ini bukan masakanmu kan? “

“ Aku membelinya dipersimpangan jalan hehehe “ beruntung bukan masakannya. Pagiku akan terasa aneh kalau harus menikmati makanan berasa unik lagi.

“ Selamat pagi,, “

“Assalamualaikuuuummm “ Jinny berlari menghampiriku,melandaskan pelukan ditubuhku. Aku juga melihat kak Firas dan menyambutnya dengan senyum. Mataku mulai lekat memperhatikannya. Betapa bodohnya aku tidak bisa melihat ketulusan orang ini. kak Firas juga menawan. Dia tinggi,dia suka olahraga,bisa memasak dan selalu mendapatkan IP yang tidak kalah baik dengan Adhan. Mereka adalah mahasiswa dengan nilai baik dikampus.

“ bagaimana kabarmu,katanya kemarin demam. Maaf ya,aku baru bisa datang. Aku membawakan oleh-oleh khusus untukmu dari Malang “

“ benarkah? “ aku cukup antusias. Jinny yang cerewet ini selalu membuatku penuh tawa.

“ sebaiknya sarapan dulu “ kami mendapat teguran dari bapak ice. Adhan,siapa lagi yang akan cerewet masalah makan kalau bukan dia. Wal-hasil,pagi ini kami sarapan berempat. Selain menu yang Adhan beli,kak Firas juga menyodorkan puding cokelat kesukaanku. Dia membawanya dari rumah. Setelah sarapan,aku dan Jinny segera menuju kamar. Membiarkan kakak kami yang sama-sama tampan dan pandai dalam segala hal itu membersihkan dapur. Kami banyak bercerita ini itu. Gelak tawa juga tidak terelakkan lagi. Kami juga berangkat kekampus bersama. Hidup berdampingan dengan Jinny selalu berwarna. Dia adalah sahabat yang baik,selalu setia mendengar cerita suka dukaku.

“ Zhu... “ aku mendengar suara yang pernah aku kenali. Dag dig dug jantungku penuh genderang. Sesosok gondoruwo yang sempat sangat menakutkan itu menghampiriku. Aneh,dia tidak pernah memanggil namaku. Kenapa hari ini dia memanggilku? lagipula sudah lama aku tidak melihatnya,kenapa dia sekarang menampakkan diri lagi?.

“ sesajenmu kurang hari ini. Apa yang harus kita lakukan? Adhan dan kak Firas tidak kekampus sekarang “ Jinny berbisik kecil,melihat gondoruwo ini datang.

“ kenapa dia kekampus bukankah mereka satu kelas?”

“ dia semakin mendekat,siapkan dirimu aku akan memukulnya dengan tasku kalau dia berani menyentuhmu “

Masih ada genderang yang ditabuh dalam jantungku. Kenapa dan ada angin apa gondoruwo ini menyebut namaku. Dia masih berjalan lurus kearahku. Nyaliku menciut,Jinny sudah menyiapkan tasnya sebagai senjata. Hingga tepat di persimpangan jalan.

“ Anita,kemari cepat !! pengumuman sudah keluar “

“ iya “ dia segera berbelok kearah kanan. Semakin jauh dan menjauh dari keberadaanku. Aku dan Jinny menghembuskan nafas lega bersama,sejenak kami berpandangan beradu mata. Dan segera mengambil langkah untuk pergi. Mengikuti kelas hingga jam kelas berakir dan pulang. Aku terkejut saat melintasi gerbang kampus. Adhan sudah bertengger disana,dia bilang ingin menjemputku. Dia memang selalu begini,seenak dan semaunya saja mengantar atau menjemputku. Aku juga tidak dibiarkan kemana-mana sendiri,dia selalu siaga menemaniku. Aku fikir dia terlahir sebagai kakak yang lebay.

Kami selalu melakukan berbagai aktifitas bersama. Menjalankan ibadah,makan,jalan-jalan,nonton film dan olahraga pagi bersama. Seperti pagi ini,dia mengajakku untuk lari pagi. Berbeda dengan dia yang sudah sangat terbiasa hidup sehat. Langkah kakiku tidak bisa mengimbanginya. Dia sudah jauh mendahuluiku,sedang aku masih berlari semampuku sembari menikmati sejuknya tempat ini. Ada banyak tanaman hijau disekelilingku,terasa sejuk dan sangat segar.

“ selamat pagi Zhu !! “ aku mengarahkan pandanganku,kak Firas sudah memamerkan senyum indahnya. Kami berlari beriringan,sembari bercakap ringan. Tiba-tiba aku merasa ada yang menarik kakiku. Tubuhku hampir terjelungup dibuatnya,beruntung kak Firas sigap menangkapku. Kami tidak membuat mata kami beradu,agar tidak sama seperti cerita sinetron ___hehehehe___ kak Firas segera melepas tubuhku dari dekapannya,aku tersipu dan malu membuang pandanganku serta merasa sangat konyol sepagi ini. Tapi tunggu,kemana kak Firas yang harusnya ada didepanku ? kenapa dia tiba-tiba menghilang? aku merambatkan pandanganku kesegala arah dan belum juga aku menemukan sosoknya. Masih berdiri mematung,aku mengarahkan pandanganku kebawah. Rupanya kak Firas sedang sibuk membenarkan tali sepatuku yang lepas,aku tidak bisa berkata apapun. Hanya diam menatap dengan pasrah. Usai membenarkan tali sepatuku dia berdiri tegap dihadapanku,tersenyum dan berkata.

“ itu akan membahayakanmu,lebih berhati-hatilah “

Aku hanya tersenyum dan mengangguk begitu saja. Perasaan malu dan senang bercampur menjadi satu,hingga aku tidak bisa membuat wajahku terlihat rapi. Kami berjalan kecil,menghampiri pedagang minuman. Dia mempersilahkan aku duduk di bangku panjang menunggu dia memilih sebotol minuman untukku. Kuayunkan kedua kakiku,sembari cengar-cengir bak orang kesurupan. Menimang tali sepatuku yang sangat rapi. Terlihat sangat manis,dan memang kejadian tadi sangat manis. Kak Firas datang dengan botol minuman ditangannya. Dia duduk tidak jauh dariku,dia juga membuka tutup botol minuman ini hingga siap aku nikmati. Kulandaskan seteguk demi teguk air yang terasa sangat segar di kerongkongan ini.

“ sebentar lagi kakak wisuda,sudah siap? “ aku memulai percakapan kecil.

“ kalau belum,kamu mau membantu? “

“ membantu apa? “

“ menyiapkan yang perlu disiapkan “

“ menyiapkan gundulmu? “ Adhan hadir ditengah-tengah kami,dia menyibak jarak duduk aku dan kak Firas.

Mahluk ini benar-benar seperti hantu,muncul semaunya sendiri

Aku menatapnya tajam. Kemana saja dia sedari tadi,kenapa meninggalkan aku sendiri?

“ kenapa? “ dia membalas tatapan tajamku yang menghakimi kehadirannya.

“ darimana saja kamu? kalau tadi ada penculik,dia pasti sudah berhasil membawaku “ ucapku ketus,asal meletus saja tanpa berfikir.

“siapa yang akan menculikmu,Firas?. Lagi pula tempat ini banyak CCTV. Tidak akan sulit menemukan penculik yang membawamu “

Benarkah? aku sama sekali tidak tahu kalau disini banyak CCTV__hehehe__

Kami menyudahi aktifitas pagi kami. Meski demikian,aku tidak tahu kenapa kak Firas selalu ada dalam ingatanku. Senyumnya,kehadirannya yang tidak terduga. Selalu membuat jantungku berpacu. Aku tidak lagi bisa melukis kata apapun,bahkan kehadiran Adhan sudah berbalik dari sediakala. Aku sudah merasakan berkasih sayang sebagai adik yang baik untuknya. Seperti dia yang selalu menjadi kakak terbaik untukku. Dia selalu melidungiku,berusaha menghiburku disaat sepi dan bosan menyapa. Selain Jinny,kakak tiriku ini juga bisa menjadi sahabat terbaik untukku. Hanya saja aku masih sungkan untuk menceritakan kisah apapun dengan dia.

“ kak Adhan ! boleh aku ajak Zhu jalan-jalan? tenang saja kak,aku tidak akan menghilangkan dia “ aku mendengar suara Jinny dari lantai bawah,segera aku beranjak dari kamarku memeriksa kebenarannya. Rupanya memang benar Jinny yang datang,aku melihat dia sangat rapi dan casual.

“ baiklah,tapi kalau ada apa-apa langsung hubungi aku”

“siap kak !! “ Jinny beranjak dan menuju kearahku,entah apa yang ada dibenaknya. Dia terlihat berbeda dari biasanya. Tingkahnya sangat ceria dan penuh tanda tanya. Aku hanya patuh saja,mengganti pakaianku dan pergi bersamanya. Dia mengajakku kepusat perbelanjaan. Aku fikir dia akan mengajakku untuk berbelanja. Tapi ternyata,

“ kakakku ingin mengajakmu jalan-jalan,kamu jalan-jalan saja dulu dengan dia sementara aku akan kebioskop sebelah “

“ bagaimana kalau Adhan tahu? “ Jinny tidak menghirau suaraku,dia berlalu begitu saja. Aku sangat resah dan gelisah. Adhan sangat melarang aku hanya berdua saja dengan kak Firas,bagaimana bila nanti tiba-tiba dia melihatku hanya berdua dengan kak Firas ? lagi pula,dimana kak Firas sekarang?. Bola mataku sibuk menyisir semua sudut,aku masih belum melihat kak Firas.

Jinny kurang ajar,bagaimana bisa dia meninggalkan aku tanpa kejelasan ?

Seseorang menyampirkan jaket di pundakku. Aku berpaling dan,

“ Maafkan aku Zhu,sangat sulit membawamu keluar tanpa Adhan. Jadi aku melakukan ini “ suara kak Firas benar-benar lembut memukau.

“ jadi mau kah kamu jalan-jalan denganku?” pertanyaan ini membuatku lemah. Mungkin sekarang wajahku sudah memerah dengan sendirinya,aku mengangguk patuh. Sementara kak Firas mengibarkan senyum dan menggandeng tanganku untuk berjalan beriringan dengannya.

Kenapa jantungku berdetak serba salah begini? kak Firas,terlalu erat menggenggam tanganku. Dia berbeda dari biasanya,apa yang aku dengar tidak salah? dia benar tertarik padaku?

Kami hanya berjalan menyisir rute jalan yang ada. Menunjuk ini dan itu,masuk ketoko ini dan itu. Tidak terasa kami bercanda tawa ria bersama,mentertawakan ini dan itu. Mencoba semua yang ada. Termasuk yang satu ini

“ kamu mau itu? “

“ Time Zone? “ kak Firas mengangguk dan tanpa persetujuanku dia sudah menyeretku kedalam. GILA aku seperti anak PlayGroup yang makmum saja di ajak kesini kesitu. Kami bermain semua yang ada disana. Aku bisa tertawa lepas dengan kak Firas,laki-laki yang satu ini memang tidak jauh berbeda dari Adhan. Semaunya saja mengajakku bermain,tapi aku cukup bahagia karena bisa menghapus semua bosan dan penatku. Dirumah aku hanya bisa bermain bersama Adhan,kesemua sudut aku melihat Adhan. Tapi disini,ada boneka,permainan,kedipan lampu beraneka warna,suara beraneka benda. Tidak seperti di rumah yang hanya ada suara Adhan. Berbeda dengan Adhan yang selalu jaga image,kak Firas justru tidak sungkan untuk bermain dan tertawa lepas bersamaku. Aku merasa labil,mungkin perasaanku untuk Adhan benar-benar dikuras habis tidak tersisa. Hingga aku bisa tertawa bahagia dengan seseorang disampingku ini sekarang. Sudah jelas dia menyukaiku,sudah jelas dia tertarik padaku. Tapi dia masih saja belum mengungkapkan perasaannya kepadaku. Mungkin ada baiknya aku tidak terbawa perasaan. Aku takut seperti diawal cerita. Sudah bulat perasaanku untuk Adhan,ternyata kenyataan menampar semua itu dan harus buyar. Aku ingin kenyataan berpihak pada nasipku kali ini. Tidak ingin kenyataan kembali mempermainkan aku.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Just a Cosmological Things
815      456     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Sekotor itukah Aku
346      259     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
NI-NA-NO
1341      608     1     
Romance
Semua orang pasti punya cinta pertama yang susah dilupakan. Pun Gunawan Wibisono alias Nano, yang merasakan kerumitan hati pada Nina yang susah dia lupakan di akhir masa sekolah dasar. Akankah cinta pertama itu ikut tumbuh dewasa? Bisakah Nano menghentikan perasaan yang rumit itu?
Ballistical World
9014      1732     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Warna Rasa
10948      1886     0     
Romance
Novel remaja
Kisah Alya
231      181     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Violetta
572      333     2     
Fan Fiction
Sendiri mungkin lebih menyenangkan bagi seorang gadis yang bernama Violetta Harasya tetapi bagi seorang Gredo Damara sendiri itu membosankan. ketika Gredo pindah ke SMA Prima, ia tidak sengaja bertemu dengan Violetta--gadis aneh yang tidak ingin mempunyai teman-- rasa penasaran Gredo seketika muncul. mengapa gadis itu tidak mau memiliki teman ? apa ia juga tidak merasa bosan berada dikesendiri...
Error of Love
1120      537     2     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.
Bulan Dan Bintang
4774      1212     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
Tentang Kita
1660      705     1     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.