Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bandung
MENU
About Us  

Aku melangkah malas menuju kelas. Kepala yang biasanya kutegakkan dengan senyum mengembang yang siap menyapa siapa saja yang kukenal kini tidak ada. Pagi ini kepala itu aku tundukkan, senyuman itu berubah menjadi datar sedatar-datarnya. Sapaan yang biasa kuberikan hilang. Memang sih ada beberapa orang yang menyapaku, tapi itu pun hanya kuberikan respon senyuman tak ikhlas.

"Dorrrr" Ica menarik tasku tiba-tiba

"Duhh" ucapku sambil mencari pegangan

"Wess kalem kalem. Aku tahan ko. Jangan gitu mulu napa, nih ya kalau Irham liat dia bakal kesenengan bukannya kasian. Camkan itu, bye!" Ica berlenggak lenggok meninggalkanku

---

"Oke baik, kita mulai pelajarannya. Pelajaran yang akan ibu bahas adalah mengenai Listrik..." kami mengangguk paham

"Ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak bu"

"Lanjut ya, cara mengingatnya gampang. Kan V=I.R nah ingetnya gini aja vir vir vir. Vir itu V=I.R oke?"

"Oke bu"

"Baik, sekarang coba kerjalan latihan soalnya"

"Baik bu" kami mengikuti perintah bu Ami. Tapi saat aku melihat soalnya. Aku tak memahami materi ini, apa yang tadi bu Ami katakan terasa abu-abu dan tak menempel dipikiranku. Jika dibandingkan dengan materi listrik tadi, materi itu kalah telak dengan ucapan Ica yang membuatku berpikir keras tak berguna sampai sekarang.

"Kalau Irham liat dia bakal kesengan bukannya kasian" kata kata itu sangat terekam jelas ditelingaku dan terputar berulang kali tanpa harus menekan tombol play. Maaf bu maaf, materi ibu kali ini tidak bisa tersimpan dimemori ingatanku...

---

Hari ini hari baru dari hari sebelumnya. Setelah aku memahami dan menyetujui ucapan Ica, kali ini aku berangkat dengan penampilan yang rapih. Sangat rapih malah. Penampilanku kali ini seolah-olah penampilan cewe-cewe yang siap akan foto kelas ataupun ijazah. Tak boleh terlihat jelek, harus terlihat rapih. Paham itu yang selalu kuucapkan saat akan berfoto kelas ataupun foto untuk rapor dan ijazah. Tapi paham itu aku gunakan untuk hari ini juga.


"Tehh cepett, udah jam berapa ini?" aku menoleh ke jam dinding yang terpampang dikamarku

"Astagfirulloh, mamahh teteh telatt" aku menuruni tangga dengan cepat. Ternyata aku terlalu asik memperbaiki penampilan tanpa memperhatikan waktu.

"Parahh kamu laa parahhh, centil sihh ahhh aisshh" rutukku sambil salam dan segera melangkah keluar

"Eh eh ini makannya teh"

"Aduh teteh buru-buru mahh. Makannya tar aja disekolah. Assalamualaikum"

"Eh Waalaikumsallam, hatihati" aku mengacungkan jempol dan bergegas lari

---

Setelah turun dari angkot, aku langsung bergegas menyebrang dan masuk gerbang. Sekolah sudah mulai sepi. Hal itu membuatku semakin panik.

Aku membulatkan mata, saat melihat pa Anto sudah duduk rapih dibangkunya.

"Tunggu diluar kemala, sudah perjanjian dari awal kan" ucap pa Anto dingin

"Maaf pak, tapi tadi macet diperempatan" belaku

"Gaada alasan kemala" ucapnya lebih dingin

"Tapi pa..."

"Kemala" pa Anto menatapku kejam

"Iya pa" aku menunduk kalah.

Mungkin bagi sebagian orang dihukum tidak masuk kelas itu hal yang menyenangkan, karena mereka tidak perlu mendengar penjelasan guru yang terkadang malah menimbulkan rasa kantuk. Tapi bagiku, itu adalah hal yang tidak boleh sampai terjadi. Karena otomatis nama baik kita tercoreng dan kita akan ketinggalan materi.

Tapi kenyataannya,,
Sekarang hal itu menimpa padaku. Aku menatap nanar yang ada di dalam kelas dari balik jendela dan lama-lama aku bosan juga melakukan itu. Akhirnya aku memutuskan untuk diam di taman saja sambil menikmati wi-fi gratis hoho...

Pemandangan yang tak terduga ternyata. Sekarang kelas Irham sedang melakukan olahraga. Sesekali aku mencuri-curi pandangan padanya, jujur saja aku belum sepenuhnya melupakan Irham.

Pandanganku memang ke layar laptop sekarang, tapi background pandanganku adalah Irham yang sedang bermain sepak bola dengan teman-teman satu kelasnya. Terkadang aku merasa diperhatikan olehnya, beberapa kali aku melihat salah satu dari mereka sedang menatapku dan entah kenapa aku yakin itu Irham.

Drrttt...drttt

Tina: laaa dimana?

Kemala: ditaman

Tina: wi-fi an ya?

Kemala: iya

Tina: lagian napa telat laa

Kemala: ceritanya panjang tin

Tina: ini afka bukan tina

"Hah?" teriakku. Beberapa orang langsung memperhatikanku dengan tatapan aneh. Termasuk Irham juga. Aku menatap balik mereka dan tersenyum malu. Kecuali pada Irham.

"Ngapain lagi dah ni anak" batinku.

Aku menyimpan asal ponselku dan kembali terpaku pada layar laptop.

And I see your true colors
Shining through
I see your true colors
That's why I love you

So don't be afraid
To let them show
Your true colors
True colors
Are beautiful
Like a rainbow
Ooo like a rainbow

Aku mengetikkan salah satu lirik lagu tersebut dikolom pos akun lineku.

"Like a rainbow~"
"Bagikan" ucapku

Drrttt...drttt

Tina: maaf

"Haishh, jadi geer dia" aku mematikan ponsel kesal.

Aku menatap layar laptop kembail dan meneruskan video yang sempat kuhentikan.

"Just call me up" ucapku ikut bernyanyi

"Laa?"

"'Cause I'll be always be there"

"Laa"

"Eh iyaiya" aku melepaskan headset dan langsung terpaku saat melihat siapa yang menepuk pundakku tadi

---

Aku tertidur penuh pikiran. Kata-kata Irham tadi terus terputar

"Laa maaf banget aku gamaksud nyakitin kamu. Maaf la maaf, jangan sedihin aku. Jujur, sebenernya aku masih sayang sama kamu. Cuma aku harus putusin kamu karena suatu hal. Aku tau ini yang terbaik, aku udah yakin sama keputusan aku ini. Jangan bikin aku makin bersalah la, aku mohon. Pokonya kamu harus percaya sama aku, nanti kamu tau ko kenapa aku kaya gini. Pokonya stop sedih-sedihan. Sekarang kamu harus fokus. UN didepan mata laa. Semangatttt" Irham mengusap kepalaku dan pergi dengan meninggalkan senyum manisnya.

Aku menatap tumpukan buku persiapan UN yang tertata rapi di meja belajar.

"Semangatt la" aku duduk di kursi meja belajar yang sudah tak lama aku sentuh dan membaca-baca materi sekaligus mencoba-coba mengerjakan soal yang ada didalam buku persiapan UNku.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Di Bawah Langit
3305      1040     1     
Inspirational
Saiful Bahri atau yang sering dipanggil Ipul, adalah anak asli Mangopoh yang tak pernah mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Namun, Ipul begitu yakin bahwa seseorang bisa sukses tanpa harus memiliki ijazah. Bersama kedua temannya Togar dan Satria, Ipul pergi merantau ke Ibu Kota. Mereka terlonjak ketika bertemu dengan pengusaha kaya yang menawarkan sebuah pekerjaan sesampainya di Jakarta. ...
Perfect Candy From Valdan
3340      1384     2     
Romance
Masa putih abu-abu adalah masa yang paling tidak bisa terlupakan, benarkah? Ya! Kini El merasakannya sendiri. Bayangan masa SMA yang tenang dan damaiseperti yang ia harapkan tampaknya tak akan terwujud. Ia bertanya-tanya, kesalahan apa yang ia buat hingga ada seorang senior yang terus mengganggunya. Dengan seenaknya menyalahgunakan jabatannya di OSIS, senior itu slalu sukses membuatnya mengucapka...
Wilted Flower
429      320     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Last October
1928      773     2     
Romance
Kalau ada satu yang bisa mengobati rasa sakit hatiku, aku ingin kamu jadi satu-satunya. Aku akan menunggumu. Meski harus 1000 tahun sekali pun. -Akhira Meisa, 2010. :: Terbit setiap Senin ::
JATUH CINTA
1460      692     3     
Romance
Cerita cinta anak SMA yang sudah biasa terjadi namun jelas ada yang berbeda karena pemerannya saja berbeda. Dia,FAIZAR HARIS AL KAFH. Siswa kelas 10 SMAN 1 di salah satu kota. Faizar,seorang anak yang bisa dibilang jail dengan muka sok seriusnya itu dan bisa menyeramkan disaat tertentu. Kenalkan juga, ALYSA ANASTASIA FAJRI. seorang gadis dengan keinginan ingin mencari pengalaman di masa S...
Bintang, Jatuh
3980      1562     0     
Romance
"Jangan ke mana mana gue capek kejar kejar lo," - Zayan "Zay, lo beneran nggak sadar kalau gue udah meninggal" - Bintang *** Zayan cowok yang nggak suka dengan cewek bodoh justru malah harus masuk ke kehidupan Bintang cewek yang tidak naik kelas karena segala kekonyolannya Bintang bahkan selalu mengatakan suka pada Zayan. Namun Zayan malah meminta Bintang untuk melupakan perasaan itu dan me...
Susahnya Jadi Badboy Tanggung
6242      1932     1     
Inspirational
Katanya anak bungsu itu selalu menemukan surga di rumahnya. Menjadi kesayangan, bisa bertingkah manja pada seluruh keluarga. Semua bisa berkata begitu karena kebanyakan anak bungsu adalah yang tersayang. Namun, tidak begitu dengan Darma Satya Renanda si bungsu dari tiga bersaudara ini harus berupaya lebih keras. Ia bahkan bertingkah semaunya untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Ap...
Kala Saka Menyapa
12555      2926     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
Can You Love Me? Please!!
4060      1224     4     
Romance
KIsah seorang Gadis bernama Mysha yang berusaha menaklukkan hati guru prifatnya yang super tampan ditambah masih muda. Namun dengan sifat dingin, cuek dan lagi tak pernah meperdulikan Mysha yang selalu melakukan hal-hal konyol demi mendapatkan cintanya. Membuat Mysha harus berusaha lebih keras.
Aku dan Dunia
380      290     2     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...