Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bandung
MENU
About Us  

Setelah pertandingan kemarin, Irham belum menghubungiku kembali. Padahal aku sudah mengirim pesan ucapan selamat, namun tak ada tanda-tanda kehidupan darinya. Memang sih, aku pulang lebih awal. Tapi itu kan karena aku sudah terlalu bosan dan ingin segera sampai rumah.

Drrttt..Drrt

Irham: la kita putus

"La kita putus" aku mengucapkan pesan Irham berkali kali. Berharap ini hanya halusinasi. Tapi sayangnya tidak.

Ini nyata.

Begitu mudah ia mengirim pesan itu. Begitu mudah dia melakukan itu. Begitu mudahnya...

Dia yang dulu memintaku memaafkannya, tapi sekarang dia malah menghancurkan kepercayaanku.
Benar kata ica.
Harusnya aku tak semudah itu diraih setelah dihempas. Memang bodoh aku ini.

Aku malas membuka pesan itu. Jika aku membukanya, berarti aku membuka kenangan bersamanya lagi. Kenangan saat ia meminta maaf dan ingin kembali seperti dulu. Dan dengan bodohnya, mudah sekali aku memaafkannya sekaligus menerimanya tanpa berfikir baik-baik.

Bodoh. Menyesal. Hanya itu yang menggambarkanku sekarang. Mataku yang sembab dan boneka yang ikut basah karena terkena air mataku-pun tak bisa protes. Mereka hanya menjadi saksi betapa bodohnya aku dulu, betapa mirisnya kondisiku sekarang yang dipenuhi penyesalan.

Tik...tikk..tikkkkkk

Air hujan yang turun dari langit menimbulkan suara dan bau yang khas. Air yang satu persatu turun itu, lama kelamaan menjadi ribuan bahkan jutaan rintikan hujan. Air hujan yang deras seolah mengerti perasaanku. Ia menemaniku dan memedam suara tangisanku. Air mataku semakin deras...deras...derass bersamaan dengan derasnya hujan dikota kembang ini.

---

"Icaaaaaaa" rengekku saat aku baru sampai dirumahnya

"Kenapa? Baik-baik aja kan?"

"Irham caaa irhammm"

"Kan kata aku juga, da kamu mah ni susah dibilangin sama yang lebih berpengalaman teh"

"Iya iya maaf maaf caaaa"

"Udah udah, mata kamu udah sembab gitu. Udah tau jelek, makin jelek elah"

"Icaaaaaaaaaa"

"Ahhhhh udah udahh, uh cupcupcup. Udah cerita ke mamah belum?"

"Belum, tadi aku dirumah sendiri"

"Kasiannya sahabatku inii"

"Ica haaaa aaa icaaa"

"Aduh, udah ya udah mala sayang. Mendingan sekarang cuci muka, trus kita jalan-jalan aja. Jangan dipikirin yang gitu mah, kita harus fokus belajar sekarang. Kelas 9 laa kelas 9" aku mengangguk paham mendengar perkataan ica. Aku akui memang benar apa yang dikatakannya, tapi pikiran ku tak semudah itu menerimanya.

Sekarang ica mengajakku pergi, ica membawaku ke sebuah pusat perbelanjaan yang ada di jl. Peta. Kami berniat untuk menonton sebuah film terbaru yang sedang ramai dibicarakan.

Didalam studio sungguh berdesakan. Aku menempati bangku tengah. Aku duduk ditengah orang-orang yang sedang bersama kekasihnya. Sungguh pemandangan yang menyebalkan. Selama penayangan film aku cukup terhibur, namun ica tidak. Dia malah tidur dari awal sampai akhir film.

Sesudah kami menonton, kami menuju lantai tiga untuk mengisi perut yang sudah meminta minta ingin diisi.

Damn!

Aku melihat Irham. Irham ada dibangku luar sedang berbincang-bincang dengan 2 teman laki-laki dan 3 teman perempuannya. Sungguh akrab. Malah Irham terlihat lebih akrab dengan satu perempuan yang rambutnya dicepol dibandingkan 2 teman perempuan lainnya. Mereka sungguh akrab, sesekali Irham mencubit pipi perempuan itu. Ahhh pemandangan yang menyakitkan.

"Caaa jangan makan disini, kita makan di ujung aja ya didalem"

"Lah kenapa?" Ica mengeryit

"Males, hayu caaa" ajakku

"Ah aku pah..." aku langsung menarik Ica tanpa syarat

"Sssttttt diemm"

"Emang ya dasar tuh si irham, so ganteng bangetlah" cerocos Ica penuh emosi

"Emang ganteng" jawabku datar

"Ihh malaaa sadarrr astagfir, malaaa. Ya Allah berikan kesadaran pada temanku ini"

"Apaan sih lebay ah ca, emang bener ko"

"Aduhh tau ahhh, pokonya kamu harus lupain irham cowo tak tahu malu itu oke?"

"Gajanji ya" Ica langsung menatapku sinis

"Iya iyaa caa iyaa, tapi aku gabisa jan..."

"Sssstt, liat itu cowo ganteng yaa. Anak SMA tapi. SMA mana ya?"

"Dasarrrr" aku mendengus tak peduli

----

17.00 WIB

Sekarang aku berada didalam kamar, sendirian. Sepi. Hanya kata itu yang menggambarkan keadaan sekarang. Aku sendiri disini. Mamah masih merawat nenek, bapak masih kerja, dan Kaila dia ikut bersama Mamah. Hffttt...

Aku menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Kejadian tadi saat aku melihat dirinya bersama perempuan itu tiba-tiba serasa tayang diatas langit kamar yang sedang kutatap. Serasa de javu. Dulu... Dulu aku yang ada diposisi perempuan itu. Tapi sekarangg,,, ah sudahlah kalian pasti tau apa yang terjadi sekarang.

Drrttt...drrrttt

Afka: laa?

Kemala: iya ka?

Afka: apa kabar?

Kemala: alhamdulillah, baik

Afka: la pap

Kemala: males

Afka: -_- btw makin cantik aja la

Kemala: apasih ka-_-

Afka: saya putus sama Aila

Kemala: ohya? Kenapa?

Afka: gatau, Aila yang mutusin

Kemala: ohiya, sabar ka

Afka: saya masih suka sama kamu la'-'

Kemala: lah?

*Afka menelepon"

"Halo la?"

"Iya apa ka, ngapain nelfon dah"

"Saya masih suka sama kamu la"

"Terus?"

"Iya, emm"

"Mudah ya cowo bilang gitu. Setelah membuat nyaman tiba-tiba pergi, pergi karena menemukan cewe yang lebih dari cewe yang udah buat kamu bikin nyaman. Terus waktu cewe yang dipilihnya ninggalin tiba-tiba dateng lagi. Gitu aja terus sampe dapet yang sempurna kaya barbie. Mudah ya ka bilang gitu mudah... "

"Laa bukan maksud saya kaya gitu, mak--"

*tutututut*

Sambungan terputus. Aku mematikan telepon sepihak tanpa izin dan pamit. Toh mereka juga datang tanpa izin dan pergi tanpa pamit. Aku memblokir Afka. Aku kesal dengannya. Ternyata dia sama aja kaya Irham. SAMA.

Memang dasar mereka itu, melakukan hal sesuka hatinya. Yang mereka pikirkan hanya kesenangannya. Mereka tidak memikirkan dampak yang telah dibuatnya. Bagaimana perasaan,,, perasaan perempuan yang telah dipermainkannya...

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
276      225     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Pillars of Heaven
2996      962     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...
Contract Lover
12656      2689     56     
Romance
Antoni Tetsuya, pemuda mahasiswa kedokteran tanpa pengalaman romansa berusia 20 tahun yang sekaligus merangkap menjadi seorang penulis megabestseller fantasy komedi. Kehidupannya berubah seketika ketika ia diminta oleh editor serta fansnya untuk menambahkan kisah percintaan di dalam novelnya tersebut sehingga ia harus setengah memaksa Saika Amanda, seorang model terkenal yang namanya sudah tak as...
Dimensi Kupu-kupu
14391      2785     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Persinggahan Hati
2095      845     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
#SedikitCemasBanyakRindunya
3326      1220     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Kamu
301      247     0     
Short Story
Untuk kalian semua yang mempunyai seorang kamu.
School, Love, and Friends
19546      3001     6     
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?
Rumah Laut Chronicles
2717      1149     7     
Horror
Sebuah rumah bisa menyimpan misteri. Dan kematian. Banyak kematian. Sebuah penjara bagi jiwa-jiwa yang tak bersalah, juga gudang cerita yang memberi mimpi buruk.
LELATU
239      209     0     
Romance
Mata membakar rasa. Kobarannya sampai ke rongga jiwa dan ruang akal. Dapat menghanguskan dan terkadang bisa menjadikan siapa saja seperti abu. Itulah lelatu, sebuah percikan kecil yang meletup tatkala tatap bertemu pandang. Seperti itu pulalah cinta, seringkalinya berawal dari "aku melihatmu" dan "kau melihatku".