Akhirnya aku beres juga syutingnya dan malam ini juga di hotel langsung beres-beres untuk siap-siap pulang,karena besok pagi aku akan balik ke Jakarta. Rasanya sudah tidak sabar untuk balik ke Jakarta karena aku sangat kangen dengan Woojin padahal hampir tiap hari selama di Singapore kami selalu video callan,tetapi tetap tidak bisa mengalahkan rasa rindu dan kangenku sama Woojin.
“Luuuuu,seriusan loe bakal langsung pulang besok?”,tanya Jaemin padaku yang tiba-tiba masuk ke kamar hotelku yang emang sengaja tidak dikunci
“Yoi dong”
“Mentang-mentang sekarang udah punya pacar gua dicuekin,biasanya khan kita jalan-jalan dulu,belanja bareng,makan bareng”,ujar Jaemin dengan wajah sedih
“Makanya punya pacar dong,biar nggak jomblo terus”,ujarku
“Punya kok tapi seperti nggak punya”
“Siapa?”,tanyaku penasaran
“Orangnya dekat kok dengan loe”
“Hah? Siapa? Alisha?”
“Ya kali Alisha. Tentu saja bukan”
“Terus?Terus?Siapa dong?”,tanyaku penasaran
“Davina”,ujar Jaemin yang membuatku kaget
“Davina teman gua? Nggak salah loe Jae”
“Iya,makanya gua bilang kalau gua punya tapi serasa nggak punya”,sahut Jaemin sambil tersenyum sedih
“Itu nggak mungkin Jae,mending loe cari cewek lain,khan banyak cewek yang suka sama loe”,ujarku berusaha menghibur Jaemin
“Beda Lu. Entah mengapa gua langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Davina,walaupun gua tau dia sudah punya pacar,iya khan?”
“Nah itu loe dan mereka akan segera menikah Jae,ingat itu. Saran gua sebagai sahabat loe mending cari cewek lain atau mau gua yang cariin?”
“Nggak usah Lu,gua tetap akan berusaha mendapatkan Davina”
“Jae!Jangan gila loe!”
“Maaf Lu,tapi untuk yang satu ini gua tidak akan menyerah. Gua tau loe tidak akan mendukung gua,tapi tolong jangan buat gua untuk mundur”
“Ya ampun Jae,loe tuh cakep,baik dan kaya lagi. Gua tidak bisa berkata apa-apa lagi,semua gua balikin lagi sama loe karena keputusan ada di tangan loe bukan gua”
“Makasih ya Lu”
“Iya,tapi ingat kalau loe sudah merasa lelah mundur ya”
“Iya. Gua doakan loe selalu bahagia sama Woojin”
“Siaaap,makasih atas doanya”
“Okay,kalau gitu gua balik ke kamar gua ya,hati-hati besok di pesawat dan salam buat Woojin. Pokoknya nanti loe harus kenalin gua sama Woojin”
“Iya beres”
Akhirnya aku dan Alisha tiba juga di Bandara Soekarno Hatta dan aku dapat melihat dari kejauhan kalau Woojin sudah menjemputku.
“Akhirnya loe pulang juga tuan putrid”,ujar Woojin sambil memelukku
“Kangeeen”,sahutku manja
“Sama,gua juga kangen. Ayo kita segera ke apartemen loe”
“Mbak Lulu,gua langsung pulang ke rumah nggak mampir ke apartemen mbak”
“Lho?Kenapa?Loe pulang sama siapa Lis?”,tanyaku dengan khawatir
“Tenang gua udah pesan taksi online kok. Tuh udah datang”
“Beneran?Nggak apa-apa?”
“Iya mbak. Gua duluan ya”
“Hati-hati Lis”
Jadilah aku dan Woojin pulang berdua saja dan itu membuatku sangat bahagia. Tidak hentinya aku memandang wajahnya yang sedang menyetir.
“Kenapa mandangin gua terus?”,tanya Woojin sambil tetap fokus menyetir
“Nggak boleh mandangin pacar sendiri nih?”,ujarku sedih
“Hahahahaha,becanda. Cuma gua khan jadi grogi dipandangin terus apalagi sama cewek cantik”
“Apaan sih!Sempat-sempatnya genit”,ujarku sambil menyubit tangannya
“Aduuuh sakit. Nggak apa-apa kali genit sama pacar sendiri”
“Ihhhh”
Tidak lama kemudian sampailah kami ke apartemen. Dan betapa terkejutnya aku begitu membuka pintu apartemenku sudah penuh dengan bunga-bunga dan dekorasi yang sangat indah.
“Yank ini apa?”,tanyaku kaget
“Loe suka nggak?”
“Suka banget,tapi maksudnya apa?”
“Lulu Yulia,maukah loe menjadi pendamping hidupku selamanya?”,tanya Woojin sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya dan saat aku membukanya ternyata itu sebuah cincin dan seketika aku meneteskan air mata. Aku tidak menyangka Woojin secepat ini melamarku.
“Tentu saja mau”,ujarku sambil memasang cincin yang diberikan Woojin ke jari tanganku
“Sungguh?Walaupun gua cowok yang nggak punya apa-apa Lu?”
“Dengar ya Park Woojin harta itu bisa kita cari bersama-sama,gua nggak peduli loe sekarang nggak punya apa-apa. Yang penting satu yang gua minta loe sayang, bertanggung jawab dan setia sama gua. Loe bisa pegang janji itu khan”,ujarku sambil memegang pipinya
“Tentu saja gua akan pegang janji itu. Gua sangat mencintai loe Lu”,ujar Woojin sambil mencium bibirku hangat
“Gua juga sangat mencintai loe”
“Tapi Lu gimana dengan Mas Nathan apakah akan menyetujui pernikahan kita”
“Soal Mas Nathan nanti gua akan bilang secara baik-baik. Paling Mas Nathan akan terkejut,hahahaha”
“Semoga Mas Nathan setuju”
“Harus setuju,kalau nggak kita kawin lari aja,hehehehe”
“Boleh. Pokoknya gua nggak mau kehilangan loe”,ujar Woojin sambil memegang tanganku erat
“Iya,iya,gua juga nggak mau kehilangan loe Yank”,sahutku sambil mencium pipinya
Tibalah hari pernikahanku dengan Woojin,dimana semua orang datang baik dari kalangan selebriti maupun wartawan semua datang. Aku tidak menyangka pernikahanku akan disorot secara live di salah satu stasiun televisi,bahkan stasiun televisi ini yang menanggung semua biaya pernikahanku. Yang penting satu akhirnya aku dan Woojin bersatu selamanya setelah semua rintangan yang kami hadapi,kini aku dan Woojin resmi menjadi pasangan suami istri.