Aku memutuskan mengajak Jaemin buat ngobrol di taman,karena aku ingin tahu kenapa dia sampai bisa di rumah sakit ini.
“Loe ngikutin gua?!”,tanyaku dengan ketus,karena aku tidak suka Jaemin bisa ada di rumah sakit ini
“Sorry Lu,gua nggak bermaksud untuk mencampuri urusan loe,hanya saja gua penasaran dengan perubahan sikap loe yang akhir-akhir ini beda,seakan-akan loe sibuk banget”,sahutnya dengan nada bersalah
“Terus setelah loe sampai sini,loe menemukan jawaban nggak!”,ujarku masih dengan nada ketus
“Nggak. Sekali lagi gua minta maaf Lu. Asli gua nggak tau kalau loe bakal semarah ini,maafin gua ya Lu. Gua nggak mau persahabatan kita rusak”
“Gua minta loe sekarang pergi Jae dan jangan pernah kembali kesini lagi”
“Tapi loe maafin gua khan Lu,gua mohon Lu”
“Liat nanti ya Jae”,ujarku sambil meninggalkannya yang masih diam berdiri di taman. Aku tau kalau Jaemin sebenarnya melakukan ini semua karena dia perhatian tetapi aku tidak suka dengan caranya yang mengikutiku dengan diam-diam sampai rumah sakit ini.
Kemudian aku kembali ke kamar inapnya Woojin,karena aku tidak mau Woojin lama menungguku. Sesampainya di kamar inap aku melihat Woojin sedang tertidur pulas. Sambil menunggu Woojin bangun aku memutuskan menonton televisi,walaupun sebenarnya pikiranku masih tertuju sama Jaemin. Apakah aku tadi terlalu kasar padanya,apakah seharusnya aku menceritakan yang sejujurnya padanya.
“Lu,apakah itu loe”,ujar Woojin tiba-tiba dengan suara lirihnya
“Iya,ini gua sayang. Ada apa sayang?”,ujarku mendekatinya
“Nggak apa-apa,gua hanya ingin melihat loe dari dekat”,ujarnya sambil memegang pipiku
“Bentar lagi waktunya makan,loe makan yang banyak ya sayang,walaupun makanan rumah sakit tidak enak,loe harus habisin biar cepat sembuh”
“Iya,tapi harus loe yang suapin”,ujarnya dengan suara manjanya. Ini kedua kalinya Woojin minta disuapin.
“Lu,maafin gua ya kalau belum ingat soal loe”
“Nggak apa-apa”,ujarku tersenyum sambil mengelus pipi Woojin
“Ohya Lu,ibu kok tidak pernah datang menjenguk gua ya. Apakah ibu baik-baik saja”,ujarnya yang membuatku kaget. Baru kali ini Woojin bertanya soal ibunya,padahal kemarin-kemarin dia sama sekali tidak pernah bertanya soal ibunya
“Ibu lagi kurang sehat sayang,jadi gua suruh istirahat di rumah dulu. Nanti kalau ibu sudah sehat pasti kesini”,sahutku berbohong
“Ibu sakit apa Lu?”,tanyanya dengan nada khawatir
“Hanya kurang enak badan saja sayang. Pokoknya gua mau loe cepat sehat ya”
“Lu,loe sungguh pacar yang baik,sudah loe harus merawat gua di rumah sakit ini,loe juga merawat ibu gua yang sedang nggak enak badan. Makasih ya”
“Sayang,ini sudah sekian kali loe bicara seperti ini,sudah kewajiban gua untuk mengurus loe dan ibu,karena gua sayang dan cinta sama loe. Satu aja yang gua minta loe cepat sembuh,bisakan?”
“Iya,gua harus sembuh dan gentian gua yang akan menjaga loe”,ujarnya sambil menggengam erat tanganku
Malam ini lagi-lagi aku harus kembali ke lokasi syuting dan itu berarti aku harus bertemu dengan Jaemin,padahal sebelumnya aku habis membentaknya,karena mengikutiku sampai ke rumah sakit.
“Hai Lu”,sapanya padaku dengan wajah masih merasa bersalah
“Hmmm”,jawabku
“Wah wah ada apa dengan kalian berdua?Lagi berantemkah?Gimana adegan romantisnya nanti kalau kalian berantem begini”,sahut Pak Zico sutradara sinetron dengan nada khawatir
“Tenang aja pak sutradara,kami professional kok,bukan begitu Lu”,ujar Jaemin
“Ya begitulah. Gua siap-siap dulu Pak Zico”
Kemudian aku menuju ke ruang gantiku untuk siap-siap dimakeup dan ganti baju. Walaupun aku masih kesal dengan Jaemin ,aku tetap harus professional seperti yang dikatakan Jaemin ke Pak Zico. Akhirnya tepat jam 11 malam,syuting pun beres dan aku harus kembali ke rumah sakit. Aku tidak mau meninggalkan Woojin lama-lama.
“Alisha,besok pagi tolong bawakan baju-bajuku lagi ya”
“Mbak Lulu,mau nginap lagi di rumah sakit?”
“Iya Lis”
“Ya udah besok sekalian gua bawain vitamin dan sarapan”
“Makasih ya Lis,ohya nanti kita mampir ke restoran fast food dulu ya,gua lapar banget”
“Siap mbak”
Akhirnya aku sampai di rumah sakit,sesampainya di kamar Woojin,aku melihat kalau dia sedang tidur dengan pulasnya. Sebelum tidur,aku deketin Woojin dan aku mencium keningnya. Melihat dia tertidur dengan pulas,hati ini rasanya tenang. Pagi ini tepat jam 5 pagi aku sudah bangun dan betapa terkejutnya aku kalau Woojin sudah bangun,karena biasanya dia masih tidur.
“Yank,kok sudah bangun jam segini?”,tanyaku padanya
“Iya,gua nggak bisa tidur lagi. Loe kok udah bangun juga Lu?”
“Gua udah biasa bangun jam segini,gua mau mandi dulu ya Yank. Loe mau nonton tv nggak? Kalau mau gua hidupin tvnya,biar loe nggak bosan”
“Boleh”
Kemudian aku bergegas untuk mandi,karena aku tidak mau membuat Woojin menunggu lama. Ketika beres mandi,betapa kagetnya aku kalau Woojin sedang menonton salah satu ftv yang aku dan Jaemin jadi pemeran utamanya.
“Lu,loe artis ya?”,tanya Woojin sambil menatap ke arahku. Mendengar perkataan Woojin hati ini rasanya sakit,bagaimana nggak sakit kalau cowok yang kita sayang selama ini lupa sama kita,tetapi ini juga bukan mau Woojin seperti ini,semua karena penyakit yang sedang dia derita.
“Iya. Kenapa?”,jawabku sambil tersenyum
“Loe pasti capek ya,sudah sibuk jadi artis terus harus merawat dan menjaga gua”
“Tuh mulai lagi bicara seperti itu”
“Maafin gua ya Lu”,ujarnya sambil meneteskan air mata”
“Apa yang perlu dimaafin,loe sama sekali nggak salah. Udah jangan bicara seperti it uterus. Gua mau cari makan di kantin bawah dulu,loe mau nitip sesuatu nggak Yank?”
“Nggak. Jangan lama -lama ya”
“Iya,gua nggak akan lama”
Tidak sampai lima belas menit aku sudah kembali ke kamar Woojin,karena aku hanya membeli roti dan susu. Jam segini belum ada apa-apa di kantin. Ternyata sesampai di kamar Woojin sudah tidur lagi.
“Syukurlah Woojin sudah tidur lagi”,ujarku dalam hati. Aku nge WA Alisha untuk membeli sarapan apapun untukku selain membawa baju-bajuku. Tepat jam 7 pagi Alisha sudah datang dengan membawa semua pesananku. Ternyata Alisha tidak datang sendiri,dia datang bersama mas Nathan.
“Gimana perkembangan Woojin Lu?”,tanya mas Nathan padaku
“Belum ada perkembangan mas,tapi minggu depan Woojin akan operasi”
“Secepat itu Lu,apa nanti tidak akan membahayakan untuknya”
“Kalau dari kondisi kesehatan Woojin sudah boleh buat operasi hanya dia belum ingat apa-apa”
“Oh gitu,syukurlah kalau gitu. Mas Nathan berdoa untuk kesembuhan Woojin”
“Makasih ya mas. Ohya mas Nathan hari ini gua minta tolong jadwal syuting hari ini dicancel,gua agak capek”
“Tenang aja Lu,hari ini emang tidak ada jadwal syuting kok sampai lusa,tadi Pak Zico nge WA mas Nathan syuting hari ini ditunda dulu,jadi hari ini loe bisa istirahat”
“Syukurlah. Makasih ya mas”
“Iya,loe sarapan dulu gih biar nggak sakit. Mas Nathan sama Alisha pulang dulu ya”
“Iya mas”
Sepeninggal mas Nathan dan Alisha aku memutuskan untuk sarapan karena perut ini sudah sangat kelaparan,ternyata roti dan susu tadi pagi tidak cukup untuk mengganjal perutku. Tepat jam 8 pagi pelan-pelan aku membangunkan Woojin,karena sudah waktunya untuk sarapan dan minum obat.
“Yank,sekarang loe makan dulu ya habis itu minum obat”
“Iya Lu”
Pelan-pelan aku suapin Woojin sampai makanan rumah sakitnya habis,setelah itu aku bantu Woojin buat minum obat.
“Lu,gua bosan,apakah gua bisa jalan-jalan di taman rumah sakit ini?”,tanya Woojin
“Boleh,tapi duduk di kursi roda ya”
“Iya”
Setelah mengambil kursi roda aku mengajak Woojin ke taman rumah sakit ini. Di taman aku melihat kalau wajah Woojin tampak senang,wajar kalau dia merasa bosan di kamar terus. Waktu aku dulu di rumah sakit juga merasa bosan di kamar terus.
“Yank loe ingat nggak,pertama kali bertemu kita di rumah sakit loh”
“Ohya? Loe sakit Lu?”
“Iya,waktu itu gua dirawat di rumah sakit dan disitulah awal kita bertemu”
“Memang gua dulu di rumah sakit ngapain?”,tanya Woojin dan sontak aku bingung harus jawab apa. Tidak mungkin aku bilang Woojin lagi jaga ibunya yang sedang koma.
“Lu?”