Read More >>"> Sepasang Dandelion (Part 9) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sepasang Dandelion
MENU
About Us  

                                                                                                          KENYATAAN YANG MENYAKITKAN

Jakarta 2018

            Malam ini adalah malam yang indah bagi Ara. Ara memasuki rumah sambil bersenandung ria hingga ketika ia membuka pintu rumahnya semua senyumannya hilang seketika. Di perhatikannya mamanya menangis, papa yang diam saja dan bang Paskal yang menatap tajam lawan bicaranya. Ya, mbak Gangga datang ke rumah kami setelah sekian lama pergi meninggalkan rumah ini. Semua orang melihat kearah Ara dengan tatapan yang sendu. Ara tak mengerti kenapa mbak Gangga datang kembali ke rumahnya.

“Akhirnya, yang di tunggu datang juga.” Mbank Gangga menatap Ara dengan sinis.

“Ada apa ini?” Tanya Ara kepada Paskal.

“Katakan kepada abang ra. Kamu masih berhubungan dengan lelaki itu ?” bg Paskal menatap mataku dengan lekat. Aku bingung harus mengatakan apa. Mbak Gangga yang menatapku dengan remeh seketika menaikkan amarah yang selama ini ku pendam.

“Ohh jadi mbak yang ngadu ke papa?”

“Ngadu kamu bilang? Aku hanya memberi bukti bahwa anak mereka gak bisa pegang janjinya sendiri.”

“Janji? Aku gak pernah berjanji ke mbak.”

“Hahh dasar. Kamu pernah bilang untuk memberi dia untukku. Ingat?”

“Saya tidak pernah setuju dengan apa yang anda bilang.”

“Anda? Ohh sekarang kamu sudah mulai berani ya?” mbak Gangga berjalan kearahku dan melayangkan tangannya untuk menampar tanganku. Namun, papa menahan tangan itu dengan segera.

“Itu hak anak saya Gangga.” Aku terkejut mendengar perkataan papa.” Selama ini anak saya banyak mengalah kepada kamu.Kamu gak ingat semua perlakuan kamu kepada kami dulu?”

“Ingat, aku sangat ingat. Aku melakukan itu karena kalian telah mengambil semua orang yang aku sayang.”

“Itu bukan salah saya ataupun keluarga saya. Orang tuamu meninggal karena kecelakaan itu.Papa gak pernah sengaja melakukan itu nak.” Disentuh papa bahu mbak Gangga dengan erat. Kulihat bahu itu bergetar dengan kuat. Air mata berjatuhan  dari pipinya.

“Tapi, papa dan mama gak akan pernah ninggalin aku seandainya saja om gak pernah nyuruh mereka jemput aku.” Katanya dengan lirih. Aku terdiam melihatnya menangis tersedu – sedu mengingat kematian orang tuanya. Papa pun memeluk mbak Gangga dengan penuh kasih sayang. Namun, mbak Gangga langsung menepis tangan papa dan pergi begitu saja dari rumah kami. Papa masih memperhatikan pintu yang terbuka sedangkan mama hanya bungkam saja. Aku mendudukkan badanku dengan lelahnya. Ku pejamkan mataku sesaat hingga suara papa menginturpsiku.

“Benar kamu masih bertemu dengan dia ra?” aku membuka mataku penuh mendengar perkataan papa.

“Dia atasan Ara di kantor pa.” Papa menatapku dengan tatapan yang sulit sekali di artikan.

“Kenapa susah bagi kamu untuk tidak bertemu lagi dengan dia.”

“Pa, ara sedari awal gak tau kalau Arash…..”

“Jangan sebut namanya di rumah ini” Tegas papa kepadaku dengan matanya yang sungguh tajam.

“Kenapa papa masih saja benci dengannya?” Papa berjalan mendekatiku dan memilih duduk di sampingku. Di genggamnya tanganku seolah mengatakan aku harus mengerti tentang semua ini.

“Papa tak ingin kamu berurusan dengan Gangga lagi ra. Biarkanlah lelaki itu dimiliki olehnya. Sedari dulu bukankah lelaki itu yang di inginkannya?”

“Jika itu yang papa minta maka Ara tak bisa mengabulkannya.” Aku pun melepaskan genggaman tangan papa dan memilih untuk masuk ke kamarku.

Aku berjalan dengan gontai baru beberapa jam yang lalu ia merasakan kebahagiaan ini lalu dengan sekejap kebahagiaan itu hilang begitu saja. Aku memasuki  kamarku yang gelap gulita. Aku merebahkan badanku di atas kasurku tanpa membersihkan badanku terlebih dahulu. Ponsel di sampingku terus bordering. Ku lihat nama Galih yang tertera di layarnya.

“Halo” Ucapku dengan singkat.

“Ra, kamu baik – baik saja ?” Ku dengar suaranya yang penuh kekhawatiran itu.

“Ya, aku baik.”

“Tadi aku lihat Gangga kerumahmu” Ucapnya dengan pelan.

“Kamu melihatnya?”

“Ya, papamu juga yang memberi tahu aku tadi.”

“Papa telpon kamu tadi. Buat apa?”

“Aku sahabatmu Ra. Papamu mungkin saja ingin aku menghiburmu.”

“But, I am okay. Jadi aku gak butuh di hibur.”

“Okay, jadi kamu ternyata kerja di firma Arash?”

“Ya, kamu juga mau marah seperti mereka ?” Galih hanya diam tak menjawab pertanyaan Ara.

“Kamu diam berarti iya kan?”

“Aku tidak marah hanya saja sekarang ini aku merasa kalah kembali dengan cinta ini.” Ku dengar di sebrang sana menghela nafas dengan berat “ Istirahatlah agar moodmu kembali lagi. Selamat malam Ara” di matikannya telpon dengan sepihak. Aku menghempaskan ponselku ke tempat tidur. Aku mengusap wajahku dengan kasar. Sungguh aku semakin pusing dengan semua permasalahan ini. Arash, ya hanya dia yang akan mengembalikan cahaya hidupku lagi.  Ku raih ponselku kembali dan menghubungi dia. Ponselnya mati tumben dia mematikan ponselnya Pikirku. Aku menggelengkan kepalaku untuk mengusir pikiran buruk tentangnya.

“Gak mungkin dia pergi dari aku lagi. Ra hapus semua pikiran buruk itu” Aku pun berjalan ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diriku terlebih dahulu agar aku dapat berpikir dengan jernih.

***

            Di lain tempat seorang lelaki dan wanita yang saling pandang sedang duduk berdua di bangku taman. Mereka saling pandang namun taka da satu pun dari mereka yang memulai berbicara. Sang lelaki memilih membuang tatapannya kearah lain sedangkan sang wanita terus memandang lurus sang lelaki yang di cintainya.

“Kamu berbohong” Ucapnya dengan singkat. Lelaki itu menoleh ke arahnya dengan cepat.

“Maksud kamu apa mel?” suara lelaki itu terdengar sangat berat seperti merasakan beban yang begitu berat.

“Kamu pernah berkata akan melupakan dia dihatimu” Ucapnya dengan pelan.

“Maaf” Hanya itu yang dapat dikatakan oleh Arash. Amel menundukkan kepalanya dengan hati yang teriris. Sungguh hatinya sangat terluka. Luka itu datang dari orang yang dia cintai.

“Kamu jahat Rash. Jahat banget rash selama ini aku selalu menaruh harapan kepadamu tapi kenapa kamu hancuri semua itu.” Amel menatap mata Arash dengan terang – terangan.

“Maafkan aku mel. Aku sungguh sangat melukai hatimu. Karena aku kamu terluka terlalu dalam. Aku gak bermaksud sama sekali mel “

“Percuma selama ini aku berusaha membuat kamu untuk terus melihat aku.”

“Ya, percuma memang karena sampai kapanpun hati ini akan terus untuk dirinya yang sangat ku cintai mel. Kamu harus tau itu.” Arash langsung beranjak dari bangku itu dan berjalan menjauhi Amel yang sedang menangis tersedu – sedu. Sungguh hatinya sakit melihat orang yang sudah di anggap sahabat olehnya harus merasakan sakit karena ulahnya sendiri. Sejujurnya, ia tak bisa melihat Amel menangis seperti ini tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa dia tak bisa membahagiakan Amel seperti janjinya dulu kepada Amel karena sekarang dia ingin memperjuangkan kembali wanitanya. Ya, wanitanya Ara.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • febbry

    Penulisan kata ku disambung dengan kata yang mendahuli, atau kata di belakangnya. Salam.

    Comment on chapter Prolog
  • fadillahfazrina

    terima kasih atas sarannya kak @Nimas_Manggalih

    Comment on chapter Prolog
  • Nimas_Manggalih

    Boleh kasih masukan kak? Untuk dialog sebaiknya jangan ada kalimat yang disingkat. Hehe

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Mengapa Harus Mencinta ??
3048      990     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Arini
935      532     2     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
F.E.A.R
8335      1463     5     
Romance
Kisah gadis Jepang yang terobsesi pada suatu pria. Perjalanannya tidak mulus karena ketakutan di masa lalu, juga tingginya dinding es yang ia ciptakan. Ketakutan pada suara membuatnya minim rasa percaya pada sahabat dan semua orang. Bisakah ia menaklukan kerasnya dinding es atau datang pada pria yang selalu menunggunya.
It Takes Two to Tango
424      310     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...
Your Secret Admirer
2297      796     2     
Romance
Pertemuan tak sengaja itu membuat hari-hari Sheilin berubah. Berubah menjadi sesosok pengagum rahasia yang hanya bisa mengagumi seseorang tanpa mampu mengungkapkannya. Adyestha, the most wanted Angkasa Raya itulah yang Sheilin kagumi. Sosok dingin yang tidak pernah membuka hatinya untuk gadis manapun, kecuali satu gadis yang dikaguminya sejak empat tahun lalu. Dan, ada juga Fredrick, laki-l...
Pertualangan Titin dan Opa
3092      1203     5     
Science Fiction
Titin, seorang gadis muda jenius yang dilarang omanya untuk mendekati hal-hal berbau sains. Larangan sang oma justru membuat rasa penasarannya memuncak. Suatu malam Titin menemukan hal tak terduga....
Aku Bukan Kafir!
9192      2204     6     
Inspirational
Pemuda itu bernama Arman, suku jawa asli yang lahir dari seorang buruh sawah di daerah pelosok Desa Peloso, salah satu Desa di Jombang. Ngatini adalah adik dari almarhumah Ibu kandung Arman yang naik ranjang, menikah dengan Pak Yusup yang biasa dipanggil Lek Yusup, Bapak kandung Arman, yang biasa dipanggil Lek Yusup oleh orang-orang sawah. Sejak kecil Arman selalu ikut Lek Yusuf ke sawah. Hingga ...
Stuck In Memories
14052      2739     16     
Romance
Cinta tidak akan menjanjikanmu untuk mampu hidup bersama. Tapi dengan mencintai kau akan mengerti alasan untuk menghidupi satu sama lain.
Kamu!
1966      761     2     
Romance
Anna jatuh cinta pada pandangan pertama pada Sony. Tapi perasaan cintanya berubah menjadi benci, karena Sony tak seperti yang ia bayangkan. Sony sering mengganggu dan mengejeknya sampai rasanya ia ingin mencekik Sony sampai kehabisan nafas. Benarkah cintanya menjadi benci? Atau malah menjadikannya benar-benar cinta??
Dunia Gemerlap
19342      2853     3     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?