Read More >>"> Be My Girlfriend? (13.) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Be My Girlfriend?
MENU
About Us  

"What's life without a little risk?"
•••

Kyungsoo's pov
Pagi ini, Haneul hyung  tidak ada lagi di kasurnya. Kemana dia? Aku mencari-cari ponselku yang ternyata terletak di meja samping tempat tidur.
"Kyungie~
Hyung akan pergi sebentar,
Mungkin malam ini hyung baru tiba di hotel.
Hyung ada urusan sebentar.
Untuk sementara, jangan terlalu dekat dengan Vina dulu, Kyungsoo-ya..
Aku harus memastikan sesuatu tentang dia.
Jaga teleponmu, aku akan meneleponmu kapan saja, dan kau harus mengangkatnya. Itu penting.
Ps:jangan kangen ya.
-Haneul."
Aku membaca note yang ditempelkan Haneul hyung diatas ponselku. Aku meremasnya dan membuangnya ke lantai.
Apa maksudnya jangan mendekati Vina sementara? Apa yang mau hyung pastikan?
Pasti dia sedang bercanda.
Dia yang menyuruhku mendekati Vina dan mendesakku supaya membuat Vina jatuh cinta padaku.
Aku menekan tombol nomor hyung tetapi tidak ada jawaban. Dua kali, sampai akhirnya aku menyerah.
Hari ini harus sesuai rencana. Aku tidak mau mengingkar janji pertemuanku dengan Vina.
Jam sudah menunjukkan pukul 12. Pasti aku telat bangun karena kemarin aku tidak bisa tidur. Mungkin, terlalu senang?
Aku tersadar harus bergegas untuk siap-siap menemui Vina untuk makan bersama setelah melihat jam.
Setelah berpakaian lengkap dengan topi dan masker, aku bergegas keluar.
"Tidak lupa, menyisir rambut~" Yah, walaupun rambutku baru sedikit yang tumbuh, aku tetap harus menyisirnya.
1485. Jadi ingat EXOL.
TING TONG
Aku membunyikan bel dan mengetuknya pelan, berharap akan cepat dibuka dan cepat pergi. Jujur, aku sangat lapar.
"Siang, Oppa. Ayo kita pergi, kau pasti lapar. Didekat sini, ada restoran korea yang terkenal, bagaimana?" Vina membuka pintu dan membiarkan dirinya keluar sambil menutup kembali pintu hotelnya.
"Ya, tidak apa. Ayo kita kesana." Aku menjawabnya sambil melihat outfit yang ia kenakan hari ini. Sexy.
Ia memakai boyfriend's sweater dan menutupi sebagian dari celana pendeknya. Rambutnya diikat ke atas, memperlihatkan bagian lehernya yang tidak tertutup rambut.
Ia memegang ujung bajuku dan sedikit berlari mengejar lift yang akan turun.
Kami berjalan sambil mengobrol tentang EXO ataupun tentang buku yang akan ia buat selanjutnya.
Jujur, aku suka membaca, dan buku yang kubaca biasanya tidak banyak orang yang tau, tapi Vina, dia mengetahui semua buku yang kubaca. Dia memiliki sense yang sama denganku.
Kami pun makan dan menghabiskannya dengan cepat. Restoran korea ini memang enak, apalagi bibimbapnya yang divariasi bersama kimchi jjigae. Aku harus mencoba membuatnya di dorm.
"Aku akan membeli beberapa makanan dan snack dulu disana, Oppa. Untuk nanti saat menonton film. Tunggu sebentar?" Vina memecah keheningan.
"Yeah, sure." Aku melihatnya keluar dan menuju mini market di seberang. Dia terlihat sangat mungil.
Selama beberapa menit aku menunggu dan memerhatikannya, ia akhirnya keluar dengan membawa dua kantung kresek besar. Aku menahan tawaku. Dia bisa menghabiskan semuanya?
Aku langsung keluar dan menemuinya di depan minimarket, mengambil kedua kantung kresek itu dari tangannya.
"Hehehe, thank you, Soo Oppa. Kau sangat membantu." Baru kali ini aku merasa sangat diandalkan. Padahal hanya membantu membawakan dua kantung kresek besar dari anak kecil.
Aku mengangguk dan tersenyum ke arahnya. Tapi, aku yakin dia tidak bisa melihatnya, karena aku memakai masker dan topi yang menutupi hampir seluruh wajahku.
Aku mengantarnya sampai ke kamarnya dan meletakkan barang-barang itu di meja.
"Kau boleh tinggal disini sampai malam nanti, lagipula, manajermu sedang pergi? Kau butuh teman, kan?" Mana mungkin menolak kesempatan emas ini?
"Kalau begitu, siap dengan movie marathon?" Aku melepas topi dan maskerku.
"Sekarang?"
"Kapan lagi?"
"Baiklah!"
Aku tersenyum melihatnya sangat semangat dengan hal menonton film. Aku pun membuka dvd player dan memainkannya di TV.
"Oh, apa kau tidak keberatan kalau di kasur? Tenang, aku tidak akan berbuat apa-apa padamu, Oppa. Haha" dia menepuk-nepuk samping tempat tidurnya, menyuruhku duduk disana.
Aku yang takutnya berbuat apa-apa padamu..
Pertama, kami menonton film yang diperankan GongYoo sunbaenim dan alhasil mata kami saling berkaca-kaca. Aku menahan supaya airmataku tidak jatuh. Pria tegar tidak akan menangis didepan wanita.
Lanjut film kedua, aku merasakan lengan dan kaki kami yang sesekali bersentuhan. Aku berusaha fokus pada film, supaya dedek didalam celana tidak bangun.
Berhubung film kedua horror, aku melihat Vina kembali menutupi mata dan telinganya sekaligus. What a talent.
Aku tidak bisa menahan tawa melihatnya. Film horror berasa film komedi.
Orang yang merasa kutertawakan seketika menjauhkan dirinya dan menatapku sengit. Ia menarik selimutnya sehingga aku sama sekali tidak mendapat bagian.
Entah kenapa aku ingin memeluknya.
Aku tidak suka disentuh ataupun menyentuh orang lain, tapi Vina.. lagi-lagi dia membuatku berbuat sesuatu yang belum pernah kulakukan.
Aku mengusap kepalanya, membuat rambutnya berantakan, memegang lengannya dan menariknya untuk mendekat.
Saat aku menariknya, ia menolak dengan bersikeras duduk di tempatnya. Aku pun berjalan dan berlutut di sela sela kakinya.
Aku menghadapnya, menatap matanya lurus-lurus, menarik lengannya pelan sehingga memperkecil jarak diantara kami.
Aku mengangkat tangannya, mengalihkan pandanganku dan memerhatikan tangan kecil itu dengan seksama, seakan mempelajari setiap garis yang ia punya.
Jariku berlahan mengisi tiap sela-sela jarinya, menggenggamnya dengan penuh arti.
Tanpa memutus pegangan tangan kami, tanganku yang satu lagi mengelus rambutnya lembut, mengambil sedikit dan menyematkannya di belakang telinga.
Aku menurunkan tanganku menuju pipinya, membuat putaran kecil dengan ibu jariku.
Kami saling bertatapan.
Aku mendekatinya, membuat bibir kami hampir bersentuhan.

TRIIIIIIING TRIIIIIIING
wtf
Aku melepas tanganku dan berdiri menjauh darinya, mengambil ponselku, dan mengangkat telepon dari Haneul Hyung.
"Hyung."
"Kyungsoo, kita salah target. Menjauh dari Vina sekarang, sebelum dia benar-benar mencintaimu."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Werewolf Game
429      307     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Pesona Hujan
918      489     2     
Romance
Tes, tes, tes . Rintik hujan kala senja, menuntun langkah menuju takdir yang sesungguhnya. Rintik hujan yang menjadi saksi, aku, kamu, cinta, dan luka, saling bersinggungan dibawah naungan langit kelabu. Kamu dan aku, Pluviophile dalam belenggu pesona hujan, membawa takdir dalam kisah cinta yang tak pernah terduga.
I'm Possible
5520      1485     1     
Romance
Aku mencintaimu seiring berjalannya waktu, perasaanku berubah tanpa ku sadari hingga sudah sedalam ini. Aku merindukanmu seiring berjalannya waktu, mengingat setiap tatapan dan kehangatanmu yang selalu menjadi matahariku. Hingga aku lupa siapa diriku. -Kinan Katakan saja aku adalah separuh hidupmu. Dengan begitu kamu tidak akan pernah kehilangan harapan dan mempercayai cinta akan hadir tepat ...
Popo Radio
9176      1819     19     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
Melankolis
2746      1011     3     
Romance
"Aku lelah, aku menyerah. Biarkan semua berjalan seperti seharusnya, tanpa hembusan angin pengharapan." Faradillah. "Jalan ini masih terasa berat, terasa panjang. Tenangkan nafsu. Masalah akan berlalu, jalan perjuangan ini tak henti hentinya melelahkan, Percayalah, kan selalu ada kesejukan di saat gemuruh air hujan Jangan menyerah. Tekadmu kan mengubah kekhawatiranmu." ...
Bottle Up
2407      1074     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
CINTA DALAM DOA
2108      841     2     
Romance
Dan biarlah setiap doa doaku memenuhi dunia langit. Sebab ku percaya jika satu per satu dari doa itu akan turun menjadi nyata sesungguhnya
Bintang Biru
2455      872     1     
Romance
Bolehkah aku bertanya? Begini, akan ku ceritakan sedikit kisahku pada kalian. Namaku, Akira Bintang Aulia, ada satu orang spesial yang memanggilku dengan panggilan berbeda dengan orang kebanyakan. Dia Biru, ia memanggilku dengan panggilan Bintang disaat semua orang memanggilku dengan sebutan Akira. Biru teman masa kecilku. Saat itu kami bahagia dan selalu bersama sampai ia pergi ke Negara Gingsen...
Masalah Sejuta Umat
1547      666     2     
Humor
Segelintir cerita yang mungkin mewakili perasaan banyak umat di muka bumi. Jangan di bawa serius! hanya berbagi pengalaman dari generasi yang (pernah) galau . Beragam pengalaman menarik kehidupan seorang pemuda pekerja di dunia nyata. Di bumbui sedikit kisah romantis dalam drama dunia kerjanya. Selamat menikmati kegalauan! 😊
Somehow 1949
8265      2011     2     
Fantasy
Selama ini Geo hidup di sekitar orang-orang yang sangat menghormati sejarah. Bahkan ayahnya merupakan seorang ketua RT yang terpandang dan sering terlibat dalam setiap acara perayaan di hari bersejarah. Geo tidak pernah antusias dengan semua perayaan itu. Hingga suatu kali ayahnya menjadi koordinator untuk sebuah perayaan -Serangan Umum dan memaksa Geo untuk ikut terlibat. Tak sanggup lagi, G...